Anda di halaman 1dari 9

Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Secara otimlogis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai
tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan
olahraga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alatlangsung untuk mencapai
tujuan pendidikan. Misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan
sebagainya.
Sedangkan menurut kemutusan Menteri P dan K No. 079/1975, sarana pendidikan
terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu:
a. Bangunan dan perabot sekolah.
b. Alat pelajaran yang terdiri, pembukuan dan alat-alat peraga dan
laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil dan medi yang tidak menggunakan alat
penampil.
Yang bertanggung jawab tentang sarana dan prasarana pendidikan adalah para
pengelola/administrasi pendidikan. Secara micro (sempit) maka kepala sekolah yang
bertanggung jawab masalah ini.
1. Hubungan antara peralatan dan perlengkapan pengajaran dengan
program pengajaran
Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah dan cara-cara
pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program
mengajar-belajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan
menghambat proses belajar dan mengajar. Demikian pula administrasinya
yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut,
sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaanya istimewa.1
Titik berat dalam hal ini ada;ah kepada belajar yang diakaitkan dengan
masalah-masalah dan kebutuhan serta kegunaan hasil belajar nanti di dalam

1
Daryanto, ADMINISTRASI PENDIDIKAN, PT RINEKA CIPTA, Jakarta 2006, hlm 51
kehidupannya. Karena penyediaan sarana pendidikan di suatu sekolah
haruslah disesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di
masa-masa mendatang.
2. Tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan pengurusan dan
prosedur
Salah satu tugas utama kepala sekolah dalam administrasian sarana
pengajaran ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan
mereka akan alat-alat sarana tersebut dan mempersiapkan perkiraan tahunan
untuk diusahakan penyediaannya. Kemudian menyimpan dan memelihara
serta mendistribusikan kepada guru-guru yang bersangkutan, dan
menginventarisasikan alat-alat/sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.
1) Mempersiapkan perkiraan tahunan
Biasanya kepala sekolah membuat daftar alat-alat yang diperlukan di
sekolahnya sesuai dengan kebutuhannya dengan daftar alat yang
distandarisasi. Sedangkan untuk alat-alat yang belum distandarisasi,
kepala sekolah sama-sama menyusun daftar kebutuhan sekolah
masing-masing.
2) Menyimpan dan mendistribusikan
Ada beberapa prinsip administrasi penyimpanan peralatan dan
perlengkapan pengajaran sekolah,\.
a. Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan ditempat-tempat
bersih yang bebas dari faktor-faktor perusak seperti: panas, lembab,
lapuk, dan serangga.2
b. Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun yang
keluar alat.
c. Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan.

22
Ibid hal 52
d. Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan
bahwa persediaan lama harus lebih dulu dipergunakan.
e. Harus diadakan inventarisasi secara berkala.
f. Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dari tiap-tiap
penyimpanan harus dirumuskan secara terperinci dan dipahami
dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan.
Pendistribusian peralatan dan perlengkapan pengajaran ini harus berada dalam
tanggung jawab salah seorang anggota staf yang ditunjuk. Karena pelaksanaan
tanggung jawab ini hanya bersifat ketatausahaan maka kurang tepat jika
kepala sekolah atau guru sendiri yang langsung melaksanakannya. Yang
paling tepat adalah pegawai tata usaha.
Kebijakan pendistribusian ini hendaklah ditekankan kepada prinsip efesien
dan fleksibilitas, maksudnya bila diperlukan sewaktu-waktu segera dapat
disediakan.
3. Beberapa Pedoman Administrasi Perawatan
Walaupun pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan sudah
merupakan pekerjaan rutin dan orang-orang dihadapkan kesukaran-kesukaran
yang kurang berarti, namun untuk penyempurnaan pekerjaan tersebut para
ahli menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan administrasinya.
Di antaranya adalah sebagaí berikut:
1) Hendaknya kepala sekolah tidak terlalu menyibukkan dirinya secara
langsung dengan urusan pelaksanaan administrasi peralatan dan
perlengkapan pengajaran.3
2) Melakukan sistem pencatatan yang tepat sehingga mudah dikerjakan.
3) Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus senantiasa
ditinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan
program pengajaran.

3
Ibid hal. 53
4) Kondisi-kondisi di atas akan terpenuhi jika administrator
mengikutsertakan semua guru dalam perencanaan seleksi, distribusi
dan penggunaan serta pengawasan peralatan dan perlengkapan
pengajaran yang semuanya mendorong mereka untuk memikirkan
proses paling tepat dalam melayani kebutuhan- kebutuhan mereka.
4. Administrasi Gedung dan Perlengkapan Sekolah
Mungkin banyak para kepala sekolah yang tidak mempunyai kesempatan
untuk ikut serta dalam perencana an bangunan sekolah. Sedangkan sebagai
administrator yang bertanggung jawab akan sekolahnya, kepala sekolah
mempunyai peranan tersendiri dalam panitia perencanaan bangunan sekolah
dan perlengkapannya.
Dalam menghadapi tugas ini disarankan menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Masalah dasar-dasar pengajaran dan penentuan jenis program pengajaran
dan perencanaan fasilitas bangunannya.
2) Membentuk panitia untuk mempelajari kebutuhan- kebutuhan khusus
yang bertalian dengan bangunan dan perlengkapannya yang diusulkan.
3) Mengatur kunjungan sekolah-sekolah yang dipergunakan sebagai model
atau contoh.
4) Mempelajari gambar-gambar contoh bangunan sekolah dan
perlengkapannya baik yang diproyeksikan maupun gambar biasa.4
Langkah-langkah di atas bukan satu-satunya cara yang dapat ditempuh
kepala sekolah dalam merencanakan bangunan sekolah baru beserta
perlengkapannya. Masih ada cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk
memperoleh informasi mengenai hal-hal penting yang bertalian dengar
perencanaan bangunan sekolah. Misalnya melalui loka karya, konferensi dan

4
Ibid hal 54
mengikuti penataran khusus mengenai masalah bangunan sekolah dan
perlengkapannya.
Ada beberapa aspek yang bertalian dengan perencanaan dan pemeliharaan
bangunan sekolah dan perlengkapannya (a - j):
a. Perluasan bangunan yang sudah ada
Pada bangunan sekolah yang sudah ada sering kali diperlukan tambahan-
tambahan bangunan dan perlengkapannya. Dalam masa kerjanya kepala
sekolah tentu pernah menghadapi masalah seperti di atas, apabila tuntutan-
tuntutan yang berasal dari perkembangan pendidikan semakin cepat
mendesak baik yang bertalian dengan kualitas maupun kuantitas. Keadaan
pekerjaan akan menentukan lamanya waktu dan besarnya tenaga yang
dibutuhkan untuk mempelajari kebutuhan-kebutuhan dan
mengidentifikasikannya dengan tepat.
Sudah tentu guru-guru dan para orang tua murid yangdiikutsertakan dalam
melakukan perencanaan mengenai penambahan-penambahan dan
perombakan-perombakan bangunan yang sudah ada atau merencanakan
bangunan baru, dan saran-saran yang mereka kemukakan ditampung dan
dipertimbangkan. Segala bahan penting yang diperlukan harus dikumpulkan
agar supaya dapat menyampaikan rekomendasi yang tepat dan masuk akal,
baik kepada pemerintah maupun kepada masyarakat Langkah-langkah yang
disarankan terdahulu dapat juga ditempuh jika penambahan bangunan itu
agak besar.5
b. Rehabilitasi
Dengan melakukan survey terhadap bangunan dan perlengkapan yang
sudah ada dan mencatat serta terperinoi perbaikan-perbaikan yang
diperlukan, kepala sekolah dengan stafnya dapat mengusulkan perbaikan-
perbaikan untuk kepentingan efektivitas pelaksanaan program sekolah.

5
Ibid hal 55
c. Meningkatkan mutu keindahan ruang belajar
Ada kecenderungan untuk mengecat ruang belajar dengan warna
menurut kesukaan dan pilihan individu guru. Walaupun tiap orang
mempunyai kesukaan, dan pilihan warna masing-masing, namun ada
beberapa prinsip yang telah lama diakui dan dianjurkan para ahli seni dan
dekorasi umpamanya reaksi-reaksi psikologis terhadap warna-warna tertentu
harus diperhatikan dalam mengecat ruang belajar, seperti warna merah dan
orang adalah warna yang hangat dan memberikan tenaga, sedangkan warna
hijau memberikan pengaruh mendinginkan dan sejuk.6
Macam-macam warna yang memantulkan cahaya harus diperhatikan
dalam mengecat ruangan belajar dan gang-gang.
Dinding atas ruangan belajar harus dicat putih karena 80 % faktor
pantulan diperlukan untuk memberikan cahaya yang memadai kepada murid.
Demikian pula dinding-dinding samping ruangan harus dicat warna cerah
dan pusat. Warna perabot harus coklat muda dan tidak mengkilap.
d. Memilih perabot dan perlengkapan
Kepala sekolah hendaknya serba bisa, karena bukan saja harus memiliki
pengetahuan yang memadai mengenai bangunan sekolah, melainkan juga
banyak pengetahuannya tentang perabot dan perlengkapan. Salah satu faktor
penting yang dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih perabot dan
perlengkapan ruangan kelas yang harus disediakan, ialah dasar pengajaran.
Administrator fungsi dan letak perabot di ruang belajar.
e. Tanggung jawab keberesan sekolah
Kepala sekolah dan guru hendaknya selalu menyadari bahwa murid-
murid banyak belajar dari lingkungan sekolah. Keadaan kelas yang
berantakan dan tidak teratur, kotor cahaya dan ventilasi yang kurang

6
Ibid hal 56
memadai, akan memberikan pengaruh jelek kepada murid-murid ditinjau
dari segi pendidikan dan perkembangannya.7
Di samping itu keadaan seperti di atas ditinjau dari segi pendidikan
kesehatan akan menimbulkan pengaruh yang merugikan, kesehatan jasmani
dan rohani. Di samping itu proses belajar dan mengajar akan terhambat, yang
berarti menghambat pula kelancaran pelaksanaan program pengajaran di
sekolah. Karena itu hendaknya kepala sekolah menyadari tanggung jawab
untuk senantiasa mengawasi ruangan belajar dan bagian-bagian sekolah
lainnya agar selalu beres, bersih dan teratur.
f. Memperhatikan kondisi sanitasi
Ditinjau dari kebutuhan akan kesehatan pada murid-murid dan seluruh
anggota staf di sekolah, masalah sanitasi harus mendapat perhatian pertama.
Salah satu kegiatan utama program kesehatan sekolah ialah menciptakan
lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Ruang belajar, ruang olahraga, laboratorium, ruang kesenian, ruang
keterampilan dan sebagainya. Kesemuanya harus diatur sedemikian rupa
sehingga kondisinya memberikan pengaruh yang optimal dalam proses
belajar dan terhadap perkembangan kesehatan murid-murid baik kesehatan
fisik maupun kesehatan mentalnya Dalam usaha kesehatan sekolah atau UKS
hal ini di bicarakan secara terperinci. Memang kesehatan menjadi salah satu
tujuan ini di sekolah, di antaranya menyediakanmemperla fasilitas-fasilitas
untuk mempraktekkan kebiasaan hidup sehat, salah satu fasilitas penting
lalah penyediaan air untuk mencuci tangan dan kaki dan anggota badan
lainnya. Hendaklah disediakan sabun dan lap atau handuk kecil. 8
g. Pemeriksan itu perlu
Tanggung jawab kepala sekolah untuk melakukan pemeriksaan dan
koreksi terhadap kondisi-kondisi ruangan sekolah dan perlengkapannya

7
Inid hal 57
8
Ibid hal 58
termasuk halaman dan tempat-tempat bermain murid, harus dilaksanakan
terus- menerus dan teratur. Dalam melaksanakan tugas tersebut, ia
mengadakan pertemuan-pertemuan dengan penjaga kebersihan sekolah
mengenai masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang harus diatasi.
Pemeriksaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga hal-hal yang
sekecil-kecilnya pun tidak lepas dari tanggung jawab.
h. Penyimpanan alat-alat yang tepat
Dari segi pendidikan soal penyimpanan alat-alat kurang mendapat
perhatian, baik dalam literatur tentang konstruksi bangunan sekolah maupun
dalam rencana struktur bangunannya. Alat-alat yang langsung dipergunakan
dalam pelajaran memerlukan fasilitas penyimpanan yang memadai dan
praktis sehingga sewaktu-waktu diperlukan dapat segera disediakan serta
keamanannya cukup terpelihara. Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan
alat-alat ini direncanakan sebelum bangunan didirikan sehingga faktor
estitikanya pun mendapat perhatian juga.9
i. Mengatur dan memelihara ruang belajar
Sebagian besar waktu kehidupan murid-murid dan serta guru selama
bersekolah, dipergunakan di ruang belajar. Dari kenyataan ini timbul
tuntutan agar supaya kepala sekolah memberikan perhatian cukup terhadap
kondisi ruang belajar. Memang guru-guru sering kall memberikan
pengawasan langsung terhadap pengaturan, dan pemeliharaan ruang belajar,
namun mereka, memerlukan bantuan dan dukungan dari kepala sekolah dan
penjaga kebersihan sekolah agar supaya ruang belajar senantiasa siap untuk
dipergunakan dan memperlancar proses belajar. Di samping hal-hal lainnya,
hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah ruang belajar harus cukup
mendapat cahaya, kebanyakan guru-guru kurang menyadari pentingnya

9
Ibid hal 59
cahaya yang memadai bagi murid-murid jika sedang ada dalam ruang
belajar.10
j. Pemeliharaan halaman dan tempat bermain
Kegiatan rekreasi di sekolah dewasa ini mempunyai peranan penting
dalam program pengajaran. Menyediakan tempat dan fasilitas saja untuk
keperluan itu, belum memadai. Tempat bermain harus dipelihara, diratakan
serta disesuaikan dengan berbagai permainan dan kegiatan yang dilakukan
oleh murid-murid. Tempat bermain harus selalu dijaga dan dipelihara supaya
bebas dari kondisi dan hal-hal atau benda-benda yang mungkin
menimbulkan bahaya kecelakaan, atau memberikan pengaruh buruk terhadap
perkembangan kesehatan murid-murid dan penghuni sekolah lainnya. Untuk
menjaga an memelihara agar supaya tempat bermain menarik, aman dan
bebas dari hal-hal yang mungkin menimbulkan kecelakaan, kepala sekolah
harus bekerja sama dengan guru-guru, murid, penjaga kebersihan sekolah
dan penjaga dan keamanan sekolah.11

10
Ibid hal 60
11
Ibid hal 61

Anda mungkin juga menyukai