Anda di halaman 1dari 17

GAYA BAHASA DALAM CERPEN HARIAN SERAMBI INDONESIA

SEBUAH KAJIAN STILISTIKA

Bella Septianda
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Abulyatama
Email : bellaseptianda537@gmail.com

ABSTRAK
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Gaya
bahasa yang digunakan dalam cerpen menjadi daya tarik tersendiri ketika kita
membacanya. Gaya bahasa terdiri dari empat jenis gaya bahasa, yaitu: gaya
bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan dan gaya
bahasa perulangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya bahasa
dalam cerpen harian serambi Indonesia. Masalah yang diajukan pada penelitian
ini adalah bagaimana penggunaan gaya bahasa dalam cerpen harian serambi
Indonesia. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan tinjauan stilistika. Sumber
data penelitian ini adalah teks cerpen yang terdapat dalam cerpen harian serambi
Indonesia, yang terdiri atas 15 cerpen. Data dianalisis dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
penggunaan gaya bahasa, yaitu perumpamaan, metafora, personifikasi,
hiperbola, litotes, metonimia, tautotes dan simploke.
Kata Kunci : Gaya bahasa, cerpen.

ABSTRACT

Language style is a way of expressing thoughts through language specifically


that shows the soul and personality of the author or language user. The language
style used in the short story is the main attraction when we read it. Language
style consists of four types of language style, namely: comparative language
style, contradictory language style, linking language style and repetition
language style. This study aims to analyze the style of language in Serambi
Indonesia’s daily short stories. The problem posed in this research is how to use
language style in Serambi Indonesia daily short stories. This study was
conducted using a stylistic review. The data source of this research is the short
story text contained in the Serambi Indonesia daily short story, which consist of
15 short stories. The data were analyzed using a qualitative descriptive
approach. The results showed that there were uses of language styles, namely
similes, metaphors, personifications, hyperboles, litotes, metonymy, tautotes and
simplokes.
Keywords : Language style, short story.

A. PENDAHULUAN pendek sebagai suatu karya seni

Karya sastra adalah ungkapan berfungsi sebagai notulen

perasaan yang berupa ide, semangat, kehidupan.Sebagai dokumentasi,

keyakinan dalam kehidupan yang cerpen bagaikan cermin yang

dapat membangkitkan pesona dengan memperlihatkan peristiwa tersebut.

alat bahasa dan dilukiskan dalam Salah satu unsur instrinsik

bentuk tulisan. Menurut Budianta cerpen yang dapat menghipnotis

dkk (2006 : 19) karya sastra adalah pembacanya adalah penggunaan

sarana untuk menyampaikan pesan bahasa yang menarik. Bahasa yang

tentang kebenaran, tentang apa yang menarik akan terasa lebih utuh dan

baik dan buruk. Selain itu, karya dapat mecuri perhatian pembaca jika

sastra juga mampu membawa moral dikemas dengan “kemasan” yang

dan etika pergaulan yang diterima menarik. Menariknya bahasa yang

dalam kehidupan masyarakat. digunakan dalam cerpen karena

Salah satu jenis karya sastra bahasa dalam cerpen mengandung

adalah cerpen. Cerpen adalah sebuah gaya bahasa.

bentuk prosa yang mengkisahkan Gaya bahasa adalah cara

sebagian kecil kehidupan tokoh- mengungkapkan pikiran melalui

tokohnya hanya yang terpenting dan bahasa secara khas yang

paling menarik. Cerpen atau cerita memperlihatkan jiwa dan


kepribadian penulis atau pemakai dari keempat gaya bahasa pertama,

bahasa. Keraf (dalam Anggi Lestari, gaya bahasa perbandingan adalah

2018:57). Gaya bahasa yang gaya bahasa yang membandingkan

digunakan dalam cerpen menjadi sesuatu dengan sesuatu yang lain

daya tarik tersendiri ketika kita melalui ciri-ciri. Kedua, gaya bahasa

membacanya. Gaya bahasa yang pertentangan adalah suatu bentuk

penulis tuangkan dalam karyanya gaya bahasa menunjuk pada makna

berupa tuturan yang memberikan yang berkebalikan dengan yang

efek-efek tertentu. Tujuannya adalah disebut secara harfiah. Ketiga, gaya

untuk memberikan kesan estetik bahasa pertautan adalah yang di

dalam tulisan tersebut dan dalamnya terdapat unsur pertautan,

menjadikan tulisannya berbeda pertalian, penggantian, atau

dengan tulisan yang lain pada hubungan yang dekat antara makna

umumnya. Dalam cerpen, seperti yang sebenarnya dimaksudkan dan

tidak dapat dipisahkan antara gaya apa yang secara konkret dikatakan

bahasa dengan setiap kata yang oleh pembicara. Keempat, gaya

dituangkan di dalamnya, karena bahasa perulangan adalah istilah lain

merupakan unsur pembangunnya. sarana retorika, yang sering dikenal

Gaya bahasa terdiri atas dengan sebutan gaya bahasa, artinya

empat jenis gaya bahasa, yaitu: gaya suatu bentuk penuturan yang sengaja

bahasa perbandingan, gaya bahasa digayakan untuk memperoleh efek

pertentangan, gaya bahasa pertautan, tertentu di hati pembaca.

dan gaya bahasa perulangan. Definisi


B. DASAR TEORI b. Unsur-Unsur Cerpen

1. Cerpen (1) Unsur Intrinsik

a. Definisi Cerpen
Unsur intrinsik adalah unsur-

Menurut Yaqutunnafis, , unsur yang ada di dalam batang

(2000:8) menyatakan bahwa cerpen tubuh suatu karya sastra cerpen yang

itu dimaknai sebagai karya prosa terdiri dari tema, alur/plot,

fiksi yang bisa dibaca selesai sekali tokoh/penokohan, setting/latar, sudut

duduk. Cerita pendek sesuai dengan pandang, gaya bahasa, dan amanat.

namanya memperlihatkan sifat yang Tentunya pada cerpen terdapat unsur

serba pendek, baik peristiwa yang intsrinsiknya untuk membangun

diungkapkan, isi cerita, jumlah sebuah cerita yang dibuat. Unsur

pelaku, dan jumlah kata yang instrinsik juga sebagai unsur

digunakan.Singkatnya sebuah cerita pembentuk yang membangun karya

pendek bukan karena bentuknya fiksi itu sendiri.

yang jauh lebih pendek dari novel,


(2) Unsur Ekstrinsik
tetapi karena aspek masalahnya yang
Unsur ekstrinsik adalah unsur
sangat dibatasi. Hubungan dialektis
yang berada di luar karya fiksi yang
antara cerpen dan realitas
mempengaruhi lahirnya karya namun
membuktikan bahwa cerpen juga
tidak menjadi bagian di dalam karya
dapat dianalisis dari berbagai sudut,
fiksi itu sendiri. Unsur ektrinsik yang
seperti filosofis, religi, sosiologi,
berada di luar karya sastra itu, tetapi
budaya dan stilistika.
secara tidak langsung mempengaruhi
bangunan karya sastra atau secara mempergunakan bahasa yang indah

lebih khusus dapat dikatakan sebagai untuk meningkatkan efek dengan

unsur-unsur yang mempengaruhi jalan memperkenalkan serta

bangunan cerita sebuah karya sastra. membandingkan suatu benda atau

Adapun unsur ekstrinsik yang hal tertentu dengan benda, atau hal

terdapat dalam karya sastra seperti lain yang lebih umum.

cerpen adalah latar belakang Penggunaan gaya bahasa

masyarakat, latar belakang penulis, tentu saja meningkatkan kekayaan

dan nilai yang terkandung dalam kosakata pembaca dengan

cerpen. sendirinya. Gaya bahasa menurut

Keraf (dalam Rumanti, 2021 : 121)


2. Gaya Bahasa
adalah cara mengungkapkan pikiran
a. Definisi Gaya Bahasa
melalui bahasa secara khas yang
Pada umumnya gaya bahasa
memperlihatkan jiwa dan
dibedakan menjadi empat macam,
kepribadian penulis atau pemakai
yaitu: gaya bahasa perbandingan,
bahasa. Gaya bahasa adalah bahasa
gaya bahasa pertentangan, gaya
indah yang digunakan untuk
bahasa pertautan dan gaya bahasa
meningkatkan efek dengan jalan
perulangan. Gaya bahasa diartikan
memperkenalkan serta
sebagai teknik serta bentuk gaya
membandingkan suatu benda atau
bahasa seseorang dalam memaparkan
hal tertentu dengan benda atau hal
gagasan sesuai dengan ide dan norma
lain yang lebih umum. Jadi, dapat
yang digunakan sebagaimana ciri
disimpulkan bahwa gaya bahasa
pribadi pemakainya. Gaya bahasa
adalah cara bagaimana bahasa (2) Gaya Bahasa Pertentangan

pengarang atau penulis menguraikan


Gaya bahasa pertentangan
cerita yang dibuatnya, maupun cara
adalah suatu bentuk gaya bahasa
bagaimana pengarang atau penulis
menunjuk pada makna yang
cerita mengungkapkan isi
berkebalikan dengan yang disebut
pemikirannya lewat bahasa-bahasa
secara harfiah. Artinya, makna
yang khas dalam uraian ceritanya
sebenarnya dimaksudkan oleh
sehingga dapat menimbulkan kesan
penutur adalah bermakna sebaliknya,
tertentu.
atau dalam kontrasnya, dari apa yang
b. Jenis-Jenis Gaya Bahasa
diungkapkan Nurgiyantoro (dalam
(1) Gaya Bahasa Perbandingan
Murdiana, 2020 : 227).

Gaya bahasa perbandingan


(3) Gaya Bahasa Pertautan
adalah gaya bahasa yang
Gaya bahasa pertautan adalah
membandingkan sesuatu dengan
gaya bahasa yang di dalamnya
sesuatu yang lain melalui ciri-ciri
terdapat unsur pertautan, pertalian,
kesamaan antara keduanya. Jadi, di
penggantian, atau hubungan yang
dalamnya ada sesuatu yang
dekat antara makna yang sebenarnya
dibandingkan dan sesuatu yang
dimaksudkan dan apa yang secara
menjadi pembandingannya.
konkret dikatakan oleh pembicara.
Kesamaan itu misalnya berupa ciri

fisik, sifat, sikap, keadaan, suasana, (4) Gaya Bahasa Perulangan

tingkah laku, dan sebagainya. Asonansi adalah gaya bahasa

yang mengulang vokal dalam sebuah


kalimat. Gaya bahasa asonansi Murdiana, 2020:226) analisis

digunakan pengarang dengan tujuan stilistika digunakan dengan tujuan

menambah kesan estetika pada karya untuk menerangkan hubungan antara

sastra seperti puisi dan prosa. bahasa dengan fungsi estetis dan

3. Kajian Stilistika makna.

Kajian stilistika pada C. METODE PENELITIAN

hakikatnya adalah aktivitas 1. Lokasi dan Waktu

mengekplorasi bahasa terutama Penelitian

mengeksplorasi kreativitas a. Lokasi penelitian

penggunaan bahasa, Simpson Penelitian ini yaitu penelitian

menurut Nurgiyantoro (dalam kepustakaan. Artinya, kajian ini

Murdiana, 2020:225) dengan kata terfokus pada kepustakaan yang

lain, kajian stilistika dimaksudkan sumber datanya berupa sepuluh

untuk menjelaskan fungsi keindahan cerpen yaitu :Marimba (karya

penggunaan bentuk kebahasaan Iswandi Usman), Pertemuan (karya

tertentu mulai dari aspek bunyi, Muhammad Muis), Rendezvous

leksikal, struktur, bahasa, figurative, (karya Muhammad Muis), Angin

sarana retorika, sampai grafologi. Pagi Koetaradja (karya Hasbi

Hal ini dapat dipandang sebagai Burman), Damaran (karya Vera

bagian terpenting dalam analisis Hastuti), Suara Siluman (karya

bahasa sebuah teks dengan Iswandi Usman), Makam di Bawah

pendekatan stilistika. Begitupun Pohon Tua (karya Muhammad

menurut Aminuddin (dalam Khatami), Rumah Tuhan (karya


Nazar Shah Alam), Maisarah (karya atau lisan.Penelitian kualitatif

Iswandi Usman), Separuh Hari memiliki ciri-ciri bersifat deskriptif,

(karya Naguib Mahfouz), Warkah data yang dikumpulkan adalah

Mengenang Kisah Lama (karya berupa kata-kata, bukan angka-

Iswandi Usman), Sekularis Terakhir angka. Dengan demikian, penelitian

Di Musim X (karya Nandar Wina ini akan berisi kutipan-kutipan data

Sagita), Kepulan Asap (karya Habil dan analisis data dalam bentuk

Razali), Ziarah Kelu (karya Hendra kalimat dan uraian.

Kasmi), Kritik Sosial Dalam Cerpen


3. Sumber Data dan Data
Karya Penulis Aceh (karya Vera
a. Sumber Data
Wardani, S.Pd., M.Pd.
Sumber data terkait dengan
b. Waktu Penelitian
subjek penelitian dari mana data

Penelitian ini dilaksanakan diperoleh. Sumber data dalam

bulan Maret 2022. penelitian ini adalah teks cerpen

yang terdapat dalam kumpulan


2. Metode dan Desain
cerpen Harian Serambi Indonesia.
Penelitian
Terdapat 15 judul cerpen yang akan
Dalam penelitian ini penulis
menjadi sumber data dalam
menggunakan penelitian bentuk
penelitian ini.
kualitatif. Metode penelitian
b. Data
kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data Data adalah sumber informasi

deskripsi berupa kata-kata tertulis yang akan diseleksi sebagai bahan


analisis .Data dalam penelitian ini cerpen yang diterbitkan pada harian

adalah kutipan-kutipan yang Serambi Indonesia dengan periode

berkaitan dengan gaya bahasa yang tahun 2016, 2017, dan 2018. Dengan

terdapat pada kumpulan cerpen Surat demikian, jumlah populasi penelitian

Kabar Harian Serambi Indonesia ini adalah 156 cerpen.

yang disesuaikan dengan masalah


b. Teknik Pengambilan
dalam penelitian ini.
Sampel

4. Populasi dan Teknik


Amirullah (2015:76)
Pengambilan Sampel
mengemukakan bahwa sampel yang
a. Populasi
diambil tergantung pada jenis

Populasi merupakan seluruh penelitiannya: apabila bersifat

data yang menjadi pusat perhatian deskriptif, maka sampel yang di

seorang peneliti dalam ruang lingkup ambil minimum 10% dari populasi.

dan waktu yang telah ditentukan Jadi, sampel yang di dapat dari

(Saputra, 2004:1). Populasi juga populasi sebanyak 15 cerpen.

didefinisikan sebagai wilayah


5. Teknik Pengumpulan Data
generalisasi yang terdiri dari objek
Teknik pengumpulan data
atau subjek yang mempunyai
yang dilakukan dalam penelitian ini
kualitas dan karakteristik tertentu
adalah menggunakan teknik studi
yang telah di tetapkan oleh peneliti
pustaka yang menitikberatkan pada
yang kemudian akan dipelajari dan
bahan dari sumber tertulis berupa
ditarik kesimpulannya. Populasi

pada penelitian ini adalah seluruh


buku-buku yang diperoleh a. Variabel bebas (x)

berdasarkan teknik baca dan catat. independen adalah gaya

bahasa dalam penggunaan


6. Teknik Analisis Data
kata kiasan dan
Teknik analisis data yang
perbandingan yang tepat
digunakan dalam penelitian ini
untuk menungkapkan
adalah dengan mendeskripsikan data
perasaan dan pikiran
yang diperoleh, yaitu data yang
dengan maksud tertentu.
berkaitan dengan penggunaan gaya
b. Variabel terikat (y)
bahasa perbandingan, gaya bahasa
dependen adalah cerpen
pertentangan, gaya bahasa pertautan,
harian Serambi Indonesia
dan gaya bahasa perulangan
yang terdiri dari 15 cerpen
berdasarkan kosakata yang terdapat
yang akan mengkaji 8 gaya
dalam kumpulan cerpen Harian
bahasa. Karena di dalam
Serambi Indonesia sebuah kajian
cerpen harian Serambi
stilistika, khususnya pada 15 cerpen
Indonesia terdapat gaya
yang telah peneliti tentukan.
bahasa yang menarik dan
7. Definisi Operasional
memiliki keindahan di
Variabel
dalamnya.
Dalam penelitian ini terdapat

dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.
D. HASIL PENELITIAN DAN a. Gaya Bahasa Perbandingan

PEMBAHASAN
Menurut Tarigan (dalam Veni
1. Hasil Penelitian
Debora Nababan, 2009:8) gaya

Bagian ini akan di bahas hasil bahasa perbandingan dapat

analisis data yang mengacu pada dikelompokkan menjadi sepuluh

tujuan penelitian yang telah jenis gaya bahasa yaitu,

ditetapkan, yaitu mendeskripsikan perumpamaan, metafora,

kumpulan cerpen harian serambi personifikasi, depersonifikasi,

Indonesia sebuah kajian stilistika. alegori, antithesis,

Sumber data dalam penelitian ini pleonasme/tautology, perfrasis,

adalah teks cerpen yang terdapat prolepsis antisipasi, dan

dalam kumpulan cerpen Harian koreksio/eparnotesis. Namun, dalam

Serambi Indonesia. Terdapat 15 kumpulan cerpen harian serambi

judul cerpen yang menjadi sumber Indonesia hanya ditemukan gaya

data dalam penelitian ini. bahasa perumpamaan, metafora,

Berdasarkan hasil analisis ditemukan personifikasi. Berikut merupakan

bahwa dalam cerpen terdapat penjelasan dari ketiga gaya bahasa

penggunaan gaya bahasa yang terdiri tersebut.

atas gaya bahasa perbandingan, gaya

bahasa pertentangan, gaya bahasa


(1) Perumpamaan
pertautan dan gaya bahasa

perulangan. Perumpamaan adalah gaya

bahasa yang membandingkan dua hal


2. Pembahasan
yang hakikatnya berlainan, dan Personifikasi merupakan

sengaja dianggap sama. Gaya bahasa gaya bahasa yang biasa disebut gaya

perumpamaan biasanya ditandai bahasa penginsanan. Personifikasi

dengan hadirnya kata pembanding, merupakan gaya bahasa kiasan yang

yakni seperti, bak, umpama, ibarat, menggambarkan benda atau barang

sebagai dan lain sebagainya. mati yang tidak bernyawa seolah-

olah memiliki sifat kemanusiaan,


(2) Metafora
dengan kata lain personifikasi
Metafora adalah kiasan yang
melekatkan sifat-sifat insani kepada
hampir sama dengan gaya bahasa
benda yang tidak bernyawa dan ide
perumpamaan, yakni
yang abstrak. Berikut ini adalah
membandingkan dua hal yang
contoh personifikasi pada kumpulan
berlainan. Namun, yang
cerpen harian serambi Indonesia.
membedakan yaitu gaya bahasa
b. Gaya Bahasa Pertentangan
metafora tidak menggunakan kata

pembanding seperti gaya bahasa Menurut Nurgiyantoro

perumpamaan. Gaya bahasa (dalam Murdiana, 2014:260-270)

metafora membandingkan secara Gaya bahasa pertentangan adalah

implisit yakni tanpa kata seperti, suatu bentuk majas menunjuk pada

ibarat, bak, sebagai, umpama, makna yang berkebalikan dengan

laksana, serupa, penaka, semisal dan yang disebut secara harfiah. Gaya

lain sebagainya. bahasa pertentangan merupakan

makna sebenarnya dimaksudkan oleh


(3) Personifikasi
penutur adalah bermakna sebaliknya,
atau dalam kontrasnya, dari apa yang mengandung pernyataan yang

diungkapkan. dikecil-kecilkan. Tujuannya untuk

merendahkan diri.
(1) Hiperbola

c. Gaya Bahasa Pertautan


Hiperbola merupakan gaya

bahasa yang mengandung pernyataan Menurut Nurgiyantoro (dalam

yang dilebih-lebihkan, baik dari segi Murdiana, 2014:243-244) gaya

sifat, ukuran dan jumlahnya. bahasa pertautan adalah majas yang

Pernyataan yang berlebihan itu di dalamnya terdapat unsur

bertujuan untuk memperkuat, pertautan, pertalian, penggantian,

memperhebat dan meningkatkan atau hubungan yang dekaat antara

kesan yang tergantung dalam isi makna yang sebenarnya

pernyataan tersebut. dimaksudkan dan apa yang secara

konkret dikatakan oleh pembicara.


(2) Litotes

(1) Metonimia
Menurut Dewan (dalam

Fauzi, 2002:818) Litotes adalah Metonimia merupakan gaya

pernyataan yang diungkapkan dalam bahasa yang menggunakan nama ciri

bentuk negatif untuk menyatakan yang berkaitan dengan nama orang,

keadaan yang sebaliknya, misalnya barang atau hal sebagai

‘tidak sombong’ yang bermaksud penggantinya. Pengganti nama orang

‘ramah’. Litotes merupakan gaya atau benda itu berdasarkan pada apa

bahasa kebalikan dari gaya bahasa berhubungan dengan orang atau

hiperbola. Karena, gaya bahasa ini benda tersebut.


d. Gaya Bahasa Perulangan akhir baris dengan subjek yang

berbeda.
Menrut keraf (dalam

Kuspriyono, 2007:138) E. PENUTUP

mengemukakan bahwa aliterasi 1. Simpulan

adalah gaya bahasa yang berwujud


Berdasarkan hasil peneliitian
perulangan konsonan yang sama.
yang telah dilakukan, yaitu
Gaya bahasa perulangan merupakan
mendeskripsikan referensi dalam
gaya bahasa yang mengulang vokal
kumpulan cerpen harian serambi
dalam sebuah kalimat.
Indonesia sebanyak 100 data

(1) Tautotes meliputi (1) referensi perumpamaan

berjumlah 15 data, (2) referensi


Menurut Keraf (dalam Anggi
metafora berjumlah 16 data, (3)
Lestari, 2013:183) menyatakan
referensi personifikasi 8 data, (4)
bahwa “tautotes adalah gaya bahasa
referensi hiperbola 12 data, (5)
perulangan atau repetisi atas sebuah
referensi litotes 4 data, (6) referensi
kata berulang-ulang dalam sebuah
metonimia 20 data, (7) referensi
konstruksi.
tautotes 14 data, (8) referensi
(2) Simploke
simploke 11 data.

Gaya bahasa simploke


2. Saran
merupakan pengulangan kata yang
Berdasarkan hasil analisis
bertujuan untuk menekankan inti
data dan simpulan yang telah peneliti
yang akan disampaikan penulis dan
kemukakan di atas, berikut adalah
penekanan itu berada di awal dan
saran dari peneliti adalah: penelitian Lestari, 2018.“Gaya Bahasa Dalam
Kumpulan Drama Simbiosa
ini hanya difokuskan pada referensi Alina Karya Pringadi Abdi
Dan Sunggeng Raga”.dalam
kumpulan cerpen harian serambi
Jurnal Diksatrasia. Volume
Indonesia dan penelitian ini berharap 2 (No.2) Fkip Universitas
Galah.
agar penelitian selanjutnya
Murdiana, 2020.“Gaya Bahasa
mendapatkan data yang lebih banyak Dalam Kumpulan Cerpen
Lelucon Para Koruptor
dari peneliti sebelumnya. Karya Agus Noor: Suatu
Kajian Stilistika” dalam
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Budaya Jurnal
Bahasa, Sastra, Seni dan
Amirullah, 2015. “Populasi dan Budaya.Volume 4 (No.2).
Sampel” dalam jurnal
Rumanti, 2021.“Analisis Gaya
pemahaman jenis dan
Bahasa Kumpulan Cerpen
teknik.
Sagra Karya Oka Rusmini
Budianta, dkk. 2006. Membaca Dan Implikasinya Dalam
Sastra Pengantar Pembelajaran Bahasa
Memahami Sastra Untuk Indonesia”.dalam Jurnal
Perguruan Tinggi. Pendidikan dan
Magelang : Indonesia Tera, Pembelajaran Bahasa.
2003. Volume 10 (No.1).

Fauzi, 2017. “Analisis Litotes Dalam Saputra, 2004. “Sistem Informasi


Drama MacBath Karya Populasi Dan Historikal
William Shakepeare: Kajian Unit Alat-Alat Berat Pasa
Sosiopragmatik” dalam PT. Daya Kobelco
jurnal Pustaka Budaya. Construction Machnery
Volume 4. (No.1). Indonesia”.

Kuspriyono, 2015.”Penggunaan Yaqutunnafis, 2007.“Analisis Gaya


Gaya Bahasa Pada Iklan Bahasa Cerpen Pada Surat
Web PT. L’Oreal Kabar Mingguan Jawa Pos
Indonesia” dalam jurnal 2019”.dalam Jurnal
Komunikasi. Vulume 6. PendidikanBahasa dan
(No.1). Sastra Indonesia. (p- ISSN :
2614-4743 cetak dan e-
ISSN : 2614-2007 online).

Anda mungkin juga menyukai