Anda di halaman 1dari 57

PARAGRAF

(ALINEA)

A. PENGERTIAN PARAGRAF

Paragraf : Suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat.

Paragraf : Merupakan bagian dari karangan (tertulis) atau bagian dari tuturan (lisan). Paragraf ditandai oleh suatu kesatuan gagasan yang lebih tinggi atau lebih luas daripada kalimat. Paragraf satuan bahasa yang mengandung satu tema dan perkembangannya, paragraf merupakan bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap tetapi masih berkaitan dengan isi seluruh wacana, dan paragraf dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan. Paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat. Kalimatkalimat itu saling bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu.

Penanda Paragraf
1. Paragraf menjorok ke dalam : Paragraf ditandai dengan permulaan kalimat yang menjorok ke dalam, kira-kira lima atau tujuh ketukan mesin ketik. 2. Perenggangan: yaitu dengan memberi jarak tertentu antara paragraf yang satu dan yang lain. 3. Paragraf gabungan: Penanda yang menggabungkan penanda pertama dan penanda kedua.

B. FUNGSI PARAGRAF
1. Penampung gagasan pokok keseluruhan karangan 2. Mempermudah pembaca mengikuti jalan pikiran penulis 3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai 4. Pengembang jalan dan pemahaman pikiran penulis 5. Alat untuk menyampaikan fragmen pikiran kepada pembaca 6. Sebagai pengantar penghubung dan penyimpul.

C. UNSUR-UNSUR PARAGRAF
1. Gagasan utama, gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Kata kunci gagasan utama : Sebagai kesimpulan, Yang penting, Jadi, Dengan demikian, Intinya, Pokoknya, Pada dasarnya. 2. Gagasan Penjelas, berfungsi menjelaskan gagasan utama. berisi: Uraian-uraian kecil, contohcontoh, ilustrasi, kutipan dan gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.

D. JENIS-JENIS PARAGRAF
Paragraf pada dasarnya dapat dibedakan menjadi bermacammacam jenis. 1. Jenis paragraf dilihat dari segi fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu, 1. Paragraf Pengantar 2. Paragraf Pengembang 3. Paragraf Penutup

2.

Jenis Paragraf Berdasarkan Struktur Informasinya: a. Paragraf Deduktif Deduktif : Paragraf yang gagasan utamanya terletak diawal paragraf Contoh : Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi sektor dibidang pertanian. Misalnya, perikanan perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 %; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 % walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen.

b.

Paragraf Induktif Induktif : Paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf.

Contoh : Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri, Shin-chan tidak dianggap sebagai role model yang baik untuk anak-anak. Protes pun bermunculan. Ruang surat pembaca di koran-koran dipenuhi dengan keberatan para orang tua terhadap komik yang laris manis itu. Umumnya surat itu datang dari kalangan ibu. Menurut mereka dalam suratnya, kelakuan negatif Shin-Chan ternyata diikuti oleh anak-anak. Shin-Chan, di mata para orang tua Indonesia, adalah setan kecil penebar virus.

c. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif) Deduktif-Induktif : Paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir Contoh : Saya berkeyakinan kalau Indonesia memfokuskan diri pada sektor agrobisnis, tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita, Agar reformasi tersebut dapat terjadi, yang over valued harus dihindari. Memang, krisis ekonomi yang sedang berlangsung, telah mengoreksi nilai tukar kita. Dalam hal ini pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat, tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Apabila sektor ini sudah berjalan dengan baik, tidak mustahil negara kita akan menjadi salah satu negara yang ekonominya tertangguh di dunia.

d. Paragraf Deskriptif / Naratif Deskriptif/ Naratif : Paragraf yang gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat. Contoh : Sikap santun dan penuh hormat kepada Ibu bersemi sejak kanakkanak. Ibu yang disayang semua orang, mulai dari kakek, nenek, ayah saya pkoknya semua memanjakan beliau. Sampai dia dapat suami, suaminya pun sayang dan memanjakan ibu saya. Ibu orannya aktif sehingga jarang memasak, Ibu membuat rendang banyakbanyak untuk kebutuhan satu bulan atau satu minggu karena Ibu sering pergi lama untuk urusan organisasi. Yang memasak Bapak, yang memperbaiki kompor dan berusaha dan memanjakan Ibu juga Bapak.

E. SYARAT PARAGRAF YANG BAIK


Paragraf yang baik : Paragraf yang memiliki kepaduan antara unsur-unsurnya, baik antara gagasan utama dengan gagasan penjelasnya ataupun kalimat.

1. Kesatuan Makna (Kohesi/isi) Artinya : Apabila ada kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainya. Sama-sama membahas satu gagasan utamanya.

2. Kepaduan Bentuk (Koherensi) Artinya : Ada kekompakan dalam kepaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Kekohesifan dapat ditandai : Hubungan Penunjukkan, Hubungan Pelepasan, Hubungan Perangkaian, Hubungan Leksikal.

Kepaduan Hubungan Antarkalimat : a. b. c. d. Penggantian Pengulangan Penghubung Gabungan dari ketiganya

a. Penggantian Contoh : Setiap tahun jumlah pengangguran terus bertambah. Fenomena itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara berkembang yang lain. Untuk mengatasinya, berbagai cara telah ditempuh. Namun, hasilnya belum menggembirakan.

b. Pengulangan Contoh Seminar itu telah diselenggarakan pada hari Kamis yang lalu. Dalam seminar itu ada berbagai hal yang dibicarakan. Salah satu di antaranya adalah masalah perluasan orientasi pemasaran.

c. Penghubung antarkalimat
oleh karena itu, oleh sebab itu, meskipun begitu, meskipun demikian, dengan demikian, di samping itu, jadi, namun, selain itu, bahkan, sebaliknya, dengan kata lain,

d. Gabungan dari ketiganya (penggantian, Pengulangan, dan Penghubung antar kalimat

Contoh Sampana sarawisa merupakan jenis tari hasil kreasi baru seniman Kabupaten Tanah Laut. Jenis tari itu belum lama ini berhasil memperoleh predikat terbaik dalam Festival tari seKalimantan Selatan. Dengan keberhasilan itu, para seniman Kabupaten Tanah Laut berhak menampilkan karyanya dalam Pekan Tari di Taman Mini Indonesia Indah, jakarta, sebagai wakil daerah Kalimantan Selatan.

F. POLA-POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Dua Persoalan utama yang Mencakup Pengembangan Paragraf :


1. Keterampilan merinci gagasan utama paragraf kedalam gagasan-gagasan penjelas 2. Keterampilan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas ke dalam urutan yang teratur

Pola-pola Pengembangan Paragraf


1. Pola yang ditentukan oleh gagasan / masalah yang ingin dilakukan. Apabila gagasan yang hendak disampaikan berupa urutan peristiwa sebaiknya yang dipilih pola kronologis (narasi/proses isi)
2. Pola yang ditentukan oleh sebab akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah kausalitas (eksposisi/argumentasi)

Macam-macam Pola Pengembangan Paragraf


a. Narasi, Paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seakanakan mengalami kejadianyang diceritakan itu.

b. Deskripsi,

Paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seakan-akan melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

c. Eksposisi, Paragraf yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Dan dikemukakan data fakta untuk memperjelas pemaparan. d. Argumentasi, Paragraf dengan tujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Yang memerlukan data dan fakta untuk pembuktiannya. e. Persuasi, Paragraf yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Dan memerlukan data sebagai penunjang.

PERBEDAAN ANTARA PARAGRAF NARASI FIKTIF DAN NONFIKTIF NARASI FIKSI (1) Menyampaikan makna/ amanat secara tersirat, sebagai sarana rekreasi rohaniah. Menggugah imajinasi Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi NARASI NON FIKSI (2) Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan Memperluas pengetahuan/ wawasan Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi

1.

1. 2. 3.

2. 3.

4.

4.

1. Narasi : Paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seakan-akan mengalami kejadian yang diceritakan itu.
Contoh : Sebagai seorang wartawan budaya, Herlita memang ditugaskan untuk meliput pameran patung dari Ganje, sebuah kota di Iran Barat Laut yang letaknya tidak jauh dari kota Bakau, bekas wilayah Azerbaijan, Soviet. Herlita telah lama mendengar bahwa patung-patung dari Ganje banyak memendam hal-hal ajaib dan mengandung unsur-unsur magis. Misalnya saja. Herlita tahu bahwa menurut legenda, patung-patung dari Ganje tidak dibuata oleh tangan manusia tapi oleh angin yang mengabulkan permintaan batu-batu untuk membuatnya lebih berbentuk.

2. Deskripsi : Paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seakan-akan melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
a. Pola Spasial : Pola pengembanagan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Contoh : Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.

b. Pola Sudut Pandang : Paragraf yang didasarkan tempat atau posisi


seorang penulis dalam melihat sesuatu.

Contoh :
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Rudi menegakkan dirinya sambil mengasai ke mukadan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohonyang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekalian temannya sejajar dengan dia. Diantara daun kayu tampak kepada mereka tebing itu turun kebawah; dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentar, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuar. Dibawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengus dan binatang-binatang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dingding pondok keluar cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauhsinar yang halus itu lenyap dibaliu oleh kelam yang maha kuasa. Dikeliling pondok itu tertegak pedati, ketyiganya sunyi dan sepi pula.

3. Eksposisi : Paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dan diharapkan pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelasjelasnya.
a. Pola Proses : Merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Contoh : Pohon anggur, disamping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukkan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.

b. Pola Sebab Akibat : Merupakan pola yang menggunakan sebab akibat (proses kausal) Sebab sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Ataupun sebaliknya, sedangkan untuk memahaminya, sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.

Contoh : Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530.7 ribu ton padac tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejakitu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.

3. Pola Ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi-ilustrasi tersebut dipakai untuk sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dan pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.

Contoh :
Satu-satunya bidang yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi sektorsektor dibidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, meningkat 6,46 persen, walaupuin terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 18,07 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sektor pertanian merosot dari tahun ketahun.

4. Argumentasi Argumen bermakna alasan. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan. Argumentasi adalah : paragraf yang mengemukakan alasan. Contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap, atau keyakinan.
Catatan : Persamaan antara paragraf argumentasi dengan paragraf eksposisi adalah sama- sama memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.

Persamaan dan perbedaan paragraf eksposisi dengan paragraf argumentasi adalah :

1. Persamaan : a. sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan kita. b. sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau diperjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lain. c. sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam pembahasannya. d. sama-sama menggali idenya dari : Pengalaman, Pengamatan dan penelitian, Sikap dan keyakinan.

2. Perbedaan :
a. Eksposisi bertujuan hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Sedangkan argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan keyakinan kita benar. b. Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan. Sedangkan argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya itu untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar. c. penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya. Sedangkan argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.

Contoh : Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu hal : Anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampu mengerti manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka anda akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Bicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir. Tentu saja Anda harus membaca buku dan mendengarkan pita kaset, raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adalah satu gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu study ilmiah

G. POLA PENYAJIAN PARAGRAF KTI


Secara umum ada empat pola penyajian dalam menyusun karya tulis ilmiah. Pemakaian keempat pola itu ditentukan oleh maksud dan tujuan penulis tentang idenya mengenai suatu objek. Dapat pula dikatakan, salah satu pola digunakan bergantung pada dari sisi sisi mana objek itu dibicarakan. Misalnya : Sebuah bangunan kuno bisa dibicarakan sejarahnya, kondisi fisiknya, pentingnya bangunan kuno itu dilestarikan, atau hanya sekedar diinformasikan bahwa disuatu daerah ada bangunan kuno sebagai peninggalan sejarah.

A. Kisahan (narasi) Uraian yang mengisahkan terjadinya sesuatu secara kronologis disebut kisahan. Ciri pola ini memiliki unsur subjek, tempat, waktu, proses dan kejadian. Contoh : Ketika itu Lara Santang (Syarifah Mudain), ibu Sunan Gunung Djati telah hamil Sembilan bulan. Ia pergi ke Mekah ditemani suaminya, Maulana Sultan Makhmud. Di kota ini, Syarifah Mudain melahirkan seorang putra yang diberi nama Syarif Hidayat oleh ayahnya. Hal ini terjadi tahun 1448, (menurut cerita Purwaka Caruban Nagari).

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal tengah akhir.Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba. 1. (What) Apa yang akan diceritakan, 2. (Where) Dimana seting/lokasi ceritanya, 3. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, 4. (Who) Siapa pelaku ceritanya, 5. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan 6. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.

Contoh Narasi Fakta (non fiksi): Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno meng-habiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucap-kan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepe-mimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.

Contoh Narasi Fiksi : Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

B. Perian (deskripsi) Pola ini digunakan untuk mengambarkan suatu objek tentang ciri, sifat, karakter, keadaan umum dan sebagainya. Diharapkan pembaca memiliki gambaran yang jelas mengenai objek yang dibicarakan. Contoh : Ikan yang busuk menampakkan tanda-tanda yang objektif. Kulitnya tidak cerah lagi, lender busuk dan mulai mengering. Matanya redup cekung dan kusam. Insangnya pucat dan daunnya lengket berbau. Sisiknya banyak yang lepas dan pudar. Dagingnya lembek dan tidak elastis.

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti: 1. menggambarkan atau melukiskan sesuatu, 2. penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera, 3. membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Pola pengembangan paragraf deskripsi : 1. Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat. 2. Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis. 3. Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Langkah menyusun deskripsi : 1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan 2. Tentukan tujuan 3. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan 4. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan) 5. Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan

Contoh topik untuk karangan deskripsi : 1. Keindahan Bukit Kintamani , 2. Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Mahasiswa Kesehatan Tingkat Nasional, 3. Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda bencana

Contoh deskripsi berupa fakta:


Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi :


Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daundaun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

C. Bahasan (argumentasi) Pola ini dimaksudkan untuk meyakinkan kebenaran suatu gagasan atau pendapat dengan mengemukakan berbagai alasan atau bukti. Pola ini merupakan ciri khas karangan ilmiah yang memang argumentatif. Contoh : Bangsa Indonesia harus menguasai iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) kalau mau tetap hidup. Tanpa penguasaan iptek, segala keputusan yang mempengaruhi nasib bangsa dan Negara akan makin diambil alih oleh Negara industri. Akibatnya secara berangsur-angsur kepribadian dan otonomi bangsa Indonesia akan digerogoti sampai menjadi korban bangkitnya neokolonialisme baru.

Karangan argumentasi bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca.

Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.

Contoh tema/topik yang tepat untuk argumentasi :

Disiplin kunci sukses berwirausaha, Teknologi komunikasi harus segera dikuasai, Perguruan Tinggi Kesehatan sebagai aset bangsa yang potensial.

Contoh karangan argumentasi pada umumnya :

Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.

D. Paparan (eksposisi) Paparan adalah karya tulis yang maksudnya menjelaskan sesuatu yang bersifat memberikan informasi tentang suatu objek sehingga objek tersebut jelas secara gamblang. Contoh : Akalnya adalah kekuatan manusia. Karena akal dalam nilai agama diberi kedudukan tinggi, sehingga akal mempunyai daya yang kuat, maka manusia bukanlah makhluk yang lemah. Ia punya kemampuan untuk memper-timbangkan baikburuknya perbuatan, dapat menentukan kehendaknya, dan dapat mewujudkan apa yang dikehendakinya.

Karangan eksposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi: 1. Menentukan topik/tema 2. Menetapkan tujuan 3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber 4. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih 5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

Contoh topik untuk eksposisi : 1. Manfaat kegiatan peraktek lapangan 2. Peranan majalah dinding di sekolah Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.

Contoh karangan eksposisi pada umumnya : Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

Contoh paparan proses yang juga merupakan bentuk eksposisi :

Cara mencangkok tanaman: 1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya. 2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm. 3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.

Anda mungkin juga menyukai