Anda di halaman 1dari 18

HIPOGLIKEMIA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2A

1. HENNY CAROLIA TAMPUBOLON (032017002)


2. JEKA RANITA SEMBIRING (032017027)
3. ASRIANTI LASE (032017032)
4. CITRA TIUR ROTUA (032017035)
5. NESTA RIANG LAIA (032017049)
6. NOVIA AYU SINAGA (032017051)
7. KRISTSANORAYA LASE (032017054)

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN


T.A 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan khadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok enam yang berjudul
“HIPOGLIKEMIA” . Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu kelompok kami selalu membuka diri untuk
setiap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang
membantu,baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Akhirnya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan kelompok.

Medan, 10 Maret 2020

Kelompok 2A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................
2.1 Defenis.................................................................................... 3
2.2 Etiologi.................................................................................... 4
2.3 Manifestasi Klinis.................................................................... 5
2.4 Penatalaksanaan....................................................................... 6
2.5 Terapi Hipoglikemia................................................................ 7
2.6 Asuhan Keperawatan ……………………………………...... 10
BAB 3 PENUTUP..................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.latar Belakang
Federasi Diabetes Internasional dalam Hartono (2011), menyatakan bahwa Tiap 10 detik
satu orang meninggal dunia karena diabetes dan World Health Organisation (WHO) menyatakan
bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia dalam jumlah penderita diabetes,
tahun 2000 terdapat 5,6 juta penderita & 2006 menjadi 14 juta & 21 juta jiwa tahun 2025.
Diantara provinsi yang ada di Indonesia, jawa tengah memiliki prevalensi diabetes yang cukup
tinggi. prevalensi diabetes melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2011 sebesar 0,09%, mengalami peningkatan bila dibandingkan prevalensi tahun 2010
sebesar 0,08%. Jumlah penderita hipoglikemia sebesar 11 pasien dari 1169 pasien penderita
diabetes tipe II di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi tahun 2012 dari bulan
Januari sampai dengan bulan Juni. Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling sering
muncul pada penderita diabetes mellitus.
Hipoglikemia adalah menurunnya kadar glukosa darah yang menyebabkan kebutuhan
metabolik yang diperlukan oleh sistem saraf tidak cukup sehingga timbul berbagai keluhan dan
gejala klinik (Admin, 2012). Hipoglikemia berdampak serius pada morbiditas, mortalitas dan
kualitas hidup. The diabetes Control and Complication Trial (DCCT) melaporkan diperkirakan
2-4% kematian orang dengan diabetes tipe 1 berkaitan dengan hipoglikemia. Hipoglikemia juga
umum terjadi pada penderita diabetes tipe 2, dengan tingkat prevalensi 70-80% (Setyohadi,
2011).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep kegawatdaruratan system endokrin.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari hipoglikemia
2. Untuk mengetahui etiologi dari hipoglikemia
3. Untuk mengetahui gambaran klinis dari hipoglikemia
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hipoglikemia
5. Untuk mengetahui asuhan kegawatdaruratan: pengkajian, diagnose keperawatan,
intervensi keperawatan
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka rumusan dalam masalah
ini adalah :
1. Apa saja yang dimaksud definisi dari hipoglikemia?
2. Apa saja yang termasuk etiologi dari hipoglikemia?
3. Apa saja gambaran klinis dari hipoglikemia?
4. Bagaimana penatalaksanaan dari hipoglikemia?
5. Bagaimana asuhan kegawatdaruratan dari hipoglikemia: pengkajian, diagnose,
intervensi?
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Medis Hipoglikemia


2.1.1 Definisi
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang sering di temukan pada penderita lanjut
usia dengan diabetes yang dirawat di rumah sakit, dan ini memperburuk keluaran klinis
penderita. [ CITATION Ket18 \l 1057 ].
Pada ruang medis dan bedah umum, kejadian hipoglikemia terjadi dekitar 12 – 38%
pendetita DMT2 yang mendapat pengobatan insulin. Pada penderita kritis, prevalensi
hipoglikemia berat (glukosa darah < 40 mg/dl) berkisaran antara 5-18.7 % dengan terapi
insulin intensif. Hipoglikemia berkaitan dengan luaran penderita. Pada studi The
Nurmoglycemia In Intensive Care Evaluation Survival Using Glucose Algorithm Regulation
(NICE-SUGAR) dilaporkan hasil sebagai berikut : dari 6026 penderita 2714 (45%)
mempunyai hipoglikemia sedang, 2.237 diantaranya (82.4%) adalah dalam bentuk kelompok
kendali intensif, dan 223 penderita (3.7%) mempunyai hipoglikemia berat, 208 (93.3%)
penderita ermasuk dalam kelompok kendali intensif. Dari 3.089 penderita tanpa
hipoglikemia, 726 (23.5%) meninggal. [ CITATION Ket18 \l 1057 ]
Hipoglikemia merupakan momok yang sangat menakutkan bagi penderita diabetes.
Bila tidak segera diatasi, hipoglikemia bisa berakibat fatal. Untungnya, gejala hipoglikemia
bisa dengan mudah dikenali pasien sehingga penanganan menjadi lebih cepat [ CITATION
Mad17 \l 1057 ].
Hipoglikmia adalah penurunan kadar gula darah lebih dari 60 mg/dl yang ditandai
dengan gejala berupa keringat dingin, lemas, sampai hilang kesadaran. Hipoglikemia yang
menjadi pada penderita diabetes disebabkan oleh peningkatan konsentrasi insulin dalam
darah atau penurunan kadar glukosa darah [ CITATION Mad17 \l 1057 ]

2.1.2 Etiologi
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor tertentu seperti [ CITATION
Mad17 \l 1057 ] :
1. Dosis Suntikan Insulin Terlalu Banyak
Saat menyuntikkan insulin, dosisnya harus sesuai dengan kondisi gula darah saat itu.
Celakanya, kadang pasien tidak dapat memantau kadar gula darahnya sebelum di suntik
sehingga dosis yang di suntikkan tidak sesuai dengan kadar gula darah saat itu.
Sebaiknya bila menggunakan insulin suntik pasien harus memiliki monitor atau alat
periksa gula darah sendiri.
2. Lupa Makan Atau Makan Terlalu Sedikit
Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan kerja lambat dua kali
dan kerja cepat sesaat sebelum makan. Kadar insulin dalam darah harus seimbang
dengan makanan yang dikonsumsi. Jika makanan yang dikonsumsi kurang,
keseimbangan ini terganggu dan terjadilah hipoglikemia.
3. Aktivitas Terlalu Berat
Olahraga atau aktivitas berata lainnya memiliki efek yang mirip dengan insulin, saat
berolahraga, anda menggunakan glukosa darah yang banyak sehingga kadar glukosa
darah akan menurun. Oleh sebab itu, olah raga merupakan cara yang baik untuk
menurunkan kadar gula darah tanpa menggunakan insulin.
4. Menggunakan Tipe Insulin Yang Salah Pada Malam Hari
Pengobatan diabetes yamg intensif terkadang mengharuskan anda mengkonsumsi obat
diabetes pada malam hari terutama yang bekerja secara lambat. Jika anda salah dalam
mengkonsumsi obata, misalnya anda meminum obat insuln kerja cepata di malam hari,
saat bangun pagi anda bisa mengalami hipoglikemia.
5. Kesalahan Waktu Pemberian Obat
Tiap-tiap obat insuline sebaiknya di konsumsi menurut waktu yang di anjurkan. Anda
harus mengetahui dan mempelajari dengan baik kapan sebaiknya obat di suntik atau di
minum sehingga kadar glukosa darah menjadi seimbang.

2.1.3 Manifestasi Klinis Hipoglikemia


Secara umum tanda dan gejala yang terjadi pada pasien hipoglikemia yaitu :
1. Mandi keringat
2. Takikardia
3. Bicara tidak jelas
4. Lemah
5. Gelisah
6. Kesadaran menurun sampai koma
7. Pupil dilatasi atau sudah miosis
JENIS SIGN DAN SYMPTOMS
HIPOGLIKEMI
RINGAN - Dapat diatasi sendiri dan tidak mengganggu akgtivitas
sehari-hari
- Penurunan glukosa (stresor) merangsang saraf simpatis:
sekresi adrenalin dengan perspirasi, tremor, takikardi,
palpitasi, gelisah
- Penurunan glukosa (stresor) merangsang saraf
parasimpatis: lapar, mual, tekanan darah turun
SEDANG - Dapat diatasi sendiri, mengganggu aktivitas sehari-hari
- Otak mulai kurang mendapat glukosa sebagai sumber
energy: timbul gangguan SSP, yakni headeeach, vertigo,
gangguan konsentrasi, penurunan daya ingat, perubahan
emosi, perilaku irasional, penurunan fungsi rasa,
gangguan koordinasi gerak, double vision
BERAT - Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa
- SSP mengalami gangguan berat: disorientasi, kejang,
penurunan kesadaran

2.1.4 Penatalaksanaan
1. Terapi Umum
a. Istirahat : rawat di ruangan gawat darurat
b. Diet
c. Medicamentosa
1) Obat pertama : segera berikan iv glukosa 40% sebanyak 50 ml. Setengah
jam kemudian diberikan lagi 10-50 ml glukosa 40% setiap 10-20 menit
sampai penderita sadar, dan seterusnya dapat diberikan peroral. Bila
penderita masih sadar diberikan larutan gula sampai keluhan menghilang
2) Obar alternatif : glukagon 1-2 mg IM/SC [ CITATION Hal141 \l 1057 ]
Dapat juga dilakukan penatalaksanaan sebagai berikut [ CITATION Sus12 \l 1057 ] :
1. Glukosa Oral 
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa darah
kapiler, 10-   20 gram glukosa oral harus segera diberikan. Idealnya dalam bentuk
tablet, jelly atau 150- 200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus
buah segar dan nondiet cola. Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena
lemak dalam coklat dapat mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan
dalam 1- 2 jam perlu diberikan tambahan 10- 20 gram karbohidrat kompleks.Bila
pasien mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu gawat, pemberian
gawat, pemberian madu atau gel glukosa lewat mukosa rongga hidung dapat
dicoba.             
2. Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak dalam
10 menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas,
yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan
karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya
mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Kecepatan kerja glucagon
tersebut sama dengan pemberian glukosa intravena. Bila pasien sudah sadar
pemberian glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20 gram (4
sendok makan) dan dilanjutkan dengan pemberian 40 gram karbohidrat dalam
bentuk tepung seperti crakers dan biscuit untuk mempertahankan pemulihan,
mengingat kerja    1 mg glucagon yang singkat (awitannya 8 hingga 10 menit
dengan kerja yang berlangsung selama 12 hingga 27 menit). Reaksi insulin dapt
pulih dalam waktu5 sampai 15 menit.
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian glukosa
dengan konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20 menit sampai
pasien sadar disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.

2.1.5 Terapi
Untuk terapi hipoglikemia adalah sebagai berikut[ CITATION Sus12 \l 1057 ]:
a. Tiap keadaan hipoglikemia harus diberikan 50 cc D50 W dalam waktu 3-5 menit
dan nilai status pasien dilanjutkan dengan D5 W atau D10 W bergantung pada
tingkat hipoglikemi.
b. Pada hipoglikemi yang disebabkan oleh pemberian long-acting insulin maka
hipoglikemi dapat terjadi oleh karena itu infuse harus berkelanjutan.
c. Pada hipoglikemia yang disebabkan oleh pemberian diabetic oral diberikan inful
yang berkelanjutan.
d. Hipoglikemi yang disebabkan oleh glikoneogenesis yang terjadi pada Penyakit
hati, ginjal, dan jantung maka harus diatasi factor penyebab kegagalan ketiga
organ itu.
e. Hipoglikemi yang disebabkan refrakter Karena meningginya substrak
glikoneogenik yang menghambat kerja insulin maka diberikan hidrokortison 100
mg atau per glukosa infuse.
f. Hipoglikemia yang disebabkan oleh eksogenusglukagon dapat diperbaiki melalui
glikogenolisis yakni dengan pemberian glucagon. Glucagon juga diberikan pada
“prittels diabetes” dengan beribat jalan dimana hiperglikemia terjadi akibat over
insulinisasi.

Kadar Glukosa (mg/dl) Terapi Hipoglikemia


< 30 mg/dl Injeksi IV Dex 40 % (25 cc) bolus 3 flacon
30-60 mg/dl Injeksi IV Dex 40 % (25 cc) bolus 2 flacon
60-100 mg/dl Injeksi IV Dex 40 % (25 cc) bolus 1 flacon
Follow Up :
1. Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit setelah injeksi
2. Sesudah bolus, setelah 30 menit dapat diberikan 1 flakon lagi
sampai 2-3 kali untuk mencapai kadar kurang lebih 120 mg/dl

Algoritma Pendekatan pada Pasien Hipoglikemia

Hipoglikemia yang dicurigai atau tercatat

Diabetes Non Diabetes


2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Pengkajian primer meliputi Airways, Breathing, Circulation, Disability,
Eksposure (ABCDE).
2. Pengkajian sekunder meliputi Alergi, Medikasi, Past illness, Last meal,
Environment (AMPLE).
3. Pemeriksaan head to toe
4. Pengkajian tersier seperti pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan
laboratorium.

2.2.2 Pemeriksaan Fisik


1. Tanda-tanda vital (TTV) [ CITATION Had20 \l 1057 ]:
a. FJ : takikardia
b. TD : hipertensi pada awalnya, yang berkembang menjadi
syok; tekanan nadi meluas
c. P : dangkal dan cepat pada awalnya, yang berlanjut
menjadi bradipnea
2. Neurologis:
a. Gangguan penglihatan
b. Dilatasi pupil
c. Mati rasa pada lidah dan bibir
d. Perubahan tingkat kesadaran
e. Kejang
f. Parestesia atau paralisis
3. Kulit:
a. Pucat
b. Diaforesis
c. Dingin pada saat disentuh
4. Temuan Diagnostik
a. Glukosa serum <50 mg/dl
b. Keton serum negative

2.2.3 Diagnosa Keperawatan


Setelah dilakukan pengkajian, dapat ditemukan beberapa diagnosa keperawatan
kegawatdaruratan antara lain:
1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan kadar glukosa
darah (00228)
2. Resiko jatuh b/d gangguan visual (00155)
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis
(00002)

3.2.3 Intervensi Keperawatan


DIAGNOSA NOC NIC
Ketidakseimbangan nutrisi Dalam waktu 3x24 jam Manajeman Nutrisi
: kurang dari kebutuhan diharapkan (1100)
tubuh b/d faktor biologis ketidakseimbangan nutrisi 1. Identifikasi adanya
(00002) dapat diatasi dengan alergi atau intoleransi
kriteria: makanan yang dimiliki
1.Status nutrisi : asupan pasien.
makanan dan cairan 2. Tentukan jumlah kalori
(1008) dan jumlah nutrisi yang
a. (100801) asupan dibutuhkan.
makanan secara oral 3. Atur diet yang
b. (1008003) asupan diperlukan.
cairan secara oral 4. Lakukan atau bantu
c. (1008004) asupan klien terkait dengan
cairan intravena perawatan mulut.
5. Monitor kecendrungan
terjadinya penurunan
dan kenaikan berat
badan.
Risiko ketidakefektifan Dalam waktu 3x24 jam Monitor Tanda-Tanda
perfusi jaringan perifer b/d diharapkan perfusi Vital (6680)
penurunan kadar glukosa jaringan dapat diatasi 1. Monitor tekanan
darah (00228) dengan kriteria: darah, nadi, suhu, dan
1. Perfusi jaringan : status pernapasan
Perifer (0407) dengan tepat.
a. (040715) pengisisn 2. Monitor dan laorkan
kapiler jari tanda dan gejala
b. (040710) suhu hipotermi dan
kulit ujung kaki hipertemi
dan tangan 3. Monitor warna kulit,
c. (040727) tekanan suhu, dan
darah sistolik kelembapan.
d. (040728) tekanan 4. Monitor sianosis
darah diastolik sentral dan perifer
e. (040743) muka 5. Monitor akan adanya
pucat kuku (dengan bentuk)
clubbing
6. Identifikas
kemungkinan
penyebab perubahan
tanda vital.
Resiko jatuh b/d gangguan Dalam waktu 3x24 jam Pencegahan Jatuh (6490)
visual (00155) diharapkan resiko jatuh 1. Identifikasi kekurang
dapat diatasi dengan baik kognitif atau fisik
kriteria: dari pasien yang
1. Pengetahuan : mungkin meningkat
Pencegahan Jatuh potensi jatuh pada
(1828) lingkungan tertentu
a. (182801) penggunaan 2. Identifikasi perilaku
alat bantu yang benar dan faktor yang
b. (182803) alas kaki memoengaruhi resiko
yang tepat jatuh
c. (182807) penggunaan 3. Kaji ulang riwayat
pencahayaan jatuh bersama dengan
lingkungan yang pasien dan keluarga
benar 4. Identifikasi
d. (182813) kondisi karakteristik dari
kronis yang lingkungan yang
meningkatkan resiko mungkin meningkatkan
jatuh potensi jatuh
e. (182821) strategi
untuk menjaga
permukaan lantai
tetap aman.
BAB 3
KESIMPULAN
2.3 Kesimpulan
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang sering di temukan pada penderita lanjut usia
dengan diabetes yang dirawat di rumah sakit, dan ini memperburuk keluaran klinis
penderita. [ CITATION Ket18 \l 1057 ].
Pada ruang medis dan bedah umum, kejadian hipoglikemia terjadi dekitar 12 – 38%
pendetita DMT2 yang mendapat pengobatan insulin. Pada penderita kritis, prevalensi
hipoglikemia berat (glukosa darah < 40 mg/dl) berkisaran antara 5-18.7 % dengan terapi
insulin intensif. Hipoglikemia berkaitan dengan luaran penderita. Pada studi The
Nurmoglycemia In Intensive Care Evaluation Survival Using Glucose Algorithm
Regulation (NICE-SUGAR) dilaporkan hasil sebagai berikut : dari 6026 penderita 2714
(45%) mempunyai hipoglikemia sedang, 2.237 diantaranya (82.4%) adalah dalam bentuk
kelompok kendali intensif, dan 223 penderita (3.7%) mempunyai hipoglikemia berat, 208
(93.3%) penderita ermasuk dalam kelompok kendali intensif. Dari 3.089 penderita tanpa
hipoglikemia, 726 (23.5%) meninggal. [ CITATION Ket18 \l 1057 ].
DAFTAR PUSTAKA

Hadiatma, M. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Hipoglikemia Pada Pasien Diabetes
Melitus di Inatalansi Gawat Darurat RSUP Dr. Moewardi. Jurnal Keperawatan, 15-20.

Mubin, H. (2014). Panduan Praktis Kerdaruratan Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi. Jakarta: EGC.

Stilwell, S. B. (2012). Pedoman Keperawatan Kritis.Edisi 3. Jakarta: EGC.

Suastika, K. (2018). Penuaan, Diabetes, dan Insulin. Jakarta: GCloud.

Wirawan, M. C. (2017). Mengenal Beragam Penyakit 1 . Jakarta: Mirzan Publika.

Anda mungkin juga menyukai