Anda di halaman 1dari 18

PENGGUNAAN PARAGRAF

1.

Pengertian Paragraf. Sebuah paragraf atau alinea adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terdapat satu unit buah pikiran yang di dukung oleh oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat utama, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Contoh Di masa hidupnya R.A. Kartini merintis perjuangan emansipasi yang sampai sekarang gaungnya hanya sekadar di perdengarkan dalam berbagai ranah kehidupan. Emansipasi perempuan yang di perjuangkan oleh R.A. Kartini pada dasarnya merupakan embrio feminisme, yaitu kelompok atau pergerakan perempuan yang menganut persamaan hak
1

sepenuhnya terutama dalam bidang politik,ekonomi dan sosial budaya antara perempuan dan laki-laki. Selain itu perlu dicatat pula bahwa feminisme bukan merupakan upaya pemberontakan kaum perempuan terhadap laki-laki dan upaya perempuan untuk mengingkari kodratnya, melainkan merupakan upaya mengakhiri penindasan dan eksploitasi perempuan.

2.

Jenis-jenis Paragraf a. Berdasarkan fungsinya 1). Paragraf pembuka Paragraf pembuka merupakan pintu masuk suatu karangan yang akan menentukan minat banyak pembaca. Elmer Wheeler menyatakan perkataan pertama, atau anda ceritakanlah dalam sepuluh tidaklah beroleh kesempatan

mempergunakan sepuluh ribu perkataan berikutnya, pernyataan Elmer cukup menyadarkan kita bahwa sepuluh kata pertama itu dapat menentukan. Gorys keraf menganjurkan bahwa mulailah dengan sebuah kutipan, peribahasa, anekdot, atau mulai dengan membatasi arti subjek tersebut; menunjukkan mengapa subjek itu penting; membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat; mengemukakan pengalaman pribadi yang menyenangkan atau yang pahit, dan sebagainya. Paragraf pembuka terletak pada bagian awal tulisan di dalam bab atau sub bab. Sebagai pembuka tulisan, paragraf pembuka mempunyai tiga macam fungsi yaitu : a. Menarik perhatian pembaca terhadap pokok pikiran yang disajikan dalam tulisan. b. Memberikan harapan kepada pembaca, yaitu sesuatu yang akan diperoleh pembaca setelah selesai membaca tulisan seluruhnya. c. Membentuk penalaran pada diri pembaca untuk untuk membaca tulisan seluruhnya.

Penyusunan paragraf pembuka dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut.

a. Secara langsung mengemukakan isi Paragraf pembuka dapat di susun dengan mengemukakan isi tulisan secara langsung,singkat, dan jelas tentang isi tulisan yang akan disajikan.Penulisan paragraf secara langsung ini digunakan untuk menyusun karanganbagi pembaca-pembaca yang

sibuk.Karena yang mereka perlukan adalah informasi yang dapat mereka peroleh secara cepat dan tepat. Contoh karangan yang menggunakan paragraf pembuka secara langsung antara lain:

laporan singkat tentang berbagai hal, proposal dan laporan penelitian.

b. Tidak secara langsung mengemukakan isi karangan Penyusunan paragraf pembuka untuk jenis-jenis karangan tertentu tidak mengemukakan isi secara langsung. Untuk menarik perhatian para pembaca paragraf pembuka dapat disusun denga menggunakan anekdot atau cerita yang kita kaitkan dengan isi karangan yang kita susun. 2). Paragraf Penjelas. Paragraf penjelas terletak di tengah karangan, artinya berada diantara paragraf pembuka dan paragraf kesimpulan. Fungsi paragraf penjelas terdiri atas dua macam, yaitu a). Menjelaskan berbagai macam uraian ide-ide pokok yang disampaikan oleh pengarang, dan b). Mempertahankan perhatian pembaca. Sesuai dengan fungsinya sebagai paragraf yang menyajikan uraian yang mengenai berbagai ide pokok karangan, maka paragraf penjelas merupakan paragraf yang panjang. Seberapa panjangnya

suatu paragraf bergantung pada banyaknya informasi yang perlu diberikan berkenaan dengan ide pokoknya. 3). Paragraf kesimpulan Paragraf kesimpulan terletak di akhir paragraf . Fungsi paragraf kesimpulan adalah: 1). Memberi pemahaman pembaca terhadap isi karangan, 2). Menutup pembahasan bagian karangan dan seluruh karangan. Dalam paragraf pembuka, pembaca memperoleh harapan tentang harapan suatu informasi yang menarik perhatiannya, dalam paragraf penjelas pembaca memperoleh informasi yang disajikan penulis dalam paragraf pembuka, dan dalam pargraf penutup pembaca memperoleh intisari pembahasan dalam karangan. Paragraf kesimpulan dapat berupa: a. Ringkasan temuan-temuan dan rekomendasi b. Peryantaan kembali konsep-konsep dasar, argumen-

argumenpokok yang melandasi seluruh pembahasan. c. Intisari uraian yang di kemukakan 3. Syarat-syarat pembentukan Paragraf Untuk mengorganisasikan gagasan ke dalam paragraf-paragraf harus memperhatikan beberapa persyaratan untuk menyusun sebuah paragraf yang baik dan efektif. Meliputi : kesatuan. Kepaduan, dan pengembangan. 1. Kesatuan Paragraf Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu pikiran utama. Oleh karena itu semua kalimat yang dikembangkan dalam paragraf harus berpusat pada gagasan pokok. Tidak boleh ada kalimat yang menyimpang. 2. Kelengkapan Paragraf Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh dan lain-lain.Selain itu, kalimat

penjelas dapat di hubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam sebuah paragraf. 4. Pola Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni: 1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasangagasan penjelas. 2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasangagasan penjelas. Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, Argumentasi). Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya. 1. Pola spansial Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir,

penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari. Contoh: Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah. 2. Pola Sudut Pandang Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh. Contoh: Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia. Di antara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan bintang6

bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula. 3. Pola Proses Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatanperbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut. 1) penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. 2) penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. 3) penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas. Contoh :

Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri. 4. Pola Sebab Akibat Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan

menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,

sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagianbagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal. Contoh :

Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton. 5. Pola Ilustrasi Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut. Contoh :

Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04
8

persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun.

5. Macam Macam Paragraf 1.Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelasjelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi. 2.Paragraf Narasi Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu. Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi nonfiksi.

Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif. Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif. Contohnya: novel dan cerpen. Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga narasi ekspositori.

Contohnya biografi dan laporan perjalanan. Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai berikut: Narasi Fiksi 1. Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi rohaniah. 2. Menggugah majinasi. 3. Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan. 4. Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi. Narasi Nonfiksi 1. 2. 3. Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan. memperluas pengetahuan atau wawasan. Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional. 4. Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi. 3. Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan spansial dan pola sudut pandang.

10

a. Pola Spansial Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari. Contoh: Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah. b. Pola Sudut Pandang Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat

11

dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh. Contoh: Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia. Diantara daun kayu tapak kepada mereka tebing tu turun ke bawah; dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula. 4. Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang

dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.

12

a. Pola Proses Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1. penulis harus mengetahui perincian-perincian secara

menyeluruh. 2. penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. 3. penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas. Contoh : Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseriseri. b. Pola Sebab Akibat Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan

menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian

13

pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal. Contoh : Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton. c. Pola Ilustrasi Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasiilustrsi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam

menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut. Contoh :

14

Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektorsektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun. 4. Paragraf Argumentasi Argumentasi bermakna alasan. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan. Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok antara keduanya. Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraph eksposisi dan argumentasi adalah sebagai berikut.

15

a.

persamaan 1. Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan dan keyakinan kita. 2. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau dipenjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya. 3. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam pembahasannya. 4. Argumentasi dan eksposisis sama-sama menggali idenya dari: pengalaman, pengamatan dan penelitian, sikap dan keyakinan.

b.

Perbedaan 1. Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelasjelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar. 2. Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar. 3. Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya. 4. Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.

16

Contoh: Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu hal: anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampuy mengerti manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Berbicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir. Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pkaset raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adalah sau gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu studi ilmiah. Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah

pendapat, antara lain bahwa kita (pembaca) harus menjadi seorang pengamat manusia. Untuk meyakinkan pembaca atas

argumentasinya itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan, bahwa dengan menjadi seorang pengamat manusia, kita akan memiliki kemampuan dalam mengembangkan hubungan positif dengan orang lain. 5. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf 1. Kesatuan Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap

mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak

17

telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

2. Koherensi Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan.

Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan. 3. Perkembangan Paragraf Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kea rah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang

disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.

18

Anda mungkin juga menyukai