Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KARAKTER

OLEH KELOMPOK 1

RUGAIYA A351 19 001

PAISAL A351 19 002

MOH.IBNU A351 19 003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala pujian hanya milik Allah Tuhan Yang Maha Esa karena tanpa ridho dan
petujukNya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Karakter Anti
Korupsiyang berkaitan tentang konsep dasar pendidikan karakter.
Sebagai hamba Allah pulalah penulis menghaturkan sholawat dan salam kepada
junjungan Nabi akhir zaman penerus risalah islam Muhammad SAW kepada para keluarga
handai taulannya serta kita pulalah pengikutnya yang selalu setia hingga akhir zaman .
Sebelumnya penulis menyanpaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Kosmografi baik itu pengampu mata kuliah maupun pembimbing yang telah memberikan
ilmunya selama proses perkuliahan walaupun dalam keterbatasan yakni tidak bisa bertatap muka
secara langsung .
Penulis menyadari bahwa terjadi kesalahan dalam penulisan nantinya walaupun begitu
kesalahan dalam penulisan selama tidak melenceng dari tema yang diberikan penulis berharap itu
dapat di maklumi nantinya.Karena kesalahan itu murni dari penulis sendiri dan kebenaran hakiki
hanyalah milik Tuhan itu sendiri.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palu, Februari 2021

Penulis

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KARAKTER .......................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. Pengertian karakter .............................................................................................................. 5
B. Konsep Dasar Karakter ....................................................................................................... 8
BAB 3 PENUTUPAN................................................................................................................... 11
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................... 11
3.2 SARAN ............................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah tidak canggung lagi dengan mendengar
istilah karakter. Karena karakter adalah sesuatu yang dapat membedakan manusia dengan
binatang. Namun bebrbagai bentuk karakter manusia itu di sebabkan oleh beberapa factor dan
berbagai macam konsep untuk mendalami karakter tersebut.
Dalam perkembangan zaman ini, karakter seorang individu sangat menentukan kemajuan
hidup seorang individu serta negaranya. Untuk itu karakter dapat dipelajari melalui pendidikan
yang khusus mempelajari karakter. Hal ini di fungsikan untuk membentuk moralitas individu
dinegara kita ini yang masih sangat krisis dan lemah menjadi moral yang kuat dan juga memiliki
tanggung jawab.
Karena dengan adanya krisis moral tersebut sangat mengkhawatirkan masyarakat,
terutama dalam sebuah keluarga yang harus mengorbankan anaknya dalam pergaulan yang buruk
dan tidak menganggap adanya nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sekitar. Untuk itu
sangat dibutuhkan pendidikan dalam mengatasi karakter tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan karakter?
2. Bagaimana konsep dasar karakter?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dibuatnya untuk sebagai mahasiwa mengetahui pengertian dari pendidikan karate
dan dasar-dasar pendidikn karakter

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian karakter
Secara singkat, definisi karakter atau akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari kata
akhalaq-yakhluqu-akhlaaq artinya yaitu perangai, kebiasaan, watak, dan peradaban yang baik,
agama.1[1]
Pengertian karakter sangat banyak dan bermacam-macam dari kalangan para ulama dan
ilmuwan, diantaranya yaitu, karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasikan seorang pribadi
(forester),sedang menurutal-Ghazali yaitu:

‫الخلق عبا ر ة عن هيىئىة فى النفس را سخة عنها تصد ر اال فعا ل بسهؤ لة ؤ يسىر من غير حا جة الي فكرؤ رؤ ية‬

Artinya :” Akhlaq adalah ssuatu perangai (watak/tabiat) yang menetap dalam jiwa
seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tetrtentu dari sirinya secara
mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.”
Menurut Ibnu Maskawaih yaitu:
‫حا ل لنفس دا عية لها الي افعا لها من غير فكر ورو ية‬
Artinya :” akhlak adalah suatu keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya perbuatn
tanpa melalui peertimbangan dan dipikirkan secara mendalam.”
Sedangkan menurut Abd. Hamid Yunus:

‫االخالق هي صفا ت اال نسا ن اال دا بية‬


Artinya:” akhlak adalah segala sifat manusia yang terdidik.”

Sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral (Thomas Lickona). dan
sedangkan menurut kemendiknas yaitu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang

5
berbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.2[2]
Dari berbagai pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa karakter adalah
mengenai sesuatu yang ada dalam diri seorang manusia yang menyebabkan orang tersebut dapat
disifati yang dilakukan secara berulang kali dan tanpa paksaan atau tanpa disengaja. Pengertian
ini senada dengan sumber yang menyatakan “ charater is the sum of all the qualities that make
you who are. It’s your values, your thoughts, your word, your action” yang artinya karakter
adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran, perkataan, dan perilaku, atau perbuatan yang telah
membentuk diri seseorang. Dengan demikian, karakter dapat disebut sebagai jati diri seseorang
yang telah terbentuk dalam proses kehidupan oleh sejumlah nilai-nilai etis dimilikinya, berupa
pola pikir, sikap, dan perilakunya.”3[3]
Istilah karakter memiliki kedekatan dan titik singgung dengan etika. Karena pada
umumnya orang menganggap orang lain memiliki karakter baik setelah terbukti dengan etika
yang diakukannya dalam masyarakat. Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani Ethikos yang
diambil dari kata dasar ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat watak, akhlak, perasaan, sikap atau cara berpikir. Namun, dalam
perkembangannya etika sering disebut dengan adat kebiasaan.
Sedang etika menurut arti etimologi sering diidentikkan dengan moral yang berasal dari
bahasa latin “ mos” yang bentuk jamaknya “ mores” yang berarti adat atau cara hidup. Meskipun
secara etimologi etika dan moral bersinonim, namun keduanya dapat dibedakan. Etika lebih
cenderung ke tingkah laku, sedangkan moral cenderung pada aturan norma yang dipegang guna
untuk mengatur tingkah lakunya.
Dapat kita lihat bahwa manusia adalah tujuan bagi dirinya sendiri, karena segala tindakan
manusia itu berasal dari hati nurani manusia dan untuk mengangkat harkat martabat manusia itu
sendiri. Sehingga setiap manusia mempunyai kehendak untuk saling menjaga harkat martabat
mereka sendiri dengan menjaga moralitas dan perilakunya.
Seperti contoh seorang yang bersikap dermawan, sifat ini timbul dari hati manusia untuk
melakukannya ataupun tidak, dan dari kebimbangan tersebut akhirnya akan timbul sebuah

6
kehendak yang menghasilkan ketentuan untuk melakukan tidaknya. Dan dari kehendak tersebut
apabila di lakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan, inilah yang dinamakan dengan akhlak.
Sehingga akhlak ini tergantung dengan apa yang dikehendaki tadi, apabila yang dihasilkan
adalah hal yang baik, maka akan menimbulkan akhlak yang baik. Dan sebaliknya, apabila yang
dihasilkan adalah hal yang jelek, maka akan menimbulkan akhlak yang jelek pula.
Karena pada dasarnya, karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering
kali tidak jauh dari perilaku ayah dan ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah “ Kacang ora
ninggal lanjaran” (pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bamboo
tempatnya melilit dan menjalar).4[4]
Kecuali itu pada lingkungan, baik lingkungan social maupun lingkungan alam yang ikut
membentuk karakter tersebut. Seperti contoh, di lingkunga pegunungan yang dingin dan sejuk,
penduduk cenderung bersifat kalem dan sopan. Sedangkan di lingkungan yang gersang dan
panas, penduduk cenderung bersifat keras dan dan tidak takut mati.
Akhlak menurut sifatnya terdiri dari berbagai macam sifat, diantaranya yaitu akhlak yang
baik(mahmudah), akhlak yang buruk(madzmumah). Akhlak yang baik diantaranya yaitu, amanah
atau dapat dipercaya, benar atau jujur,rendah hati, malu, sabar, pemaaf, dll. Sedangkan akhlak
yang buruk diantaranya yaitu, pendendam,iri, dengki, hasud, dll.5[5]
Sehingga dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dalam diri manusia terdapat
karakter yang harus dibentuk berdasarkan lingkungan yang ada di sekitarnya,. Untuk itu,
dibutuhkan pendorong dalam pembentukan karakter tersebut. Salah satunya yaitu dengan
mengansumsikan seorang anak dalam pondok pesantren. Karena dalam era saat ini pondok
pesantren tidak hanya sebagai sarana islamisasi, namun sebagai pencetak kader ulama.
Dalam karakter juga terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini
akhlak memiliki lima jangkauan sebagai berikut.(i) sikap dan perilaku dalam hubungannya
dengan Tuhan, (ii) sikap dan perilaku dalm hubungannya dengan diri sendiri, (iii) sikap dan
perilaku dalam hubungannya dengan keluarga, (iv) sikap dan perilaku dalam hubungannya
dengan masyarakat dan bangsa, (v) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.

7
B. Konsep Dasar Karakter
Lickona mengemukakan bahwa karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knowing), sikap moral(moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan tiga
konsep tersebut, dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang
kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan kebaikan.6[6]
Lickona pun menjelaskan bahwa konsep moral memiliki beberapa komponen, yaitu:
kesadaran moral, pengetahuan nilai moral, pandangan ke depan, penalaran moral, pengambilan
keputusan, dan pengetahuan sendiri.
Sedangkan sikap moral memiliki komponen tersendiri yaitu:
1. Kata hati
Kata hati atau biasa disebut dengan hati nurani dapat mengetahui dan menerapkan cara
bertindak yang benar. Hati nurani yang kuat adalah suara hati yang membantu kita membedakan
hal yang baik dan yang buruk. Ini adalah landasan yang kuat untuk mencapai kehidupan yang
baik dan beretika.
2. Rasa percaya diri
Rasa percaya diri adalah rasa yang muncul dari efek yang kita kerjakan apabila hal yang kita
kerjakan adalah hal yang baik. Dan rasa ini menghasilkan suatu kepuasan dan semangat
tersendiri melalui hal yang baik. Dan sebaliknya apabila kita melakukan sesuatu yang tidak baik,
maka secara spontan kita akan menjadi pesimis dan juga malu.
3. Empati
Empati adalah memahami dan merasakan kekhawatiran orang lain. Empati merupakan inti
emosi moral yang membantu sesweorang memahami perasaan orang lain. Sehingga emosi yang
kuat mendorong seseorang untuk bertindak benar, karena bias melihat kesusahahn orang lain.
Dan dari adanya sikap tersebut akan mencegah melakukan hal yang dapat melukai orang lain.

8
4.Cinta kebaikan
Cinta kebaikan akan menimbulkan dan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan
dan perasaan orang lain. Sehingga dengan membiasakan perbuatan cinta kebaikan akan
menikmati betapa indahnya kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain.
5.Pengendalian diri
Pengendalian diri adalah mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan
dari dalam maupundari luar, sehingga dapat bertindak dengan benar berdasarkan hati nurani. Dan
dapat menahan diri dari hawa nafsu sehingga dapat berbuat sesuai hati dan pikiran.
6.Dan kerendahan diri
Rendah diri disini bukanlah kita merendahkan martabat di depan orang lain, melainkan
menghargai orang lain dengan berlaku sopan dan baik atau sering disebut dengan rasa hormat.
Rasa hormat ini adalah yang mendasari suatu tata karma. Apabila kita ingin dihargai kepada
orang lain sebagaimana kita mengahargai orang lain, maka kehidupan didunia ini akan bermoral.
Perilaku moral terdiri dari komponen:
1) Kemampuan
2) Kemauan
3) Kebiasaan
Kelengkapan moral yang telah dijabarkan tadi apabila telah dimiliki oleh seseorang maka
orang tersebut akan mempunyai pribadi yang tangguh dan kuat, dan akan membentuk karakter
yang baik dan unggul.
Dan dari situlah akan terwujud suatu insan yang dapat menjaga diri dan moral yang baik
serta dapat dipertanggung jawabkan. Karena dalam masyarakat umumnya, suatu moral yang
terdapat dalam diri seseorang akan dikaitksn dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.
Seperti contoh seorang anak yang telah dididik oleh orang tuanya semenjak kecil dengan
mengkonsumsikannya perilaku yang baik . maka lambat laun anak tersebut akan selalu
melakukan hal yang baik yang diajarkan oleh orang tuanya. Sehingga masyarakat menilai
perilaku tersebut adalah perilaku yang baik dan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.

9
Untuk itu dari konsep dasar yang telah dijabarkan tadi, dapat dipraktekkan dan di sebarkan
dalam masyarakat sekitar kita guna menjadi penerus bangsa yang berkarakter dan bermoral
dengan baik dan juga dapat membuahkan hasil yang baik pula.
Konsep dasar karakter di Indonesia, terdapat konsep dasar yang masih alami, yaitu yang
pertama konsep dasar menurut adat dan kebudayaan, seperti halnya adat di jawa. Di jawa sangat
banyak karakter yang harus di sebar luaskan, yaitu seperti halnya wewarah yang sering dilakukan
orang tua kepada anaknya guna untuk mendidik karakternya. Dan juga biasanya terdapat dalam
lagu daerah. Misalnya yaitu lagu sluku-sluku bathok.
Yang kedua yaitu, konsep dasar karakter menurut agama. Di Indonesia terdapat berbagai
agama karena banyaknya suku dan adat. Untuk itu banyak pula konsep dasar yang dijadikan
panutan di setiap agama tersebut. Misalkan agama islam, pasti akan berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadits, dan sebagai uswatun hasanah yaitu nabi Muhammad Saw yang telah menjadi pemimpin
umat islam seluruhnya. Berbeda dengan penganut agama Kristen yang lebih berlandaskan
dengan kitab injilnya. Dan sedangkan agama hindu akan berlandaskan dengan buku pegangan
umat tersebut yaitu buku yang berjudul hak asasi manusia dalam Hindu yang mengutip sejumlah
surat dalam Yajurveda, dll.

10
BAB 3
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN

Karakter adalah mengenai sesuatu yang ada dalam diri seorang manusia yang
menyebabkan orang tersebut dapat disifati yang dilakukan secara berulang kali dan tanpa
paksaan atau tanpa disengaja.
Akhlak menurut sifatnya terdiri dari berbagai macam sifat, diantaranya yaitu akhlak yang
baik(mahmudah), akhlak yang buruk(madzmumah). Akhlak yang baik diantaranya yaitu, amanah
atau dapat dipercaya, benar atau jujur,rendah hati, malu, sabar, pemaaf, dll. Sedangkan akhlak
yang buruk diantaranya yaitu, pendendam,iri, dengki, hasud, dll.
Dalam karakter juga terdapat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini akhlak
memiliki lima jangkauan sebagai berikut.(i) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan
Tuhan, (ii) sikap dan perilaku dalm hubungannya dengan diri sendiri, (iii) sikap dan perilaku
dalam hubungannya dengan keluarga, (iv) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan
masyarakat dan bangsa, (v) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar. karakter
berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral(moral felling), dan perilaku moral
(moral behavior). Berdasarkan tiga konsep tersebut, dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik
didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan
kebaikan.

3.2 SARAN
Dibuatnya makalah ini agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar pendidkan
karakter,sebagai penyusun makalah ini kami perlu kritik dan saran yang pembangun

11
DAFTAR PUSTAKA

Agus wibowo, Pendidikan Karakter,(Yogyakarta: pustaka pelajar, 2012),


Dr. Zubaedi,M.Ag, Desain Pendidikan karakter(Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2012),
Muchlas samani dan hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter(bandung:Remaja
Rosda Karya,2012),
Muhammmad arif, pesantren salaf basic pendidikan karakter(Kediri:STAIN kedriri press,
2012),

12

Anda mungkin juga menyukai