Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BI

8. Carilah informasi tentang pengklasifikasian/ penjenisan sastra !

Jenis sastra adalah suatu hasil klasifikasi terhadap bentuk dan isi karya sastra yang terdapat
dalam realitas. Pengklasifikasian yang dilakukan terhadap karya sastra dengan menjadikannya ke
dalam beberapa jenis biasanya didasarkan pada kriteria tertentu, sesuai dengan perspektif yang
dipergunakan oleh pihak yang melakukan klasifikasi tersebut.

Menurut pandangan Aristoteles, sastra memiliki dua jenis, yakni yang bersifat cerita dan bersifat
drama. Teks-teks yang menampilkan satu orang juru bicara (sang dalang tunggal ) disebut jenis
naratif. Sedangkan teks-teks yang menampilkan tokoh dengan Bahasa mereka sendiri-sendiri
disebut jenis dramatic.

Selain dua satra yang dikemukakan Aristoteles, ada satu jenis sastra lagi, yaitu jenis puisi.
Masyarakat sastra lebih mengikuti ketiga jenis sastra tersebut, sehingga dalam dunia sastra
dikenal jenis Puisi, Drama, dan Naratif.

A. Jenis PUISI
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan link dan bait, serta penuh dengan
makna. Puisi mengutamakn bunyi, bentuk dan juga makna yang hendak disampaikan.
Unsur-unsur puisi terdiri dari dua macam yaitu :
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik dibagi atas dua bagian yakni :
a. Unsur intrinsic fisik puisi,terdiri atas :
# Perwajahan
# Diksi
# Imaji
# Kata Konkret
# Gaya Bahasa/majas
# Rima
b. Unsur struktur batin puisi terdiri atas :
# Tema/makna
# Rasa
# Nada
# Amanat

2. Unsur Ekstrinsik Yaitu :


Keadaan social penyair, lingkungan penyair, profesi penyair, pengalaman penyair,
kondisi ekonomi penyair, peran penyair dalam masyarakat.

B. Jenis Naratif / PROSA


Prosa adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan dan bersifat bebas, yang dimaksud
dengan bersifat bebas adalah karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan
kasya sastra lainnya seperti rima, irama, diksi dan lain-lain. Berdasarkan jenisnya prosa
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu prosa lama dan prosa baru, yakni :
1. Prosa Lama adalah sebuah karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari
kebudayaan barat. Prosa lama terbagi atas hikayat, sejarah, kisah, dongen, mitos,
legenda, fabel, sage, jenaka atau pander.
2. Prosa baru, adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh dari
budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul setelah prosa lama
dianggap telah kuno. Bentuk – bentuk prosa baru terdiri atas : Roman, novel, Cerpen,
riwayat, kritik, Resensi, Esai.
C. Jenis Dramatik / DRAMA
Drama merupakan genre ( jenis ) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia
dengan gerak.

5. Hubungan antara keformalan Bahasa dan kebakuan Bahasa :

Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang
mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-
variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya.
Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang
efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk
keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000).
Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai penggunaan bahasa
indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas
perbedeaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan.
Sikap penutur tercermin dalam lagam dan gaya. Pemilihannya tergantung pada sikap
penutur terhadap orang yang diajak bicara atau terhadap pembacanya. Sikap ini antara lain
dipengaruhi oleh umur dan kedudukan yang disapa, pokok persoalan yang hendak disampaikan,
dan tujuan penyampaian informasi. Bentuk ragam tersebut misalnya sikap kaku dan resmi, adab
dingin, hambar, hangat, akrab, atau santai yang tercermin dalam kosa kata dan tata bahasa.
Misalnya kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada
atasannya. Semakin formal jarak penutur dan lawan bicara akan semakin resmi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya,
semakin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan-
pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan. Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
a)        Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
b)        Menggunakan imbuhan secara lengkap;
c)        Menggunakan kata ganti resmi;
d)       Menggunakan kata baku;
e)        Menggunakan EYD;
f)         Menghindari unsur kedaerahan.
Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi takresmi, seperti dalam
pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi
(Keraf,1991:6). Ciri- ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi.
a)        Ragam bahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak
normal.
b)        Ragam bahasa resmi atau takresmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang
digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, derarti semakin resmi bahas yang
digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat keformalannya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13). Contoh: Bahasa yang
digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahas resmi sedangkan bahasa yang
digunakan oleh anak muda adalah ragam bahasa santai/takresmi.

No. 2 dan 3 :
Ciri ciri Bahasa dan penjelasannya :

 Bahasa sebagai sistem, bahasa memilki suatu aturan atau susunan teratur yang
membentuk suatu keseluruhan yang bermakna dan berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh
sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan yang lainnya berhubungan secara
fungsional.
 Bahwa berwujud lambang, yaitu bahasa itu dilambangkan atau disampaikan dalam
bentuk bunyi bahasa bukan dalam wujud yang lain yaitu berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia.
 Bahasa berupa bunyi, yang dimaksud disini adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam fonemik sebagai
“fonem”
 Bahasa itu bersifat arbitrer, yaitu tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa yang
berwujud bunyi itu dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang
tersebut,biasa di artikan sewenang-wenang,selalu berubah-ubah,tidak menetap.
 Bahasa itu konvesional, masyarakat mematuhi akan konvensi yang di terapkan di dalam
konsep yang mewakilinya.
 Bahasa itu bermakna, ditinjau dari fungsinya yaitu menyampaikan pesan, konsep, ide
atau pemikiran. Jadi bentuk-bentuk bunyi yang tidak bermakna yang disampaikan dalam
bahasa apapun tidak bisa disebut sebagai bahasa.
 Bahasa itu bersifat unik, setiap bahasa di dunia itu mempunyai ciri khas yang spesifik
yang tidak dimiliki oleh bahasa lain.
 Bahasa itu bersifat produktif, unsur-unsur yang terkandung di dalam bahasa itu dapat
dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas sesuai dengan
sistem yang berlaku di dalam bahasa tersebut.
 Bahasa itu bersifat universal, pada suatu bahasa yang ada di dunia ada ciri-ciri yang sama
yang dimiliki oleh setiap bahasa dan tentunya ciri-ciri itu adalah unsur bahasa yang paling
umum.
 Bahasa itu variasi, bahasa di dunia ini beragam dan bermacam-macam.
 Bahasa itu bersifat dinamis, karena bahasa itu selalu berkaitan dengan semua kegiatan
manusia dan kegiatan manusia itu selalu berubah hingga akhirnya bahasa juga ikut berubah
menjadi tidak tetap, dan menjadi tidak statis tetapi dinamis.
 Bahasa itu manusiawi artinya bahasa itu hanya dimiliki saja dan digunakan oleh manusia
itu sendiri.
 Bahasa sebagai alat interaksi social, hal ini sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri
sebagai alat komunikasi.
7. Ciri utama sastra :

Ciri karya sastra

1. Bahasanya indah atau tertata dengan baik.


2. Isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya.
3. Gaya penyajian nyamenarik sehingga berkesan di hati pembacanya

Anda mungkin juga menyukai