Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

KEGAWATDARURATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT


HIPOGLIKEMIA

DISUSUN OLEH :

ANGGUN SINTYA DEWI

ANJAR DWI SURYA RAMADHANI

CINDI WULANDARI 2026010032.P

DIYOSI FITRIANI

FENI DESTIA NINGSIH

KELAS KONVERSI KEPERAWATAN SEMESTER I

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES TRI MANDIRI SAKTI
PROVINSI BENGKULU
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “ Askep Keperawatan Pada Klien
Dengan Penyakit hipoglikemia dengan baik tanpa hambatan.Dengan selesainya
makalah ini disusun, kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada yang Terhormat Dosen Pembimbing kami serta kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini.Walaupun makalah ini telah
selesai,namun karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki,sehingga
makalah ini jauh dari sempurna,sehingga besar harapan kami untuk menerima
saran dan kritik yang bersifat konstruktif.

Kami mengucapkan selamat membaca semoga makalah ini ada


manfaatnya bagi pembaca pada umumnya dan ilmu pengetahuan khususnya.

Curup, 09 juni 2020

Kelompok I
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Definisi .....................................................................................................
2.2 Etiologi .....................................................................................................
2.3 Tanda dan gejala ......................................................................................
2.4 Patofisiologi .............................................................................................
2.5 Pathway/WOC (Web Of Caution)............................................................
2.6 Penatalaksanaan .......................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


3.1 Pengkajian................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................
3.3 Intervensi Keperawatan ...........................................................................

BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

4.1 Pengkajian................................................................................................
4.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................
4.3 Intervensi Keperawatan ...........................................................................

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................
5.2 Saran ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar


gula darh dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan
beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan
tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan
(berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan
kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan
berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah,
lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi,
gangguan penglihatan, kejang dan koma.
Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan
otak yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan
fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini
paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik
per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi
pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah
habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya
terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan
lebih sering terjadi dan lebih berat.
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain
(sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan
kadar gula darahnya. Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan
maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah.
Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-
diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.
Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker,
kekurangan gizi, kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang
berat. Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker)
juga bisa menyebabkan hipoglikemia.

1.2 Tujuan

Dengan pembuatan makalah ini kami berharap komponen kesehatan


khususnya perawat agar lebih mengetahui dan memahami tentang hal-hal
yang berkaitan dengan hipoglikemia, sehingga pada akhirnya dapat
bermanfaat bagi diri sendiri maupun klien dan keluarganya.

1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian hipoglikemia
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi hipoglikemia
1.3.3 Untuk mengetahui manifestasi klinik dari hipoglikemia
1.3.4 Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya hipoglikemia
1.3.5 Untuk mengetahui Pathway/WOC hipoglikemia
1.3.6 Untuk mengetahui penatalaksanaan hipoglikemia
1.3.7 Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
hipoglikemia
1.3.8 Untuk mengetahui asuhan keperawatan teoritis pada pasien dengan
hipoglikemia
1.3.9 Untuk mengetahui asuhan keperawatan kasus pada pasien dengan
hipoglikemia
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Hipoglikemia = Hipoglikemia murni=True hypoglicemy=gejala


hipoglikemia apabila gula darah < 60 mg/dl.(Dr Soetomo ,1998). Definisi
kimiawi dari hipoglokemia adalah glukosa darah kurang dari 2,2 m mol/l,
walaupun gejala dapat timbul pada tingkat gula darah yang lebih tinggi.
(Petter Patresia A,1997). Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa
darah puasa(true glucose) adalah 60 mg %,dengan dasar tersebut maka
penurunan kadar glukosa darah di bawah 60 mg%. (Wiyono ,1999). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa Hipoglikemia adalah glukosa darah rendah, terjadi
pada atau tergantung pada kadar gula atau glukosa di dalam tubuh lebih
rendah dari kebutuhan tubuh.

2.2 Etiologi

a.   Hipoglikemia pada stadium dini


b.   Hipoglikemia dalam rangka pengobatan DM
1)     penggunaan insulin
2)      penggunaan sulfonylurea
3)      bayi yang lahir dari ibu pasien DM
c.   Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM
1)      hiperinsulinesme alimenter pasca gastrektomi
2)      insulinoma
3)      penyakit hati berat
4)      tumor ekstra pankreatik,fibrosarkoma,karsinoma ginjal
5)      hipopituitarism,  (Mansjoer A, 1999: 602).

2.3 Tanda Dan Gejala


Gejala-gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase yaitu :

Fase  I : gejala-gejala aktivas pusat autonom dan hipotalamus sehingga         


hormon epinefrin di lepaskan, gejala awal ini merupakan peringatan karena
saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil tindakan yang perlu untuk
mengatasi hipoglikemia lanjut.

Fase II: gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi


otak,karena itu di namakan gejala neurologist.

Penelitian pada orang yang bukan diabetes menunjukan adanya


gangguan fungsi otak yang lebih awal dari fase I dan di namakan ganguan
fungsi otak subliminal, di samping gejala yang tidak khas. Kadang-kadang
gejala fase adrenergic tidak muncul dan pasien langsung jauh pada fase
gangguan fungsi otak, terdapat dua jenis hilangnya kewaspadaan, yaitu akut
dan kronik. Yang akut misalnya : pada pasien DMT I dengan glukosa darah
terkontrol sangat ketat mendekati normal, adanya neuropati autonom pada
pasien yang sudah lama menderita DM, dan menggunakan beta bloker yang
non selektif,kehilangan kewaspadaan yang kronik biasanya irreversible dan di
anggap merupakan komplikasi DM yang serius. Sebagai dasar diagnosis
dapat di gunakan trias whipple, yaitu hipoglikemia dengan gejala-gejala saraf
pusat, kadar glukosa kurang dari 50 mg% dan gejala akan menghilang dengan
pemberian glukosa. Factor-faktor yang dapat menimbulkan hipoglikemia
berat dan berkepanjangan adalah kegagalan sekresi hormone glukagen dan
adrenalin pasien telah lama menderita DM) adanya antibody terhadap insulin,
blockade farmakologik (beta bloker non selektif), dan pemberian obat
sulfonylurea (obat anti DM yang berkasiat lama). (Mansjoer A, 1997 :  603).

Pertama, hipoglikemia dalam diabetic adalah lebih umum


ketimbang ketoasidosis, meskipun sebagian besar penyebaran terdapat
pada kelompok ketergantungan insulin.Kedua awitan dari hipoglikemia
adalah lebih cepat dan manifestasinya adalah lebih bervariasi, sering
terjadi dengan cara yang tidak jelas sehingga dapat mengelakan perhatian
seseorang sampai orang tersebut tidak menyadari apa yang sesungguhnya
yang sedang terjadi dan tidak mampu untuk mencarari pengobatan yang
tidak sesuai, sehingga reaksi hipoglikemia akibat insulin dapat terjadi di
tengah-tengah kehidupan sehari-hari pasien.Yang setidaknya dapat
memalukan dan yang lebih buruk sangat membahayakan. Ketiga meskipun
pemulihan yang berarti dan hipoglikemia dapat cepat dan sempurna dalam
beberapa menit setelah pengobatan yang sesuai, banyak pasien secara
emosional (kemungkinan secara psikologis) tetap terguncang selama
beberapa jam atau bahkan selama beberapa hari setelah reaksi insulin.
Akhirnya dalam kondisi hipoglikemia ekstrim, masih mempunyai
kemungkinan untuk menyebabkan kerusakan otak permanen dan bahkan
fatal.(Ester,2000:464).
Di kutip dari Karen Bruke 2005 :1478 ada beberapa tanda gejala
ataupun Manifestasi klinis yang  meliputi:
-          Lapar        
-          Mual-muntah
-          Pucat,kulit dingin
-          Sakit kepala
-          Nadi cepat
-          Hipotensi
-         Irritabilitas

Manifestasi sebab perubahan fungsi serebral


-     Sakit kepala
-          Koma
-          Kesulitan dalam berfikir
-          Ketidakmampuan dalam berkonsentrasi

2.4 Patofisiologi
Ketergantungan otak pada setiap saat pada glukosa yang disuplai
oleh sirkulasi diakibatkan oleh ketidakmampuan otak untuk membakar asam
lemak yang panjang, kurangnya simpanan glukosa sebagai glukogen didalam
otak orang dewasa dan ketidaksetiaan ketin dalam fase makan atau kondisi
post absortif. Saat gula darah turun, tiba – tiba otak mengendali defisiensi
energinya setelah kadae serum menurun jauh dibawah sekitar 45 mg/dl.
2.5 Pathways/WOC
2.6 Penatalaksanaan

Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit


setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet
glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau segelas susu. Seseorang yang
sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes), hendaknya
selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan
sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun bukan,
sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung
karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika
hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk
memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena
untuk mencegah kerusakan otak yang serius. Seseorang yang memiliki resiko
mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu membawa glukagon.
Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang
merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat
di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya
mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Tumor penghasil insulin
harus diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, diberikan obat
untuk menghambat pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Bukan
penderita diabetes yang sering mengalami hipoglikemia dapat menghindari
serangan hipoglikemia dengan sering makan dalam porsi kecil.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian

A. Pengkajian Primer (Primary Survey)

1. Pemeriksaan fisik berdasarkan prinsip ABCD

A (Airway)

Kaji adanya sumbatan jalan nafas dan tanda-tanda bila terjadi


hambatan jalan nafas

B (Breathing)

Kaji pernafasan klien dengan cara Look, Listen and Feel

1. Look : lihat ada pergerakan dada atau tidak


2. Listen : dengar jika ada suara nafas tambahan (snoring, gargling,
crowing)
3. Feel : rasakan hembusan nafas klien

C (Circulation)
Pada pemeriksaan fisik circulation data yang diperoleh adalah detak
jantung meningkat serta akral dingin dan pucat

D (Disability)
Kesadaran menurun sampai koma karena otak kekurangan suplai
glukosa. Untuk menilai kesadaran kita juga dapat menggunakan
metode AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsive) dengan cara :
A : Korban sadar, jika tidak segera lanjutkan dengan Verbal
V : Coba memanggil klien dengan keras di dekat telinga klien, jika
tidak ada respon lanjut ke Pain
P : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah
adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku),
selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada
(sternum) dan juga areal diatas mata (supra orbital).
U : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi
maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
E (Exposure) : Pada exposure kita melakukan pengkajian secara
menyeluruh, hipoglikemia lebih sering terjadi pada klien dengan
riwayat diabetes mellitus kita harus mengkaji apakah ada
luka/infeksi pada tubuh klien. Pemeriksaan fisik Review of
System (ROS)
a. Pernafasan (B1)
b. Kardiovaskuler (B2)
Palpitasi, Akral dingin dan pucat, berkeringat meski suhu
normal
c. Persyarafan (B3)
Agresif, emosi labil, pusing, penglihatan kabur/ganda, parestesia
bibir dan jari, kejang, penurunan kesadaran-koma
d. Perkemihan (B4)
Poliuria pada kasus hipoglikemi akibat diabetes mellitus
e. Pencernaan (B5)
Rasa lapar timbul akibat efek pelepasan epinefrin(adrenalin)
f. Muskuloskeletal dan integument (B6)
Kelemahan dan mudah capek saat melakukan aktivitas

B. Secondary Survey
Primary survey dan resusitasi harus terselesaikan sebelum
dilakukan secondary survey. Jika, selesai dilakukan primary survey
kondisi pasien tidak stabil maka harus dilakukan tahap pengulangan
sampai kondisi pasien stabil.
Riwayat AMPLE membantu rencana perawatan pasien :
a. Allergies
b. Medication
c. Past illness/pregnancy
d. Late Ate or drank
e. Events/ Environment related to the injury

C. Anamnesa
1.   Identitas
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status
perkawinan, dan penanggung biaya.
2.   Keluhan Utama
Biasanya pasien mengeluh pusing, lemah dan penurunan
konsentrasi.
3.   Riwayat penyakit saat ini
Berisi tentang kapan terjadinya hipoglikemia, apa yang dirasakan
klien dan apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi sakitnya.
4.   Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya penyakit yag diderita seperti diabetes mellitus,
hepatitis, sirosis hepatis, gagal ginjal dan penyakit lainnya yang
berhubungan dengan hipoglikemia. Kaji riwayat penggunaan obat,
konsumsi alcohol, aktivitas fisik yang dilakukan dan asupan
makanan.
5.   Riwayat penyakit keluarga
Kaji adanya penyakit keluarga yang bisa menimbulkan
hipoglikemia seperti diabetes mellitus, hepatitis
6.   Pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual
Berhubungan dengan perasaan dan emosi yang di alami pasien
mengenai kondisinya.
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan kadar glukosa darah rendah adalah 60mg/dl atau
kurang

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. Resiko aspirasi b.d penurunan kesadaran
b. Resiko cidera b.d penurunan kesadaran dan gangguan penglihatan
c. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan berlebih
d. Nyeri akut b.d vasodilatasi pembuluh  darah intracranial
e. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
f. Hambatan komunikasi verbal b.d efek adregenic: parestesia bibir
3.3 Intervensi Keperawatan

No Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (PPNI 2018)
(PPNI 2016)
1. -
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah
plasma puasa kurang dari 50 mg/%. Type hipoglikemi digolongkan menjadi
beberapa jenis yakni antara lain Transisi dini neonatus ( early Transitional
neonatal),  Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal),
Sekunder (Scondary), Berulang ( Recurrent). Gejala hipoglikemia yang sering
terjadi adalah sering merasa ngantuk,lemas,dan sering sakit kepala. Hal ini
tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Untuk menjaga agar kadar gula selalu
normal,perhatikan pola makan ,olah raga ringan  secara teratur untuk
membantu pembakaran glukosa menjadi nergi dan merangsang produksi
insulin,hindarkan stress atau gangguan emosional lainnya dan disiplin minum
obat sesuai anjuran dokter

5.2 Saran
Kesadaran mengontrol gula darah adalah cara yang biasa di
lakukan oleh setiap warga masyarakat, kami sangat menyarankan agar
masyarakat sadar akan penyakit yang akan timbul jika tidak mengontrol gula
darah masing-masing. Kami berharap makalah ini bisa menjadi tambahan
referensi pengetahuan mengenai penyakit hipoglikemia.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
(2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai