Anda di halaman 1dari 10

PERAN MASJID DALAM MEMBANGUN UMAT YANG RELIGIUS DAN

SPIRITUALIS

Fakhrurrizal Adhirajasa
Universitas Mataram/Informatika Kelas A
fakhrurrizaladhirajasa@gmail.com

Muhammad Abiyyu Ramadhan


Universitas Mataram/Informatika Kelas A
abiyyuramadhan3350@gmail.com

Zarizky Meidyansyah
Universitas Mataram/Informatika Kelas A
zarizkymeidyansyah@gmail.com

Abstrak. Saat ini banyak orang hanya menganggap masjid sebagai tempat ibadah,
namun sebenarnya peran masjid lebih daripada itu. Dalam konteks ini, Masjid
memiliki peran penting dalam membangun umat yang religius dan spiritualis.
Artikel ini membahas peran masjid berdasarkan Al-Quran, Peran Masjid pada masa
Rasulullah, dan Peran Masjid pada zaman modern. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode literatur dan wawancara. Penelitian dilakukan dengan
cara mencari sumber-sumber di internet yang kemudian dibaca dan ditelaah serta
turun ke lapangan untuk melakukan wawancara ke beberapa narasumber,
khususnya kepada para pengurus Masjid. Masjid berperan sebagai tempat ibadah,
Arti masjid dikhususkan sebagai tempat yang disediakan untuk mengerjakan shalat
lima waktu, sehingga tanah lapang yang biasa digunakan untuk mengerjakan shalat
hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya tidak dinamakan masjid (Al- Qahthani,
2003: 1). Menurut istilah yang dimaksud masjid adalah suatu bangunan yang
memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah
seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya. Masjid berasal dari
kata sajada yang berarti tempat sujud. Sementara itu, masjidan merupakan kata
benda yang memiliki arti tempat bersujud. Sehingga dapat dimaknai bahwa masjid
adalah sebuah tempat untuk bersujud umat muslim kepada Allah SWT. Masjid
berperan sebagai tempat ibadah, menyalurkan ilmu, melaksanakan kegiatan
kemanusiaan, tempat bersosialisasi, memperingati hari-hari penting, tempat
menerima dan menyalurkan sedekah, tempat musyawarah, tempat membangun
karakter islam, tempat mempererat tali silaturahmi, dan sebagai tempat untuk
mendamaikan pertikaian. Berdasarkan hasil literasi dan wawancara kami, dapat
disimpulkan bahwa peran Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah kepada Allah
(Hablum Minallah) namun juga sebagai tempat berinteraksi, menjalin silaturahmi
(Hablum Minannas) untuk melakukan kebaikan.
Kata Kunci. Masjid, Fungsi, Peran, Tempat, Ibadah
Abstract. Today many people only think of the mosque as a place of worship, but
actually the role of the mosque is more than that. In this context, the mosque has an
important role in building a religious and spiritual people. This article discusses the
role of the mosque based on the Quran, the role of the mosque during the Prophet's
time, and the role of the mosque in modern times. The research method used is the
literature and interview method. The research was carried out by searching for
sources on the internet which were then read and analyzed and going to the field to
conduct interviews with several sources, especially to the mosque administrators.
The mosque acts as a place of worship, the meaning of the mosque is specialized as
a place reserved for doing the five daily prayers, so that the field that is usually used
to pray on Eid al-Fitr, Eid al-Adha, and others is not called a mosque (Al- Qahthani,
2003: 1). According to the term mosque is a building that has certain boundaries
that are established for the purpose of worshiping Allah such as prayer, dhikr,
reading the Qur'an and other worship. The mosque comes from the word sajada
which means a place of prostration. Meanwhile, masjidan is a noun which means a
place to prostrate. So it can be interpreted that the mosque is a place for Muslims to
prostrate themselves to Allah SWT. The mosque acts as a place of worship,
channeling knowledge, carrying out humanitarian activities, a place to socialize,
commemorating important days, a place to receive and distribute alms, a place for
deliberation, a place to build Islamic character, a place to strengthen ties, and as a
place to reconcile disputes. Based on the results of our literacy and interviews, it can
be concluded that the role of the Mosque is not only as a place of worship to Allah
(Hablum Minallah) but also as a place to interact, establish friendship (Hablum
Minannas) to do good.
Keywords. Mosque, Function, Role, Place, Worship
A. PENDAHULUAN

Masjid disebut sebagai bangunan tempat berlangsungnya segala kegiatan yang


menyangkut ketaatan kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang
tercatat dalam surat Jin dan maknanya sebagai berikut: “Sesungguhnya masjid itu
untuk Allah, maka jangan menyembah selain Allah”. Fungsi masjid sebagai tempat
ibadah seperti ini sepertinya sudah lumrah dilakukan sebagian besar masyarakat
Indonesia. Masjid ditempati pada waktu-waktu salat tertentu, termasuk salat lima
waktu, salat Jumat, dan salat Idul Fitri. Di beberapa daerah, masjid sepi pengunjung
karena berbagai alasan milik masyarakat.
Masjid merupakan ruang ketiga yang berkarakteristik ruang sosial semi publik
dan tempat berkumpul. Artinya, meskipun masjid bukan milik pribadi, tidak semua
orang dapat menggunakannya sebagai tempat ibadah. Hal ini menunjukkan bahwa
masjid merupakan ruang sosial untuk kepentingan khusus.
Bagi masyarakat Indonesia, masjid lebih dari sekedar bangunan yang
mengandung nilai-nilai keagamaan. Sebagai daerah dengan budaya yang beragam,
bangunan masjid dan keadaan sosial budaya masyarakatnya juga khas. Hal ini
terkait dengan sejarah penyebaran Islam di Indonesia yang banyak menghasilkan
produk akulturasi. Misalnya, Masjid Laksamana Zheng He yang dibangun dengan
arsitektur Tiongkok. Fleksibilitas bangunan masjid dan keunikan arsitektur masjid
memberikan nilai estetika yang memungkinkan digunakan sebagai tempat rekreasi.
Jika menilik bentuk dan fungsi masjid, ada satu masjid yang sangat menarik
untuk dibahas dan dianalisis. Masjid Darsaada Kota Bandung. Lokasi tepatnya
berada di Kelurahan Dago, Kecamatan Koburon, Kota Bandung. Masjid tidak hanya
berfungsi sebagai tempat beribadah, namun juga berfungsi sebagai tempat
pendidikan, sosial dan budaya. Terletak dekat dengan pusat kota, masjid berperan
sentral dalam pengembangan nilai-nilai keagamaan dan pendidikan. Selain itu,
Masjid Darsaada berfungsi sebagai tempat berkumpulnya gagasan dan gagasan
masyarakat.
Semua masjid mempunyai fungsi utama sebagai tempat ibadah. Namun fungsi
masjid saat ini masih mengalami pengembangan lebih lanjut. Misalnya, beberapa
masjid mungkin berfungsi sebagai tempat perayaan, hiburan keagamaan, atau
wisata religi. Demikian pula Masjid Darsaada juga sedang dikembangkan untuk
meningkatkan fungsi pendidikan dan budayanya. Melihat perkembangan tersebut,
fungsi agama, pendidikan, dan kebudayaan akhirnya dianalisis dengan
menggunakan konsep penguatan komunitas. Penguatan tersebut terjadi pada
bidang keagamaan, yaitu peran masjid sebagai ruang keagamaan, pendidikan, dan
budaya.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang kami gunakan adalah studi literatur dan wawancara.
Penelitian dilakukan dengan cara mengambil referensi dari jurnal dan internet.
Data-datanya dikumpulkan melalui internet yang kemudian didiskusikan lalu
disimpulkan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Peran Masjid berdasarkan Al-Quran


Masyarakat menyebut masjid sebagai rumah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang
digunakan untuk salat. Selain itu, pengajaran agama atau pembacaan Al-Qur'an
juga sering dilakukan di masjid-masjid. Namun dengan bantuan masjid, banyak
hal yang bisa dilaksanakan untuk kemaslahatan umat.
Hal ini menunjukkan bahwa selain dapat melindungi agama Allah SWT, masjid
juga dapat digunakan untuk menciptakan kesejahteraan dan ketertiban
masyarakat melalui dakwah agama. Jika Indonesia terdiri dari masyarakat
majemuk, seharusnya masjid memberitakan kesejukan dalam kehidupan sehari-
hari. Al-Quran antara lain menyebutkan misi masjid dalam firman Allah SWT:
“Bersyukurlah kepada Allah di masjid-masjid yang disucikan untuk memuji,
yang namanya disebutkan pada waktu pagi dan sore hari, orang-orang yang tidak
lalai dalam usaha dan (juga) dalam jual beli atau dalam segala kegiatan. dari)
shalat dan membayar zakat, mereka takut pada hari yang (pada hari itu) gemetar
hati dan mata.” (QS. An-Nur : 36-37)
Perintah memuji bukan sekedar mengucapkan Subhanallah saja, namun lebih
luas makna dan konteks yang dicakup oleh kata tersebut, padahal makna dan
konteksnya dapat diringkas dalam kata kesalehan. Ketakwaan sendiri tidak
hanya diwujudkan dalam hablum minallah (hubungan dengan Tuhan) tetapi juga
dalam hablum minannas (hubungan antar manusia) dan hablum minal Alam
(hubungan dengan alam/lingkungan). Pada titik ini, masjid harus menjadi titik
awal perubahan masyarakat dimana terdapat keadilan sosial di segala bidang.
Pentingnya Masjid Dalam buku Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i tentang
Berbagai Pertanyaan Orang (Mizan, 2000), kata masjid diulang sebanyak 28 (dua
dua puluh delapan) kali dalam Al-Qur'an. Secara linguistik, kata masjid berasal
dari akar kata sajada-sujud yang berarti patuh, patuh dan beribadah dengan
penuh rasa hormat dan ta’dzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki di
tanah, yang kemudian dalam syariat disebut sebagai sujud, merupakan bentuk
lahiriah yang paling kentara dari makna di atas. Oleh karena itu bangunan
tempat beribadah disebut masjid yang artinya “tempat ibadah”.
Dalam istilah sehari-hari, masjid adalah bangunan tempat umat Islam
beribadah. Namun karena akar kata tersebut mengandung arti ketundukan dan
ketaatan, maka hakikat masjid adalah tempat di mana segala aktivitas yang
menyangkut ketaatan kepada Allah saja dapat dilakukan. Misalnya pada Al-
Qur'an Surat Al-Jin ayat 18 mengatakan bahwa:
“Sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah, karena mereka tidak
menyembah selain Allah.” (QS. Al-Jin : 18)
Selain itu, Quraish Shihab menyatakan dalam kitab yang sama bahwa
Rasululullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Bumi diciptakan untukku
(dan umatku) sebagai masjid dan sarana penyucian diri. ” (HR melalui Bukhari
dan Muslim Jabir bin Abdullah).
Jika Nabi menghubungkan masjid dengan tanah ini, maka jelas masjid bukan
hanya sekedar tempat ibadah dan sarana bersuci. Masjid tidak hanya berarti
bangunan tempat beribadah, atau bahkan tayamum sebagai sarana bersuci
sebagai pengganti mencuci, tetapi masjid juga berarti tempat dilakukannya
segala aktivitas manusia yang mencerminkan ketaatan kepada Allah SWT.

2. Peran Masjid pada masa Rasulullah


Pada zaman Nabi Muhammad SAW, masjid yang pertama kali dibangun adalah
Masjid Quba, masjid ini awalnya merupakan pelataran yang kemudian dipagari
dengan dinding tembok yang cukup tinggi. Selain itu, ketika Nabi Muhammad
bermigrasi dari Makkah ke Madinah, tugas pertama dan segera yang berkaitan
dengan misi pembangunan komunitas muslim adalah membangun masjid utama
di kota itu, yaitu Masjid Nabawi.
Pada zaman Rasul SAW, masjid dengan segala aktivitasnya menyatu dengan
realitas kehidupan. Hal itu sesuai dengan kriteria pemakmur masjid yang
terdapat dalam Q.S. an- Nur [24] ayat 36-38 yaitu: Artinya : “(Bertasbih kepada
Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut
nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, (laki-laki yang tidak
dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah,
dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka
takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.
(Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada
mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,
dan supaya Allah menambah karuniaNya kepada mereka. Dan Allah memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.”
Masjid dimaksudkan tidak hanya untuk melakukan salat pada waktu yang
ditentukan, tetapi juga untuk banyak fungsi keagamaan, sosial, politik,
administrasi, dan budaya lainnya. Berikut kami merangkum selengkapnya
beberapa fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW yang menarik diketahui:

a. Sebagai tempat pelaksana peribadatan


Fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW yang utama dan masih terus
berlangsung hingga kini yaitu sebagai tempat pelaksana peribadatan. Umat
muslim pergi ke masjid untuk melaksanakan salat wajib berjemaah maupun
salat sunah. Masjid berasal dari kata sajada yasjudu yang berarti merendahkan
diri, menyembah atau bersujud, dengan demikian sebagai tempat salat dan zikir
kepada Allah SWT merupakan fungsi utama dari masjid.

b. Sebagai Tempat Pertemuan


Fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW berikutnya yaitu sebagai tempat
pertemuan. Masjid menjadi tempat yang paling rutin digunakan oleh Rasulullah
SAW dan para sahabatnya bertemu. Rasulullah juga menjadikan masjid sebagai
tempat mengumumkan hal-hal penting yang menyangkut hidup masyarakat
Muslim. Apapun itu, berkaitan dengan masyarakat dan acara-acara besar Islam
juga diumumkan agar semua orang mengetahuinya.
c. Sebagai Tempat Bermusyawarah
Pada masa Rasulullah SAW masjid juga digunakan sebagai tempat
bermusyawarah, baik dalam merencanakan suatu program maupun
memecahkan persoalan yang terjadi.

d. Sebagai Tempat Perlindungan


Fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW selanjutnya yaitu sebagai tempat
perlindungan. Rasul dan para sahabatnya sering memberikan perlindungan atau
jaminan keamanan bagi seseorang bila dia masuk ke masjid.

e. Sebagai Tempat Kegiatan Sosial


Rasulullah SAW dan para sahabatnya menjadikan masjid sebagai tempat
kegiatan sosial, misalnya mengumpulkan zakat, infak, dan sedekah melalui
masjid, lalu menyalurkannya kepada para sahabat yang sangat
membutuhkannya.

f. Sebagai Tempat Pengobatan Orang Sakit


Pada masa Rasulullah SAW perawatan dan pengobatan terhadap pasukan
perang dilakukan di lingkungan masjid.

g. Sebagai Tempat Latihan dan Mengatur Strategi Perang


Di samping memusyawarahkan pengaturan strategi perang di masjid, di
masjid juga langsung dilakukan latihan dan membentuk prajurit atau mujahidin
yang berkepribadian Islami dan memiliki kemampuan yang biasa diandalkan.

h. Sebagai Tempat Dakwah dan Madrasah


Rasulullah SAW juga menjadikan masjid sebagai tempat untuk mengajarkan
ilmu yang telah diperoleh dari Allah SWT berupa wahyu. Ini berarti masjid
berfungsi sebagai madrasah bagi kaum muslimin untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Inilah yang dilakukan Rasulullah SAW di Masjid Nabawi.
Rasulullah di masjid tersebut mendidik umat Islam dari segala umur dan jenis
kelamin; dewasa, remaja, anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan.

Bagi orang dewasa, mereka memanfaatkan masjid untuk tempat belajar


Alquran, hadis, fikih, dasar-dasar agama, bahasa dan sastra Arab. Sementara
bagi wanita, mereka mempelajari Alquran, hadis, dasar-dasar Islam dan
keterampilan menenun atau memintal, dengan frekuensi seminggu sekali.
Sementara anak-anak belajar di serambi masjid dengan materi Al Quran, agama,
bahasa Arab, berhitung, keterampilan berkuda, memanah dan berenang.

3. Peran Masjid pada zaman modern


Di era milenial saat ini, masjid-masjid dipenuhi dengan berbagai macam
kegiatan keagamaan dan masjid yang masih menjadi tempat perjalanan dakwah.
Bahkan generasi Muslim muda pada era millennial menjadi titik sentral dalam
meramaikan masjid dan mendukung berbagai kegiatan keagamaan. Kegelisahan
muncul di Masyarakat akibat kemajuan zaman yang marak terjadi, Masyarakat
khawatir dengan fungsi masjid pada era Rasulullah perlahan luntur atau hilang
akibat kemajuan zaman.
Tentunya di era milenial seperti sekarang ini, fungsi masjid telah mengalami
perubahan dibandingkan dengan fungsi masjid pada masa Rasulullah. Namun,
hal itu tetap ada kaitannya dengan apa yang disabdakan Nabi. Fungsi masjid saat
ini adalah sebagai berikut:

a. Mengisi malam-malam Ramadhan dan memperingati hari-hari besar Islam,


tahun baru Islam, maulid Nabi dan zikir bersama.
b. Mendirikan shalat jum’at secara bersama.
c. Tempat kegiatan-kegiatan perlombaan seperti kasidah rabanah dan didikan
subuh bagi anak-anak.
d. Tempat makan dan minum bersama yang dilaksanakan oleh jamaah masjid.

Di era milenial saat ini, masjid diisi dengan kegiatan pendidikan dengan
pelatihan pendidikan Islam. Rata-rata masjid mempunyai TPA (Taman
Pendidikan Al-Quran), TK Islam, perpustakaan masjid, pesantren Ramadhan, SD
Islam bahkan Universitas Islam. Lalu terdapat juga unit pengumpul sadaqah di
beberapa masjid serta wadah sebagai tempat berdonasi. Di masjid juga sering
diadakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan,
seperti mengaji, kajian agama, remaja masjid dan lain-lain. Tak heran jika kita
banyak melihat ustadz-ustadz yang memberikan materi atau khotbah kepada
jamaah, seperti Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Yahya dan
pemateri lainnya. Ini menggambarkan bahwa masjid di era milenial masih
menjadi tempat berdakwah untuk umat Islam dan merupakan wadah diskusi
antar manusia.
Generasi milenial umat Islam saat ini cukup bergairah menuju masjid. Terlihat
dengan banyaknya generasi milenial yang aktif mempelajari ilmu agama
dibandingkan orang yang lebih tua. Khusus untuk kota-kota besar di negeri ini,
sudah banyak kajian-kajian yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan
sarana komunikasi.
Dalam buku berjudul Panduan Pengelolaan Masjid dijelaskan beberapa fungsi
masjid yang erat kaitannya dengan era milenial, seperti: Masjid difungsikan
untuk melaksanakan ibadah, tempat pengajian keagamaan terbukti dengan
adanya kegiatankegiatan untuk anak-anak dan remaja serta kegiatan untuk orang
tua, tempat membahas persoalan sosial dan mencari solusi demi kebaikan
bersama, masjid sebagai lembaga kesehatan dan bisnis, masjid dijadikan tempat
berdiskusi oleh remaja-remaja dalam mengkaji permasalahan agama, masjid
dijadikan lokasi pernikahan, dan masjid sebagai wadah dalam pengumpulan
sedekah serta zakat.. Semua fungsi tersebut tentu menjadikan masjid menjadi
satu tempat yang nyaman untuk berbagai kegiatan bermanfaat.
D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, literasi, dan wawancara yang kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa peran Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah kepada Allah
(Hablum Minallah) namun juga sebagai tempat berinteraksi, menjalin silaturahmi
(Hablum Minannas) untuk melakukan kebaikan.

REFERENSI

(Islam, Sunan, & Yogyakarta, n.d.; Mustaming & Ag, n.d.; Rifa, n.d.)

NARASUMBER

1. Pak H. Romiun S.Pd (Pendiri sanggar Purnama Ria)


2. Pak Muhammad Zufrin S.Pd (Ta’mir Masjid Al-Khair Lingkungan Udayana)
3. Pak H. Lalu Ahmad Tijani Isnaini S.Pd, M.Pd (Dosen)
4. Muhammad Syaddid Hurul Maajid (Siswa MAN)

WEBSITE

https://www.itb-ad.ac.id/2023/03/15/fungsi-masjid-ala-rasulullah-dari-tempat-
sholat-hingga-latihan-perang/
https://islam.nu.or.id/shalat/fungsi-masjid-dalam-al-quran-selain-untuk-shalat-
4FCU2
https://web.syekhnurjati.ac.id/lp2m/2021/10/07/fungsi-masjid-dan-
peranannya-dalam-perkembangan-umat-muslim/
https://oldjournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/al-balagh/article/view/1092
http://e-journal.iainsalatiga.ac.id/index.php/imej

Anda mungkin juga menyukai