Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
MEMPELAJARI KERANGKA KARANGAN
(BENTUK KARANGAN DAN POLA ORGANISASI)

DOSEN PENGAMPU:
Tuti Hardianti, S.Pd.I., M.Pd

DISUSUN OLEH:
MIFTAHUL KHOTIMAH (E.ES.I.2023.005)
MAULIDDIYA RAHMI (E.ES.I.2023.013)
M DIMAZ ANDREAN (E.ES.I.2023.006)
M INSAN MUTTAQIN (E.ES.I.2023.001)
ZUHRY (E.ES.I.2023.012)
M. ANTOSIANIN (E.ES.I.2023.014)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SYEKH MAULANA QORI


INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH MAULANA QORI BANGKO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI
EKONOMI SYARI’AH
2023
i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia.
Bahasa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara
atau penulis. Bahasa yang digunakan seharusnya dapat mendukung maksud
secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat
diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik.
Sebuah karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi yang
berkaitan dengan tema atau topik karya ilmiah tersebut. Hal ini untuk
menunjukkan kualitas baik atau tidaknya sebuah karya ilmiah. Semakin baik
buku atau referensi yang dikutip maka semakin baik pula kualitas karya ilmiah
tersebut.
Pada hakekatnya sebuah karya ilmiah disajikan bagi semua pembaca
yang berkepentingan dengan karya tersebut atau bisa juga bagi pembaca yang
ingin menambah wawasan keilmuanya. Seorang pembaca yang baik akan
senantiasa mengkritisi apa yang ia baca, hal ini dilakukan dengan cara melihat
referensi yang dimuat oleh sebuah karya ilmiah yang ia baca. Maka dari itu
seorang penulis harus benar dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya
tulisnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kerangka Karangan?
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Karangan?
3. Bagaimana Pola Organisasi Karangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Kerangka Karangan
2. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Karangan
3. Untuk mengetahui Pola Organisasi Karangan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja uang membuat garis-garis
besar suatu karangan yang ketentuan-ketentuan bagaimana kita akan menyusun
karangan-karangan.1
Kerangka karangan dapat diartikan rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka
karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak
kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
B. Bentuk-Bentuk Karangan
Dilihat dari tujuannya, karangan memiliki bentuk-bentuk sebagai
berikut :2
1. Deskripsi
Deskripsi adalah sebuah gambaran tentang suatu keadaan, seolah-
olah pembaca merasakan, melihat, mendengar dan membayangkan
gambaran tersebut yang bertujuan untuk memberikan perincian tentang
sebuah situasi yang ada pada karangan tersebut.
Secara garis besar ada 2 macam bentuk karangan deskripsi:
a. Deskripsi Ekspositor
Merupakan karangan yang sangat logis, biasanya merupakan
daftar rincian atau halyang penting-penting saja yang disusun menurut
sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati.
b. Deskripsi Impresionatis
Merupakan karangan yang menggambarkan impresi penulisnya,
atau untuk menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih
1
Deti Syamrotul Fuadi,Bahasa Indonesia : Ringkasan dan Bank Soal (Bandung : Yroma
Widya 2005), hal 244-245
2
Lamudin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: DIKSI, 2010, hal. 134

2
menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi
atau ketika melakukan impresi tersebut.
2. Narasi
Narasi merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya
sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan.
Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga
unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah
narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Jenis-jenis narasi adalah sebagai berikut:
a. Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian
informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan
memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
b. Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian
informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan
memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi
ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data
yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku
diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam
kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka
ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik.
Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau
bersifat objektif.
c. Narasi objektif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu
maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para
pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau
bersifat objektif.

3
d. Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu
maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para
pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
3. Eksposisi
Karangan yang berisikan sebuah uraiangan atau penjelasan suatu
topik dengan tujuan memberikan informasi atau pengetahuan tambahan bagi
pembaca.
4. Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat
dengan fakta sebagai alasan atau bukti. Dalam argumentasi pengarang
mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Ada unsur opini dan
data juga fakta sebagai penyokong opini tersebut.
5. Persuasi
Dalam bahasa inggris kata to persuade berarti ‘membujuk’ atau
‘meyakinkan’ bentuk nominannya adalah persuation yang kemudian
menjadi kata pungut indonesia persuasi.
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat
pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan
yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan
ataupun perasaan seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-fakta yang
relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya
dapat diterima secara meyakinkan. Disamping itu dalam menulis karangan
persuasi harus pula dipehatikan penggunaan diksi yang berpengaruh kuat
terhadap emosi atau perasaan orang lain.
Dalam uraian dibawah ini di sajikan macam-macam persuasi ditinjau
dari segi pemakaiannya, dari segi ini, karnagn persuasi di diolongkan
menjadi empat macam, yaitu: (1) persuasi politik, (2) persuasi pendidikan,
(3) persuasi advertensi, (4) dan persuasi propaganda.

4
C Pola Organisasi Karangan
Secara garis besar, pola organisasi karangan dibagi menjadi dua yaitu
pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola
susunan organisasi karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit organisasi karangan sesuai dengan
keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai
pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap
kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis) asal usul penulis
b. Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan
mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan
ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran) Di
daerah Kalimantan
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah
adalah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu peristiwa sudah di kenal
dengan bagian–bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut
secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan
berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana
lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–
bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan
landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau

5
urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri
yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan
pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan
logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian
bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling
tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol Contoh: Topik
(turunnya Suharto) dan Merajalela nya praktek KKN
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan
akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai
sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang
menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif
dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan
yang di hadapi umat manusia pada umumnya. Contoh: Topik (krisis
moneter melanda tanah air) dan Tingginya harga bahan pangan
c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju
kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-
kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau
persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari
masalah yang di hadapi tersebut. Contoh: Topik (virus flu babi / H1N1
dan upaya penanggulangannya)
d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu
di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus). Contoh : Topik
(pengaruh internet)

6
e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang
sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang
kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu
cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Akseptabilitas
Adalah mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak
oleh pembaca ataukah disetujui atau tidak.3

BAB III
3
Groys Keraf, Tata Bahasa Indonesia (Jakarta : Nusa Indah, 1997), hal. 136-142

7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerangka karangan dapat diartikan rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan
teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka
karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak
kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Penyusunan organisasi
karangan secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola
alamiah dan pola logis.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami tulis. Kurang lebihnya mohon
maaf, kritik, kekurangan-kekurangan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua, baik kepada pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

8
Fuadi, Deti Syamrotul, 2005. Bahasa Indonesia : Ringkasan dan Bank Soal.
Bandung : Yroma Widya.
Finoza, Lamudin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: DIKSI
Keraf, Groys. 1997. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta : Nusa Indah

Anda mungkin juga menyukai