Anda di halaman 1dari 8

NICHOLAS CHIKARA MANIK

XII IPA 6 (22)


Tugas KD 3.6 Menganalisis Kritik Sastra dan Esai

Tabel 1 Teks Menimbang Ayat-Ayat Cinta


Sistematika Kutipan Teks
Pernyataan Begitu pula yang ingin disampaikan oleh Habiburrachman El Shirazy
Pendapat dalam novelnya yang berjudul Ayat-ayat Cinta. Novel yang kemudian
menjadi fenomena tersendiri dalam perjalanan karya sastra Indonesia,
terutama yang beraliran islami, karena penjualannya mampu
mengalahkan buku-buku yang digandrungi, seperti Harry Potter ini
mengusung tema cinta islami yang dihiasi dengan konflik-konflik yang
disusun dengan apik oleh penulisnya.
Argumen 1. Meskipun mengusung tema cinta tidak lantas membuat novel
ini membahas cinta erotis antara laki-laki dan wanita. Banyak
cinta lain yang masih bisa digambarkan, seperti cinta pada
sahabat, kekasih hidup, dan tentu saja pada cinta sejati, Allah
Swt. Perjalanan cinta yang tidak biasa digambarkan oleh
Habiburrachman. (Paragraf 3)

2. Namun, dengan bentuk yang seperti itu tidak kemudian


membuat novel ini menjadi membosankan untuk dibaca karena
penulis tetap menggunakan kata-kata sederhana yang mudah
dipahami dan tidak terkesan menggurui. Gaya penulis untuk
mengungkapkan setiap pesan justru menyadarkan kita bahwa
sedikit sekali yang baru kita ketahui tentang Islam. (Paragraf 4)

3. …kemampuan Habiburrachman untuk melukiskan latar dari


tiap peristiwa, baik itu tempat kejadian, waktu, maupun
suasananya. Ia dapat begitu fasih untuk menggambarkan tiap
lekuk bagian tempat yang ia jadikan latar dalam novel tersebut
ditambah dengan gambaran suasana yang mendukung sehingga
seakan-akan mengajak pembaca untuk berwisata dan
menikmati suasana Mesir di Timur Tengah lewat karya
tulisannya. (Paragraf 5)

4. Alur cerita juga dirangkai dengan begitu baik. Meskipun


banyak menggunakan alur maju, cerita berjalan tidak monoton.
Banyak peristiwa yang tidak terduga menjadi kejutan. Konflik
yang dibangun juga membuat novel ini layak menjadi novel
kebangkitan bagi sastra islami setelah merebaknya novel
teenlit. Banyak kejutan, banyak inspirasi yang kemudian bisa
hadir dalam benak pembaca. Bahkan bisa menjadi semacam
media perenungan atas berbagai masalah kehidupan. (Paragraf
7)
NICHOLAS CHIKARA MANIK
XII IPA 6 (22)

5. Satu hal yang ditemukan terlihat janggal dalam novel ini adalah
karakter tokoh, yaitu Fahri yang digambarkan begitu sempurna
dalam novel tersebut. Maksud penulis di sini, mungkin ia ingin
menggambarkan sosok manusia yang benar-benar mencitrakan
Islam dengan segala kebaikan dan kelembutan hatinya.
(Paragraf 8)

6. Jika dibandingkan dengan karya sastra lama milik Tulis Sutan


Sati, mungkin akan ditemukan kesamaan dengan karakter
tokoh Midun dalam Roman Sengsara Membawa Nikmat yang
berpasangan dengan Halimah sebagai tokoh wanitanya…

di sini penggambarannya tidak menggunakan bahasa-bahasa


yang langsung menunjukkan kesempurnaan tersebut sehingga
tidak terlalu kentara. Ini di luar bahasa karya sastra lama yang
cenderung suka melebih-lebihkan (hiperbola). Perbedaan yang
lain adalah tidak banyak digunakannya istilah-istilahislami
dalam roman tersebut daripada novel Ayat-ayat Cinta.
(Paragraf 9)
Penegasan Ulang Meskipun penggambaran karakter tokoh diserahkan sepenuhnya pada
diri penulis, tetapi akan lebih baik jika karakter tokoh yang
dimunculkan tetap memiliki keseimbangan. Dalam arti, jika tokoh
yang dimunculkan memang berkarakter baik, maka paling tidak ada
sisi lain yang dimunculkan. Akan tetapi, tentu saja dengan porsi yang
lebih kecil atau bisa diminimalisasikan. Jangan sampai karakter ini
dihilangkan karena pada kenyataannya tidak ada sosok yang sempurna,
selain Rasulullah.
NICHOLAS CHIKARA MANIK
XII IPA 6 (22)

Tabel 2 Teks Gerr


Sistematika Kutipan Teks
Penyataan Pendapat Teater Mandiri pekan ini berumur 40 tahun—sebuah riwayat yang
tak mudah, seperti hampir semua grup teater di Indonesia. Ia bagian
dari sejarah Indonesia yang sebenarnya penting sebagai bagian dari
cerita pembangunan ”bangun” dalam arti jiwa yang tak lelap tertidur.
Putu Wijaya, pendiri dan tiang utama teater ini, melihat peran
pembangunan ini sebagai ”teror”—dengan cara yang sederhana. Putu
tak berseru, tak berpesan. Ia punya pendekatan tersendiri kepada kata.
(Paragraf 2)
Argumen 1. Pada Putu Wijaya, kata adalah benda. Kata adalah materi
yang punya volume di sebuah ruang, sebuah kombinasi bunyi
dan imaji, sesuatu yang fisik yang menggebrak persepsi kita.
Ia tak mengklaim satu makna. Ia tak berarti: tak punya isi
kognitif atau tak punya manfaat yang besar.
(Paragraf 3)
2. Mungkin sosok itu (umumnya tak bernama) si sakit yang tak
jelas sakitnya. Mungkin benda itu sekaleng kecil balsem.
Atau selimut—hal-hal yang dalam kisah-kisah besar
dianggap sepele. Dalam teater Putu Wijaya, justru itu bisa jadi
fokus. (Paragraf 4)
3. Bagi saya, teater ini adalah ”teater miskin” dalam pengertian
yang berbeda dengan rumusan Jerzy Grotowski. Bukan
karena ia hanya bercerita tentang kalangan miskin. Putu
Wijaya tak tertarik untuk berbicara tentang lapisan-lapisan
sosial. Teater Mandiri adalah ”teater miskin” karena ia,
sebagaimana yang kemudian dijadikan semboyan kreatif Putu
Wijaya, ”bertolak dari yang ada”. (Paragraf 5)
4. Ia tak menuntut mereka untuk berakting dan mengucapkan
dialog yang cakap. Ia membuat mereka jadi bagian teater
sebagai peristiwa, bukan hanya cerita. (paragraph 6)
5. Elite itu juga menganggap bahwa kebangunan adalah
kebangkitan dari ketidaksadaran. Ketika Putu Wijaya
memilih kata ”teror” dalam hubungan dengan karya
kreatifnya, bagi saya ia menampik pandangan seperti itu.
(Paragraf 8)
6. Ketika Putu Wijaya memilih kata ”teror” dalam hubungan
dengan karya kreatifnya, bagi saya ia menampik pandangan
seperti itu. Pentasnya menunjukkan bahwa pada tiap tata
selalu tersembunyi chaos, dan pada tiap ucapan yang
transparan selalu tersembunyi ketidaksadaran. (Paragraf 8)
7. Sartre pernah mengatakan, salah satu motif menciptakan seni
adalah ”memperkenalkan tata di mana ia semula tak ada,
memasangkan kesatuan pikiran dalam keragaman hal-ihwal”.
(Paragraf 9, kalimat 1)
NICHOLAS CHIKARA MANIK
XII IPA 6 (22)

8. Bagi saya Teater Mandiri justru menunjukkan bahwa di


sebuah negeri di mana tradisi dan antitradisi berbenturan (tapi
juga sering berkelindan), bukan pengertian klasik itu yang
berlaku. (Paragraf 9, kalimat 3)

9. Prosa, menurut Sartre, ”terlibat” dalam pembebasan manusia


karena memakai kata sebagai alat mengomunikasikan ide,
sedangkan puisi tidak. Namun, di sini pun Sartre salah.
(Paragraf 10)
Penegasan Ulang Bahasa tak bisa mengungkapkan apa yang ada di bawah sadar, tak
bisa mengartikulasikan hidup yang dijalani, le vecu. Ia tentu belum
pernah menyaksikan pentas Teater Mandiri, tapi ia pasti melihat
bahwa pelbagai ekspresi teater dan kesusastraan punya daya ”teror”
ketika, seperti Teater Mandiri, menunjukkan hal-hal yang tak
terkomunikasikan dalam hidup.

C. Menganalisis kaidah kebahasaan teks kritik dan teks esai


Judul teks : ”Menimbang Ayat-ayat Cinta”

No Kaidah Kebahasaan Kutipan


1 Banyak menggunakan kalimat- Bahkan, hampir di tiap paragraf kita akan menemukan
kalimat persuasif pesan dan amanah. Ya, katakan saja paragraf yang sarat
dengan amanah.
Ia dapat begitu fasih untuk menggambarkan tiap lekuk
bagian tempat yang ia jadikan latar dalam novel tersebut
ditambah dengan gambaran suasana yang mendukung
sehingga seakan-akan mengajak pembaca untuk
berwisata dan menikmati suasana Mesir di Timur
Tengah lewat karya tulisnya.
Banyak kejutan, banyak inspirasi yang kemudian bisa
hadir dalam benak pembaca. Bahkan bisa menjadi
semacam media perenungan atas berbagai masalah
kehidupan.
Jangan sampai karakter ini dihilangkah karena pada
kenyataannya tidak ada sosok yang sempurna, selain
Rasulullah.
2 Penggunaan pernyataan atau Karya sastra yang baik juga bisa menggambarkan
ungkapan yang bersifat menilai hubungan antarmanusia, manusia dengan lingkungan,
atau mengomentari. dan manusia dengan Tuhan. Ini karena dalam karya
sastra seharusnya terdapat ajaran moral, sosial,
sekaligus ketepatan dalam pengumpulan karya sastra.
NICHOLAS CHIKARA MANIK
XII IPA 6 (22)
Namun, dengan bentuk yang seperti itu tidak kemudian
membuat novel ini menjadi membosankan untuk dibaca
karena penulis tetap menggunakan kata-kata sederhana
yang mudah dipahami dan terkesan tidak menggurui.
Meskipun mengusung tema cinta tidak lantas membuat
novel ini membahas cinta erotis antara laki-laki dan
wanita. Banyak cinta yang lain yang masih bisa
digambarkan seperti cinta kepada sahabat, kekasih
hidup, dan tentu saja pada cinta sejati Allah SWT.
Perjalanan cinta yang tidak biasa digambarkan oleh
Habiburrachman.
Meskipun penggambaran tokoh diserahkan sepenuhnya
pada diri penulis, tetapi akan lebih baik jika karakter
tokoh yang dimunculkan tetap memiliki keseimbangan.
Dalam arti, jika tokoh yang dimunculkan tetap memiliki
karakter baik, maka peluang tidak ada sisi lain yang
dimunculkan. Akan tetapi, tentu saja dengan porsi yang
lebih kecil atau diminimalisasikan.
3 Penggunaan istilah teknis Karya sastra yang baik juga bisa menggambarkan
hubungan antarmanusia…
Meskipun banyak menggunakan alur maju, cerita
berjalan tidak menetap.
Konflik yang dibangun juga membuat novel ini layak
menjadi novel kebangkitan bagi sastra islami setelah
merebaknya novel-novel teenlit
Dalam roman tersebut, Midun juga digambarkan
sebagai sosok pemuda yang sempurna dengan segala
bentuk fisik dan kebaikan hatinya.
4 Penggunaan kata kerja mental Karya sastra yang baik juga bisa menggambarkan
hubungan antarmanusia…
Nilai dan budaya Islam sangat kental dirasakan oleh
pembaca pada setiap bagiannya.
Namun, dengan bentuk yang seperti itu tidak kemudian
membuat novel ini menjadi membosankan untuk
dibaca…
NICHOLAS CHIKARA MANIK
XII IPA 6 (22)
Tugas KD 4.6 Mengonstruksi Kritik Sastra
1. Identitas Buku
Judul : Ayat Ayat Cinta
Penerbit : Pesantren Basmala Indonesia dan Republika
Penulis : Habiburrahman El Shiray
Tahun terbit : Desember 2004
Jumlah halaman : 419
ISBN : 979-3604-02-6
2. Sinopsis
Novel ini bercerita tentang kisah percintaan yang bernuansa islam. Cerita
bermula dari seorang mahasiswa asal Indonesia bernama Fahri yang kuliah di Universitas
Al- Azhar, ia tinggal di sebuah apartemen bersama keempat temannya. Mereka berlima
mempunyai tetangga yang baik yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros memiliki istri
bernama Madame Nahed dan dua orang anak bernama Maria dan Yousef. Meskipun
mereka adalah keluarga Kristen Koptik yang taat, namun Maria sang putri sulung
memiliki kepribadian yang sangat unik, ia suka pada Alquran dan bahkan merasa bangga
ketika hafal dengan surat Maryam. Sementara itu, Fahri dan kawan-kawan juga memiliki
tetangga yang galak dan selalu bersikap kasar terhadap putrinya yang bernama Noura,
yaitu Bahadur.
Di sisi lain, Nurul adalah anak seorang kyai terkenal yang juga kuliah di Al-
Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu, begitu juga sebaliknya. Tetapi
keduanya tidak ada yang berani mengungkapkan perasaannya.
Pertemuan Fahri dengan perempuan bercadar bernama Aisha terjadi ketika
dirinya pergi ke Subra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Aisha
adalah gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir. Sejak kejadian Fahri membela islam
dari tuduhan kolot dan kaku di metro, Aisha jatuh cinta pada Fahri dan Fahri pun
mengalami hal yang sama. Mereka lalu menikah setelah sebelumnya melalui proses
perjodohan yang dilakukan oleh paman Aisha yang ternyata teman kuliah Fahri. Beberapa
bulan kemudian Aisha dinyatakan hamil, mereka sangat bahagia. Namun tak lama setelah
itu, Fahri mendapat kabar jika Maria koma. Tidak cukup sampai di situ, Noura, gadis yang
pernah ditolong menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua orang tahu jika itu hanya
fitnah, tapi Fahri tetap diseret ke penjara. Kunci semuanya adalah Maria yang masih koma
di rumah sakit, dia mengetahui kejadian yang sebenarnya.
Keluarga Boutros mengunjungi Fahri di penjara dan memintanya untuk
membantu menyadarkan Maria dari komanya dengan cara merekam suara Fahri agar dapat
diperdengarkan kepada gadis itu. Belakangan diketahui dari buku harian Maria, ternyata
dia mencintai Fahri. Kata dokter, hanya orang yang dicintai Maria yang bisa
menyembuhkannya. Madame Nahed pun menyuruh Fahri untuk mengungkapkan cinta
NICHOLAS CHIKARA MANIK
XII IPA 6 (22)
kepada Maria. Awalnya Fahri tidak mau tetapi setelah Aisha mengizinkannya Fahri
akhirnya menikahi Maria. Kemudian Maria sadar.
Saat sidang penentuan tiba, di akhir persidangan Maria hadir dan
memberikan kesaksian dengan mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. Setelah
mengatakan hal tersebut Maria pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri
memenangkan persidangan, Bahadur yang terbukti bersalah dimasukkan ke penjara.
Begitu divonis bebas, Fahri dibawa ke rumah sakit yang sama dengan Maria
untuk diperiksa. Sejak pingsan di persidangan Maria belum sadar. Beberapa saat kemudian
Aisha mendengar Maria mengigau kalau dirinya ingin masuk surga tetapi tidak
diperbolehkan. Maria lalu terbangun dan menceritakan mimpinya kepada Aisha dan Fahri,
lalu dia minta diantarkan berwudhu. Fahri pun membopong Maria dan dibantu Aisha
mengantarkan Maria berwudhu. Setelah itu Maria kembali dibaringkan di kamar rawatnya.
Selesai mengucapkan sesuatu kepada Fahri, Maria melafalkan syahadat. Tak lama
kemudian matanya tertutup rapat dan menghembuskan nafas terakhirnya.

3. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan Kekurangan
- Novel ini mengajarkan kehidupan - Tokoh utama Fahri, yang hanya laki-
Islami yang sangat kental sekali, bisa laki biasa dan anak seorang petani
menjadi motivasi orang-orang yang dicintai oleh empat orang wanita
membacanya. sekaligus. Dalam kehidupan nyata hal
ini mustahil terjadi. Kesannya Fahri
digambarkan sebagai laki-laki yang
hampir sempurna.
- Novel ini menggunakan bahasa arab, - Maria yang jatuh sakit berminggu-
dan disetiap halaman yang ada bahasa minggu bahkan sampai koma, cuma
arabnya, di bawahnya pasti ada karena ditolak citanya oleh Fahri.
terjemahannya. Dalam kehidupan nyata hal ini terlalu
berlebihan.
- Ayat Ayat Cinta mengajak kita untuk
lebih jernih, lebih cerdas dalam
memahami cakrawala keislaman,
kehidupan, dan juga cinta.

4. Teks Kritik

Novel yang berjudul Ayat-Ayat Cinta merupakan sebuah novel yang ditulis oleh
Habiburrachman El Shizary. Novel ini mengusung tema cinta islami yang menggambarkan
hubungan antar manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan Tuhan. Novel ini
merupakan sebuah karya sastra yang memiliki ajaran moral, sosial, dan ketepatan dalam
pengungkapan karya sastra. Novel ini juga memuat konflik-konflik yang terstruktur.
NICHOLAS CHIKARA MANIK
XII IPA 6 (22)
Secara garis besar, novel ini mengisahkan perjalanan cinta antara 2 anak manusia, Fahri,
pelajar Indonesia, dan Aisha, seorang gadis Turki. Novel ini tidak hanya membahas kisah cinta
erotis, tetapi juga menggambarkan cinta kepada sahabat, kekasih, dan Tuhan.
Hal yang menjadi keunggulan dalam novel ini adalah novel ini mengajarkan kehidupan
Islami yang sangat kental sekali, bisa menjadi motivasi orang-orang yang membacanya. Hal ini
membuat orang lain bisa berwawasan luas tentang cinta islami. Selain itu, novel ini menggunakan
bahasa arab, dan disetiap halaman yang ada bahasa arabnya, di bawahnya pasti ada terjemahannya.
Pembaca tidak hanya terfokus dengan kisah cinta saja, tetapi juga dengan makna dari cinta. Ayat
Ayat Cinta mengajak kita untuk lebih jernih, lebih cerdas dalam memahami cakrawala keislaman,
kehidupan, dan juga cinta.
Meskipun dibalut dengan berbagai keunggulan, novel ini juga memiliki kekurangan.
Tokoh utama Fahri, yang hanya laki-laki biasa dan anak seorang petani dicintai oleh empat orang
wanita sekaligus. Dalam kehidupan nyata hal ini mustahil terjadi. Kesannya Fahri digambarkan
sebagai laki-laki yang hampir sempurna. Tokoh Fahri dianggap menjadi tokoh fiksi apabila
dikaitkan dengan kehidupan saat ini. Maria yang jatuh sakit berminggu-minggu bahkan sampai
koma, cuma karena ditolak citanya oleh Fahri. Dalam kehidupan nyata hal ini terlalu berlebihan.
Pada akhirnya novel ini menjelaskan cinta secara islami, tidak hanya persoalan cinta erotis.
Meskipun tokoh Fahri terkesan terlalu sempurna dan ada beberapa bagian cerita yang tidak masuk
akal, novel ini mengajak kita menjadi lebih cerdas memahami kehidupan islami.

Anda mungkin juga menyukai