Anda di halaman 1dari 8

BAB II PEMBAHASAN

1.      Pengertian paragraf/Alinea
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris
paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum”
dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan
ejaan yang sama. Alinea berarti “mulai dari baris baru” (Adjad Sakri,1992). Paragraf atau
alinea tidak dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut
Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan
beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, “menulis
di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau
ide. Jadi, paragraf atau alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf
atau alinea harus memperlihatkan kesatuan pikiran.

2.      Fungsi paragraf/Alinea

Paragraf/alinea memiliki fungsi sebagai berikut:


a.       Mengekspresikan  gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam
satu kesatuan.
b.       Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa
paragraf.
c.        Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca dapat memahami
dengan mudah.
d.       Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan.
e.       Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya

3.      Syarat-syarat paragraph

1.      Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-
sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan
bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2.      Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat
yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan
timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami.
Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti
pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan
kesejajaran(paralelisme).
3.      Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf
yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan
pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
4.      Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa
jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
5.      Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang benar,
pernyataan yang satu disusun oleh pernyatan yang lain dengan wajar dan bersetalian secara
logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu
kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan
dalam tulisan ilmiah. antara lain :

4.      Jenis-jenis paragraf

1.      Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya :


a.       Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh:
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa
bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian
yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka
mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
b.      Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf
penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat
deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka
beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c.       Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan
kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat
ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

2.      Jenis-jenis paragraf berdasarkan teknik pemaparannya


a.       Paragraf Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak
pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, Hampir seminggu terakhir mereka
kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan
telur kini melejit sehingga harganya meningkat. 
b.      Paragraf Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta
konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya.
Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton
(1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk
mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang
mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA,
kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga.
Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan
anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

c.       Paragraf  Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis
yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik.
Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu
dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu
lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
d.      Paragraf Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama
manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya
adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya,
mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota
masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai.
Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling
mencintai.
e.       Paragraf Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk
alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh.
Jam istirahat, Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal
dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan
kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada
dia.
f.       Paragraf Sebab-Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa
atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika kalimat topiknya berupa
sebab maka kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika
kalimat topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari
akibat itu.
Contoh :
Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak sawah yang akan
ditanami padi selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau sudah diketahui tingkat
keasamannya, beliau taburi kapur atau kalsit secukupnya dan dibiarkan beberapa hari
sebelum diaduk. Ketika menanam, beliau selalu mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan
pertanian) baik jarak dari rumpun ke rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam pada
setiap rumpun. Dalam hal pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri,
beliau juga menggunakan pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan aturan.
Setiap pagi beliau pergi ke sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air yang dialirkan
dari irigasi. Hama-hamanya, baik hama tikus maupun ulat penggerek batang selalu
diberantas. Selain itu, Pa Ahmad selalu berdoa agar hasil panennya melimpah. Maka tak
mengherankan apabila panen padi pak Ahmad tahun ini sangat melimpah.

3.      Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya


a.       Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan
dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa
dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
b.       Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya.
Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif
dan efisien.
c.       Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir
paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan
kembali.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana
komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan
peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.

4.      Jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya


a.       Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata
dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan
sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti
perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup
adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang
ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang
tenang dan penuh pesona.
b.      Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran
utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian
atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
c.       Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya
terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat
sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
d.      Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau
kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara
mengulang bagian-bagian kalimat yang penting.
Contoh :
Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap manusia
perlu makan, makan untuk hidup. Hidup tidak hanya unuk makan. Akan tetapi hidup manusia
mempunyai tujuan. Tujuan hidup berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi
ada persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan
merupakan penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh menghadap
segala tantangan
dan rintangan. Rintangan dan tantangan membuat manusia berpikir. Berpikir bukan
sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan
kehidupan (Taringan,1981:34).
e.       Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan
menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam
kalimat topik.
Contoh :
Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara “Menembak”
atau ”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu membayar
pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calo yang biasa mangkal disana.
Beresnya cepat sekali. Contoh lain waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya
memberikan uang da salinan KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa
menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya
memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya.
Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah
menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.
f.       Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-
kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan jawaban-jawaban atas
pertanyaan tersebut.
Contoh:
Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak pengusaha terkenal di
negeri tersebut. Dia seorang politis Muslim yang menentang pemerintahan kerajaan yang di
Arab, akibat pertentangannya dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan
memimpin sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh Amerika
Srikat sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan Petagon dan
WTC. Oleh karena itu , dia menjadi salah seorang daftar pencarian orang di Negara Amerika
Serikat.
g.      Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-
bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak
dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut
dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian kecil.
Contoh:
Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat yang
kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti pasti
membawa penyakit. Begitu juga orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa
makan makanan yang diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang
meresahkan warga.

BAB III PENUTUP


A.    KESIMPULAN
a.       Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara
penulisannya harus dimulai dengan garis baru.
b.       Secara umum paragraf/alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari
kalimat
c.       Syarat-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki ketentuan yaitu kesatuan,
kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea, Panjang Paragraf Pola Sususnan Paragraf
d.      Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya yaitu Paragraf pembuka, Paragraf penghubung,
Paragraf penutup.
e.       Jenis-jenis paragraf berdasarkan teknik pemaparannya yaitu Paragraf Eksposisi, Paragraf
Argumentasi, Paragraf  Deskripsi, Paragraf Persuasi, Paragraf Narasi, Paragraf Sebab-Akibat
f.       Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya yaitu Paragraf deduktif, Paragraf
induktif, Paragraf campuran
g.      Jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya yaitu Paragraf deskripsi, Paragraf proses, Paragraf
efektif, Paragraf Perulangan, Paragraf Contoh, Paragraf Pertanyaan, Paragraf Perbandingan.

Anda mungkin juga menyukai