Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia
dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7).
Salah satu hal yang pertama kali diketahui orang tentang sastra adalah bahwa sastra
terdiri dari bahasa yang telah dibangun dan dibentuk dengan cara tertentu sehingga tidak
lagi terlihat seperti bahasa pada umumnya. Melalui karya sastra banyak penulis
bisa sebagai suatu pedoman yang sengaja diciptakan untuk para pembaca berdasarkan
wawasan penulis. Karya sastra terbagi menjadi dua genre yaitu sastra imajinatif dan
sastra nonimajinatif. Sastra imajinatif seperti prosa, puisi dan drama, sedangkan yang
non imajinatif seperti esai, kritik, sejarah, biografi dan autobiografi. Pada setiap aspek
karya sastra tersebut tentu terdapat yang namanya gaya bahasa untuk keindahan isinya.
Seperti halnya dalam prosa atau puisi yang sering diberikan penulis gaya bahasa
didalamnya.
Menurut Jacobson dalam Budianta (2006: 40) secara konvensional, sebuah puisi
biasanya menggunakan beberapa atau salah satu unsur secara dominan untuk
membangun makna. Salah satu unsurnya adalah gaya bahasa. Gaya bahasa dapat
diartikan sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Semakin baik gaya
2
bahasanya, maka semakin baik pula cara penggunaan bahasanya, dengan demikian
penilaian orang terhadapnya akan baik, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin
Menurut Ratna (2013:57) gaya bahasa paling dominan terdapat dalam puisi. Puisi
merupakan sebuah karya sastra yang mempunyai gaya bahasa yang menarik. Puisi
umumnya berisi pesan moral tertentu yang hendak disampaikan kepada pembaca dalam
Selama ini kita sering mempelajari gaya bahasa secara umum saja, seperti gaya
bagian tersebut masih terdapat bagian-bagian lainnya. Masih banyak siswa, mahasiswa
dan masyarakat umum yang tidak mengetahui gaya bahasa secara mendetail. Maka dari
itu penulis tertarik untuk meneliti tentang gaya bahasa. Pada penelitian ini penulis
mengacu pada referensi yang disajikan oleh Gorys Keraf mengenai gaya bahasa.
Pembicaraan mengenai gaya bahasa sangatlah luas, Gorys Keraf (2005:115) membagi
persoalan gaya bahasa yakni: (1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata; (2) gaya bahasa
berdasarkan struktur kalimat; (3) gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung; dan
(4) gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang terdiri atas dua gaya bahasa,
yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Peneliti tertarik untuk mengkaji gaya
yang sangat beraneka ragam dibandingkan dengan jenis-jenis gaya bahasa lainnya.
Penulis tertarik untuk menjadikan lirik lagu sebagai objek kajian karena lirik lagu
merupakan bentuk lain dari puisi yang berisi curahan hati penciptanya. Lirik lagu
3
merupakan susunan kata dalam sebuah nyanyian. Lirik lagu merupakan sebuah karya
seni yang mengandung intensitas penggunaan gaya bahasa yang berisi pesan dari
gaya bahasa serta makna yang terkandung didalamnya. Berdasarkan definisi lirik lagu
yang sudah penulis paparkan, penulis tertarik meneliti lirik lagu yang mengandung gaya
bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan didalamnya. Penulis melihat ada banyak lirik lagu
yang bergaya bahasa atau bermajas. Seperti lagu Konspirasi Alam Semesta yang
Kutipan lirik lagu diatas, terdapat kalimat yang menggunakan gaya bahasa
personifikasi. Seperti //Seketika itu pula, jagat raga berhenti bergerak// dan //Jiwamu
terbakar, ragamu lebur//. Personifikasi adalah gaya bahasa yang mengumpakan benda
Alasan penulis memilih album ini karena penulis tertarik dengan lagu yang
terdapat dalam album ini. Menurut penulis setiap lirik lagunya mengandung unsur yang
puitis, unik dan menarik. Dan dari ketiga album yang diciptakan oleh Fiersa Besari
hanya album Konspirasi Alam Semesta yang semua lirik lagunya berbahasa Indonesia.
Album Konspirasi Alam Semesta dirilis pada tanggal 29 Oktober 2015. Pencipta
album ini sedang ramai dibicarakan dan diidolakan banyak anak remaja yakni Fiersa
Besari. Fiersa Besari merupakan seorang penulis, pencipta lagu, dan pendiri komunitas
4
Pecandu Buku. Bakatnya dalam menulis telah diluangkannya dalam beberapa novel.
Fiersa Besari telah menciptakan beberapa novel seperti, Garis Waktu, Konspirasi Alam
Semesta, Catatan Juang, Arah Langkah, 11:11, dan Tapak Jejak. Selain sebagai penulis
Fiersa Besari juga sebagai musisi, keberhasilannya sebagai musisi dapat kita lihat dari
lahirnya beberapa album lagu seperti Tempat Aku Pulang, Konspirasi Alam Semesta,
dan 11:11.
Lirik lagu yang dirilis Fiersa Besari memiliki makna yang mendalam sehingga
dapat menciptakan nilai estetika. Dalam album Konspirasi Alam Semesta ini contohnya,
Fiersa Besari memberikan kekhassan lirik lagunya dengan banyak membubuhi kata-
kata puitis bertemakan cinta dan memberi judul lagu dengan unik sehingga membuat
Penelitian yang berkaitan dengan lirik lagu juga pernah dilakukan oleh Ricky
Syahrani mahasiswa FKIP Unsyiah, dengan judul penelitian, “Analisis Gaya Bahasa
dalam Album Sabda Alam Karya Chrisye.” Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015.
Penelitian yang juga meneliti hal yang sama dengan judul yang berbeda pernah diteliti
Saputro dengan judul, “ Gaya Bahasa Kiasan dalam Kumpulan Lagu Fiersa Besari.”
Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2019. Penelitian Yoyok Cahyo Saputro
mengangkat masalah jenis gaya bahasa kiasan yang terkandung dalam lirik lagu Fiersa
Besari secara acak, sedangkan dalam penelitian ini penulis mengkaji secara spesifik
gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan dalam album Konspirasi Alam Semesta
Karya Fiersa Besari. Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa penelitian Analisis
5
Gaya Bahasa Retoris dan Kiasan dalam Album Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa
Besari belum pernah diteliti. Oleh karena itu, peneliti mengkaji mengenai gaya bahasa
dengan judul Analisis Gaya Bahasa Retoris dan Kiasan dalam Album Konspirasi Alam
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan yang terdapat
dalam lirik lagu album Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari?
2) Jenis gaya bahasa apa yang dominan terdapat dalam lirik lagu album
3. Tujuan Penelitian
berikut:
1) Menganalisis gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam
4. Manfaat Penelitian
pengetahuan, bagi peneliti berguna untuk mendapat gelar sarjana dan untuk
dapat mengetahu gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam lirik lagu album
Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari. Bagi mahasiswa dan ilmu
pengetahuan, serta diharapkan dapat menjadi salah satu referensi yang sangat
Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu tambahan
puisi.
5. Landasan Teoritis
Gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah
laku, berpakaian, dan sebagainya. Menurut Keraf (2005: 113) gaya bahasa dapat dibatasi
sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan
jiwa dan kepriadian penulis (pemakai bahasa). Gaya bahasa adalah kemampuan dari
7
menimbulkan efek keindahan tertentu yang dimunculkan secara kreatif oleh seorabf
Menurut Karmini (2011:74) gaya bahasa adalah cara pengucapan bahasa dalam
bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek estetik dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal lain yang lebih umum.
Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam sudut pandang. Oleh sebab itu, sulit
diperoleh kata sepakat mengenai pembagian yang bersifat menyeluruh dan dapat
bahasa sejauh ini sekurang-kurangnya dapat dibedakan, pertama, dilihat dari segi
nonbahasa, dan kedua dilihat dari segi bahasanya sendiri. Keraf (2005:115). Menurut
3) Gaya bahasa pertautan. Yang termasuk ke dalam gaya bahasa pertautan adalah
4) Gaya bahasa perulangan. Yang termasuk ke dalam gaya bahasa perulangan adalah
Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata adalah gaya bahasa yang mempersoalkan
kata mana yang paling tepat dan sesuai dengan posisi tertentu dalam kalimat, serta tidak
tepatnya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat.
Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam
menghadapi situasi- situasi tententu. Keraf (2005:117) mengatakan bahwa gaya bahasa
berdasarkan pilihan kata dapat dibedakan atas gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi,
Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang
Gaya bahasa resmi dipakai dalam kesempatan seperti amanat kepresidenan, berita
Negara, khotbah-khotbah, dan lain-lain. Oleh sebab itu, gaya bahasa resmi adalah gaya
penulisan dalam tingkat tertinggi, walaupun sering juga dipergunakan dalam pidato-
Gaya bahasa tidak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan
dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau
kurang formal (Keraf, 2005: 118). Gaya bahasa ini dipergunakan dalam karya-karya
tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik, dalam
perkuliahan, dan sebagainya. Oleh karena itu gaya bahasa tidak resmi juga dikatakan
dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Sering kali sugesti ini
akan lebih nyata kalau diikuti dengan sugesti suara dari pembicara, bila sajian yang
dihadapi adalah bahasa lisan. Keraf (2005:121) mengatakan bahwa gaya bahasa
berdasarkan nada pertama lahir dari sugesti yang dipancarkan oleh rangkaian kata-kata,
sedangkan rangkaian kata-kata itu tunduk pada kaidah-kaidah sintaksis yang berlaku,
maka nada, pilihan kata, dan struktur kalimat sebenarnya berjalan sejajar. Dilihat dari
sudut nada yang terkandung dalam sebuah wacana gaya bahasa berdasarkan nada dibagi
atas:
10
2) Gaya mulia dan bertenaga, gaya ini penuh dengan vitalitas dan energi, dan
bahasa. Yang dimaksud, dengan struktur kalimat di sini adalah kalimat bagaimana
tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut. Menurut
Keraf (2005:124) Ada kalimat yang bersifat periodic, bila bagian terpenting terdapat
diakhir kalimat. Ada kalimat yang bersifat kendur bila bagian penekanan di dalam
mengandung dua bagian kalimat yang kedudukannya sama tinggi atau sederajat. Gaya
1) Klimaks
Klimaks merupakan gaya bahasa yang mengandung urutan- urutan pikiran yang
(Keraf, 2005:124). Pengertian lain juga disampaikan oleh Kosasih (2008:116) yang
11
mengatakan bahwa klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut
Contoh:
2) Antiklimaks
sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-gagasannya diurutkan dari
kurang efektif karena gagasan yang penting ditempatkan pada awal kalimat, sehingga
pembaca atau pendengar tidak lagi memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya
Contoh:
(1) Bapak kepala sekolah, guru-guru, dan murid-murid, sudah hadir di halaman
upacara.
(2) Ketua pengadilan negeri itu adalah orang kaya, pendiam, dan tidak terkenal
namanya.
3) Paralelisme
dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam
bentuk gramatikal yang sama (Keraf, 2005:126). Kesejajaran tersebut dapat pula
berbentuk anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama. Gaya
Contoh:
(1) Baik golongan tinggi maupun golongan yang rendah, harus diadili kalau
bersalah.
(2) Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas.
4) Antitesis
(Keraf, 2005:126).
Contoh :
5) Repetisi
Gaya bahasa repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang
Contoh:
Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya makna yaitu
adakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada
penyimpangan. Bila acuan yang digunakan itu masih mempertahankan makna dasar,
13
maka bahasa itu masih berrsifat polos. Tetapi bila sudah ada perubahan makna, entah
berupa makna konotatf atau sudah menyimpang jauh dari makna denotatifnya, maka
Gaya bahasa yang disebut trope atau figure of speech dalam uraian ini
dibagi atas dua kelompok yaitu, gaya bahasa retoris, yang semata-mata merupakan
penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu, dan gaya bahasa
kiasan yang merupakan penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam bidang
makna.
Retoris adalah gaya bahasa yang menanyakan sesuatu yang jawabannya sudah
pertanyaan retoris adalah gaya bahasa yang banyak dimanfaatkan oleh orator dalam
pertanyaan’ yang dikemukakan itu telah dilandasi oleh asumsi bahwa hanya terdapat
1) Aliterasi
yang sama. Biasanya digunakan dalam puisi, kadang-kadang dalam prosa, untuk
Contoh:
2) Asonansi
Asonansi adalah semacam gaya bahasa perulangan bunyi vocal yang sama.
Biasanya dipergunakan dalam puisi, kadang-kadang juga dalam prosa untuk memperoleh
Contoh:
(1) Aku adalah wanitamu, aku adalah kekasihmu, dan aku adalah kamu.
(2) Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu
3) Anastrof
susunan kata yang biasa dalam kalimat (Keraf, 2005:130). Gaya bahasa semacam ini
Contoh:
4) Apofasis
Contoh:
Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah
menggelapkan ratusan juta rupiah.
5) Apostrof
Apostrof adalah semacam gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari
Contoh:
Hai kamu dewa-dewa yang berada di surga, datanglah dan bebaskanlah kami
dari belenggu penindasan ini.
6) Asindeton
Asindeton adalah gaya bahasa yang berupa acuan yang bersifat padat dan
mampat dimana beberapa kata, frasa atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan
Contoh:
7) Polisendenton
asindenton (Keraf, 2005:131). Jika gaya bahasa asindenton adalah pelepasan kata
16
hubung atau acuan yang tidak dihubungkan dengan kata hubung, maka polisendenton
kebalikan dari hal tersebut, yaitu acuan yang menggunakan kata hubung.
Contoh:
Dan ke manakah burung-burung yang gelisah, (dan) tak berumah, (dan) tak
menyerah pada gelap, (dan) dingin yang bakal merontokkan bulu-bulunya?
8) Kiasmus
Kiasmus adalah semacam acuan atau gaya bahasa yang terdiri dari dua
bagian, baik frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang, dan dipertentangkan satu
sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan
Contoh:
Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk
melanjutkan usaha itu.
9) Elipsis
Ellipsis adalah suatu gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur
kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh
Contoh:
10) Eufemismus
Contoh:
11) Litotes
Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu
dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal yang dinyatakan kurang dari keadaan
Contoh:
dari yang logis, kebalikan dari sesuatu yang wajar (Keraf, 2005:133).
Contoh:
kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran
atau gagasan (Keraf, 2005:133). Suatu acuan disebut pleonasme bila kata yang
berlebihan itu dihilanhkan, artinya tetap utuh. Sebaliknya, acuan itu disebut tautology
kalau kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata
yang lainnya.
18
Contoh:
(1) Saya telah melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri
(pleonasme).
(2) Ia tiba pukul 20.00 malam waktu setempat (tautologi).
14) Perifrasis
Perifrasis adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata lebih banyak dari
yang diperlukan (Keraf, 2005:134). Dengan kata lain perifrasis adalah semacam
pemubaziran kata.
Contoh:
15) Prolepis
mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan
Contoh:
(1) Pada pagi yang naas itu, ia mengendarai sebuah sedan biru.
(2) Pesawat yang sial itu, jatuh di gunung Salak.
16) Erotesis
tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang mendalam dan penekanan yang wajar
Contoh:
17) Koreksio
Contoh:
Sudah empat kali saya mengunjungi daerah itu, ah bukan, sudah lima kali.
18) Hiperbol
Contoh:
19) Paradoks
dengan fakta fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik
Contoh:
20) Oksimoron
untuk mencapai efek yang bertentangan atau dapat juga dikatakan gaya bahasa yang
Contoh:
persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu hal yang lain. Berarti mencoba
menemukan ciri-ciri yang menunjukan kesamaaan antara kedua hal tersebut. Pada
umumnya kiasan dianggap hanya digunakan pada karya sastra dalam bentuk lirik lagu.
Perihal lirik lagu merupakan karya sastra yang diciptakan sama dengan puisi dan
didalamnya terdapat berbagai bahan kiasan. Sehingga secara tidak langsung kiasan
dianggap dapat ditemukan dalam berbagai bentuk penggunaan bahasa. Jenis-jenis gaya
bahasa kiasan:
sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara
21
eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan,
Contoh:
2) Metafora
Metafora adalah analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi
dalam bentuk yang singkat (Keraf, 2005:139). Metafora sebagai perbandingan langsung
tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebaginya, sehingga pokok
Contoh:
Alegori, Parabel, dan Fabel adalah suatu cerita singkat yang mengandung
kiasan. Bila seuah metafora mengalami perluasan, maka ia dapat berwujud alegori,
parable atau fable. Perluasan ketiga bentuk ini akan mengandung ajaran-ajaran moral
dan sering sukar dibedakan suatu dari yang lain. Makna kiasan ini harus ditarik dari
bawah permukaan ceritanya. Dalam alegori, nama-nama pelakunya adalah abstrak, serta
tujuannya selalu jelas tersurat. Parabel adalah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh
biasanya manusia, yang selalu mengandung tema moral. Fabel adalah suatu metafora
makhluk yang tidak bernyawa bertindak seolah sebagai manusia. Tujuan fable seperti
22
parable adalah menyampaikan ajaran moral atau budi pekerti. Fabel menyampaikan
suatu prinsip tingkal laku melalui analogi yang trnansparan dari tindak-tanduk binatang,
Contoh:
(1) Ular yang mendesis merisik dengan warna kulit indah mengejarku, bahkan
sampai dalam mimpi.
4) Personifikasi
mati atau barang- barang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan
Contoh:
(1) Angin yang meraung ditengah malam yang gelap menambah lagi ketakutan
kami
(2) Kulihat bulan itu tersenyum kearahmu.
5) Alusi
Contoh :
6) Eponim
Eponim adalah suatu gaya di mana seseorang yang namanya begitu sering
dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat
7) Epitet
Epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau cirri yang
khusus dari seseorang atau sesuatu hal. Keterangan itu adalah suatu frasa deskripstif
yang menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau nama barang. (Keraf,
2005:141).
Contoh:
8) Sinekdoke
dimaksud adalah keseluruhan bagian atau sebaliknya. Sinekdoke terbagi atas pars
prototo (sebagian untuk seluruh bagian) dan totum pro parte (keseluruhan untuk
Contoh:
(1) Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp. 1000,- (pars prototo)
(2) Malaysia membawa piala kemenangan setelah menggulung Thailand
(totum pro parte).
9) Metonimia
Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan merek atau atribut untuk
menyebut suatu benda (Waridah, 2013:340). Metonimia dengan kata lain adalah
penyebutan nama barang yang mempunyai pertalian erat seperti penemu atau pemilik
dari barang tersebut, pemilik untuk barang yang dimiliki, akibat untuk sebab, sebab
Contoh:
10) Antonomasia
Contoh:
11) Hipalase
dipergunakan untuk menerangkan sebuah kata, yang seharusnya dikenakan pada sebuah
Contoh:
(1) Ia berbaribg di atas sebuah bantal yang gelisah ( yang gelisah adalah
12) Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu maksud menggunakan kata-
kata yang berlainan atau bertolak belakang dengan maksud tersebut, (Waridah,
2013:336). Ironi bisa juga berarti penyataan makna yang bertentangan dengan maksud
untuk menyindir.
25
Contoh:
13) Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa berupa sindiran yang berbentuk kesangsian cerita
Contoh:
14) Sarkasme
Sarkasme adalah gaya bahasa yang berisi sindiran kasar, lebih kasar dari
sinisme dan ironi (Waridah, 2013:336). Gaya bahasa sarkasme banyak mengandung
acuan yang lebih kasar dari ironi. Ia lebih banyak mengandung kepahitan atau celaan
Contoh:
15) Ineundo
sebenarnya. ia menyatakan kritik dengan sugesti yang tidak langsung dan sering
tampaknya tidak menyakitkan hati kalau dilihat sambil lalu (Keraf, 2005:144).
Contoh:
(1) Setiap kali ada pesta, pasti dia akan sedikit mabuk karena terlalu
kebanyakan minum.
26
6. Metode Penelitian
deskripsi, penjernihan, dan penenpatan data pada konteksnya masing-masing dan data
tersebut dalam bentuk kata kata. Penggunaan metode ini bertujuan mendeskripsikan dan
menganalisis lirik lagu pada album Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari.
berupa deskriptif kata, kalimat, paragraf, dan hasil analisis tidak berupa angka-angka
fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Dengan metode ini dapat dijelaskan,
dideskripsikan, dan dikaji gaya bahasa yang terdapat dalam album Konspirasi Alam
Penelitian lirik lagu pada album Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari
merupakan jenis penelitian sastra. Ratna (2004:19) mengatakan bahwa penelitian sastra
memerlukan metode yang memadai, yakni metode yang ilmiah. Keilmiahan penelitian
sastra berkaitan dengan penelitian tentang konsep sastra, yang meskipun bersifat
Sumber data penelitian ini adalah album Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa
Besari. Album ini dirilis pada tanggal 29 Oktober 2015 oleh Fiersa Besari. Sedangkan
data penelitian ini yaitu lirik-lirik lagu dalam album tersebut. Adapun judul-judul lagu
dalam album Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari adalah sebagai berikut:
(2) Kau
(5) Rumah
(6) Bandung
(10) Nadir
(13) Lembayung
(14) Epilog
28
Dokumentasi menurut Sugiyono (2011:329) adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
mengumpulkan data-data yang berupa lirik-lirik dalam album Konspirasi Alam Semesta
karya Fiersa Besari. Selanjutnya lirik-lirik lagu tersebut akan dianalisis dengan cara
1) Membaca dan memahami lirik-lirik lagu dalam album Konspirasi Alam Semesta
2) Mendeskripsikan data dengan cara menulis atau mencatat data yang diperoleh
3) Mengidentifikasi gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan pada lirik-lirik lagu
ke dalam pola, dan klasifikasi data. Penafsiran data memberikan arti yang signifikan
pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif.
1) Mendeskripsikan data.
2) Menganalisis gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan yang terdapat di dalam
lirik-lirik lagu pada album Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari.
3) Mengelompokan gaya bahasa yang terdapat dalam lirik-lirik lagu pada album
album Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari untuk mengetahui gaya
4) Menyimpulkan hasil analisis gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu pada