Oleh:
Sumbardi 210301110159
BSA-C
Pembimbing:
Abdul Rahman, M. Hum
NIP 19740610 2005 01 1 003
1
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam karya sastra, unsur utama yang digunakan adalah bahasa, baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan. Karya sastra dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu karya sastra nonfiksi
dan fiksi. Karya sastra nonfiksi merujuk pada karya sastra yang ditulis berdasarkan penelitian
ilmiah dan pengalaman nyata. Sementara itu, karya sastra fiksi adalah karya sastra yang berupa
cerita rekaan seperti roman, drama, puisi, dan novel. Novel merupakan salah satu jenis prosa
dalam karya sastra yang memiliki unsur tokoh, alur, dan latar rekaan yang menggambarkan
kehidupan manusia dari sudut pandang pengarang.
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sering dipelajari di sekolah dan
universitas. Salah satu novel yang cukup populer di Indonesia adalah Negeri di Ujung Tanduk
karya Tere Liye. Novel ini mengisahkan tentang tokoh Thomas dalam perjuangan
memenangkan partai politik demi terciptanya pemimpin yang jujur. Selain itu, novel ini juga
memiliki gaya bahasa yang khas dan kreatif yang membuatnya menarik untuk dianalisis. Gaya
bahasa pada novel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang karakter, tema,
dan pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang. Dalam menciptakan karya sastra,
2
seorang pengarang sering menggunakan gaya bahasa. Gaya bahasa ini merupakan penggunaan
ragam bahasa dalam menyampaikan atau menggambarkan sesuatu dengan memilih dan
menyusun kata-kata dalam kalimat untuk mencapai efek tertentu. Dengan menggunakan gaya
bahasa, seorang pengarang dapat menciptakan suasana, mengekspresikan emosi, atau
menyampaikan pesan dengan lebih kuat dan efektif dalam karyanya. Gaya bahasa ini
digunakan untuk mewakili atau melukiskan sesuatu dengan memilih kata-kata dan menyusun
kalimat dengan cara yang khas, sehingga menghasilkan efek tertentu pada pembaca (Zainudin,
1991).
Gaya bahasa dalam sebuah novel memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk suasana, menggambarkan karakter, dan menyampaikan cerita dengan cara yang
unik. Salah satu contoh novel yang menonjol dengan gaya bahasanya adalah “Negeri di Ujung
Tanduk”. Novel ini ditulis oleh seorang penulis berbakat yang mampu menggambarkan
kehidupan masyarakat disuatu negara pada masa-masa sulit dengan begitu indah. Novel
“Negeri di Ujung Tanduk” merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan konflik sosial
dan politik yang dialami oleh masyarakat suatu negara pada periode yang kritis. Novel ini
menyoroti tantangan dan keadaan yang sulit, serta mengeksplorasi konflik batin para tokoh
utama. Namun, apa yang membuat novel ini begitu menarik dan khas adalah gaya bahasa yang
digunakan oleh penulisnya. Selain itu, Novel ini menceritakan berbagai masalah dunia politik
di suatu negara. Novel ini seperti dari kisah nyata. Konspirasi, rekayasa, pencitraan, semuanya
seperti ada di sekitar kita.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Apa saja gaya bahasa yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere
Liye?
2. Bagaimana pengarang menggunakan gaya bahasa retoris dan kiasan dalam novel
Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye?
3. Tujuan penelitian
1. Menjelaskan jenis-jenis gaya bahasa retoris dan kiasan yang terdapat dalam novel
Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye.
3
2. Menjelaskan bagaimana pengarang menggunakan gaya bahasa retoris dan kiasan
dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye.
B. KAJIAN TEORITAS
1. Stilistika
2. Gaya Bahasa
Karena hubungannya erat dengan bahasa kias yang menjadi fokus penelitian ini, gaya
bahasa menjadi hal yang tak terpisahkan. Aminuddin (1995) menjelaskan bahwa gaya bahasa
atau style adalah metode yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan ide-idenya
sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapai.
Menurut Keraf (2008), gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur, yaitu
kejujuran, sopan santun, dan daya tarik. Dia menjelaskan bahwa ada dua istilah yang terkait
dengan gaya bahasa, yaitu "bahasa retorik" (rhetorical device) dan "bahasa kias" (figure of
speech). Bahasa retorik atau gaya bahasa merupakan penyimpangan dari konstruksi bahasa
yang biasa, sedangkan bahasa kias merupakan penyimpangan yang lebih ekstensif, terutama
dalam hal pembentukan makna melalui perbandingan. Meskipun keduanya berasal dari bahasa,
tidak ada batasan yang tegas antara keduanya, melainkan tergantung pada makna kata yang
digunakan.
4
3. Bahasa Retoris
Inti dari retorika adalah berbicara. Berbicara merupakan tindakan mengucapkan kata-
kata atau kalimat kepada individu atau sekelompok orang dengan tujuan khusus, seperti
memberikan informasi atau memberikan motivasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hendrikus
(1991). Menurut Keraf (2008), retorika adalah istilah yang secara tradisional digunakan untuk
menggambarkan teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada pengetahuan
yang terstruktur dengan baik. Retorika merupakan ilmu yang mengajarkan cara efektif dalam
melakukan persuasi, mengatur tata bahasa, dan tampilan berbicara untuk membangun
pemahaman, kerja sama, dan kehidupan yang damai dalam masyarakat. Menurut Anwar (1995)
bahwa retorika adalah sistem dan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan alat-alat
stilistis dalam ragam bahasa resmi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa retorika merupakan
sebuah seni berbicara yang memakai teknik memakai bahasa dengan tepat dan rapi, retorika
juga merupan seni berbicara yang dapat mempengaruhi pendengar serta memberikan informasi
kepada pendengar atau khalayak banyak.
4. Bahasa Kiasan
Bahasa kias (figure of speech) merupakan sebuah teknik pengungkapan dalam bahasa
di mana maknanya tidak ditujukan secara langsung kepada objek yang dimaksud. Bahasa kias
merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara
yang lebih kreatif dan berkesan. Dalam bahasa kias, makna yang disampaikan lebih bersifat
tersirat, sehingga penerima pesan perlu melakukan penafsiran terlebih dahulu untuk
memahaminya. Penggunaan bahasa kias dilakukan untuk menciptakan efek tertentu, sehingga
pesan yang disampaikan lebih menarik perhatian penerima.
5
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan deskriptif mengenai
gaya bahasa dalam novel Negeri di Ujung Tanduk Karya Tere Liye. Penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan objek penelitian pada
suatu masa tertentu. Dalam bukunya moelong mengungkapkan bahwa dalam metode deskriptif
data yang dikumpulkan berupa data gambar, kata-kata, dan bukan angka-angka. Semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah ditelit(Moleong, 2017).
6
menggunakan dramatisasi bahasa. Dalam analisis ini, aspek-aspek seperti kata, frasa, kalimat,
dan elemen lainnya akan dianalisis secara rinci(Anjani, 2014).
2. Sumber data
Sumber data penelitian merupakan objek atau sumber dari mana data dapat diperoleh
atau diambil(Arikunto, 2014). Sumber data yang akan diteliti berupa dokumen yaitu novel
Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Novel ini di terbitkan pada tahun 2013 merupakan
lanjutan dari novel sebelumnya yaitu Negeri Para Bedebah. Novel ini diterbitkan oleh PT
Gramedia yang terdiri atas 360 halaman.
Dalam penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumenter.
Teknik ini dipilih karena data yang akan diteliti berasal dari dokumen, yaitu novel "Negeri di
Ujung Tanduk" karya Tere Liye. Peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian ini,
berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis data, dan pelapor hasil
penelitian. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah peneliti sendiri, dengan
menggunakan kartu data sebagai alat untuk mencatat informasi yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
7
pengecekan ulang terhadap data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik triangulasi.
Selain itu, penting juga untuk memastikan kecukupan referensi dalam penelitian ini. Hal ini
dilakukan dengan membaca, menelaah sumber-sumber data, serta mempelajari berbagai
pustaka yang terkait dengan masalah penelitian secara berulang-ulang. Dengan memiliki cukup
referensi, peneliti dapat memperoleh data yang sah dan juga memperkaya teori yang terkait
dengan masalah penelitian. Referensi yang memadai juga membantu peneliti dalam memahami
konteks penelitian secara lebih mendalam.
4. Analisis data
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa teknik analisis data yang dilakukan:
1. Reduksi data: Penulis melakukan reduksi data dengan memfokuskan pada data gaya
bahasa retoris dan kiasan, serta mengklasifikasikan hal-hal yang pokok yang terkait
dengan masalah penelitian.
2. Data display atau penyajian data: Data-data gaya bahasa retoris dan kiasan yang telah
terkumpul diklasifikasikan dalam kartu pencatat data. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam data display.
3. Penulis menentukan gaya bahasa retoris dan kiasan dari aspek bunyi, kata, frasa, klausa,
dan kalimat yang terdapat dalam novel.
4. Penulis menentukan kata kunci yang sesuai dengan majas dalam gaya bahasa
perbandingan tersebut. Penulis melakukan pencarian data yang berkaitan dengan kata
kunci tersebut melalui buku dan jaringan internet. Selanjutnya, penulis
mendeskripsikan dan memberikan makna pada kata kunci yang mengandung gaya
bahasa retoris dan kiasan sesuai dengan teks novel "Negeri di Ujung Tanduk”.
5. Penulis melakukan conclusion drawing dengan mengkaji ulang data gaya bahasa
perbandingan yang terdapat dalam kartu pencatat data. Dalam tahap ini, penulis
mengambil kesimpulan berdasarkan analisis data yang telah dilakukan.
6. Penulis menyimpulkan data yang telah diperoleh dari hasil analisis tersebut. Dalam
tahap ini, penulis menggabungkan temuan-temuan yang relevan dan merumuskan
kesimpulan yang berkaitan dengan gaya bahasa perbandingan dalam novel.
7. Langkah terakhir yang dilakukan adalah verifikasi terhadap kesimpulan yang telah
diperoleh melalui teknik triangulasi penyidik. Peneliti melakukan pengecekan ulang
terhadap kesimpulan dengan membandingkannya dengan sumber-sumber lain di luar
8
data tersebut. Setelah itu, peneliti melaporkan hasil penelitian yang telah disimpulkan
kepada pihak yang berkepentingan atau dalam laporan penelitian.
D. DAFTAR PUSTAKA
Anjani, F. (2014). Gaya bahasa perbandingan dalam novel si anak pintar karya tere liye. Jurnal
Pendidikan dan …, 1–9.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/39487%0Ahttps://jurnal.untan.ac.
id/index.php/jpdpb/article/download/39487/75676585257.
Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. 2008. Jakarta: PT. Gramedia.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantiatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Zainudin. 1991. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka.
Rineka Cipta.