5. Satu hal yang ditemukan terlihat janggal dalam novel ini adalah
karakter tokoh, yaitu Fahri yang digambarkan begitu sempurna
dalam novel tersebut. Maksud penulis di sini, mungkin ia ingin
menggambarkan sosok manusia yang benar-benar mencitrakan
Islam dengan segala kebaikan dan kelembutan hatinya.
(Paragraf 8)
4. Teks Kritik
Novel yang berjudul Ayat-Ayat Cinta merupakan sebuah novel yang ditulis oleh
Habiburrachman El Shizary. Novel ini mengusung tema cinta islami yang menggambarkan
hubungan antar manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan Tuhan. Novel ini
merupakan sebuah karya sastra yang memiliki ajaran moral, sosial, dan ketepatan dalam
pengungkapan karya sastra. Novel ini juga memuat konflik-konflik yang terstruktur.
NICHOLAS CHIKARA MANIK
XII IPA 6 (22)
Secara garis besar, novel ini mengisahkan perjalanan cinta antara 2 anak manusia, Fahri,
pelajar Indonesia, dan Aisha, seorang gadis Turki. Novel ini tidak hanya membahas kisah cinta
erotis, tetapi juga menggambarkan cinta kepada sahabat, kekasih, dan Tuhan.
Hal yang menjadi keunggulan dalam novel ini adalah novel ini mengajarkan kehidupan
Islami yang sangat kental sekali, bisa menjadi motivasi orang-orang yang membacanya. Hal ini
membuat orang lain bisa berwawasan luas tentang cinta islami. Selain itu, novel ini menggunakan
bahasa arab, dan disetiap halaman yang ada bahasa arabnya, di bawahnya pasti ada terjemahannya.
Pembaca tidak hanya terfokus dengan kisah cinta saja, tetapi juga dengan makna dari cinta. Ayat
Ayat Cinta mengajak kita untuk lebih jernih, lebih cerdas dalam memahami cakrawala keislaman,
kehidupan, dan juga cinta.
Meskipun dibalut dengan berbagai keunggulan, novel ini juga memiliki kekurangan.
Tokoh utama Fahri, yang hanya laki-laki biasa dan anak seorang petani dicintai oleh empat orang
wanita sekaligus. Dalam kehidupan nyata hal ini mustahil terjadi. Kesannya Fahri digambarkan
sebagai laki-laki yang hampir sempurna. Tokoh Fahri dianggap menjadi tokoh fiksi apabila
dikaitkan dengan kehidupan saat ini. Maria yang jatuh sakit berminggu-minggu bahkan sampai
koma, cuma karena ditolak citanya oleh Fahri. Dalam kehidupan nyata hal ini terlalu berlebihan.
Pada akhirnya novel ini menjelaskan cinta secara islami, tidak hanya persoalan cinta erotis.
Meskipun tokoh Fahri terkesan terlalu sempurna dan ada beberapa bagian cerita yang tidak masuk
akal, novel ini mengajak kita menjadi lebih cerdas memahami kehidupan islami.