Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENULISAN KARANGAN ILMIAH”

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU:

Siti Munawarah, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:

1. Wellin Yetna Kadeli (182121281)


2. Azriyanto (1821170454)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (3A)

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BENGKALIS

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Yang akan memberikn manfaat
di kemudian hari guna kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “PENULISAN KARANGAN ILMIAH”.

Dalam penyusunannya kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami sebagai penyusun makalah mengucapkan terimakasih kepada ibu Siti Munawarah
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah mengarahkan dan membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini.

Meskipun kami sebagai penyusun berharap isi makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bengkalis, 16 november 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Karangan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu karya tulis mon-ilmiah (karya non-ilmiah),
seni ilmiah dan ilmiah. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih jelas mengenai karangan
ilmiah. Karangan ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan
memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah dan karangan popular
memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, dan
bagaimana proses penulisan karangan ilmiah yang baik dan benar, didalam makalah ini akan
dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan, mengetahui jenis-jenis
karangan ilmiah serta bagaimana menuliskan karangan ilmiah yang baik benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian karangan ilmiah?
2. Apa hakikat karangan ilmiah?
3. Apa jenis dan sistematika penulisan karangan ilmiah?
4. Apa ciri-ciri karangan ilmiah?
5. Bagaimana penulisan kutipan karangan ilmiah?

C. Manfaat dan Tujuan


1. Mengetahui pengertian karangan ilmiah.
2. Mengetahui hakikat karangan ilmiah.
3. Mengetahui jenis dan sistematika penulisan karangan ilmiah.
4. Mengetahui ciri-ciri karangan ilmiah.
5. Mengetahui penulisan kutipan karangan ilmiah.
BAB II

ISI

A. Pengertian Karangan Ilmiah


Karya ilmiah merupakan karya tulis yang berisi paparan suatu pembahasan secara
ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang sengaja dibuat untuk memecahkan suatu
masalah. Biasanya berisi mengenai fakta, data serta solusi mengenai isu yang diangkat.

Mengutip dari buku Penulisan Karya Ilmiah yang disusun oleh Dra. Zulmiyetri,
M.Pd., karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum serta
ditulis menurut metodologi yang baik dan benar. Maksud dari penulisan karya ilmiah sendiri
untuk berkomunikasi dengan orang lain tentang ilmu.

Menurut Brotowidjoyo, “Karya Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang


menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”.

Sementara menurut Eko Susilo,M. Karangan ilmiah adalah suatu karangan atau
tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan,
pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu
dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmuannya. Sementara itu, menurut Wikipedia
bahasa indonesia, karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.

Pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan
teratur tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi
pernaskahan.

Karangan yang paling sederhana dapat berupa satu alinea. Namun, ide suatu
karangan pada prinsipnya lebih luas dari ide alinea sehingga karangan disebut juga
suatu wacana.

Wacana ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan


yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis (Suriasumantri, 1995:307). Suatu karangan
akan disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan
analisis dari suatu hasil penelitian, walau bagaimanapun sederhananya.
B. Hakikat Karangan Ilmiah
1. Definisi Hakikat Karangan Ilmiah

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau
pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan
menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas
dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan,
serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi
sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca
dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara
sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping
menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.

2. Ciri-ciri Hakikat Karangan Ilmiah


a. Struktur Sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang
ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup
merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.

b. Komponen dan Substansi

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya
ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah
yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. Sikap Penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua

d. Penggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

C. Jenis dan Sistematika Penulisan Karangan Ilmiah


Pada dasarnya isi karangan secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu
(1) pendahuluan, (2) isi/uraian, (3) penutup. Sebenarnya, pembabakan tersebut
hanya cocok untuk karangan nonilmiah (nonkaril). Adapun sistematika karangan
ilmiah yang ideal adalah (1) pendahuluan, (2) teori, (3) data, (4) analisis, (5)
kesimpulan dan saran (kalau ada).

Dari uraian di atas tampak bahwa faktor terpenting yang membedakan karil
dan nonkaril adalah ada atau tidaknya analisis. Analisis adalah kegiatan menghitung
(menambah, mengurangi, membagi), menimbang-nimbang, membandingkan antara
teori dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek berdasarkan satu atau
berbagai sudut pandang. Muara dari kegiatan menganalisis adalah menarik simpulan, yaitu
memberi penilaian yang objektif tentang maju mundur, untung rugi,
berhasil tidak berhasil, baik buruk, atau gabungan hal tersebut yang didasari oleh
argumentasi yang tepat dan ukuran yang akurat. Bila menganalisis sesuatu yang
merupakan kelemahan, dalam bagian itu pula sekaligus diberikan saran perbaikan
beserta alasan mengapa menyarankan seperti itu (Finoza, 1994: 78).

Dari kelima bagian isi karil, porsi yang terbesar adalah bagian analisis. Bagian
analisis merupakan tempat pengarang/penulis berimprovisasi mengolah kata dan
kalimat membedah materi sesuai dengan selera dan pandangannya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dengan membaca bagian analisis inilah pembaca dapat
melihat sikap kritis dan ketajaman nalar seorang penulis.

Setiap penulis karil perlu menyadari bahwa bagian analisis dari karangannya
itulah yang orisinal merupakan karya ciptanya yang murni. Adapun menulis teori dan
data sebenarnya tidak lebih dari kegiatan mengutip atau memindahkan teori dan
data itu dari sumbernya ke dalam karangan, walaupun harus diakui bahwa
menyusunnya menjadi bagian yang terintegrasi ke dalam suatu karangan tetap
merupakan jasa penulisnya.

Adapun jenis-jenis karangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Makalah

Menurut Kamus Besar BahasaIndonesia, makalah merupakan “suatu tulisan resmi


tentang suatu pokok yang dimaksud untuk dibacakan di muka umum dalam suatu
persidangan dan sering disusun untuk diterbitkan.” Selain itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia
juga mendefinisikan makalah sebagai karya tulis yang dibuat oleh pelajar atau mahasiswa
yang ditujukan untuk memenuhi tugas sekolah atau tugas kuliah yang diberikan oleh guru
atau pun dosen. Orang yang menyusun sebuah makalah biasanya disebut sebagai pemakalah.

Makalah biasanya ditulis dalam format tiga bab, yang terdiri atas pendahuluan,
pembahasan dan penutup. Namun, makalah juga bisa ditulis dalam empat bab yang terdiri
atas pendahuluan, kajian pustaka, pembahasan, dan penutup. Format bab itu bisa dipilih dan
digunakan sesuai dengan kemampuan pemakalah atau sesuai dengan kebijakan dari pemberi
tugas makalah.

2. Tugas Akhir

Tugas akhir merupakan karya tulis ilmiah yang ditulis untuk memenuhi syarat
kelulusan mahasiswa Diploma III (D3). Tugas akhir biasanya berbentuk laporan hasil
magang atau kerja praktek yang dikomparasikan dengan teori-teori yang dipelajari oleh
mahasiswa tersebut selama di bangku perkuliahan.

3. Skripsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, skripsi diartikan sebagai “karangan ilmiah
yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan
akademisnya.” Skripsi biasanya ditulis oleh para mahasiswa yang sedang mengenyam
jenjang pendidikan Strata 1 (S1) dan bertujuan supaya mahasiswa dapat meraih gelar Sarjana.
Selain itu, skripsi juga biasa ditulis dalam format lima bab, yang lima bab tersebut terdiri atas
pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, dan penutup. Selain itu,
unsur-unsur pendukung seperti lembar penegsahan, daftar pustaka, abstrak, dan lampiran juga
mesti

Format penulisan skripsi bisa berbeda-beda dan bervariatif, tergantung metode


penelitian yang diambil mahasiswa–entah itu kualitatif maupun kuantitatif–ataupun
tergantung dari kebijakan perguruan tinggi masing-masing. Selain itu, unsur-unsur
pendukung seperti lembar penegsahan, daftar pustaka, abstrak, dan lampiran juga mesti

4. Tesis

Tesis adalah karangan ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa yang mengenyam jenjang
pendidikan Strata 2 (S2) dan bertujuan supaya mahasiswa S2 ttersebut dapat meraih gelar
Master. Format penulisannya pun hampir serupa dengan skripsi. Hanya saja, di dalam tesis,
analisis penelitiannya jauh lebih dalam dibanding skripsi. Selain itu, penyusun tesis dituntut
untuk lebih mandiri dibanding penyusun skripsi.

5. Disertasi

Jika skripsi ditulis oleh mahasiswa SI dan tesis oleh mahasiswa S2, maka disertasi
ditulis oleh mahasiswa S3 yang hendak meraih gelar doktor. Format penulisan disertasi sama
dengan skripsi dan tesis. Hanya saja, analisis atau kajian yang dilakukan mesti lebih
mendalam dibanding skripsi dan tesis. Selain itu, dalam proses penulisannya, mahasiswa
yang menulis disertasi dituntut untuk jauh lebih mandiri dibanding mahasiswa yang menulis
skripsi dan tesis. Demikianlah jenis-jenis karangan ilmiah dalam bahasa Indonesia

D. Ciri-Ciri Karangan Ilmiah


Karangan ilmiah mempunyai ciri-ciri, antara lain:

1. Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan


maksudnya tepat dan jernih.
2. Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4. Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5. Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan
betapapun kecilnya.
6. Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang
memperlihatkan kesinambungan.
7. Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap
lengkapnya.

Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang


pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan
(tidak terlalu formal).

Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:


•Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
• Fakta yang disimpulkan subyektif.
• Gaya bahasa konotatif dan populer.
• Tidak memuat hipotesis.
• Penyajian dibarengi dengan sejarah.
• Bersifat imajinatif.
• Situasi didramatisir.
• Bersifat persuasif.
• Tanpa dukungan bukti.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta
umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa
konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum
yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan
fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya
mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-
ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang
masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan
cerpen.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :


• Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
• Fakta yang disimpulkan subjektif;
• Gaya bahasa formal dan popular;
• Mementingkan diri penulis;
• Melebih-lebihkan sesuatu;
• Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.

Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi
buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif
terhadap sebuah buku.

Ciri karangan ilmiah (karil) yang membedakannya dengan karangan


nonilmiah, selain harus merupakan hasil penelitian (faktual objektif ) adalah tersusun
secara sistematis (sistematik); menggunakan metode ilmiah (metodik); berlaku
umum/bersifat universal, dan ditulis dengan ragam bahasa ilmiah (Darmodjo,
1986:12 dan Jasin, 1994:10)

Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti.
Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga
mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai
ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan) .

Sistematik berarti tersusun atau terorganisasi dalam suatu sistem. Bagianbagiannya


tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain
harus saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara
keseluruhan karangan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Metodik berarti menggunakan metode atau cara tertentu dengan langkahlangkah yang
teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.

Berlaku umum berarti fenomena pengetahuan yang diobservasi tidak hanya


berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja. Siapa
saja dengan cara eksperimen dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang
sama dengan yang diperoleh pendahulunya secara konsisten.
Betapa perlunya menguasai bahasa ilmiah dalam penulisan karil kiranya tidak
perlu diragukan. Tentang ciri bahasa ilmiah ini, Brotowidjoyo (1985:79) berpendapat:
bahasa dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosakata, peristilahan, tata
kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah dibakukan (distandardisasi).

Seorang pakar penulisan ilmiah, Jujun S. Suriasumantri, menilai persoalan


kebahasaan begitu pentingnya sehingga dalam bukunya Pedoman Penulisan Ilmiah
(1986:59) kepada para calon penulis dia berpesan sebagai berikut.

Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah
kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan
mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara
subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang
tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika bepikir: tata
bahasa yang tidak cermat merupakan logika berpikir yang tidak cermat
pula. oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah
yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar.

Pakar yang lain, Surakhmad (1978 :12), juga mengatakan bahasa adalah
medium terpenting di dalam karangan. Diingatkannya, apabila bahasa yang dipakai
kurang cermat, karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah
menimbulkan salah pengertian. “Bahasa karangan yang kacau menggambarkan
kekacauan pikiran pengarangnya,” tambahnya.

E. Penulisan Kutipan Karangan Ilmiah


1. Prosedur Mengarang

Kegiatan menulis karil harus mengikuti prosedur :


1) memilih/menetapkan topik
2) mengidentifikasikan masalah
3) merumuskan tema/tujuan/tesis/hipotesis
4) menyusun kerangka (outline)
5) mengumpulkan data dan bahan rujukan (referensi)
5) melakukan penulisan awal (drafting)
7) melakukan penyuntingan (editing)
8) melakukan penulisan final.

2. Topik dan Judul Karangan

Topik adalah pokok pembicaraan tentang suatu hal yang akan digarap
menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan: masalah
apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Ciri khas topik terletak
pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, misalnya perbankan,
polusi, korupsi, pengangguran, bencana alam.
Selain harus menghindari topik yang terlalu luas, penulis juga disarankan
jangan memilih topik yang terlalu sempit dan yang terlalu teknis. Ukuran yang dapat
kita jadikan patokan untuk itu diberikan oleh Cash (1977:17) seperti tersebut di
bawah ini.

Suatu topik dikatakan terlalu luas (too broad) apabila untuk membahasnya
secara mendalam diperlukan waktu maupun jumlah halaman yang lebih
banyak; dikatakan terlalu sempit (too narrow) apabila untuk nambahasnya
secara mendalam sulit menemukan referensi yang cukup; dan dikatakan
terlalu teknis (too technical) apabila untuk menulisnya diperlukan
pengetahuan khusus yang dirasakan tidak dimiliki oleh penulisnya secara
memadai.

Jadi, topik yang akan dipilih tentulah yang menarik perhatian penulis dan
permasalahannya benar-benar penulis kuasai.

3. Tema dan Tesis

Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan terutama yang akan
dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatar
belakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Dalam kasus
kelangkaan BBM di tanah air kita, misalnya, seseorang yang mengetahui penyebab
kelangkaan itu ingin membagi “pengetahuannya” itu kepada pembaca. Dalam
tulisannya ia akan menuangkan pokok pemikirannya untuk mengatasi kelangkaan
tersebut. Pokok pemikiran itulah yang disebut tema. Penetapan tema sebelum mulai
mengarang sangat penting sebagai pedoman untuk menulis karangan secara teratur
dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan oleh
penulis sejak semula.

Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk
diketahui oleh dosen pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal.
Ilustrasi tersebut di atas dimaksud untuk menjelaskan ekstensi tema dan
kedudukan serta peranan tema dalam karangan. Tema, seperti halnya judul, dapat
dibuat bervariasi dan dapat diganti-ganti jika penulis beranggapan tidak tersedia
bahan yang cukup untuk digarap menjadi karangan, sementara topik atau pokok
pembicaraannya dapat saja tetap seperti semula.

Jika penulis merasa dalam karangannya cukup dengan merumuskan tesis, ia


tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup,
penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusun bab
dan subbab dalam karangannya nanti.

4. Rumusan Masalah

Suatu hal yang menjadi “masalah” dalam penulisan karil adaIah mencari
masalah yang dapat dijadikan rumusan masalah.
Beberapa definisi yang diformulasikan oleh para pakar menunjukkan
pendapat mereka tentang masalah dapat digeneralisasikan. Para pakar umumnya
sepakat bahwa yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara
bagaimana seharusnya (das solen) dan bagaimana senyatanya (das sain). Dengan
perkataan lain, masalah adalah dampak yang timbul akibat ketidaksesuaian antara
teori dan praktik.

Kegunaan rumusan masalah dalam karil adalah sebagai titik sentral


pembahasan. Teori dan data yang diangkat ke dalam karil harus relevan dengan
rumusan masalah. HaI itu sekaligus berarti analisis juga harus terfokus pada
rumusan masalah. Akhirnya, kesimpulan harus pula merupakan jawaban terhadap
rumusan masalah yang memang harus dibuat dalam bentuk pertanyaan.

5. Kerangka (Outline) Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan


penyusunan gagasan dalam karangan. Fungsi utamanya untuk menunjukan
hubungan di antara gagasan yang ada. Dengan demikian, pengarang dapat
mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau
cetak biru pembangunan gedung).

Dalam penyusunan karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu memilih
topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu
sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka.
Jadi, di dalam kerangka terdapat strategi penempatan ide dan gagasan.

Outline tidak sama dengan rencana daftar isi. Rencana daftar isi memang
merupakan salah satu isi outline yang disebut dengan istilah sistematika/
penbabakan skripsi. Outline adalah rencana penulisan karangan secara
keseluruhan.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan, selama ini terdapat


kekeliruan penafsiran tentang pengertian dan hakikat outline. Dalam praktik, outline
yang dibawa oleh mahasiswa pada waktu berkonsultasi dengan penbimbing skripsi
adalah satu atau dua lembar kertas yang di dalamnya tertulis judul-judul bab dan
subbab yang nantinya akan menjadi daftar isi dari skripsi yang akan ditulisnya tanpa
diskripsi sama sekali.

Outline skripsi memang dapat diartikan sebagai garis besar rencana kerja
penulisan skripsi. Rupanya yang dipegang sebagai key word selama ini adalah frasa
garis besar, sedangkan frasa rencana kerja ternyata dikesampingkan. Seharusnya,
pengertian rencana kerjalah yang harus lebih dimasyarakatkan. Secara harfiah,
rencana kerja berarti penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tampak
kata rencana secara implisit mengandung arti strategi.

Pengertian outline hendaknya disejajarkan dengan proposal karena


sebenarnya outline tidak lain adalah proposal penulisan laporan penelitian (mis.
tentang suatu perusahaan). Kalau rumusan ini disepakati, barulah dapat
diformulasikan lebih lanjut bahwa isi outline analog dengan isi proposal yang
umumnya meliputi dasar pemikiran/ latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang
lingkup, waktu dan tempat kegiatan, dst., (bandingkan dengan isi desain peneIitian).

Perbedaan yang prinsipal antara outline dan proposal adalah terdapatnya


komponen biaya dan kepanitiaan dalam proposal. Kedua komponen tersebut tidak
ada dalam outline. Komponen lainnya boleh dikatakan hampir sama. Oleh karena
itu, tidak mengherankan jika ada perguruan tinggi yang menamakan outline sebagai
Rancangan Usul Penulisan Skripsi (RUPS). Menurut konsep ini, RUPS sekurangkurangnya
memuat (a) judul, (b) Iatar belakang permasalahan, (c) masalah pokok
skripsi, (d) kerangka teori, (e) hipotesis, (f) tujuan penelitian, (g) metode penelitian,
(h) sistematika/pembabakan skripsi (i) daftar pustaka, (j) rencana jadwal
penyelesaian skripsi (Ronda dan Muntaha, 1985 :64)
Rumusan Ronda dan Muntaha tersebut di atas rasanya logis atau masuk
akal. Dari segi penamaan mungkin terdapat perbedaan selera, namun dari segi isi
atau komponen ideal yang harus terdapat dalam outline dirasakan sangat tepat.
Outline yang baik seyogianya berisi uraian singkat tentang keseluruhan rencana
kerja penyusunan skripsi mulai dari latar belakang pemilihan judul dan
permasalahannya sampai dengan rencana jadwal penulisan atau penyelesaian
skripsi.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kriteria karil yang sekaligus menjadi ciri pembeda dengan karangan nonilmiah
terletak pada ada atau tidaknya masalah (teori), hasil penelitian (data), dan
analisis.
2. Karil harus diorganisasikan sesuai dengan metode ilmiah dengan mengikuti
prosedur pemilihan topik sampai penulisan final serta harus mengindahkan
konvensi pemaskahan.
3. Untuk dapat menulis karil, kualifikasi pendidikan lebih berperan daripada
bakat, dan menulis ilmiah merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan
dipelajari.
4. Di samping penguasaan metode dan teknik penulisan, kemampuan
menggunakan bahasa tulis ilmiah sangat menentukan mutu dan efektivitas
suatu karangan.

B. Saran
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan acuan dan semangat untuk mengkaji dan
membuat makalah yang semakin baik. Pembahasan makalah ini mungkin masih kurang
sempurna. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan saran dan perbaikan dari para
pembaca.
Daftar Pustaka:
http://cettaamelia.blogspot.com/2013/04/hakikat-karangan-ilmiah-tahapan.html?m=1

https://serikatinfo.com/jenis-karya-ilmiah-dan-sistematika-penulisannya/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6077792/karya-ilmiah-pengertian-ciri-ciri-dan-
struktur-penulisannya

https://www.bola.com/ragam/read/4581198/cara-menulis-kutipan-yang-benar-lengkap-
beserta-contohnya

https://www.academia.edu/33259033/
MAKALAH_TENTANG_KARANGAN_ILMIAH_docx

https://widuri.raharja.info/index.php?title=Karangan_ilmiah

https://www.bola.com/ragam/read/4581198/cara-menulis-kutipan-yang-benar-lengkap-
beserta-contohnya

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-karangan-ilmiah/amp

https://shintanvyp.wordpress.com/tag/ciri-karangan-ilmiah/

Anda mungkin juga menyukai