Anda di halaman 1dari 9

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

PSIKOLOGI UMUM Hafidah Asni Akmalia S.Pd, M.Sc

GANGGUAN DISOSIATIF

DISUSUN OLEH :

NUR JANNAH NIM : 170102040476


WIWI SELVIA NIM : 170102040552

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb….
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
filsafat ini dengan tepat waktu.

Makalah ini telah kami buat sebaik mungkin dan kami mengambil
referensi dari buku maupun internet. Namun kami pun menyadari dalam makalah
kami ini pasti memiliki banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu kami menerima
segala saran dan kritik dari ibu Hafidah Asni Akmalia S.Pd, M.Sc selaku dosen
pengampu untuk memperbaiki makalah kami agar lebih baik lagi.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah kami bias bermanfaat, jelas,
dan mudah dimengerti oleh ibu maupun teman-teman sekalian.
Wassalamu’alaikum.wr .wb

Banjarmasin, April 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan disosiatif adalah sekelompok gangguan yang ditandai oleh
suatu kekacauan atau disosiasi dari fungsi identitas, ingatan, atau kesadaran.
Gangguan disosiatif merupakan suatu mekanisme pertahanan alam bawah sadar
yang membantu seseorang melindungi aspek emosional dirinya dari mengenali
dampak utuh beberapa peristiwa traumatic atau peristiwa yang menakutkan
dengan membiarkan pikirannya melupakan atau menjauhkan dirinya dari situasi
atau memori yang menyakitkan.
Disosiasi dapat terjadi baik selama maupun setelah suatu peristiwa. Seperti
pada mekanismekoping atau mekanisme perlindungan lainnya, disosiasi menjadi
lebih mudah jika dilakukan berulang-ulang. Gangguan identitas disosiatif
biasanya disebut sebagai kepribadianganda.
Gangguan Disosiatif memiliki gambaran esensial berupa gangguan pada
fungsi yang biasanya terintegrasi mencakup kesadaran, memori, identitas, atau
persepsilingkungan. Hal ini sering menghambat kemampuan individu untuk
melakukan fungsi dalam kehidupan sehari-hari ,mengganggu hubungan, dan
menghambat kemampuan individu untuk melakukan koping terhadap realitas
peristiwa yang traumatik. Identitas gangguan ini sangat bervariasi pada individu
yang berbeda dan dapat muncul tiba-tiba atau bertahap, bersifat sementara atau
kronis.
Gejala utama disosiatif adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh)
dari integrasi normal di bawah kendali kesadaran antara :
1. Ingatan masa lalu
2. Kesadaran identitas dan pengindraan segera (awareness of identity and
immediate sensation) dan,
3. Kontrol terhadap gerakan tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan disosiatif
Gangguan disosiasi (dissociative disorder) adalah gangguan psikologis
yang melibatkan kehilangan memori atau perubahan identitas yang mendadak.
Dalam kondisi stress yang amat berat atau keterkejutan, kesadaran individu
menjadi terdisosiasi (terpisah atau terpecah) dari pengalaman-pengalaman dan
ingatan sebelumnya. Individu yang mengembangkan gangguan disosiasi mungkin
memiliki masalah mengkin tegrasikan beragam aspek kesadaran, hingga
pengalaman pada tingkat kesadaran yang berbeda terasa seperti seolah-olah itu
terjadi pada orang lain. Artinya, dalam beberapa individu, bagian-bagian dari
kesadaran nya terpecah dan berfungsi secara mandiri satu dari yang lain.
Disosiasi dianggap sebagai cara individu untuk menghadapi stress yang
ekstrem dengan melindungi diri secara sadar dari sebuah kejadian yang traumatis.
Gangguan disosiasi sering terjadi pada individu yang juga menunjukkan gejala
PTSD. Kedua gangguan psikologis dianggap memiliki akar, sebagian, pada
kejadian hidup yang traumatis.
Tiga jenis gangguan disosiatif adalah amnesia disosiasi, fugudisosiasi, dan
gangguan identitas disosiasi.

B. Jenis-jenis Gangguan disosiatif


1. Amnesia .
Amnesia adalah ketidak mampuan untuk mengingat kembali kejadian-
kejadian penting. Amnesia dapat terjadi sebagai akibat benturan pada
kepala, menghasilakan trauma di otak. Namun, amnesia disosiasi adalah
gangguan disosiasi yang ditandai oleh kehilangan ingatan yang ekstrem
sebagai akibat stress psikologis yang berkepanjangan.
Amnesia disosiatif dipercaya sebagai tipe yang paling umum dari
gangguan disosiatif. Kehilangan memori karena penyebab psikologi
disebut amnesia disosiatif. Amnesia diambil dari kata Yunani a-, berarti
“tanpa” dan mnasthai, berarti “untuk mengingat”.Mengingat kembali
dalam amnesia psikogenik dapat terjadi secara bertahap tapi sering muncul
secara tiba-tiba atau spontan.
Terdapat jenis-jenis dalam kerusakan ingatan yang diantaranya ialah
ketidak mampuan untuk mengingat semua insiden yang berhubungan
dengan suatu kejadian traumatic untuk suatu periode waktu spesifik
setelah kejadian tersebut (biasanya beberapa jam sampai beberapa hari)
yang disebut dengan Amnesia local. Sedangkan amnesia selektif, biasanya
Beberapa individu dapat mengingat beberapa, namun tidak semua,
peristiwa-peristiwa dalam periode waktu terbatas. Jadi, individu dapat
mengingat bagian dari peristiwa traumatik yang pernah terjadi, tetapi tidak
pada bagian lain. Beberapa individu melaporkan, dirinya menderita baik
amnesia terlokalisasi dan amnesia selektif. Dengan kata lain yang dapat
diingat hanyalah kejadian pasti yang berhubungan dengan kejadian
traumatic.
Berbeda dengan amnesia selektif dan amnesia lokal, Amnesia
menyeluruh penghilangan memori keseluruhan dari sejarah kehidupan
seseorang, dan hal tersebut jarang. Individu dengan amnesia keseluruhan
dapat melupakan identitas pribadi. Beberapa kehilangan pengetahuan
sebelumnya tentang dunia (pengetahuan semantik) dan tidak dapat
melakukan keahlian-keahlian yang telah dipelajari (pengetahuan
prosedural).

2. Fugu disosiasi (dissociative fudue )


Fugu berarti “ terbang “ adalah gangguan disosiasi dimana individu tidak
hanya mengembangkan amnesia, tetapi juga pergi secara tidak diduga jauh
dari rumah dan mengembangkan identitas baru. Sebuah kasus yang diduga
disebabkan oleh fugu disosiasi adalah kasus James Simmons / Barre Cox.
Pada tahun 2000 anggota komonitas gereja White Rock, sebuah komonitas
Gereja yang didominasi kaum gay dan lesbian di Dalla Texas, menyewa
James Simmons untuk menjadi pastor mereka. Ia telah mengatakan kepada
anggota kongresinya bahwa ia mengidap amnesia sesudah diserang dan
hampir selalu hidup dengan berkelana sesudahnya. Ia memperkenalkan
diri sebagai seorang homoseksual yang hidup selibat. Hampir satu tahun
kemudian, ia dikenal sebagai Barre Cox, seorang ayah yang menikah dan
pendeta remaja muda di San Antonio yang hilang pada tahu 1984, sebelum
ia menerima pekerjaan menjadi pastorgereja (Yardley,2001). Sementara
simmons/cox bertahan dalam pendapat bahwa ia memiliki amnesia akan
hidupnya dimasa lalu, beberapa yang lain menunjukkan bahwa ia tampak
meninggalkan hidup yang tidak memuaskan untuk nya. Akhirnya,ia
dipecat sebagai pastor dari gereja tersebut.
3. Gangguan identitas disosiasi
Gangguan identitas disosiasi atau yang sebelumnya dikenal sebagai
gangguan paling dramatis, namun paling jarang ditemukan dibandingkan
dengan gangguan disosiasi lainnya. Individu yang menderita gangguan ini
memiliki dua atau lebih kepribadian selves, seperti karakter fiksi Dr. Jekyll
dan Mr. Hyde dari cerita pendek karya Robert Louis Stevanson. Setiap
kepribadian memiliki ingatannya masing-masing dan hubungan. Satu
kepribadian didomilisi pada satu waktu, sementara kepribadian lain
mengambil alih pada waktu antara kepribadian biasanya terjadi dalam
situasi distres. Orang dengan kepribadian ganda seringkali sangat
imajinatif pada masa kecilnya karena terbiasa dengan permainan “make-
believe” (pura-pura atau bermain peran) mereka mungkin sudah
mengadopsi identitas pengganti, terutama bila mereka belajar bagaimana
menampilkan peran kepribadian ganda. Dalam kasus kepribadain ganda
masih terdapat kontroversi, karena selama tahun 1920-1970 dilaporkan
hanya sedikit kasus di seluruh dunia tentang kepribadian ganda. Sejumlah
ahli percaya bahwa gangguan tersebut terlalu cepat didiagnosis pada
orang-orang yang sangat mudah tersugesti yang bisa saja hanya mengikuti
sugesti bahwa mereka mungkin memiliki gangguan tersebut (APA, 2000).
Sejumlah pakar terkenal, seperti Psikolog Nicholas Spanos dan para
psikolog lainnya telah menentang keberadaan gangguan identitas disosiatif.
Bagi Spanos, kepribadian ganda bukanlah suatu gangguan tersendiri,
namun suatu bentuk bermain peran dimana individu pertama-tama mulai
menganggap diri mereka memiliki self ganda dan kemudian mulai
bertindak dengan cara yang konsisten dengan konsepsi mereka mengenai
gangguan tersebut. Pada akhirnya permainan peran mereka tertanam
sangat dalam sehingga menjadi kenyataan bagi mereka.
C. Ciri-ciri Gangguan Disosiasi
 Perilaku
- Menyakiti diri sendiri
- Perilaku Implusif atau melukai diri sendiri
 Suasana Hati
- Kegelisahan
- Merasa Lepas dari diri sendiri
- Perubahan suasana Hati
 Psikologis
- Depresi
- Kesadaran berubah
- Mengingat-ingat kejadian yang lalu
 Umun
Amnesia atau pingsan atau kehilanagn kesadaran
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gangguan disosiasi (dissociative disorder) adalah gangguan psikologis
yang melibatkan kehilangan memori atau perubahan identitas yang mendadak.
Dalam kondisi stress yang amat berat atau keterkejutan, kesadaran individu
menjadi terdisosiasi (terpisah atau terpecah) dari pengalaman-pengalaman dan
ingatan sebelumnya. Individu yang mengembangkan gangguan disosiasi mungkin
memiliki masalah mengkin tegrasikan beragam aspek kesadaran, hingga
pengalaman pada tingkat kesadaran yang berbeda terasa seperti seolah-olah itu
terjadi pada orang lain. Artinya, dalam beberapa individu, bagian-bagian dari
kesadaran nya terpecah dan berfungsi secara mandiri satu dari yang lain.
Disosiasi dianggap sebagai cara individu untuk menghadapi stress yang
ekstrem dengan melindungi diri secara sadar dari sebuah kejadian yang traumatis.
Gangguan disosiasi sering terjadi pada individu yang juga menunjukkan gejala
PTSD. Kedua gangguan psikologis dianggap memiliki akar, sebagian, pada
kejadian hidup yang traumatis.
DAFTAR PUSTAKA
King, Laura A., Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif, Jakarta:
Salemba Humanika, 2010.
https://www.google.co.id/url?q=http://www.idmedis.com/2015/11/makalah-
gangguan-dsosatif-gangguan-identitas.

Anda mungkin juga menyukai