Winna Efendi merupakan salah satu penulis novel di Indonesia yang lahir
pada 6 Januari 1986. Winna memiliki hobi membaca dan menonton film yang
bisa saja menjadi inspirasinya dalam menemukan karakter-karakter yang muncul
dan dituangkan dalam karya-karyanya. Hobi menulisnya diawali dari lembaran-
lembaran buku hingga akhirnya bisa tergabung dengan komunitas menulis online.
Tidak hanya menulis dalam bahasa Indonesia, tetapi ia juga dapat menulis dalam
bahasa Inggris. Ia pun bekerja sebagai freelance reporter untuk sebuah majalah,
dan jurnalis fashion pada komunitas fashion Indonesia (Fasity). Sejak kecil,
penulis telah menunjukkan minatnya pada dunia karya tulis dengan membaca
karya-karya penulis tersohor seperti Ronald Dahl dengan genre anak-anak (1961-
1990), Sarah Dessen dengan genre romance dan friendship (1996-2019), dan
Sophie Kinsella dengan genre young adult (2015-2018). Dari karya-karya penulis
tersebut dapat menjadi inspirasi bagi Winna dalam menulis novel dengan berbagai
jenis genre.
Karya sastra yang baik merupakan karya sastra yang dapat membawa
pembacanya ikut ke dalam dunia karya sastra tersebut. Untuk membawa pembaca
ke dunia karya sastra tentulah tidak mudah. Butuh kreativitas dalam menciptakan
suatu gambaran cerita. Namun berbeda dengan Winna Efendi yang mampu
merangkai cerita dalam karya-karyanya dengan membangkitkan suasana dan rasa
emosional bagi pembaca. Karyanya lebih sering seputar persahabatan dan
percintaan remaja. Penyampaian cerita yang unik dengan selingan bahasa Inggris
serta sederhana menjadi nilai tambah tinggi dalam karyanya. Dikenal sebagai
penulis yang banyak memiliki wawasan seputar mancanegara dan lika-liku
kehidupan anak muda, penulis yang menetap di Jakarta ini pun mampu
menghadirkan cerita-cerita yang menarik para pembacanya. Banyak karya-karya
dari Winna Efendi yang mendapat respon positif dari para pembaca.
Refrain merupakan salah satu novel ketiga karya Winna Efendi yang terbit
pada tahun 2009 dan sukses membawa novel ini menjadi best seller. Dengan
genre friendship, Winna berhasil membuat novel ini diangkat di layar lebar.
Berawal dengan kalimat : Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini,
yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk
mempertahankannya pada bagian prolog menjadikan pembaca ingin mengetahui
apa yang akan disampaikan penulis dalam karyanya.
Kebutuhan dasar yang kedua adalah rasa aman. Ketika kebutuhan dasar
pertama sudah terpenuhi, kebutuhan akan keamanan menjadi aktif. Kebutuhan
keamanan ini lebih banyak pada anak- anak karena kesadaran mereka terhadap
batasan diri masih kurang. Sehingga perlu adanya orang lain untuk memberikan
keamanan bagi mereka. Pada orang dewasa, kebutuhan keamanan sedikit kecuali
pada keadaan darurat, bencana, atau kegagalan organisasi dalam struktur sosial.
Adanya situasi yang tidak menyenangkan membuat orang dewasa mencari tempat
atau orang yang dapat memenuhi kebutuhan keamanannya. Tingkatan ini
berkaitan dengan novel. Dalam novel, kebutuhan rasa aman ditunjukkan seperti
rasa aman ketika bersama teman, sahabat, dan keluarga. Dimana orang dewasa
seperti orang tua turut memberikan rasa aman yang dibutuhkan oleh anak agar
sadar terhadap batasan diri.
Bentuk aktualisasi diri bukanlah hal yang mudah untuk dicapai karena
perlunya dukungan dari berbagai pihak. Apabila kebutuhan ini tidak bisa dicapai
akan memunculkan suatu kegelisahan, tidak tenang, tegang, merasa harga diri
kurang. Apabila kebutuhan akan rasa kasih sayang kurang, tidak dicintai, lapar,
tidak aman, maka akan mudah untuk mengetahui apa yang membuatnya gelisah.
Namun kurangnya kebutuhan aktualisasi diri sulit untuk memahami dengan jelas
apa yang seseorang inginkan.
Orang dengan aktualisasi diri berfokus pada masalah diluar diri mereka,
memiliki sense yang kuat terhadap mana yang benar dan mana yang salah,
spontan dan kreatif, dan tidak cenderung kaku terhadap peraturan sosial. Maslow
menyadari orang dengan aktualisasi diri memiliki pandangan hidup yang lebih
baik, penerimaan yang baik pada diri sendiri, orang lain, maupun dunia,
menghadapi banyak masalah dan orang yang impulsif. Orang dengan aktualisasi
diri yang baik sangatlah mandiri, dan menjadi privat ketika membahas tentang
lingkungan dan budaya mereka, khususnya perkembangan diri dalam potensi dan
inner resources pada dirinya.
Menurut saya, saya tidak pernah yakin akan ada persahabatan antara
perempuan dan laki-laki. Namun, tokoh Nata dan Niki dalam novel fiksinya
digambarkan sebagai adanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Akan
tetapi, jika dilihat konteks masa kini, persahabatan dua orang lawan jenis
sangatlah tidak diyakini oleh masyarakat. Saya juga tidak meyakini persahabatan
antara laki-laki dan perempuan dapat bertahan lama. Karena sudah sifat manusia
bahwasannya akan muncul rasa ketertarikan pada lawan jenis. Banyak pesan
moral yang disampaikan penulis dari berbagai masalah yang dihadapi tokoh
dalam novel ini. Bagaimana pentingnya peran keluarga. Bagaimana hebatnya
sebuah persahabatan, dan bagaimana munculnya keinginan yang ingin dicapai
ketika dewasa sebagai aktualisasi diri yang melalui proses dari hubungan
persahabatan seperti dalam novel.