LAPORAN PENDAHULUAN
PADA Ny. S DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELLITUS
TIPE 2 DI KAMAR 6 BED 3 RUANG PERAWATAN
LONTARA 1 BAWAH BELAKANG RSUP. dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
Oleh :
NURWAHIDAH, S.Kep.
NIM: 70900119011
(…………………….……..) (…………………………......)
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya bisa menyusun dan
menyajikan laporan pendahuluan ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan laporan
pendahuluan ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun laporan pendahuluan
selanjutnya.
Akhir kata, semoga segala bantuan dari berbagai pihak demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan pendahuluan ini mendapat balasan di sisi Allah Swt dan
dengan kerendahan hati saya berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat
memberikan manfaat kepada saya khususnya dan pembaca pada umumnya.
Nurwahidah, S.Kep
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan
penyakit vascular mikroangiopati. (Fatimah. 2015)
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau
berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta
pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin
dependent diabetes mellitus (Fatimah. 2015).
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya
hiperglikemia yang disebabkan oleh ketidak mampuan dari organ pancreas
untuk memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target
tersebut. Abnormalitas pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
ditemukan pada penderita penyakit diabetes mellitus terjadi dikarenakan
kurangnya aktivitas insulin pada sel target (Antari dan Esmond. 2017)
B. Etiologi
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2,
berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah,
faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain.
1. Obesitas (kegemukan) Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan
kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%.
C. Patofisiologi
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin
secara cukup sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan gula dalam
darah yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Glukosa secara normal
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.Glukosa dalam tubuh dibentuk
di dalam hati dari makanan yang dikonsumsi ke dalam tubuh. Insulin
merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas yang berfungsi untuk
memfasilitasi atau mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur
produksi dan penyimpanannya.
Defisiensi insulin ini menyebabkan penggunaan glukosa dalam tubuh
menurun yang akan menyebabkan kadar glukosa darah dalam plasma tinggi
atau hiperglikemi. Keadaan hiperglikemi ini akan menyebabkan terjadinya
glukosuria dikarenakan glukosa gagal diserap oleh ginjal ke dalam sirkulasi
darah dimana keadaan ini akan menyebabkan gejala umum diabetes mellitus
yaitu polyuria, polydipsia, dan polyphagia (Antari dan Esmond, 2017).
D. Manifestasi klinis
Seseorang dapat dikatakan menderita diabetes mellitus apabila ia
menderita dua dari tiga gejala. Gejala-gejala yang dikenal dengan “keluhan
trias” ini adalah banyak kencing (dalam istilah medis dikenal dengan istilah
poliuria), banyak minum (polidipsi), dan penurunan berat badan. Selain ketiga
E. Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah ; meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih
Aseton plasma ; Positif secara mencolok.
Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330
mOsm/l.
Elektrolit :
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluller),
selanjutnya akan menurun.
Fospor : Lebih sering menurun.
Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup
SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan
kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
Trombosit darah: Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ), leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan
fungsi ginjal).
F. Komplikasi
Kadar gula darah yang tinggi juga dapat menimbulkan komplikasi jika
tidak dikendalikan. Peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang lama bisa
merusak pembuluh darah, jantung, otak, mata, ginjal, saraf, kulit, dan jaringan
tubuh lainnya. Menurut Khasanah (2012), beberapa komplikasi diabetes
mellitus tersebut sebagai berikut.
1. Hipertensi dan Penyakit Jantung: Gula yang terlalu tinggi dalam darah
dapat menempel pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
menebal. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan
kadar lemak dalam darah meningkat. Hal ini akan memepercapat
terjadinya penyempitan pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah
meningkat dan terjadilah hipertensi.
2. Katarak: Katarak dalah penyalit atau kerusakan pada mata yang
menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh,
sehingga cahaya tidak dapat menembusnya. Kaitannya dengan penyakit
diabetes mellitus, katarak merupakan efek sekunder yang timbul dari
penyakit ini.
G. Penatalaksanaan
Secara umum, pengendalian DM dimasukkan untuk mengurangi gejala,
membentuk berat badan ideal, dan mencegah akibat lanjut atau komplikasi.
Dengan demikian, prinsip dasar manejemen pengendalian atau penanganan
DM meliputi:
1. Pengaturan makanan; yang pertama dan kunci manejemen DM, yang
sekilas tampaknya mudah tapi kenyataannya sulit mengendalikan diri
terhadap nafsu makan.
2. Latihan jasmani
3. Perubahan perilaku risiko
4. Obat anti diabetic
5. Intervensi bedahh: sebagai pilihan terakhir, kalau memungkinkan dengan
cangkok pankreas
H. Pencegahan
Pemahaman dan partisipasi pasien juga sangat penting karena tingkat
glukosa darah selalu berubah-ubah. Sebab, kesuksesan menjaga gula darah
dalam batasan normal dapat mencegah komplikasi diabetes. Sementara itu,
faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah berhenti merokok,
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Identitas penanggung jawab pasien
3. Keuhan utama
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
6. Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya,mendapat
terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur
atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi
penyakitnya.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas Atau Istirahat
Gejalnya: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan. Kram otot, tonus
otot menurun. Gangguan tidur atau istirahat
Tanda: Tachicardia dan tachipnea pada keadaan istirahat atau dengan
aktivitas, Letargi atau disorientasi. Koma Penurunan kekuatan otot.
b. Sirkulasi.
Gejala: Adanya riwayat HT; IM akut Klaudasi , kebas, dan kesemutan
pada ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda: Tachicardia, perubahan TD postural: HT Nadi yang menurun
Disritmia Krekes; DVJ (GJK) Kulit panas, kering dan kemerah
merahan; bola mata cekung.
c. Integritas ego
Gejala: stress; tergantung pada orang lain masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
Tanda: ansietas, peka rangsang
d. Eliminasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
Kategori : Nyeri
Sub kategori : Nyeri dan Kenyamanan
Kode : D. 0077
a. Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan (PPNI,2016).
b. Penyebab (PPNI,2016).
1) Agen pencedera fisiologis (mis., inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis., terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis., abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
c. Gejala dan Tanda Mayor (PPNI,2016)
1) Subjektif
a) Mengeluh nyeri
2) Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis.,waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
d. Gejala dan Tanda Minor (PPNI,2016)
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
a. Tujuan dan Kriteria hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil:
1) Keluhan nyeri menurun
2) Meringis menurun
3) Kesulitan tidur menurun
4) Frekuensi nadi membaik
b. Intervensi keperawatan
Manajemen Nyeri :
1) Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
R: Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri merupakan hal yang amat penting untuk
Antari dan Esmond. 2017. Diabetes Melitus Tipe 2. Dalam Rangka Menjalani
Kepaniteraan Klinik Madya Di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rsup Sanglah
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Fatimah, Restyana Noor. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2 Medical Faculty,
Lampung UniversityJ MAJORITY | Volume 4 Nomor 5
Davey, Patrick. 2015. 64 ManifestasiKlinikdan 146 PenyakitMedis. Jakarta:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Standar Diagnosis Keperawtan
Indonesia (SDKI) Definisi dan Indikator Diagnostik.Edisi 1.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) .Standar Intervensi Keperawtan
Indonesia (SIKI) Definisi dan Tindakan Keperawatan.Edisi 1 Cetakan II.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Standar Luaran Keperawtan
Indonesia (SLKI) Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1 Cetakan
II.