A.Tujuan pembelajaran:
1. Mahasiswa memahami ciri paragraf.
2. Mahasiswa memahami jenis paragraf.
3. Mahasiswa memahami pola pengembangan para-graf.
B. Materi pembelajaran:
4. Ciri paragraf
5. Jenis paragraf
6. Pola Pengembangan paragraf
Paragraf (Alinea)
A. Konsep Paragraf
Paragraf adalah rangkaian kalimat-kalimat yang
membicarakan satu topik atau satu pokok persoalan.
1. Ciri kesatuan:
Sebuah paragraf itu harus berisikan satu pokok persoalan. Pokok
persoalan itulah tuntas dijelaskan dalam beberapa kalimat. Jumlah
kalimat penjelas dalam sebuah paragraf tergantung dari
kompleksitas pokok persoalan. Contoh:
“Kondisi berlalu lintas di kota Medan sangat tidak teratur. Motor,
beca, angkot, bahkan mobil pribadi sering menerobos lampu merah.
Beca dan angkot berhenti sesuka hatinya. Motor-motor sering jalan
dengan menyalib-nyalib kenderaan lain. Kenderaan sering parkir di
belokan, perempatan jalan, di badan jalan, dan di jalan yang sempit.
Pejalan kaki sering menyeberang sesuka hatinya. Pada waktu malam,
banyak betor dan angkot yang tidak memasang lampu, tidak tahu
apakah disengaja atau lampunya rusak.”
2. Ciri koherensi
• Kalimat-kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf
haruslah saling berkaitan atau berhubungan satu sama
lain. Keterkaitan itu dapat dibuat dengan menggunakan
kata ganti, kata penghubung, atau dengan pengulangan
kata. Contoh:
“Rini, Andi, dan Tono sakit kemarin. Mereka capek sekali
selama lima hari pergi mendaki gunung Sinabung. Dua
hari terakhir hanya sekali sehari makan karena persediaan
makanan yang mereka bawa tidak mencukupi. Air minum
pun sudah habis dalam waktu tiga hari. Karena itu, tubuh
mereka sepertinya kurang cairan. Mereka sekarang
sedang diopname di rumah sakit Adam Malik Medan.”
3. Ciri Kejelasan Kalimat
Ciri kejelasan artinya bahwa semua kalimat dalam paragraf harus
jelas maksudnya sehingga dapat dipahami pendengar atau
pembaca dengan mudah dan benar. Kejelasan ini dapat dibuat
dengan menghindari penjelasan yang bertele-tele dan umum.
Contoh:
Ayib Rosidi seorang penulis terkenal, yang dewasa ini memangku
jabatan sebagai pimpinan Penerbit Pustaka Jaya, menyebut
Renda, seorang tokoh Teater Indonesia yang akhir-akhir ini
menjulang namanya sebagai penggali kebudayaan daerah.