Anda di halaman 1dari 11

BAB V II

PENGERTIAN PARAGRAF

a.Paragraf berasal dari bahasa Yunani “paragraphos”yang mempunyai arti yaitu


“menulis di samping” atau “tertulis di samping”.
b. Paragraf adalah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang panjang ada
dalam paragraf.
c.Paragraf adalah satuan bahasa yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun
secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh , dan padu.
d. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan
pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
e. Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau
kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat
digunakan. Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf,
sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa. Akan tetapi, sebagai kesatuan gagasan
menjadi suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun
dengan sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan mengembangkan satu gagasan.
f.Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk
dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya
tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal.
g. Kalimat pertama bertakuk  ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa,
misalnya surat dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya :
makalah,skripsi, thesis, dan disertasi. Karangan berbentuk lurus yang tidak bertakuk
( block style ) ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi  lebih banyak
daripada jarak antarbaris lainnya.
h. Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
i.Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan
kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan atau menerangkan
pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
j. Paragraf menggunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.
Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat-
kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran
penjelas lainnya.
k.Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf baru dengan
memasukkan baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris kosong antara
paragraf, sementara penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa masukan
(hal ini biasanya dikenal sebagai "paragraf blok"). Untuk karya tulis masukan dan
tanpa baris kosong digunakan. Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk
memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan adegan atau waktu. Spasi
tambahan ini, khususnya ketika terjadi pada page break, dapat mendatangkan sebuah
asterisk, tiga asterisk, sebuah dingbat istimewa, atau simbol khusus yang dikenal
sebagai asterisme.

1. FUNGSI PARAGRAF
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu
kesatuan.
b. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti pikiran.
c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
d. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
e. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa
variabel.

2. SYARAT PARAGRAF YANG BAIK


Sebagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya
mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan
gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam
sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata
lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan
merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus
terfokus pada gagasan pokok. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
“Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal
ini sangat tergantung pada besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang
berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain
halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan
sebagian penghasilannya untuk membangun tempat-tempat beribadah, atau untuk
kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat. Pada
umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara bergotong-royong dan sangat
mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar dalam
masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin.”
Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip
kesatuan. Gagasan pokok tentang penghasilan suatu keluarga dalam
pengembangannya kita jumpai gagasan pokok lain tentang tempat beribadah.
Hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu
kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan utama.
Contoh paragraf dengan kesatuan pikiran :
“ Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. Dengan
keterbatasan ini, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan
basis kompetensi siswa dan lingkungannya. Kondisi kebebasan tersebut menjadikan
pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk
berkembang. Siswa belajar dalam suasana gembira,aktif,kreatif, dan produktif.
Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen
dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. Kreativitasnya
menjadi tidak terbendung.”
Paragraf  diatas dikembangkan dengan kesatuan pikiran. Seluruh kalimat
membahas pikiran yang sama yaitu kebebasan berekspresi.

3. MACAM PARAGRAF
Macam paragraf dibagi menjadi menurut jenis dan letak kalimat utamanya.
Berdasarkan jenisnya yaitu Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, Persuasi.
Berdasarkan letak kalimat utamanya yaitu Paragraf Deduktif, Induktif, Deduktif-
Induktif.
A. BERDASARKAN JENISNYA :
a) Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Paragraf Narasi juga dikenal sebagai cerita. Ciri-cirinya yaitu ada kejadian, ada pelaku, dan
ada waktu kejadian. Contoh-contoh Paragraf Narasi sebagai berikut.
Contoh 1 : Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa
khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu
itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba
berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah
perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut
muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu
pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
Contoh 2 : Aku berjalan menuju halaman rumah-rumah yang sunyi. Aku terus
berjalan di kota kecil yang sunyi, hingga kutemukan patung sepeda di tengah taman. Ada
seorang gadis berbaju hijau mengintipku dari balik rerimbun daun. Aku mengejarnya. Lantas,
ia berhenti di salah satu sudut taman. Kami berpandang-pandangan sebelum aku tahu ia
benar-benar hilang. Bolak-balik aku mencoba untuk mencarinya. Sebelum aku benar-benar
menemukannya, dering jam weker cukup mengejutkanku. Cahaya matahari sudah menerobos
masuk jendela kamarku.
Contoh 3 : Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang amat
dicintainya seolah-olah tidak mau ada satu pun sudut yang terlewat. Setiap sudut yang
disinggahinyamenyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula ia telusuri sudut
Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak kenangan. Penelusuran dilanjutkan ke
wilayah balai kota dan sekitarnya. Di sini pun ia amat hanyut dengan kenangan bersama-
sama sahabatnya, juga kekasihnya. Lalu, ia lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang
sekarang telah berubah total dari masa dua puluh tahun yang lalu. Lagi-lagi ia terhanyut
dalam kenangan masa lalunya. Setiap tempat, setiap sudut kota itu, yang ada hanyalah
kenangan indah baginya, seluruhnya.

b)Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga
pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek
yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya adalah ada objek
yang digambarkan. Contoh-contoh Paragraf Deskripsi sebagai berikut.
Contoh 1 : Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi
kepalanya membuat kulit wajahnya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat
bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita
palestina.
Contoh 2 : Kamar itu, menurut penglihatan saya, sangatlah besar dan bagus.
Sebuah tempat tidur besi besar dengan kasur, bantal, guling, dan kelambu yang serba putih,
berenda dan berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebelah utara. Kemudian, satu
cermin oval besar tergantung di dinding selatan. Di kamar itu juga ada lemari pakaian yang
amat besar terbuat dari kayu jati. Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar.
c)Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat,
atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.Paragraf
Eksposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi
atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.Ciri-cirinya adalah ada informasi. Contoh-contoh
Paragraf Eksposisi sebagai berikut.
Contoh 1 : Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang
sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat
yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui
pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan
masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa
bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi
masyarakat melalui perspektif agama.
Contoh 2 : Ciplukan adalah tumbuhan semak yang biasa tumbuh di tanah-tanah
kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan saat musim penghujan. Tumbuhan
ini biasanya mempunyai tinggi antara 30-50 cm, batangnya berwarna hijau kekuningan,
buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Selain mempunyai rasa yang manis, ternyata
buah ciplukan menyimpan beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan beberapa
penyakit.
d) Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran
tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi
menyertakan data-data pendukung. Ciri-cirinya adalah ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh-contoh Paragraf Argumentasi sebagai berikut.
Contoh 1 : Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain
tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa
yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan
pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura,
dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
Contoh 2 : Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa
kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan
Sukarton (1992) bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang
dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya
anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah
di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya
untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin
terlihat di mana-mana.

e) Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi
pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya adalah ada bujukan atau ajakan untuk berbuat
sesuatu. Contoh-contoh Paragraf Persuasi sebagai berikut.
Contoh 1 : Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini,
pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun
kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa
melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya.
Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
Contoh 2 : Susu sangat baik untuk kesehatan kita. Susu mengandung banyak
kalsium yang sangat berguna untuk pertumbuhan tulang kita. Selain itu, susu juga memiliki
banyak protein yang bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak kita. Oleh karena itu,
marilah kita perbanyak meminum susu.
B. BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMANYA :
a) Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang letak kalimat utamanya di tempat kan pada
bagian awal paragraf,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu,
lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus). Contoh-contoh Paragraf Deduktif sebagai berikut.
Contoh 1 : Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah
terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah
berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak
mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah
dan mudah terserang penyakit.
Contoh 2 : Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah
peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan
membaca dan memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan
Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha
salon keliling yang memberikan pelayanan “door to door”.
b) Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-
peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua
peristiwa khusus di atas. Ciri-ciri paragraf induktif adalah terlebih dahulu menyebutkan
peristiwa-peristiwa khusus dan kesimpulan atau kalimat utama berada di akhir paragraf.
Macam paragraf induktif yaitu, Generalisasi, Analogi, dan Kausalitas.
1) Generalisasi
Generalisasi adalah paragraf yang menjelaskan tentang proses penalaran
berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk
menarik kesimpulan umum. Contoh-contohnya sebagai berikut.
Contoh 1 :Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto,
Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat
nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai
kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai
mengarang.
Contoh 2 :Semua siswa SMA N 1 Wuryantoro belajar begitu juga dengan
siswa-siswa SMA N 1 Manyaran. Tidak jauh beda dengan siswa SMA N 1
Wonogiri mereka juga belajar. Jadi semua siswa manapun berkewajiban untuk
belajar.
2) Analogi
Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal
yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah
ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam
bidang yang lain. Contoh-contohnya sebagai berikut.
Contoh 1 :Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin.
Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar
dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua
bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu
manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini
tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha.
Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti
demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-
Nya itu.
Contoh 2 :Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas.
Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya
akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang
semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan
berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak
berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai
manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi
yang selalu merunduk.

3) Kausalitas
Kausalitas adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta
yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita
akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga
pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1
akibat 2.Berikut penjelasan dan contoh dari tiga pola tersebut.
i) Sebab-akibat:Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab,
kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A
mengakibatkan B. Contohnya sebagai berikut.
“Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di
hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di
desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal
dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.”
ii) Akibat-sebab :paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi
akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan. Contohnya
sebagai berikut.
“Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak
memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang
hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan
itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak
tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari
kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.”
iii) Sebab-akibat 1 akibat 2 : Dalam paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat
2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama
berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya
hingga timbul beberapa akibat. Contohnya sebagai berikut.
“Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis
sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong
pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan
masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangannya selama menunggu hasil
panen berikutnya.”
c) Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah
paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau
menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf. Contohnya sebagai
berikut.
” Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,
murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang
murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat
menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa
pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi
kebutuhan rakyat.”
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://tuye3004kotabatak.wordpress.com/penjelasan-paragraf/
http://ellopedia.blogspot.com/2011/06/macam-dan-jenis-paragraf-beserta.html
http://www.info-asik.com/2012/12/contoh-paragraf-deduktif.html
http://kafeilmu.com/pengertian-paragraf-induktif-jenis-ciri-ciri-dan-contoh/
http://www.sukaseo.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-paragraf-induktif.html
http://kabar-qt.blogspot.com/2013/06/pengertian-paragraf-dan-macam-macamnya.html
http://www.disukai.com/2012/10/macam-macam-paragraf-dan-contohnya.html

Anda mungkin juga menyukai