Anda di halaman 1dari 6

Nama : Orihon Agnes Asima Simanjuntak

Nim : 201000298

Kelas : C

BAB 1

BAHASA

1.1 Pengertian
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi, yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pengertian bahasa itu meliputi dua bidang yaitu : bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi itu sendiri. Bunyi itu
merupakan getaran yang merangsang alat pendengaran kita, serta arti atau makna adalah isi yang
terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi terhadap hal yang kita dengar.
Untuk selanjutnya arus bunyi itu disebut sebagai arus ujaran.
Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan bahasa, bila tidak
terkandung makna di dalamnya. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar,
secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai
arti tertentu pula. Dengan begitu terhimpunlah bermacam-macam susunan bunyi yang satu
berbeda dari yang lain, yang masing-masing mengandung suatu maksud tertentu di dalam suatu
masyarakat bahasa.
Perbendaharan kata baru mendapat fungsinya bila telah ditempatkan dalam suatu arus ujaran
untuk mengadakan interrelasi antaraanggota-anggota masyarakat. Penyesuaian kata-kata itu pun
harus mengikuti kaedah, diiringi suatu gelombang ujaran yang keras-lembut,tinggi-rendah, dan
sebagainya. Bila semua telah mencapai taraf yang demikian, maka kita sudah boleh berbicara
tentang bahasa
Fungsi umum dari Bahasa Indonesia :
 Tujuan praktis yaitu untuk mengadakan antarhubungan (interaksi) dalam pergaulan
sehari-hari,
 Tujuan artistik yaitu kegiatan manusia mengolah dan mengungkapkan bahasa itu dengan
seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis,
 Menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain dan,
 Tujuan fisiologis yaitu mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang
sejarah manusia, sejarah kebudayaan, dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu
sendiri

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Republik Indonesia :

 Sebagai bahasa resmi, maksudnya bahasa Indonesia alat untuk menjalankan


administrasi negara. Fungsi ini jelas tampak dalam surat-menyurat resmi, peraturan-
peraturan, undang-undang, pidato dan pertemuan-pertemuan resmi.
 Sebagai bahasa persatuan, maksudnya bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu
berbagai suku di Indonesia.
 Sebagai bahasa kebudayaan, yakni dalam pembinaan kebudayaan nasional, bahasa
Indonesia berperan sebagai wadah penampung kebudayaan. Segala ilmu pengetahuan
dan kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan menggunakan bahasa
Indonesia sebagai alat pengantarnya.
1.2 Bentuk dan Makna
Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri dari dua bagian besar yaitu
bentuk (arus ujaran) dan maksa (isi). Bentuk bahasa terbagi dua bagian yaitu unsur-unsur
segmental dan unsur-unsur suprasegmental.Unsur segmental adalah (segmen-segmen) yanag
lebih kecil. Sedangkan unsur suprasegmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang
kehadirannya tergantung dari unsur-unsur segmental

Secara hierarkis unsur-unsur segmental bahasa dari yang paling besar hingga ke bagian yang
paling kecil adalah : wacana (yang dapat berwujud alinea, rangkaian alinea yang membentuk
kesatuan, anak bab, bab, suatu karangan utuh), frasa, kata, morfem, suku kata, dan fonem.
Unsur segmental bahasa terdiri dari intonasi dan unsur-unsur segmental bahasa.

Unsur intonasi adalah tekanan (diukur dari tinggi rendahnya arus lembutnya arus ujaran),
nada (diukur dari tinggi rendahnya arus ujaran), durasi (diukur dari panjang pendeknya atau
lama waktu yang diperlukan untuk mengucapkan tiap segmen), perhentian yang membagi-
bagi sebuah arus ujaran.

1.3 Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Penting tidaknya suatu bahasa juga dapat
didasari pada patokan berikut :
 Jumlah penuturnya
 Luas penyebarannya
 Peranannya sebagai sarana ilmu kesusastraan dan ungkapan budaya lain yang dianggap
bernilai.

Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia dipelajari dan digunakan di antara kalangan terbatas
di negri :

a) Australia
b) Filipina
c) Jepang
d) Korea
e) Rusia
f) India
g) Ceko
h) Jerman
i) Perancis
j) Irlandia
k) Inggris
l) Amerika

1.4 Bahasa Indonesia dalam Konteks Sosial


Bahasa Indonesia dalam konteks sosial adalah kedudukan bahasa Indonesia sebagai sistem
sosial dan sistem komunikasi (Suwito, 1985 : 19). Bahasa sebagai sistem sosial merupakan
sistem pemakaian bahasa Indonesia yang mengacu kepada kemampuan komunikatif, meliputi
kemampuan bahasa yang dimiliki oleh penutur beserta keterampilan sesuai dengan fungsi dan
situasi, serta norma-norma pemakaiannya dalam konteks sosial.
1.4.1 Faktor-faktor Sosio-situasional dan Variasi Bahasa
Pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga
faktor nonlinguistik. Sedangkan faktor nonlinguistik yang berpengaruh terhadap pemakaian
bahasa antara lain faktor-faktor sosial dan faktor situasional. Adanya kedua faktor itu dalam
pemakaian bahasa menimbulkan variasi bahasa. Adapun wujud variasi berupa idiolek, dialek,
ragam bahasa, register, maupun unda-usuk.
Dialek adalah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri-ciri
umum, dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain
dari bahasa yang sama (Meillet dalam Ayatrohaedi,1983 : 2). Variasi yang timbul karena
perbedaan asal daerah penuturnya disebut dialek geografis ( yang dapat bersifat regional dan
dapat pula lokal),sedangkan variasi yang disebabkan oleh kelas sosial penuturanya disebut
dialek sosial atau sosiolek.

Dalam bahasa lisan, kita kenal variasi seperti itu, misalnya sifat-sifat khas yang terdapat
dalam bahasa khotbah, bahasa pidato, bahasa doa, bahasa lawak, bahasa karikatur dan
sebagainya.Variasi bahasa yang pemakaiannya didasarkan tingkat kelas atau status sosial
pembicaranya dikenal dengan istilah unda-usuk.Unda-usuk sering terjadi didalam masyarakat
Jawa. Maka sebelum seseorang mengucapkan bahasanya ia harus menyadari lebih dahulu
posisi sosial terhadap lawan bicaranya.

1.4.2 Fungsi Bahasa dalam kebudayaan


Kebudayaan dari sudut pandang ilmu bahasa adalah
 Pengatur dan pengikat masyarakat penutur bahasa itu
 Butir-butir dan satuan-satuan yang diperoleh manusia pemakai bahasa melalui jalur
belajar atau pendidikan
 Pola kebiasaan dan perilaku manusia
 Suatu sistem komunikasi dalam masyarakat yang berperan dalam membentuk dan
memelihara kesatuan, kerja sama dan kehidupan.

Dengan dasar-dasar di atas, maka bahasa berfungsi dalam kebudayaan sebagai :

1. Sarana pembangunan kebudayaan


2. Sarana pembinaan kebudayaan
3. Jalur pemeliharaan dan penerus kebudayaan
4. Jalur dan sarana interventarisasi kebudayaan

1.4.3 Fungsi Bahasa dalam Masyarakat


Fungsi bahasa dalam masyarakat adalah sebagai alat interaksi sosial, walaupun bukan
satu-satunya alat interaksi sosial. Peran dan fungsi bahasa dalam masyarakat terdiri dari dua
klasifikasi pokok, sebagai berikut :
1. Berdasarkan ruang lingkup
Dalam klasifikasi ini termasuk fungsi bahasa sebagai :
a) Lambang kebanggan kebangsaan
b) Lambang identitas kelompok etnis
c) Alat perhubungan antara daerah dan kelompok penutur dari berbagai
latar belakang budaya.
2. Berdasarkan bidang pemakaian
Dalam klasifikasi ini termasuk aspek-aspek seperti bahasa resmi, bahasa
pendidikan, bahasa antarbahasa, bahasa dagang, bahasa agama dan
sebagainya.
1.4.4 Fungsi Bahasa Perorangan
Dalam fungsi bahasa perorangan terdapat enam kriteria, yaitu sebagai berikut :
Klasifikasi suruh, yaitu ungkapan menyuruh orang lain
Klasifikasi interaksi, kebahasaan yang menciptakan hubungan antarpribadi
Klasifikasi personal, yaitu ungkapan yang menyatakan atau mengakhiri partisipasi
Klasifikasi pemecahan masalah, yaitu ungkapan yang meminta atau memberikan
jawaban terhadap suatu masalah
Klasifikasi khayalan, yaitu ungkapan yang mengajak pendengar berpura-pura atau
suatu iklim kebahasaan yang melaksanakan simulasi terhadap suatu keadaaan
Fungsi normatif, merupakan iklim kebahasaan yang membentuk pemberitahuan
mengenai suatu keadaan atau kejadian pada orang lain atau pada sekelompok orang.
1.4.5 Diaglosia Bahasa
Dialogsa bahasa adalah istilah untuk menyebut suatu masyarakat yang mengenal dua
bahasa atau lebih dan pemakaian dua dialek atau dua logat dalam masyarakat yang sama
(Suwito, 1985 :45)
Suatu diagnosa bahasa mempunyai beberapa dimensi budaya, yaitu sebagai berikut :
 Lokasi interaksi, yaitu terdapat berbagai variabel bahasa dalam situasi tertentu
dipergunakan variabel utama.
 Formal dan nonformal, yaitu dalam situasi resmi dipergunakan dimensi formal,
sedangkan dalam situasi lain atau lebih rendah digunakan dimensi nonformal.
 Keakraban, yaitu situasi pemilihan dimensi bahwa berdasarkan suasana dan
lingkungan pemakaian.
 Kesungguhan dalam interaksi, yaitu situasi dan lingkungan pembicaraan menetukan
kesungguhan atau kebalikan dalam situasi kebahasaan.
 Kelompok jenis kelamin, yaitu terdapat perbedaan jenis dan peringkat bahasa yang
dipergunakan oleh jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
1.5 Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku
Bahasa baku adalah suatu variasi bahasa yang diterima masyarakat sebagai acuan atau model
(Samin, 1994 :14). Bahasa baku dipergunakan dalam acara-acara tertentu yang lebih meningkat
dan resmi. Oleh sebab itu, bahasa baku ini biasanya dipergunakan dalam :
a) Komunikasi resmi seperti: surat-menyurat resmi, penamaan lembaga-lembaga
pemerintah, berita-berita dalam radio dan televisi, dan sebagainya.
b) Wacana teknis seperti: laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan, karya ilmiah,
dan sebagainya.
c) Pembicaraan di depan umum seperti : pidato, ceramah, mengajar, diskusi,rapat dinas,
kuliah dan penataran.
d) Berbicara dengan orang yang dihormati seperti : berbicara dengan atasan, dengan orang
tua, guru, dosen, pejabat pemerintah, dan dengan orang yang tidak dikenal.

Adapun ciri yang mempengaruhi kedudukan dan fungsi bahasa baku sebagai berikut :

1. Kemantapan yang luwes


Bahasa baku harus dimantapkan dengan kodifikasi, tetapi kodifikasi itu harus sedemikian
luwesnya untuk memungkinkan penyesuaian dengan perubahan-perubahan kultural
2. Intelektualisasi (kecendikiawanan)
Intelektualisasi adalah ke arah pengungkapan yang lebih teliti, tepat serta pasti. Dengan
kata lain, tendensi untuk memiliki tata bahasa yang lebih sistematis dan perbendaharaaan
kata yang lebiih eksplisit.

Di dalam bahasa Indonesia baku, penanda-penanda diperlihatkan dengan :

1. Pemakaian prefiks/awalan me- dan ber-, seandainya ada, secara jelas dan tetap/terus-
menerus.
Contoh :
Banjir menyerang Jakarta dua bulan yang lalu (baku)
Banjir serang Jakarta dua bulan yang lalu (tidak baku)
2. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat dan sebagainya) secara jelas dan tetap
Contoh :
Ayah dan ibu pergi ke Bandung kemarin (baku)
Ayah dan ibu ke Bandung kemarin (tidak baku)
3. Terbatasnya jumlah unsur-unsur leksikal serta gramatikal dan dialek-dialek regional
bahasa-bahasa daerah yang belum dianggap unsur bahasa Indonesia.
Contoh :
Saya ingin pergi ke Solo hari ini (baku)
Gue ingin pergi ke Solo hari ini (tidak baku)
4. Pemakaian konjungsi bahwa dan karena, seandainya ada, secara jelas dan tetap/terus-
menerus
Contoh :
Adik tidak percaya kepada siapa pun karena semua orang dianggapnya penipu (baku)
Dia tidak percaya kepada siapa pun, semua orang dianggap penipu tidak baku)
5. Pemakaian konstruksi sintesis atau susunan terpadu
Contoh :
Adik membersihkan halaman rumah (baku)
Adik bikin bersih halaman rumah (tidak baku)
6. Penggunaan polaritas tutur sapa yang tetap dan jelas, seperti saya-tuan, saya-saudara, dan
sebagainya
7. Pemakaian peristilahan resmi
8. Pemakaiaan ejaan resmi

1.5.2 Bahasa Indonesia Nonbaku

Bahasa Indonesia non baku dipergunakan pada saat :

 Surat-menyurat antara suami-istri, surat menyurat yang tidak resmi, dan surat menyurat
pribadi
 Bercakap-cakap dengan teman atau orang saat di warung, terminal dan sebagainya
 Tulisan untuk catatan pribadi dan buku harian
 Pembicaraan ketika arisan dan perayaan ulang tahun
 Berdoa.
1.6 Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa ialah suatu unsur kebudayaan. Penggunaan bahasa yang mengikuti kaidah yang
dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul. Bahasa
Indonesia lisan yang baik ditandai oleh adanya ciri-ciri bahasa daerah yang menonjol. Contoh :
- Saya akan mengirim surat itu sekarang. (baku:tulis)
- Saya akan kirim surat itu sekarang. (baku:lisan)
1.7 Hubungan Bahasa Indonesia dengan Daerah Nusantara
Karena hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia, terjadilah proses pengaruh antara
bahasa daerah dengan bahasa Indonesia. Proses itu bersifat tiimbal balik. Hubungan kedua
macam bahasa itu sebaiknya dikembangkan ke arah tugas yang saling melengkapi, sehingga
dapat dikatakan bahwa daerah nusantara merupakan puncak-puncak bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional.
1.8 Kedudukan Bahasa Inggris terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa inggris diajarkan sebagai bahasa asing pertama di sekolah-sekolah di Indonesia. Hal
itu disebabkan pengaruh IPTEK. Sikap seperti ini merupakan sikap positif. Harus diingat
bahwa negara RI bukanlah negara dwibahasa atau tribahasa, seperti yang tercantum dalam
UUD 1945 Bab XV Pasal 36. Oleh karena itu, dalam semua situasi resmi, bahasa
Indonesialah yang seharusnya digunakan.
Jadi tiap putra putri Indonesia haruslah menyadari bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa
nasionalnya. Bahasa nasional ini mempunyai fungsi sebagai alat identiras bangsa, juga
mempunyai multi fungsi yaitu :
a. Alat pemersatu bangsa
b. Bahasa penghubung antar warga
c. Bahasa pengantar di sekolah-sekolah (TK-PT)
d. Alat penghubung antar daerah dan antar budaya
e. Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan.

Anda mungkin juga menyukai