Anda di halaman 1dari 11

Contoh Makalah tentang Karya Tulis Ilmiah

MEMAHAMI ETIKA PENULISAN KARYA ILMIAH


Oleh : Ayuliani
11151120000037

ABSTRAK

Karya tulis ilmiah merupakan bentuk pendapat secara tertulis berdasarkan penelitian dengan
menggunakan data yang akurat dan berdasarkan fakta sehingga kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Memiliki tujuan untuk menyampaikan gagasan dan
menyebarluaskan ilmu yang diketahui penulis. Dalam penulisan karya ilmiah ada batasan-
batasan yang harus diperhatikan, yaitu etika penulisan. Dibutuhkan ketrampilan dan
pengetahuan dalam mengelola sistematika penulisan, tata bahasa, pemilihan kata yang tepat
dan kejujuran dalam menempatkan pemikiran orang lain kedalam tulisan. Sehingga terhindar
dari plagiat atau kegiatan plagiarisme. Dalam proses pembuatan ditekankan untuk mencari
sumber dan harus mencantumkannya sebagai referensi. Penggunaan bahasa yang tepat juga
menjadikan sebuah tulisan ilmiah yang menarik bagi pembaca.

Kata kunci : tata bahasa, sistematika, referensi, etika, plagiarisme

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah adalah hal yang mendasar dan wajib dipahami khususnya oleh setiap
mahasiswa.Karya ilmiah merupakan bentuk argumentasi penalaran ilmu melalui bahasa
tulisan.Maka diperlukannya penguasaan bahasa yang baik.Bukan saja mengetahui teknik
penulisannya, melainkan harus memahami dasar pikiran yang melandasi tulisan tersebut.
Untuk bisa menulis karya ilmiah yang baik, diperlukan keterampilan yang dapat dicapai
apabila kita bisa menguasai teknik penyusunan dan penggunaan bahasa Indonesia secara
efektif. Salah satu contoh karya ilmiah yaitu berupa makalah, maka dibuatlah tulisan ini
untuk dijadikan pedoman penulisan karya ilmiah. Makalah ini dibuat sebagai syarat
menyelesaikan tugas UAS dengan harapan lain dapat membantu kesulitan pembaca lain
dalam menulis karya ilmiah.
b. Rumusan Masalah
Apa itu tulisan ilmiah?
Apa saja bentuk-bentuk karya tulis ilmiah?
Bagaimana teknik penulisan karya ilmiah yang baik?
Bagaimana penggunaan bahasa dan etika yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah?

BAB II
ISI

A. Pengertian Tulisan Ilmiah


Tulisan adalah ide yang tertuang dalam bentuk tertulis. Pada dasarnya tulisan sama
dengan karangan, artinya menulis bisa diartikan mengarang karena hasil dari menulis atau
mengarang terbentuk secara tertulis tanpa membedakan ilmiah atau tidak.
Tulisan ilmiah adalah ide yang tertuang dalam bentuk tertulisa dari hasil penilitian dan
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sebuah tulisan dapat disebut tulisan ilmiah,
apabila memenuhi syarat sebagai berikut.(Ekosusilo dan Triyanto,1995:11-12) :
1 . Mengandung suatu masalah beserta pemecahannya
2 . Masalah yang dikemukakan harus obyektif
3 . Tulisan harus lengkap
4 . Tulisan harus disusun dengan metode tertentu
5 . Tulisan harus disusun menurut sistem tertentu

B. Ciri Ciri Tulisan Ilmiah


Pada umumnya ada beberapa ciri yang menandai tulisan ilmiah, yaitu :
1. Logis, berarti informasi yang disajikan memiliki argumentasi yang dapat diterima akal sehat
2. Sistematis, apa yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan dan memiliki
kesinambungan
3. Obyektif, keterangan dikemukakan sesuai kenyataannya (tidak fiktif)
4. Tuntas dan menyeluruh, masalah diungkapkan secara lengkap
5. Seksama, berusaha menghindari kesalahan
6. Jelas, segala keterangan dapat mengungkap secara maksud secara jernih
7. Akurat, kebenaran informasi dapat teruji
8. Terbuka, sesuatu yang dikemukakan dapat berubah seandainya muncul pendapat baru
9. Berlaku umum, kesimpulan yang dibuat berlaku bagi semua orang
10. Santun, bahasa dan tata tulis yang digunakan baku
Tulisan yang baik mampu menjelaskan sesuatu yang sebelumnya belum diketahui oleh
pembaca secara jelas dan ringkas tanpa membingungkan.

C. Bentuk-Bentuk Karya Tulis Ilmiah


Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan maka karya tulis ilmiah terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Laporan
Laporan adalah suatu tulisan yang dibuat oleh seseorang setelah melakukan penelitian,
pembacaan buku (referensi), percobaan yang disusun berdasarkan data dan penilaian secara
obyektif.Dalam laporan hendaknya dapat mengemukakan permasalahan secara benar, jelas
dan ringkas.

2. Makalah
Makalah merupakan tulisan yang berisikan pendapat yang membahas suatu pokok
persoalan.Dalam ruang lingkup mahasiswa makalah merupakan istilah karya tulis yang
merupakan segala jenis tugas tertulis yang berhubungan dengan bidang studi, hasil
pembahasan buku, tulisan tentang suatu persoalan.Mahasiswa biasa menyebutnya paper.

3. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian sebagai prasyarat
untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di jenjang perguruan tinggi dan
dipertahankan di depan sidang ujian. Tebal skripsi terdiri dari 50 sampai 100 halaman yang
isinya mengungkapkan pendapat penulis berdasarkan teori orang lain didukung data dan fakta
empiris-objektif

4. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang tarafnya lebih mendalam dari skripsi dan dijadikan
persyaratan untuk mendapat gelar sarjana strata dua (S2).Pada tesis mengungkapkan
pengetahuan atau temuan baru yang diperoleh dari penelitian.Tebal tesis mencapai 150
sampai 250 halaman.

5. Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi syarat salah satu persyaratan
mencapai gelar sarjana strata tiga (S3).Disertasi ditujukan untuk mencapai gelar Doktor (Dr.),
yaitu gelar tertinggi di perguruan tinggi. Permasalahan yang dibahas sudah sangat kompleks
dan detail dibanding tesis dan skripsi. Isinya mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan faktanya oleh penulis dengan analisis terperinci dengan temuan orisinil.Tebal
disertasi 250 sampai 350 halaman.

6. Buku/Diktat
Buku atau diktat juga merupakan bentuk tulisan ilmiah yang memberikan informasi faktual
tentang suatu disiplin ilmu.Keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas.Buku ditulis oleh
pengarang untuk memperkenalkan isinya dengan keadaan umum dan dicetak oleh suatu
penerbit. Sedangkan diktat ditulis dalam keadaan tertentu dan untuk mengarahkan proses
belajar mahasiswa ataupun siswa. (Ekosusilo dan Triyanto,1995:18)

D. Teknik Menulis Karya Ilmiah


1. Ketentuan umum
Apabila kita akan membuat karya tulis ilmiah maka yang harus diperhatikan pertama kali
adalah ketentuan umum yang berlaku, antara lain sebagai berikut :
a. Ukuran kertas, umumnya kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS dengan ukuran A4
b. Cara pengetikan, jarak yang digunakan biasanya satu setengah spasi (1 ) atau dua spasi
c. Margin, sebelah atas dan kiri masing-masing 4 cm dan sebelah bawah dan kanan masing-
masing 3 cm
d. Nomor halaman, pada bagian pendahuluan biasanya diberi nomor angka romawi kecil (i, ii,
iii dan seterusnya)
e. Halaman judul, biasanya diketik kira-kira 5cm dari pinggir atas dengan huruf kapital dan
tebal.
2. Sistematika Karya Tulis Ilmiah
Dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah dituliskan sistematika tulisan ilmiah pada
umumnya terdiri dari tiga bagian utama yakni, bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian
penutup. Sistematika penyajiannya sebagai berikut :
a. Bagian Pendahuluan
Bagian ini berisi :
Halaman Judul
Judul merupakan nama yang menggambarkan masalah yang ditulis. Harus dirumuskan
dengan jelas, singkat, relevan dengan isi tetapi tidak provokatif.
Halaman Pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga yang bersangkutan. (Nur Syifafatul
Aimmah, ed) Biasanya dibuat sebagai bukti bahwa sebuah makalah tersebut sudah disetujui
Kata Pengantar
Berisi tentang pernyataan penulis kepada pembaca.Gambaran umum tentang pelaksanaan
tugas, ucapan terimakasih kepada semua pihak, menyebutkan waktu penyusunan tulisan
(tanggal, bulan, tahun) dan penanggung jawab tulisan.Pada bagian akhir berisi harapan
penulis atas kritik dan saran.
Abstrak
Menurut Andrew dalam buku Technical Writing yang dikutip pada buku pedoman penulisan
karya ilmiah, mengartikan abstrak sebagai rangkuman singkat dari sebuah dokumen, baik
berupa laporan penelitian, artikel, disertasi dan lembar kerja. Pada pokoknya abstrak
memberikan gambaran secara sepintas tentang keseluruhan isi tulisan
Daftar Isi
Kerangka tulisan yang terperinci yang telah ditulis. Mulai Kata Pengantar sampai dengan
Indeks disertai dengan nomor halaman tempat bagian-bagian tersebut terdapat dalam tulisan
Daftar Tabel, Gambar dan Lampiran
Jika menggunakan daftar tabel, gambar dan lampiran maka harus cantumkan nomor urut dan
halaman yang jelas.Bagian ini berisi keterangan-keterangan untuk menunjang isi karya tulis.

b. Bagian Isi
Secara umum berisi :
Pendahuluan
Memaparkan latar belakang dan rumusan masalah yang bertujuan untuk menarik dan
memusatkan perhatian pembaca terhadap pokok pikiran yang ada dalam tulisan
Landasan Teori
Berisi tinjauan pustaka menguraikan teori yang melandasi hipotesis. Diuraikan secara luas
dan terperinci
Metodologi Penelitian
Berisi tentang metode penentuan obyek dan subyek penelitian, metode pengumpulan data dan
metode analisis data
Laporan Penelitian
Menguraikan penyajian data dan analisis data
Kesimpulan, Ulasan dan Implikasi
Bagian kesimpulan dikemukakan secara singkat, jelas dan tegas hasil analisis data. Kemudian
diulas, misalnya mengapa hipotesis diterima? Jika hipotesis ditolak kenapa?Pada bagian
implikasi berisi saran-saran yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
c. Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari :
Daftar Pustaka
Daftar pustaka disebut juga bibliografi merupakan sejumlah sumber yang digunakan penulis
dalam menyelesaikan tulisannya. Memiliki fungsi sebagai alat untuk melihat kembali kepada
sumber aslinya dan sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki yang digunakan untuk
mengetahui kebenaran tentang sumber dan referensi
Lampiran
Lampiran atau sering disebut appendiks biasanya disusun setelah daftar pustaka dan sebelum
indeks dengan memberikan tulisan lampiran, nomor urut, dan judul lampiran. Berisikan
tentang tabel-tabel, gambar-gambar, bagan, peta dan lain-lain yang tidak tercantum dalam
teks.

3. Pengorganisasian Karya Tulis Ilmiah


Tulisan ilmiah biasanya disusun berdasarkan suatu tata urutan yang baik.Tata urutan yang
baik inilah dinamakan organisasi tulisan. Dalam penulisan ilmiah dikenal dua tipe organisasi
yaitu :
a. Tipografi Angka-Huruf
Pada tipe ini judul bab bernomor angka Romawi. Bagian pokok bab (subbab) berhuruf
kapital, bagian lebih kecil lagi berangka Arab, perincian lebih kecil lagi diberi tanda huruf
kecil
b. Tipografi Kesatuan Desimal
Pada tipe ini semua perincian bab menggunakan angka Arab, kecuali pada judul bab
menggunakan angka Romawi

4. Membuat Kutipan dan Catatan Kaki


Kutipan ada dua bentuk, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Pada
kutipan langsung artinya mengutip secara keseluruhan tanpa pendapat dari ahli tertentu tanpa
mengubah sedikitpun.Semua kalimat yang diutarakan kita kutip semuanya.Kutipan langsung
ini penulisannya ditandai dengan tanda petik ganda. Kutipan langsung yang terlalu panjang
boleh dipersingkat sesuai dengan maksud kita, cara semacam ini disebut elipsis. Dengan
ketentuan:
Tidak boleh mengganti kata atau kalimat tertentu dengan kalimat kita sendiri
Arti dan maksud yang dipersingkat tidak boleh berubah
Kata-kata atau kalimat yang dihilangkan diganti tanda titik sebanyak tiga buah (...)
Elipsis artinya pelepasan unsur bahasa yang maknanya telah diketahui sebelumnya
berdasarkan konteksnya. (Winarto, Suhardiyanto dan Choesin(ed), 2004:106)
Sedangkan kutipan tidak langsung, yang dikutip adalah isi, maksud atau jiwa
pendapat ahli.Kutipan langsung ini disebut parafrase. Kutipan tidak langsung dalam
penulisannya tidak menggunakan tanda petik ganda. Ditulis dengan bahasa kita sendiri dan
pada akhir kalimat harus disertai sumber referensi bisa menggunakan footnote atau bodynote.
Baik kutipan langsung atau tidak langsung harus mencantumkan sumber dengan catatan kaki.
Catatan kaki juga terbagi menjadi 2, yaitu catatan kaki tidak langsung dan catatan
kaki langsung. Catatan kaki tidak langsung adalah penyertaan sumber referensi yang tidak
langsung disertakan pada kutipan yang kita acu, melainkan penulisannya diletakkan pada
halaman bawah atau pada halaman akhir. Format penulisan referensi berturut-turut adalah
[nama depan, tengah, belakang, judul buku ditulis miring, nama penerbit, kota terbit,tahun
terbit, halaman (hal).]
Catatan kaki langsung merupakan sistem penulisan yang lebih praktis dibanding
catatan kaki tidak langsung. Penulisan sumber referensi setelah kutipan adalah nama
belakang pengarang diikuti koma (,) tahun terbit diikuti titik dua (:) dan halaman yang
terdapat dalam tanda kurung (). Tapi bila nama sudah disebutkan lebih dulu maka tinggal
menuliskan tahun dan halaman saja dalam tanda kurung.
Penulisan catatan kaki disusun dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk menyatakan hutang budi, mengambil pendapat dari penulis lain berupa kutipan
sebenarnya penulis tersebut telah berbuat baik. Maka sepantasnya kita yang mengutip
membalas budi baik mereka dengan mencantumkan namanya
Untuk menyusun pembuktian, maksudnya untuk menunjukkan suatu kebenaran yang telah
dibuat oleh orang lain
Untuk menyampaikan keterangan tambahan, bisa menjadi informasi tambahan untuk
memperkuat tulisan
Untuk merujuk bagian lain dari teks

5. Membuat Daftar Pustaka


Daftar pustaka kalimat yang sering kita dengar dan bagian penting dalam mencantumkan
sumber pada penulisan karya ilmiah. Namun, masih saja banyak yang bingung dan salah
dalam penulisannya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai fungsi daftar
pustaka, maka hendaknya penulisan daftar pustaka memenuhi kaidah yang sudah lazim.
Disusun secara alfabetis dari A sampai Z. Secara keseluruhan susunan penulisan daftar
pustaka sebagai berikut :
a. Nama pengarang dengan nama akhir tanpa menggunakan gelar, penulisannya dibalik dan
diikuti tanda koma (,) diakhiri tanda titik (.)
b. Kemudian cantumkan tahun penerbit buku dan diberi tanda titik (.)
c. Setelah itu judul buku dengan huruf miring dan tambahkan tanda petik ganda (.) bila itu
judul artikel yang dimuat dalam majalah sertai tanda titik (.)
d. Lalu kota penerbit disertai tanda titik dua (:)
e. Bagian akhir cantumkan nama penerbit buku dan akhiri dengan tanda titik (.)
Contohnya : Sasongko, Sandiyawan. 2014. Jurus Sakti Presentasi Memikat. Yogyakarta :
Araska.

E. Bahasa Dalam Karya Tulis Ilmiah


Dalam sebuah karya tulis kalimat merupakan tataran bahasa yang menghasilkan
tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan cermat. (winarto et.al (ed), 2004:124)
Hal yang perlu dikenali dalam penulisan ilmiah adalah kalimat efektif dan jenis-jenis kalimat
dalam tulisan. Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah juga mencakup EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan).
1. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat atau bentukkalimat yang dengan sadar dan sengaja
disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif dibutuhkan
untuk mempermudah pemahaman terhadap apa yang kita tulis. Menurut Jos Daniel Parera
yang ada dalam kutipan buku pedoman penulisan karya ilmiah menyebutkan kalimat dapat
dikatakan efektif apabila kalimat itu didukung oleh :
a. Kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah kemaksimalan struktur bahasa mendukung
gagasan yang dikandung. Hal yang harus diperhatikan meliputi : setiap kalimat mayor harus
memiliki subjek dan predikat, ide pokok harus terdapat dalam induk kalimat, penggabungan
kalimat dengan partikel dan, yang. Untuk memperoleh efektivitas kalimat, maka dapat
ditempuh dengan partikel tersebut
b. Paralelisme bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan efektivitas tertentu
Paralelisme dalam penulisan karya ilmiah adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang
sama atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial. Bisa dikatakan kesejajaran
pengungkapan ide-ide dalam suatu kalimat

c. Ketegasan dalam menonjolkan pikiran utama


Untuk dapat mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu tulisan dapat dilakukan dengan
cara a) mengubah-ubah posisi kalimat dengan meletakkan bagian yang penting pada awal
kalimat; b) mengulang gagasan yang penting; c) mempertentangkan gagasan yang satu
dengan yang lain; d) menekankan gagasan yang penting dengan partikel

d. Kehematan dan pilihan kata yang kadang kala bertumpuk-tumpuk dalam satu kalimat
Dimaksudkan untuk berhemat dalam pemakaian kata, frase, atau bentuk-bentuk bahasa.
Kehematan ini dapat ditempuh dengan menghindari pengulangan subjek kalimat,
menghindari kata yang tanggal bulan tahun, menghindari pemakaian kata-kata yang
berlebihan yaitu kata-kata yang memiliki makna sama.

e. Kevariasian dalam penyusunan kalimat


Variasi dimaksudkan untuk membuat kalimat agar menarik dan tidak monoton. Bisa
dilakukan dengan cara variasi penggunaan kata, pembukaan kalimat, susunan subjek-
predikat-objek.

2. Pungtuasi
Pungtuasi dapat diartikan sebagai pembubuhan tanda baca. Dalam tulis menulis peranan
pungtuasi sangat penting karena dapat memberi kunci kepada pembaca terhadap apa yang
ingin disampaikan oleh penulis

3. Diksi
Selalin ejaan dan tanda baca diharuskan juga memperhatikan masalah diksi. Diksi atau
pilihan kata merupakan hal yang sangat penting dan utama dalam mencapai tulisan yang
efektif. Dalam diksi harus bisa membedakan makna konotatif-denotatif, kata standar-non
standar, dialek dan bahasa umum, kata tunggal dan idiom, kata umum dan istilah.
Dalam pemilihan kata inilah harus hati-hati. Penggunaan bahasa yang baik mempermudah
dalam menulis karya ilmiah.

F. Berbagai Kendala Dalam Proses Penulisan Karya Ilmiah


Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah. Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang
menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan tidak konsisten dalam penulisan. Bentuk
ketidakkonsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau
bahkan alur berpikir sendiri.
Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai
berikut :
Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
Salah dalam menyusun struktur pelaporan,
Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),
Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
Penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
Tata cara penulisan Daftar Pustaka yang kurang tepat.

G. Sikap-Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada.
Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin
berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya,
kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham
atau tidak sesuai.
Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa
diikuti perasaan pribadi.
Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada
kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang
disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela
fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai
dengan teori atau dalil yang ada.
Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan
hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

H. Etika dan Kode Etik Dalam Penulisan Karya Ilmiah


Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya
ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan
yang digunakan dan penyebutan sumber data atau informasi. Etika dan kode etik yang
ditumbuh budayakan dalam penulisan karya ilmiah harus diikuti. Hak cipta dari segi hukum
harus diikuti dan dipahami dengan baik. Penulis harus memahami etika penulisan karya
ilmiah secara baik. Kode etik adalah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh
masyarakat dan citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma
ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan
penyebutan sumber data ataupun informasi. Penulisan karya ilmiah membutuhkan kejujuran
yang tinggi dalam penyusunannya untuk menghindari plagiarisme. Plagiarisme adalah
kegiatan mengambil suatu data dalam berbagai bentuk tanpa mencantumkan sumber dengan
sengaja. Bentuk-bentuk plagiarisme berdasarkan yang saya ketahui dalam buku panduan
penyusunan proposal dan skripsi antara lain:
Meringkas atau menyajikan bacaan tanpa menyebutkan sumbernya dengan teknik referensi
yang benar
Menjiplak, yaitu mereproduksi tulisan orang lain sama persis tanpa menyebutkan sumber
dengan teknik referensi yang benar
Parafrase, mengambil ide inti suatu karya dengan bentuk narasi yang berbeda tanpa
menyebutkan sumber
Mengklaim tulisan orang lain sebagai karya sendiri
Disebutkan pula jenis-jenis plagiarisme pada website kompasiana.com yaitu:
1. Akademik dan jurnalistik plagiarisme merupakan praktek usia tua. Namun, plagiarisme
internet sekarang merajalela dengan munculnya Internet, dan plagiarisme telah mengambil
banyak bentuk-bentuk baru. Sekarang hanya tentang cut, copy, dan paste, atau mengulang
sedikit. Namun salinan itu!
2. Plagiarisme Lengkap: Isi yang telah disajikan sebagai sendiri, tanpa ada perubahan yang
dibuat untuk bahasa, pikiran, aliran, dan bahkan tanda baca dikenal sebagai plagiarisme
penuh. Banyak akademisi percaya bahwa umumnya pekerjaan orang-orang yang tidak
kompeten dalam mata pelajaran tertentu, atau sekadar malas untuk berusaha.
3. Plagiarisme parsial: Ketika konten yang disajikan adalah kombinasi dua sampai tiga
sumber yang berbeda, di mana penggunaan mengulang dan sinonim merajalela, maka dikenal
sebagai plagiarisme parsial. Di sini, penulis menggunakan beberapa orisinalitas, tapi tidak
memadainya pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu adalah alasan umum untuk kejadian
plagiarisme parsial.
4. Plagiarisme minimalis: Di sini, penulis plagiator orang lain konsep, gagasan, pikiran, atau
pendapat dalam kata-kata mereka sendiri dan dalam aliran yang berbeda. Meskipun banyak
yang tidak menganggap ini sebagai plagiarisme (mungkin seseorang yang melakukannya!),
Itu dianggap sebagai mencuri someones studi atau pikiran. Plagiarisme minimalis melibatkan
banyak parafrase.
5. Sumber Kutipan: Ketika informasi sumber lengkap dengan kutipan disediakan, tidak
berjumlah plagiarisme. Namun, definisi sumber kutipan lengkap bervariasi jauh. Beberapa
penulis mengutip nama sumber, tetapi tidak memberikan informasi yang dapat diakses
lainnya. Sementara beberapa mudah memberikan referensi palsu, beberapa hanya
menggabungkan informasi mereka dengan karya asli penulisan. Seorang penulis hantu adalah
contoh sempurna dari plagiator. Di sini penulis merasa bebas untuk sumber informasi dan
mereproduksi itu sebagai milik mereka.
6. Self-plagiarisme: Bentuk plagiarisme yang mungkin paling diperebutkan sebagai "itu" dan
"tidak". Menggunakan karya sendiri, sepenuhnya atau sebagian, atau bahkan pikiran yang
sama dan re-menulisnya, dikenal sebagai self-plagiarisme oleh banyak orang. Penerbitan
bahan yang sama melalui media yang berbeda tanpa referensi itu benar adalah kebiasaan
yang sangat umum di antara banyak penulis. Konten pada banyak situs adalah contoh
sempurna dari diri plagiarisme.
Plagiarisme merupakan pelanggaran akademik. Diketahui plagiarisme dalam
penulisan skripsi diberikan sanksi nol atas skripsi tersebut dan di skorsing selama 1 semester
sehingga tidak harus mengulang dan memperbaiki atau bahkan tidak lulus sehingga akan di
Drop Out/DO. Untuk menghindari kejadian itu, maka colan sarjana strata satu dituntut untuk
menguasai teknik referensi dengan baik. Bagaimana caranya? Jadi sumber referensi ada 2
macam, yang pertama sumber yang harus dicantumkan dan sumber yang tidak harus
dicantumkan.
1. Sumber harus dicantumkan
a. Ketika mengutip gagasan, ide dari media apa saja mau buku, internet, berita, majalah dan
lain-lain
b. Ketika mengutip istilah-istilah tertentu yang digunakan seseorang atau kelompok tertentu
c. Ketika mengutip hasil interview atau wawancara dengan orang lain

2. Sumber yang tidak harus dicantumkan


a. Ketika menulis pendapat sendiri, observasi sendiri, pengalaman pribadi atau pemikiran
sendiri
b. Ketika mengutippendapat umum, mitos yang beredar dalam masyarakat tanpa diketahui
penciptanya
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari
hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut
metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti diketahui
oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah yang
akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling tidak harus mengetahui etika dan
kode etik dalam penulisan karya ilmiah, teknik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar
dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima berbagai
kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah. Karya ilmiah dapat berfungsi
sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca
dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara
sistematis. Dengan demikian semoga banyaknya pedoman-pedoman penulisan karya ilmiah
dapat menjadi pembelajaran selanjutnya ketika akan membuat karya ilmiah selanjutnya
dengan lebih baik lagi dan memperhatika etika-etika penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Ekosusilo, Madyo dan Triyanto, Bambang. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Dahara Prize.

Winarto, T. Yunita, Suhardiyanto, Totok dan Choesin, M. Ezra (ed). 2004. Karya Tulis Ilmiah
Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Jakarta
Tim Penyusun Panduan Akademik FISIP. 2012. Panduan Penyusunan Proposal dan
Penulisan Skripsi. Jakarta

Lihat blogspot.com : Penulisan Karya Ilmiah (11 Desember 2015 diakses dari
www.czifa24.blogspot.co.id)

Makalah Karya Ilmiah (14 Desember 2015 diakses dari www. komunikasipraktis.com)

www.saripedia.wordpress.com

www.kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai