Anda di halaman 1dari 17

Proposal Penelitian

“ 2011 ”
Karya Putu Wijaya
Oleh:
ABEL JANUAR PUTRA GAUTAMA
NIS.
X1 OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN

SMK NEGERI 1 LUMAJANG


BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Cerpen merupakan salah satu genre sastra yang termasuk dalam prosa fiksi. Berbeda dengan
novel cerpen memiliki struktur cerita yang tidak mengalami perubahan yang signifikan. Seperti
halnya karya sastra yang lain, cerpen juga dibangun oleh struktur (unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik). Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri dari dalam.
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung
memengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra.

Karya sastra itu sendiri merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna, Sebab dalam
menuangkan gagasannya, seorang pengarang mengemas bahasa lebih artistik. Ia menggunakan
kata-kata yang emotif tanpa melupakan segi estetis. Ia membubuhkan kode, lambang, serta
simbol kebahasaan yang berbeda dari bahasa keseharian. Dengan adanya pengemasan bahasa
yang artistik initidak menutup kemungkinan seorang pembaca mengalami kesulitan dalam
memahami sebuah karya sastra, dalam konteks ini adalah cerpen. Oleh sebab itu, analisis
semiotick mutlak diperlukan.

Semiotik adalah suatu disiplin ilmu yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi
dengan saranasigns'tanda-tanda' dan berdasarkan pada signs system (code)'sistem tanda' (Segers,
2000: 4). Sejalan dengan hal itu, Fananie (2000:139) mengungkapkan bahwa pendekatan
semiotik adalah pemahaman makna karya sastra melalui tanda. Hal tersebut didasarkan
kenyataan bahwa bahasa adalah sistem tanda.

Cerpen yang dikaji dalam penelitian ini adalah cerpen 2011 Karya Putu Wijaya. Pengkajian
dilakukan dengan mengumpulkan data yang ada sebagai bagian dari struktur cerpen dan tanda
semiotik yang terdapat pada cerpen tersebut.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :

1.Bagaimanakah analisis struktural ( intrinsik dan unsur ektrinsik) dalam cerpen 2011?

2.Bagaimana analisis semiotik dalam cerpen 2011?


TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitiannya adalah sebagai
berikut:

1. Mendeskripsikan analisis struktural (unsur intrinsik dan unsur ektrinsik)dalam Cepen 2011.

2. Mendeskripsikan wujud semiotik atau tanda dalam Cerpen 2011.

KAJIAN TEORETIK

Teori Struktural

Langkah awal dalam sebuah penelitian karya sastra adalah dengan menggunakan analisis
struktural. (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1994:36) menjelaskan bahwa "struktur karya sastra
dapat diartikan sebagai susunan, penegasan dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi
komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah"

Kemudian, Stanton (2007) berpendapat bahwa struktural digolongkan menjadi unsur intrinsik
fiksi menjadi dua bagian, yaitu: fakta cerita dan sarana cerita. Ia membagi unsur fakta cerita
menjadi empat, yaitu alur, tokoh, latar, dan tema. Sedangkan sarana cerita terdiri dari judul,
sudut pandang, gaya bahasa dan nada, simbolisme, dan ironi.

Fakta Cerita

Karakter, alur, dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai
catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Jika dirangkum menjadi satu, semua elemen ini
dinamakan struktur faktual atau tingkatan faktual cerita. Struktur faktual merupakan salah satu
aspek cerita. Struktur faktual adalah cerita yang disorot dari satu sudut pandang (Stanton,
2007:22-37). Unsur-unsur yang berkaitan dengan fakta cerita adalah sebagia berikut:

1. Alur

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur
biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal
merupakan peristiwa yang menyebabkan atau yang menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain
yang tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya. Alur atau plot
secara umum dapat digambarkan berdasarkan hukum sebab akibat. Menurut Aminudin (2004:
83) alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin
suatu cerita yang dihadiri oleh para pelaku dalam suatu cerita.
2. Tokoh atau Karakter

Tokoh atau biasa disebut karakter biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama,
karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita. Konteks kedua, karakter
merujuk pada berbagai percampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip
moral dari individu-individu tersebut. Dalam sebagian besar cerita dapat ditemukan satu "tokoh
utama yaitu tokoh yang terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Alasan
seorang tokoh untuk bertindak sebagaimana yang dilakukan dinamakan motivasi .

3. Latar

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang
berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlansung. Latar dapat berwujud dekor.
Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu. Latar terkadang berpengaruh pada karakter-
karakter. Latar juga terkadang menjadi contoh representasi tema. Dalam berbagai cerita dapat
dilihat bahwa latar memiliki daya untuk memunculkan tonedan modeemosional yang melingkupi
sang karakter. Toneemosional ini disebut dengan istilah atmosfer. Atmosfer bisa jadi merupakan
cermin yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter . Menurut Brooks (dalam Tarigan,1971:
136) latar adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang, dalam suatu cerita. Hamalian dan
Karel (dalam Aminuddin, 2004: 68) menjelaskan bahwa setting dalam karya sastra bukan hanya
berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu,
melainkan juga berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka,
maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam menangapi suatu problema tertentu.

4. Tema

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu
yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat 

Tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan
akhir akan menjadi pas, sesuai, dan memuaskan berkat keberadaan tema (Stanton, 2007:37).

Dalam buku lainnya Brooks, Puser, dan Waren (dalam Tarigan, 1971: 125) menggatakan bahwa
tema adalah pandangan hidup yang tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan atau
rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar atau gagasan utama dari
suatu karya sastra.

Sarana Cerita

Sarana-sarana sastra dapat diartikan sebagai metode (pengarang) memilih dan menyusun detail
cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna. Metode semacam ini perlu karena dengannya
pembaca dapat melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud
fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman pun dapat dibagi (Stanton, 2007:46-71).
1. Judul

Judul berhubungan dengan cerita secara keseluruhan karena menunjukkan karakter, latar, dan
tema. Judul merupakan kunci pada makna cerita. Sering kali judul dari karya sastra mempunyai
tingkatan-tingkatan makna yang terkandung dalam cerita. Judul juga dapat berisi sindiran
terhadap kondisi yang ingin dikritisi oleh pengarang atau merupakan kesimpulan terhadap
kedaan yang sebenarnya dalam cerita (Stanton, 1965:25-26)

2. Sudut Pandang

Stanton dalam bukunya membagi sudut pandang menjadi empat tipe utama. Pertama, pada orang
pertama-utama sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri. Kedua, pada orang
pertama-sampingan cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama (sampingan). Ketiga, pada
orang ketiga-terbatas pengarang mengacu pada semua karakter dan emosinya sebagai orang
ketiga tetapi hanya menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu karakter
saja. Keempat, padaorang ketiga-tidak terbatas pengarang mengacu pada setiap karakter dan
memposisikannya sebagai orang ketiga. Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter
melihat, mendengar, atau perpikir atau saat tidak ada satu karakter pun hadir.

3. Gaya dan Tone

Dalam sastra, gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa. Meski dua orang
pengarang memakai alur, karakter dan latar yang sama, hasil tulisan keduanya bisa sangat
berbeda. Perbedaan tersebut secara umum terletak pada bahasa dan penyebar dalam berbagai
aspek seperti kerumitan, ritme, panjang-pendek kalimat, detail, humor, kekonkretan, dan
banyaknya imaji dan metafora. Campuran dari berbagai aspek di atas (dengan kadar tertentu)
akan menghasilkan gaya .

4. Simbolisme

Dalam fiksi, simbolisme dapat memunculkan tiga efek yang masing-masing bergantung pada
bagaimana simbol bersangkutan digunakan. Pertama, sebuah simbol yang muncul pada satu
kejadian penting dalam cerita menunjukkan makna peristiwa tersebut. Dua, simbol yang
ditampilkan berulang-ulang mengingatkan kita akan beberapa elemen konstan dalam semesta
cerita. Tiga, sebuah simbol yang muncul pada konteks yang berbeda-beda akan membantu kita
menemukan tema .

5. Ironi

Secara umum, ironi dimaksudkan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan
dengan apa yang telah diduga sebelumnya. Ironi dapat ditemukan dalam hampir semua cerita
(terutama yang dikategorikan bagus). Dalam dunia fiksi, ada dua jenis ironi yang dikenal luas
yaitu ironi dramatis dan toneironis(Stanton, 2007:71).
Pengertian Semiotik

Peirce dalam (Luxemburg, 1992: 46) mengemukakan mengenai semiotik mengemukakan teori
segitiga makna atau triangle meaning (trikotomi) yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda
(sign), object, dan interpretant.

a) Tanda (sign)

Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan
merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda
menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang
muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks(tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).
Ketiga trikotomi di atas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut. :

Tanda dalam semiotika terdiri dari penanda dan petanda. Penanda (signifter) adalah bentuk
formal yang menandai petanda. Petanda (signified) sendiri adalah sesuatu yang ditandai penanda
itu, yakni artinya. Menurut Pradopo (2007:121), berdasarkan hubungan antar penanda dan
petanda, ada tiga jenis tanda pokok, yakni ikon, indeks, dan simbol.

b) Objek

Acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi
referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

c) Interpretant

Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda
dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang
tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah
bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang.

Pengertian Cerpen

Edgar Allan Poe dalam Burhan Nurgiyantoro (2002) Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah
cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira kira selama 30 menit hingga 2 jam-atau suatu
hal yang sekiranya waktu membaca tidak mungkin dilakukan untuk novel. Kemudian, Susanto
dalam Tarigan (1971) Cerpen ialah cerita yang penjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17
halaman kuarto.
METODE PENELITIAN

Metode adalah cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk
memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. (Nyoman, 2004 : 34).

Metode yang digunakan dalam menganalisis struktur dan semiotik pada cerpen ini adalah metode
desktiptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yang digunakan dalam analisis ini mencakup
lima hal, yaitu :

1. Sasaran dan ancangan penelitian.


2. Data dan sumber data.
3. Metode pengumpulan data.
4. Metode analisis data.
5. Metode penyajian hasil analisis data.

Sasaran dan ancangan penelitian dalam penelitian ini yang dianalisis adalah structural semiotik
dalam cerpen 2011 karya Putu Wijaya. Ada dua tahapan yang dipakai pengumpulan data pada
penelitian ini. Tahap pertama adalah pengambilan data dari sumberdata dengan cara disimak dan
dicatat. Tahap kedua penganalisisan data dan dan upaya pendeskripsian semiotiknya.

Teknik yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data yaitu dengan teknik simak dan
catat, maksudnya adalah setiap data yang didapat disimak baik -- baik kemudian dicatat setiap
data semiotik serta mendeskripsikannya.

HASIL DAN PENELITIAN

Analisis Struktural (Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik) Cerpen 2011 Karya Putu
Wijaya

Unsur Intrinsik ( Fakta Cerita)

1. Tema

Tema yang di angkat dalam cerpen 2011 karya putu wijaya adalah harapan dan cita-cita di tahun
yang akan datang. Hal tersebut dapat dilihat pada monolog tokoh utama dan dilihat dari segi
percakapan aantar tokoh hingga akhir cerita. "AKHIR tahun membawa banyak hal yang sama.
Misalnya harapan bahwa tahun mendatang akan lebih baik."

2. Tokoh dan penokohan

Dalam menganalisis pencitraan sebuah tokoh dapat dilakukan dengan identifikasi tokoh,
hubungan antartokoh, dan deskripsi karakter tokoh.
Identifikasi Tokoh

Adapun tokoh-tokoh yang ada cerpen ini diperankan oleh dua tokoh yang merupakan tokoh
utama dan tokoh piguran.

1. Aku (Bapak)
2. Ibu
3. Anak (Ami)
4. Pak Manuel
5. Yozef

Hubungan Antar tokoh

Suatu tokoh dapat dikatakan sebagai tokoh utama jika kapasitas interaksi tokoh tersebut terhadap
tokoh lain lebih dominan daripada tokoh-tokoh yang lain. Adapun gambaran hubungan antar
tokoh dalam cerpen ini adalah sebagai berikut :

1. Aku (Bapak)
2. Ibu
3. Anak (Ami)
4. Pak Manuel
5. Yozef

Tokoh utama dalam cerpen ini adalahaku (Bapak). Sedangkan ibu, anak (Ami), pak Mnuel dan
Yozef adalah tokoh piguran namun merupakan pemeran penting sebagai pemain lawan, yaitu
tokoh yang mendapingi tokoh utama. Hal ini karena dialog aku (Bapak) mendominasi serta sang
Bapak lah yang merupakan tokoh pembawa pemikiraan. Deskripsi Karakter Tokoh (Penokohan)

Aku (Bapak)

Aku merupakan tokoh yang penokohannya sebagai seorang Bapak yang hatinya merasa sempit
akan bersyukur dan memperdulikan sesuatu. Tokoh aku merupakan tokoh utama yang sangat
berperasa, atau setiap tindakan sangat dipengaruhi oleh perasaan. Seperti pada monolognya
berikut : "Aku terkejut. Aku menoleh kanan daan kiri. Siapa yang sudah mengatakan itu.
Ternyata tidak ada orang. Itu pikiran-pikiranku sendiri setelah merenungi berbagai kejadian yang
sudah lewat. Setelah puluhan tahun bergulir, tapi nasibku tidak bergerak. Aku merasa seperti
dipaku ke atasdindingbeton.

Kemudian juga pada monolognya berikut:

"Sampai di dalam rumah, aku menoleh ke sekeliling. Dinding, meja, potret-potret di atas tembok
tidak ada yang sama. Semuanya terasa baru. Lalu aku cium bau gorengan tempe yang masih
mengebulkan asap di atas meja. Itu bukan tempe yang bertahun-tahun lalu aku kunyah, itu tempe
baru. Dan ketika kemudian aku mengunyahnya satu, kurasakan kenikmatan yang belum pernah
kukecap sebelumnya.
"Tak ada yang benar-benar sama. Semuanya berubah, kalau pikiran kita sehat. Tempe ini bukan
tempe yang kemaren, tapi tempe baru yang belum pernah aku rasakan. Karena perasaanku
mengubahnya. Nikmat sekali!" kataku sambil mencomot lagiduapotongtempesekaligus."

Ibu

Memiliki karakter yang lemah lembut dan memiliki perasaan yang sensitif termasuk dalam tokoh
protagonis. Dapat dibuktikan pada dialognya berikut :

"Wajahku melusuh di meja makan. Istriku jadi khawatir.

"Pusing, Pak?"
Aku mengangguk.
"Mau dipijit?"
"Ini bukan masuk angin tapi pikiran kacau."
Istriku manggut-manggut.

Anak (Ami)

Ami merupakan tokoh yang memiliki semangat cinta tanah air, memiliki wawasan serta
kecerdasan yang luas dan sangat bersemangat dalam memperjuangkan keadilan sosial. Hal
tersebut dapat dibuktikan pada jawaban atas pertanyaan mengenai harapan yang ditanyakan oleh
aku (bapak):

"Sebenarnya semua ini adalah proses panjang dalam menyadarkan kita bahwa kita tidak lagi
dijajah. Kita sudah merdeka. Tetapi di dalam kemerdekaan, kita belum siap untuk tidak
mendapatkan apa yang kita inginkan."

Pak Manuel

Pak manuel memiliki penokoan sebagai seseorang yang agamis, aktif dalam kegiatan digereja.
Seperti pada dialog berikut :

"Saya cuma tak habis pikir, Pak Manuel, kok tidak ada yang berubah. Tiap tahun kita ingin ada
perbaikan, tapi akhirnya selalu kecewa. Ternyata tidak ada masa depan. Kita seperti naik mobil
yang bannya kejeblos. Tambah digas, roda muter makin kencang tapi tetap di situ-situ juga.
Sama sekali tak bergerak. Hidup ini seperti macet.Yakan,PakManuel?"
Manuelmanggut-manggut.
Yozef

Yozef merupakan tokoh yang memiliki jiwa nasionalis yang tinggi hal tersebut dapat dilihat dari
cita-citanya yang ingin menjadi tentara. Hal tersebut dibuktikan dengan dialog berikut :

""Kamu sudah besar sekarang."


"Ya, Pak. Saya mau cepat-cepat mau masuk tentara."
"Ya? Kenapa?"
"Mau memperbaiki dunia!"

3. Alur

Alur dalam cerpen 2011 merupakan alur maju hal tersebut dapat dibuktikan pada dialog berikut :
"AKHIR tahun membawa banyak hal yang sama. Misalnya harapan bahwa tahun mendatang
akan lebih baik. Tapi biasanya, setelah datang, ternyata juga sama. Tak ada perubahan.
Kemajuan hanya harapan. Hanya perasaan-perasaan kita yang berubah. Barangkali memang di
situ peluangnya.", "Dari tadi pagi Bapak diam-diam saja kalau diajak ngomong", Malam hari,
terdapat pada :" Malam hari setelah semua orang tidur, kulihat seakan tahun 2010 sedang
menanggalkan pakaian kerjanya untuk diserahkan pada 2011. Aku cepat bersimpuh dalam
pikiranku lalu berdoa."

a) Identifikasi Tempat

Dalam cerpen yang berjudul 2011 karya Putu Wijaya ini hanya terjadi di beberapa tempat ,
tempat itu diantaranya adalah :

Rumah Aku, terdapat pada monolog berikut : Dengan muka kuyu kutatap isi rumah. Dinding
yang itu-itu saja. Meja yang kemarin. Foto-foto semuanya sama. Tak ada yang berubah.
Barangkali hanya cicak dan tokek yang silih berganti karena mati. Lainnya seperti abadi.
Sehingga timbul pertanyaan. Apakah tahun benar-benar berganti atau hanya berulang kembali.

Di meja makan, terdapat pada ungkapannya berikut :"Wajahku melusuh di meja makan. Istriku
jadi khawatir."

Di luar rumah tepatnya di jalan terdapat pada ungkapan percakapan berikut : "keluar rumah. Tapi
setelah sampai di jalan, aku bingung, tak tahu mau ke mana. Waktu itu muncul Pak Manuel yang
hendak pergi ke gereja."

Di depan rumah pak Manuel, terdapat pada dialog berikut :" Aku jadi penasaran. Cepat aku
keluar rumah lagi, ngecek ke rumah Pak Manuel. Di depan rumahnya aku disapa

b) Identifikasi Waktu
Penghujung tahun 2010, terdapat pada monolog tokoh aku berikut : "AKHIR tahun membawa
banyak hal yang sama. Misalnya harapan bahwa tahun mendatang akan lebih baik. Tapi
biasanya, setelah datang, ternyata juga sama. Tak ada perubahan. Kemajuan hanya harapan.
Hanya perasaan-perasaan kita yang berubah. Barangkali memang di situ peluangnya."

Siang hari terdapat pada ungkapan tokoh Ibu berikut : ""Dari tadi pagi Bapak diam-diam saja
kalau diajak ngomong".

Malam hari, terdapat pada :" Malam hari setelah semua orang tidur, kulihat seakan tahun 2010
sedang menanggalkan pakaian kerjanya untuk diserahkan pada 2011. Aku cepat bersimpuh
dalam pikiranku lalu berdoa.

4. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang dalam cerpen 2011 adalah sudut pandang orang
pertama sebagai pelaku utama. Hal itu ditandai dengan penggunaaan pronomina aku (Bapak)
pada tokoh utama yang merupakan tokoh kunci yang memiliki peran sebagai penjalan alur. Alur
berjalan sesuai dengan dialog dan peran dari tokoh utama yang mendominasi percakapan
(dialog). Seperti pada monolog aku (bapak) berikut :

""AKHIR tahun membawa banyak hal yang sama. Misalnya harapan bahwa tahun mendatang
akan lebih baik. Tapi biasanya, setelah datang, ternyata juga sama. Tak ada perubahan.
Kemajuan hanya harapan. Hanya perasaan-perasaan kita yang berubah. Barangkali memang di
situ peluangnya."

Aku terkejut. Aku menoleh kanan daan kiri. Siapa yang sudah mengatakan itu. Ternyata tidak
ada orang. Itu pikiran-pikiranku sendiri setelah merenungi berbagai kejadian yang sudah lewat.
Setelah puluhan tahun bergulir, tapi nasibku tidak bergerak. Aku merasa seperti dipaku ke atas
dinding beton.

5. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam cerpen ini merupakan bahasa sehari-hari.
Gaya bahasa yang tepat untuk digunakan dalam konteks cerpen tersebut adalah gaya bahasa yang
banyak sekali mengandung simbol makna tertentu.

Tone yang terdapat pada naskah cerpen tersebut terlihat pada semua tokoh yang terdapat pada
cerpen tersebut yaituBapak (aku), ibu, anak (Ami), Pak Manuel, dan Yozef. Tone yang
digunakan sangat tepat sehingga karakter tokoh yang ada pada cerpen dapat menampilkan
penokohan yang sesuai dengan karakter Simbolis yang dilukiskan oleh pengarang.
6. Amanat

Adapun amanat yang dapat diambil dalam cerpen 2011 ini adalah :

Hidup bukan hanya merupakan pergantian waktu. Tetapi, hidup merupakan pemanfaatan waktu
untuk tercapainya tujuan dan harapan. Usaha hendaknya selalu diiringi doa agar harapan dapat
terwujud sesuai dengan keinginan. Pergantian waktu memberikan sugesti untuk berharap lebih
kuat terutama di penghujung tahun saat akan menyambut tahun baru.

Sebaik-baiknya harapan adalah harapan yang dapat membuat kita bersyukur dalam menjalani
hidup serta harapan yang akan memberikan kebahagiaan bagi orang lain .cita-cita itu bukan
tentang jabatan dan pekerjaan saja tetapi tentang bermanfaat atau tidakkah hidup kita bagi orang
lain.

Manusia hakikatnya haruslah memikirkan keadaan sesame manusia karena manusia merupakan
makhluk social yang tentunya harus saling membantu, meringankan serta menjadi penolong bagi
sesama .

Menyadarkan semua pihak akan pentingnya saling mengasihi dan memperhatikan setiap anggota
keluarga serta tetangga

Unsur Ekstrinsik

1. Nilai Sosial

Sebagaimanusia hendaknya kita saling peduli satu sama lain terutama dengan anggota keluarga.
Keluarga merupakan bagian hidup yang paling berharga oleh karena itu hendaknya seorang
kepala keluarga senantiasa membimbing dan mengarahkan serta memberi warna yang baik dalm
kehiupan. Selain peran bapak, peran ibu juga sangatlah penting ibu atau istri merupakan jantung
dalam rumah tangga. Selain itu, hendaknya kita juga saling menyapa dalam linngkungan
tetangga seperti yang terdapat dalam cerpen ini pada dialog berikut:" "Mau ke gereja, Pak
Manuel?"

2. Nilai Nasionalisme

Cerpen 2011 sangat kental dengan rasa nasionalisme, dalam setiap dialognya selalu terdapat
kata-kata nasionalis seperti berikut,:" . Harusnya bukan nafsu membagi warisan, tapi nafsu
memberi yang dihidupkan. Seperti kata Kennedy, pertanyaannya bukan apa yang bisa diberikan
negara kepadamu, tetapi apa yang bisa kamu berikan kepada negara!"

Kajian Semiotik Cerpen 2011

Peneliti akan memaparkan hasil penelitian kajian semiotik Cerpen 2011 yang dikaji dengan
mengumpulkan data tanda pada naskah kemudian menganalisis relasi makna antara makna asli
atau disebut dengan penanda makna yang bukan sebenarnya atau pertanda. Perhatikan table
berikut :

Semiotik pada naskah drama Sepasang Merpati Tua

No
Semiotic/ sign
Penanda
Pertanda
Kalimat

2011
Angka yang menunjukan nominal 2011.
Merupakan pergantian tahun, yang didalam nya memiliki banyak makna harapan.
Akhir tahun menjelang awal tahun membawa banyak hal yang sama. Misalnya harapan bahwa
tahun mendatang akan lebih baik. Tapi biasanya, setelah datang, ternyata juga sama. Tak ada
perubahan. Kemajuan hanya harapan. Hanya perasaan-perasaan kita yang berubah. Barangkali
memang di situ peluangnya."

Mengangguk/manggut.
Merupakan gerakan kepala keatas dan kebawah,
Merupakan tanda atau isyarat bahasa tubuh yang mengungkapkan pendapat " ia atau setuju,
mau."
"Pusing, Pak?"
Aku mengangguk.
"Mau dipijit?"

Makan angin
Makan angin, memakan angin (udara).
Mencari kesegaran, menyegarkan pikiran dan perasaan.
"Tidak ke mana-mana, mau makan angin saja, menghilangkan perasaan sumpek."
"Kalau sumpek jangan makan angin, nanti tambah pusing."

Mobil kejeblos
Mobil yang bannya terperosok kedalam lubang, kubangan.
Hidup yang tidak ada perubahan, statis diam ditempat.
Pak Manuel, kok tidak ada yang berubah. Tiap tahun kita ingin ada perbaikan, tapi akhirnya
selalu kecewa. Ternyata tidak ada masa depan. Kita seperti naik mobil yang bannya kejeblos.
Tambah digas, roda muter makin kencang tapi tetap di situ-situ juga. Sama sekali tak bergerak.
Hidup ini seperti macet. Ya kan, Pak Manuel?"
Cari angin
Mencari udara, angin .
Mencari kesegaran pikiran dan perasaan.
Cepat aku berbalik pulang, batal cari angin. Aku langsung menghampiri istriku yang sedang
menata makan malam.

Pelototi/melotot
Lihat, pelotot, melotot.
Memiliki makna ntuk menegaskan, memarahi atau memaksa.
"Mau memperbaiki dunia!"
Aku bengong. Kembali kuplototi anak itu tajam. Sekarang aku yakin bahwa semua itu tidak
nyata. Itu bagian dari pikiranku yang kacau.

Menggeleng (kepala)
menggoyangkan kepala ke kiri kanan
Memiliki makna tidak seuju, bukan, menolak atau tidak sependapat.
"Setuju kan, Pak?!"
Aku menggeleng.
"Tidak!"
"Kenapa?"

Senjata
alat yang dipakai untuk berkelahi atau berperang (keris, senapan, dan sebagainya)
Memiliki makna kekerasan, arogansi, dan anarkis.
"Perasaan. Perasaan kita. Semua boleh tidak berubah. Semua boleh sama. Tapi kalau perasaan
kita berubah, semua yang sama itu dengan sendirinya akan ikut berubah. Hanya perasaan kita
yang mampu mengubah semuanya ini. Perasaan kita. Dan hanya kita sendiri. Bukan senjata!"

pakaian kerjanya
barang apa yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya) yang digunakan unuk bekerja.
Beban, kenangan, penat, rasa lelah yang akan segera berakhir dan dialih tangankan pada tahun
yang baru.
"kulihat seakan tahun 2010 sedang menanggalkan pakaian kerjanya untuk diserahkan pada 2011.

Kue warisan
penganan yang dibuat dari bahan yang bermacam-macam, dapat dibuat dalam berbagai bentuk;
Harta, benda yang berharga termasuk juga tanah dan perhiasan bersifat duniawi dan biasanya
dipersengketakan dalam hak waris dan pembagian waris.
kata professor Ben Anderson, bayak orang menganggap merdeka itu adalah saat untuk membagi
kue warisan. Akibatnya yang terjadi sekarang setelah lepas dari penjajahan adalah bentrokan
antara kita dengan kita, karena semua ingin mendapat kue warisan yang lebih banyak.
Bunglon
Kadal yang hidup di pohon, dapat bertukar warna menurut tempatnya
Orang yang tidak tetap pendiriannya (memihak ke sana sini asal menguntungkan dirinya)
"Penting! Jangan nanti baru berendapat setelah mendengar pendapat orang lain. Itu
namanya nyontek. Atau Bapak tidak punya pendapat? Mau seperti bunglon?"

Terdakwa
Orang yang didakwa (dituntut, dituduh) telah melakukan tindak pidana dan adanya cukup alasan
untuk dilakukan pemeriksaan di muka persidangan;
Orang yang disudutkan, ditekan dan tidak diberi kebebasan.
Aku hampir saja marah, merasa dipermainkan. Aku ini kepala keluarga, kok didikte oleh anggota
keluarga? Tapi tak ada senyum sinis yang biasa ngintip di sudut bibir anakku. Ia serius. Istriku
juga sama. Aku jadi terdakwa.

Cacat
kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna
Tidak lepas, tidak bahagia, penuh beban, penuh tekanan .
". Belum menikah, ia seperti sudah mendapat beban memikul dunia. Itu bukan generasi baru
yang bebas, tetapi anak muda cacat yang digondeli berbagai kesulitan yang sebenarnya bukan
tanggungannya.
Mendadak aku menjadi sedih dan kejeblos. Aku ingin menghapus semua itu. Membebaskan
keluargaku dari ketaklukan pada nasib buruk."

Berkibar
bergerak-gerak mengombak karena ditiup angin (tentang bendera dan sebagainya)
Ikur bergerak maju, berjuang, memperjuangkan tujuan negara, ikut serta dalam pembangunan
dan menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan.
"Aku tak mau hanya mengibarkan bendera tanda merdeka, tetapi ikut berkibar."

Muntah
keluar kembali makanan (minuman dan sebagainya) yang telah masuk ke dalam mulut atau
perut:
Memiliki makna tidak tahan ingin mengeluarkan kata-kata, ide, gagasan, perasaan yang lama
tersimpan.

KESIMPULAN
Cerpen merupakan suatu genre sastra yang memiliki cerita yang singkat, namun walaupun
demikian cerpen memiliki keunikan tersendiri terutama karena cerpen dapat selesai dibaca dalam
waktu yang singkat. Banyak sekali hal yang dapat dikaji dalam suatucerpen, pengkajian terhadap
cerpen sangat penting karena pembaca dan pengapresiasi sastra akan dengan mudah memahami
serta menemukan struktur pembangun cerpen dan makna yang tersembunyi dalam suatu cerpen.
selain pengkajian akan struktur yang meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen juga memiliki
simbol-simbol atau tanda-tanda yang digunakan oleh penulis untuk mengungkapkan suatu
karyanya. Maka dari itu, pengkajian akan struktur dan tanda atau semiotik merupakan pengkajian
yang penting. Semiotik merupakan pengkajian mengenai tanda atau simbol dalam suatu karya
baik itu karya sastra maupun karya lainnya.

Cerpen 2011 karya Putu Wijaya merupakan cerpen yang unik karena dibangun oleh tokoh-tokoh
yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi serta banyak pelajaran atau nilai yang dapat
diambil. Selain itu cerpen tersebut memiliki semiotik yang cukup banyak seperti 2011,
menggeleng, cacat, berkibar, pakaian kerja dan lain-lain yang tentunya memiliki makna
tersembunyiyang digunakan oleh pengarang dalam mengekspresikan karyanya yang tentunya
memiliki makna yang berbeda dari makna leksikalnya karena dipengaruhi oleh konteks sehingga
perlu dianalisis dengan analisis struktural dan semiotik.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Jabrohim. 2001. Metodelogi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT Ptrasetia Widia Pratama.

Burhan Nurgiyantoro. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

https://kbbi.web.id

Luxemburg, Jan Van dk k.1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia Utama.

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Banung: Angkasa.

Stanton Robert, 2007, Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur.1971. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

https://lakonhidup.com/2011/01/19/2011/

Anda mungkin juga menyukai