Puji syukur kami sampaikan khadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok enam yang berjudul
“HIPOGLIKEMIA” . Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu kelompok kami selalu membuka diri untuk
setiap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang
membantu,baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Akhirnya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan kelompok.
Kelompok 2A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................
2.1 Defenis.................................................................................... 3
2.2 Etiologi.................................................................................... 4
2.3 Manifestasi Klinis.................................................................... 5
2.4 Penatalaksanaan....................................................................... 6
2.5 Terapi Hipoglikemia................................................................ 7
2.6 Asuhan Keperawatan ……………………………………...... 10
BAB 3 PENUTUP..................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.latar Belakang
Federasi Diabetes Internasional dalam Hartono (2011), menyatakan bahwa Tiap 10 detik
satu orang meninggal dunia karena diabetes dan World Health Organisation (WHO) menyatakan
bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia dalam jumlah penderita diabetes,
tahun 2000 terdapat 5,6 juta penderita & 2006 menjadi 14 juta & 21 juta jiwa tahun 2025.
Diantara provinsi yang ada di Indonesia, jawa tengah memiliki prevalensi diabetes yang cukup
tinggi. prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2011 sebesar 0,09%, mengalami peningkatan bila dibandingkan prevalensi tahun 2010
sebesar 0,08%. Jumlah penderita hipoglikemia sebesar 11 pasien dari 1169 pasien penderita
diabetes tipe II di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi tahun 2012 dari bulan
Januari sampai dengan bulan Juni. Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling sering
muncul pada penderita diabetes mellitus.
Hipoglikemia adalah menurunnya kadar glukosa darah yang menyebabkan kebutuhan
metabolik yang diperlukan oleh sistem saraf tidak cukup sehingga timbul berbagai keluhan dan
gejala klinik (Admin, 2012). Hipoglikemia berdampak serius pada morbiditas, mortalitas dan
kualitas hidup. The diabetes Control and Complication Trial (DCCT) melaporkan diperkirakan
2-4% kematian orang dengan diabetes tipe 1 berkaitan dengan hipoglikemia. Hipoglikemia juga
umum terjadi pada penderita diabetes tipe 2, dengan tingkat prevalensi 70-80% (Setyohadi,
2011).
2.1.2 Etiologi
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor tertentu seperti [ CITATION
Mad17 \l 1057 ] :
1. Dosis Suntikan Insulin Terlalu Banyak
Saat menyuntikkan insulin, dosisnya harus sesuai dengan kondisi gula darah saat itu.
Celakanya, kadang pasien tidak dapat memantau kadar gula darahnya sebelum di suntik
sehingga dosis yang di suntikkan tidak sesuai dengan kadar gula darah saat itu.
Sebaiknya bila menggunakan insulin suntik pasien harus memiliki monitor atau alat
periksa gula darah sendiri.
2. Lupa Makan Atau Makan Terlalu Sedikit
Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan kerja lambat dua kali
dan kerja cepat sesaat sebelum makan. Kadar insulin dalam darah harus seimbang
dengan makanan yang dikonsumsi. Jika makanan yang dikonsumsi kurang,
keseimbangan ini terganggu dan terjadilah hipoglikemia.
3. Aktivitas Terlalu Berat
Olahraga atau aktivitas berata lainnya memiliki efek yang mirip dengan insulin, saat
berolahraga, anda menggunakan glukosa darah yang banyak sehingga kadar glukosa
darah akan menurun. Oleh sebab itu, olah raga merupakan cara yang baik untuk
menurunkan kadar gula darah tanpa menggunakan insulin.
4. Menggunakan Tipe Insulin Yang Salah Pada Malam Hari
Pengobatan diabetes yamg intensif terkadang mengharuskan anda mengkonsumsi obat
diabetes pada malam hari terutama yang bekerja secara lambat. Jika anda salah dalam
mengkonsumsi obata, misalnya anda meminum obat insuln kerja cepata di malam hari,
saat bangun pagi anda bisa mengalami hipoglikemia.
5. Kesalahan Waktu Pemberian Obat
Tiap-tiap obat insuline sebaiknya di konsumsi menurut waktu yang di anjurkan. Anda
harus mengetahui dan mempelajari dengan baik kapan sebaiknya obat di suntik atau di
minum sehingga kadar glukosa darah menjadi seimbang.
2.1.4 Penatalaksanaan
1. Terapi Umum
a. Istirahat : rawat di ruangan gawat darurat
b. Diet
c. Medicamentosa
1) Obat pertama : segera berikan iv glukosa 40% sebanyak 50 ml. Setengah
jam kemudian diberikan lagi 10-50 ml glukosa 40% setiap 10-20 menit
sampai penderita sadar, dan seterusnya dapat diberikan peroral. Bila
penderita masih sadar diberikan larutan gula sampai keluhan menghilang
2) Obar alternatif : glukagon 1-2 mg IM/SC [ CITATION Hal141 \l 1057 ]
Dapat juga dilakukan penatalaksanaan sebagai berikut [ CITATION Sus12 \l 1057 ] :
1. Glukosa Oral
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa darah
kapiler, 10- 20 gram glukosa oral harus segera diberikan. Idealnya dalam bentuk
tablet, jelly atau 150- 200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus
buah segar dan nondiet cola. Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena
lemak dalam coklat dapat mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan
dalam 1- 2 jam perlu diberikan tambahan 10- 20 gram karbohidrat kompleks.Bila
pasien mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu gawat, pemberian
gawat, pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa rongga hidung dapat
dicoba.
2. Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak dalam
10 menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas,
yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan
karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya
mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Kecepatan kerja glucagon
tersebut sama dengan pemberian glukosa intravena. Bila pasien sudah sadar
pemberian glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20 gram (4
sendok makan) dan dilanjutkan dengan pemberian 40 gram karbohidrat dalam
bentuk tepung seperti crakers dan biscuit untuk mempertahankan pemulihan,
mengingat kerja 1 mg glucagon yang singkat (awitannya 8 hingga 10 menit
dengan kerja yang berlangsung selama 12 hingga 27 menit). Reaksi insulin dapt
pulih dalam waktu5 sampai 15 menit.
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian glukosa
dengan konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20 menit sampai
pasien sadar disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.
2.1.5 Terapi
Untuk terapi hipoglikemia adalah sebagai berikut[ CITATION Sus12 \l 1057 ]:
a. Tiap keadaan hipoglikemia harus diberikan 50 cc D50 W dalam waktu 3-5 menit
dan nilai status pasien dilanjutkan dengan D5 W atau D10 W bergantung pada
tingkat hipoglikemi.
b. Pada hipoglikemi yang disebabkan oleh pemberian long-acting insulin maka
hipoglikemi dapat terjadi oleh karena itu infuse harus berkelanjutan.
c. Pada hipoglikemia yang disebabkan oleh pemberian diabetic oral diberikan inful
yang berkelanjutan.
d. Hipoglikemi yang disebabkan oleh glikoneogenesis yang terjadi pada Penyakit
hati, ginjal, dan jantung maka harus diatasi factor penyebab kegagalan ketiga
organ itu.
e. Hipoglikemi yang disebabkan refrakter Karena meningginya substrak
glikoneogenik yang menghambat kerja insulin maka diberikan hidrokortison 100
mg atau per glukosa infuse.
f. Hipoglikemia yang disebabkan oleh eksogenusglukagon dapat diperbaiki melalui
glikogenolisis yakni dengan pemberian glucagon. Glucagon juga diberikan pada
“prittels diabetes” dengan beribat jalan dimana hiperglikemia terjadi akibat over
insulinisasi.
Hadiatma, M. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Hipoglikemia Pada Pasien Diabetes
Melitus di Inatalansi Gawat Darurat RSUP Dr. Moewardi. Jurnal Keperawatan, 15-20.
Mubin, H. (2014). Panduan Praktis Kerdaruratan Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi. Jakarta: EGC.