Anda di halaman 1dari 5

F.

MENGEMBANGKAN PARAGRAF
Pikiran utama dalam sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci
dengan pikiran-pikiran penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituang ke dalam satu
kalimat penjelas atau lebih. Dalam sebuah paragraf terdapat satu pikiran utama
dan beberapa pikiran penjelas. Inilah yang dinamakan kerangka paragraf.
Kerangka paragraf:
Pikiran utama: keindahan alam yang mengecewakan.
Pikiran penjelas:
1. Manusia telah mengubah segala-galanya;
2. Hutan, sawah, dan ladang tergusur;
3. Pohon sudah tidak ada;
4. Pagar bunga telah berganti; dan
5. Pembangunan gedung-gedung mewah.
F. MENGEMBANGKAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.
Berdasarkan Teknik
1. Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada
objek atau kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua
macam urutan:
a. Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnya
yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke
belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan
sebagianya.
b. Urutan waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan urutan
terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan.
2. Klimaks dan Antiklimaks
Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan
yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur
dengan gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.
3. Umum ke Khusus, Khusus ke Umum
Dalam bentuk umum ke khusus, pikiran utama diletakkan pada awal
paragraf, kemudian diikuti dengan perincian-perincian. Sebaliknya dari
khusus ke umum, dimulai dengan perincian-perincian dan diakhiri dengan
kaliamat utama. Karya ilmiah umumnya berbentuk deduktif artinya daru
umum ke khusus.
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagian bahasa
Nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda
pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh
kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah
menjadi Lingua Franca selama beradab-abad diseluruh tanah air kita.hal
ini di tunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”,
maksudnya persaingan bahasa daerah satu dengan bahasa daerah yang
lain untk mencapai kedudukannya sebagai bahasa Nasional.
Berdasarkan Isi
1. Perbandingan dan Pertentangan
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis
berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis
menunjukkan persamaan dan perbedaan antara 2 hal tersebut.
Yang dapat dibandingkan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan
kedua hal itu mempunyai persamaan dan perbedaan.
Perhatikan paragraf berikut.
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode,tetapi selalu
berusaha tampil di muka umum seperti apa yang di harapkan rakyatnya.
Kalau keluar kota paling sengan mengenaka pakaian yang praktis. Ia
menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth Thatcher.
Sejak menjadi pemimpin parta konservatif, ia melembutkan gaya
berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali
setahun. Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. Ia
hanya memakai topi kepernikahan, ke pemakaman, dan upacara resmi
pembukaan parlemen.
2. Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah dikenal umum dengan yang tidak atau kurang dikenal umum.
Gunanya untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
3. Contoh-contoh
Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnaya agar dapat
memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan
contoh-contoh yang konkret. Dalam hal ini sumber pengalaman sangat
efektif.
4. Sebab-akibat
Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat
sebagai pikiran penjelas. Dapat juga sebaliknya. Akibat sebagai pikiran
utama dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumlah penyebab
sebagai perinciannya.
5. Definisi luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis
terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alenia.
6. klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelmpokkan hal-
hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci
lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Berdasarkan tujuan dari sifatnya, paragraph dibedakan menjadi lima macam,


yaitu paragraph deskripsi, narasi, eksposisi,argumentasi, dan persuasi.
1) Deskripsi berasal dari verba to describe, yang artinya menguraikan,
memerikan, atau melukiskan. Paragraph deskripsi adalahh
paragraph yang bertujuan memberikan kesan/ impresi kepada
pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan
semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Dengan deskripsi
yang baik pembaca dapat dibuat seolah-olah melihat, mendengar,
merasakan, atau terlihat dalam peristiwa yang diuraikan penulis.
2) Narasi (narration) secara harifiah bermakna kisah atau cerita.
Paragraph narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan.
Paragraph narasi kadang-kadang mirip dengan paragraph deskripsi.
Bedanya, narasi mementingkan urutan dan biasanya ada tokoh
yang diceritakan. Paragraph narasi tidak hanya terdapat dalam
karya fiksi (cerpen dan novel), tetapi sering pula terdapat dalam
tulisan non fiksi.
3) Paragraf eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu
tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau
mengikutinya. Paragraf eksposisi biasanya digunakan untuk
menyajikan pengetahuan/ ilmu, definisi, pengertian, langkah-
langkah suatu kegiatan, metode, cara, dan proses terjadinya sesuatu.
4) Istilah argumentasi diturunkan dari verba to argue (Ing) yang
artinya membuktikan atau menyampaikan alasan. Paragraf
argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi,
atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk menyakinkan pembaca
bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti,
contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah.
5) Persuasi diturunkan dari verba to persuade yang artinya membujuk,
atu menyarankan. Paragraf persuasi merupakan kelanjutan atau
pengembangan paragraf argumentasi. Persuasi mula-mula
memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk
menyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan,
rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca. Beda argumentasi
dengan persuasi terletak pada sasaran yang ingin dibidik oleh
paragraf tersebut. Argumentasi menitikberatkan sasaran pada
logika pembaca, sedangkan persuasi pada emosi/ perasaan
pembaca walaupun tidak melepaskan logika. Dengan kata lain,
yang digarap paragraf argumentasi adalah benar salahnya gagasan/
pendapat. Sementara itu, paragraf persuasi menggarap pembaca
agar mau mengikuti kehendak penulis.

Anda mungkin juga menyukai