disusun oleh
Kelompok 2, meliputi :
2019/2020
I. Pengertian Karya Ilmiah
Definisi karya ilmiah menurut Sudjiman dan Sugono (1991) adalah karya tulis dengan
penyusunan berdasarkan kajian ilmiah. Sedangkan menurut Suriasumantri (1995)
dalam Finoza (2010), karya tulis ilmiah adalah tulisan yang memuat argumentasi
penalaran keilmuan serta dikomunikasikan lewat bahasa tulisan yang baku dengan
sistematis-metodis dan sintesis analitis.
1. Menurut Eko Susilo (1995) karya ilmiah adalah salah satu karangan atau
tulisan yang didapat sesuai sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil
pengamatan, pemantauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu serta sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.
2. Menurut Dwiloka dan Riana, karya ilmiah atau artikel ilmiah merupakan
karya seorang ilmuwan (pembangunan) yang hendak membangun ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang didapat melalui literatur, pengalaman,
serta penelitian.
Pengertian karya tulis ilmiah menurut KBBI merupakan karya tulis yang dibuat
menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dan berdasarkan fakta (observasi, eksperimen,
dan kajian pustaka).
Pengertian karya tulis ilmiah menurut wikipedia adalah laporan tertulis diterbitkan
yang mengungkapkan hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh seseorang
atau tim dengan memenuhi kaidah serta etika keilmuan yang ditaati oleh masyarakat
keilmuan.
II. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
1. Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok
yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian
penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang
tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya
ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersPonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif,
tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
III.Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
Arifin (2003) mengatakan bahwa ada beberapa jenis karangan ilmiah yang biasa
ditulis orang. Selain makalah dan skripsi, ada pula nama lain, seperti kertas kerja,
laporan penelitian, tesis dan disertasi. Berikut jenis-jenis karya ilmiah menurut Arifin
(2003):
2.1 Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang mengutarakan suatu masalah dan
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Menurut KBBI, makalah adalah tulisan resmi suatu pokok dengan tujuan untuk
dibacakan di muka umum dalam suatu persidangan serta disusun untuk diterbitkan
dan juga merupakan karya tulis pelajar atau mahasiswa untuk laporan hasil
pengerjaan tugas sekolah atau perguruan tinggi.
Kertas kerja hampir sama dengan makalah, namun penjabaran untuk kertas kerja lebih
mendetail daripada makalah.
Menurut KBBI kertas kerja adalah karangan tertulis yang membahas masalah tertentu
yang disampaikan dalam suatu seminar untuk mendapat jawaban lebih lanjut.
2.3 Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang ditulis menurut pendapat orang lain dan diri
sendiri. Data diperoleh melalui observasi lapangan atau percobaan laboratorium.
Menurut KBBI skripsi ialah tulisan saintifik yang wajib dibuat oleh mahasiswa
sebagai persyaratan akhir pendidikannya.
2.4 Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang menyajikan temuan baru dengan melakukan penelitian
sendiri. Tesis ini juga adalah tulisan yang lebih mendetail daripada skripsi.
Menurut KBBI tesis merupakan pernyataan yang didukung oleh argumen yang
disajikan dalam bentuk karangan untuk memperoleh gelar sarjana pada perguruan
tinggi dan merupakan karangan ilmiah yang dibuat untuk mendapatkan gelar sarjana
pada suatu universitas (perguruan tinggi).
2.5 Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang menyajikan suatu dalil dan dibuktikan sendiri oleh
penulis. Disertasi ini disusun sebagai tugas akhir untuk meraih gelar doktor.
Menurut KBBI disertasi merupakan karangan ilmiah yang dibuat guna mendapatkan
gelar doktor.
2.6 Laporan Penelitian
2.7 Esai
Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik jika
penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan
perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu
mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini
pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain,
sebuah esai tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah
pengalaman; ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman
tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis esai.
a. Model I
b. Model II
c. Model III
Fungsi karya ilmiah adalah sebagai media untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Hal ini berkaitan dengan hakikat karya tulis ilmiah yaitu
menyampaikan kebenaran melalui metode yang sistematis, metodologis, dan
konsisten.
Jika dihubungkan dengan hakikatnya maka fungsi karya ilmiah adalah sebagai
berikut:
Tulisan ini dapat dijelaskan sebagai suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui, tidak
jelas, dan tidak pasti.
Tulisan ini dapat membantu mengantisipasi hal yang kemungkinan akan datang di
masa yang akan datang.
Tulisan ini dapat berfungsi untuk mengontrol atau mengawasi benar tidaknya suatu
pernyataan.
V.Sistematika dan Struktur Karya Ilmiah
Dalam pembuatan karya ilmiah yang memenuhi kaidah penulisan terdapat sistematika
atau struktur yang menjadi poin penting. Tidak hanya menyusun sebuah berita yang
memiliki sistematika, namun karya tulis ilmiah pun memiliki sistematika atau urutan.
Menurut Finoza (2010), karya ilmiah menaati kaidah atau aturan penulisan secara
ketat dan sistematis.
Kemudian, tulisan saintifik ini memiliki tata bentuk yang dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
Pengelompokkan tiga bagian karya ilmiah juga diungkapkan oleh Arifin (2003) antara
lain, bagian pembuka karangan ilmiah, bagian inti karangan ilmiah, dan bagian
penutup karangan ilmiah. Tiga bagian tersebut dirinci lagi menjadi sebagai berikut.
1. Kulit luar
2. Halaman judul
3. Halaman pengesahan (jika perlu)
4. Halaman penerimaan (jika perlu)
5. Prakata
6. Daftar isi
7. Daftar tabel (jika ada)
8. Daftar gambar (jika ada)
9. Daftar singkatan dan lambang (jika ada)
Untuk bagian inti terdapat tiga bagian, antara lain:
1. Bab pendahuluan
2. Bab analisis atau pembahasan
3. Bab simpulan
1. Daftar pustaka
2. Indeks (jika perlu)
3. Lampiran (jika perlu)
VI.Tahap-Tahap Penulisan
Ada beberapa tahap dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Seperti yang dikatakan
Kalidjernih (2010), karya ilmiah tidak ditulis serta merta dan tidak hanya selesai
dalam satu kali penulisan. Akan tetapi, sebuah karya tulis ilmiah dihasilkan melalui
suatu proses. Proses tersebut dimulai dari perencanaan, penulisan, penyuntingan
(pengeditan) sampai perevisian.
Sedangkan Arifin (2003) membagi tahapan pembuatan tulisan ini menjadi lima
bagian, yaitu:
1. Persiapan
2. Pengumpulan data
3. Pengorganisasian dan pengonsepan
4. Pemeriksaan atau penyuntingan konsep
5. Penyajian atau pengetikan
Dari lima tahapan pembuatan karya ilmiah menurut Arifin di atas, dapat
dikelompokkan lagi menjadi tiga tahapan. Tahap yang pertama adalah prapenulisan
atau tahap persiapan (tahap 1 dan 2). Tahap yang kedua adalah tahap penulisan (tahap
3, 4, dan 5). Dan yang terakhir ialah tahap revisi, yang merupakan merevisi atau
membenahi kesalahan ketikan maupun kesalahan isi.
Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap prapenulisan atau tahap persiapan ini antara
lain, pemilihan topik atau masalah untuk karya ilmiah, menentukan judul karangan,
membuat kerangka karangan, dan mencari referensi atau data-data yang diperlukan
untuk pembuatan tulisan ini.
Arifin (2003) mengemukakan enam syarat untuk memilih topik, antara lain:
2. Tema tulisan
Tema ialah pokok atau buah pikiran yang sudah mulai dipersempit dari sebuah topik.
Menurut pendapat Finoza (2010), tema mempunyai arti pokok pemikiran, konsep,
ide, atau buah pikiran tertentu yang akan dimasukkan oleh penulis dalam
karangannya. Tema lah yang akan melatarbelakangi dan mendesak seseorang untuk
menuliskan karangannya.
3. Judul karangan
Judul karangan akan dibuat setelah topik ditentukan. Setelah itu penulis dapat
langsung memilih judul karangan atau pemilihan judul karangan setelah tulisan
selesai disusun. Hal ini dilakukan agar judul sesuai dengan topik yang dibahas.
Menurut Sudjiman dan Sugono (1991), pada umumnya judul karangan dipikirkan
penulis setelah karangan selesai ditulis dan judul karangan haruslah menarik perhatian
pembaca.
Ada lima syarat penulisan judul menurut Widjono HS (2005), antara lain:
1. Sesuai dengan topik
2. Sesuai dengan isi karangan
3. Berbentuk frasa bukan kalimat
4. Singkat (tidak lebih dari 9 kata yang tidak termasuk kata tugas)
5. Jelas (tidak menggunakan kata kias, tetapi bahasa lugas)
Kerangka karangan atau ragangan (outline) disusun setelah penulis menentukan topik
yang akan ditulis. Penyusunan kerangka karangan mempunyai tujuan untuk
mempermudah penulis dalam mengembangkan karangan atau tulisan serta
memudahkan penulis untuk mencari referensi.
Menurut Arifin (2003), penulisan karangan ilmiah harus menentukan terlebih dulu
judul-judul bab dan judul-judul anak bab.
Judul anak bab merupakan bagian masalah dari judul karangan ilmiah yang telah
ditentukan. Untuk menentukan judul bab dan judul subbab dapat dilakukan dengan
membuat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan judul karangan ilmiah. Seperti, apa yang
hendak dilakukan dengan judul ini, akan diapakan judul ini atau masalah apa sajakah
yang bisa dibahas dari judul ini.
Upaya Peningkatan Produksi Singkong di Indonesia: Studi Kasus Jawa Timur Tahun
2005-2008
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang: berisi alasan mengapa memilih topik produksi singkong di
Indonesia, siapa saja yang pernah membahas tema tersebut (produksi singkong di
Indonesia) dan apa kesimpulan yang diperoleh mereka.
1.3 Tujuan penulisan: sesuai dengan masalah yang dipertanyakan sebaiknya dengan
membuat penomoran jika itu lebih dari satu.
1. Tulisan ini akan dideskripsikan produksi singkong di Jawa Timur dalam empat
tahun terakhir (2005-2008).
2. Tulisan ini akan dideskripsikan juga kendala yang dihadapi petani singkong di
Jawa Timur dalam empat tahun terakhir (2005-2008).
3. Tulisan ini akan dideskripsikan upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah
Jawa Timur dalam meningkatkan produksi singkong di daerahnya.
Bab II Pembahasan
2.2 Kendala yang dihadapi petani singkong di Jawa Timur pada tahun 2005-2008
2.3 Upaya peningkatan produksi singkong di Jawa Timur pada tahun 2005-2008
3.2 Saran
Menurut Arifin (2003) ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengumpulan
data, langkah pertama yang dapat ditempuh untuk mengumpulkan data adalah
mencari informasi dari kepustakaan (jurnal, buku, majalah, dan koran).
Langkah kedua adalah pengumpulan data dengan menggunakan cara terjun langsung
ke lapangan dan data dapat dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, atau
eksperimen. Pencarian informasi melalui kepustakaan ini memiliki tujuan untuk
memperkuat teori, metode penelitian, dan sebagai data pembuka.
Selain itu, penelusuran informasi melalui kepustakaan juga bertujuan sebagai data
yang dicari dalam riset pustaka. Hal ini sesuai dengan pendapat Zed (2008) yaitu
hampir semua jenis penelitian membutuhkan studi pustaka. Walaupun orang sering
membeda-bedakan antara riset kepustakaan (library research) dan riset lapangan
(field research), keduanya tentu membutuhkan penelusuran pustaka. Perbedaan yang
paling menonjol hanyalah ada pada tujuan, fungsi dan atau kedudukan studi pustaka
dalam masing-masing studi.
6. Etika Penulisan
Prinsip penghormatan mengandung tuntutan moral bahwa jika kita menulis karya tulis
ilmiah harus mempunyai suatu keinginan atau sikap untuk menghormati orang lain
seperti menghormati pembaca dan menghormati hak-hak orang lain.
Prinsip pengakuan adalah prinsip yang mengandung tuntutan bahwa kita harus
memiliki sifat bersedia mengakui gagasan yang sudah tertuang dalam suatu publikasi
adalah milik di penulis.
Kegiatan penelitian ilmiah dibangun atas dasar kepercayaan, baik itu kepercayaan dari
peneliti maupun kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan itu akan terjaga dan
terpelihara jika perilaku komunitas ilmiah atau seseorang mengikuti etika ilmiah yang
tercermin dalam karya tulis ilmiahnya. Sebagai pegangan untuk mengikuti etika
penulisan ilmiah, setiap instansi ilmiah biasanya mengeluarkan peraturan dan
petunjuk etika penulisan ilmiah.
Pada KBBI fabrikasi merupakan pernyataan atau cerita yang dibuat-buat untuk
menipu.
2. Falsifikasi (falsification)
3. Plagiarisme (plagiarism)
PENUTUP
A.Kesimpulan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan
gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu
pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan
hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA