Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) arti kata sastra adalah
“karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai
ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan
ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan yang mengandung nilai-nilai
kebaikan yang ditulis dengan Bahasa yang indah. Sastra memberikan
wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, social, maupun
intelektual, dengan caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk
menginterprestasikan teks sastra sesuai dengan wawasannya sendiri.
Sastra bukanlah seni Bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam
menggunakan Bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra. Jelasnya faktor
yang menentukan adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan Bahasa segi
medianya. Berkaitan dengan maksud tersebut sastra selalu bersinggungan
dengan pengalaman manusia yang lebih luas dari pada yang bersifat estetik
saja. Sastra selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral,
psikologi, dan agama. Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan dalam
karya sastra.
SAJAK PUTIH
Puisi di atas berbicara tentang suasana hati yang bahagia, penuh harap
dan cinta. Namun, suasana jiwa yang demikian bersifat abstrak, tidak mudah
diimajinasikan, maka Chairil Anwar mengekspresikannya melalui bentuk-
bentuk ungkapan personifikasi agar dapat dibayangkan. Kata-kata yang
dipakai dalam puisi itu sebenarnya kata-kata yang biasa didengar dan dipakai.
Namun, dalam puisi itu disusun, didayakan dan dibentuk agar memiliki makna
baru, makna yang belum biasa didengar dan dipakai.
Itulah manifestasi adanya unsur kreativitas, penciptaan, keaslian,
kebaruan dalam bahasa sastra. Dalam puisi tersebut juga
terdapat deotomatisasi yang terlihat pada struktur sintaksis larik-larik puisi
yang tidak umum dan melanggar tata bahasa (bentuk deviasi). Penyair
membuat inversi, yaitu membalik susunan ‘Subjek-Predikat’ menjadi
‘Predikat-Subjek’ pada larik 3-6. Selain itu, Chairil Anwar juga membuat
kalimat tidak biasa baik karena penghilangan kata penghubung ataupun
pembalikan susunan seperti pada larik berikut.
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...