TEMA : Kekeluargaan
PARA TOKOH DAN PENOKOHAN:
Nenek
datang.
Saya akan terus menangis. Biar geledek menyambar saya tetap menangis.
Kakek
Saya memang pintar berkhayal. Setiap kali saya menonton saya selalu mengkhayalkan
Pesuruh
Tuan besar sering menceritakan perihal nyonya kepada saya. Dan ketika saya tahu
nyonya datang, segera saya buatkan minuman itu. Selamat minum nyonya.
Terus terang sudah dua kali, nyonya.
Ayo lita nonton ikan.
Joni dan Meli dan Feri masuk ke dalam.
Ya, saya dan anjing saya sakit. Setiap kali saya sakit anjing saya juga ikut sakit. Saya
agak senang karena sekarang saya agak sembuh, tetapi Bison agak parah sakitnya.
Terima kasih (Sambil pergi) Bisonku.
muncul Sopir Arba membawa beberapa koper dan tas meletakkan di sana, tidak lama
Novia
melihat
: penasehat
Novia, apakah kau tidak pernah memperhatikan baik-baik betapa jernih mata anak-
Meli
Feri
Vita
Icih
AMANAT
Drama yang diciptakan Arifin ini sangat mempunyai pesan moral yang tinggi, menyikapi
banyaknya sebuah kata perceraian yang terjadi dewasa ini yang didasari oleh perasaan cemburu,
hal sepele yang tentunya tidak perlu lagi ada dalam kalimat rumah tangga. Banyak asumsi yang
mengatakan, bahwa sebuah pernikahan ibarat seperti sebuah mainan saja oleh sebagian besar
orang yang tentunya tidak memiliki keseriusan dalam menjalani bahtera rumah tangganya. Peran
seorang saudara atau orang tua kerap kali dapat menyelamatkan sebuah pernikahan, namun
apakah yang terjadi jika tidak ada orang tua atau pun saudara? Apakah perceraian akan tetap
terjadi.
Kuncinya adalah pada diri kita, sebagai manusia tentu bersinggungan dengan orang jelas
terjadi, namun bagai mana kita menyikapi akan hal yang tentunya tidak perlu kita rasakan
kepada orang-orang yang kita sayangi. Pikirkan lah dalam segalah hal yang akan terjadi jika
sebuah perceraian terjadi, terlebih jika dalam rumah tangga itu telah memiliki anak yan tidak
tahu pasti tentang masalah yang dialami kedua orang tuanya. Beban psikis tentunya akan benar
benar dirasakan oleh anak walau secara fisik mereka tidak memperlihatkan itu semua. Yang
paling serius adalah sebuah tindakan yang tidak tepat saat memilih jalan.
Dari hari demi hari perceraian banyak terjadi, mulai dari rasa cemburu yang belum tentu
kebenarannya, dengan emosi saat menyelesaikan, yang ada hanyalah saling baku lontar
kejelekan pasangan, lalu bagai mana dengan ucapan-ucapan manis mereka sebelum menikah?
Apakah mereka akan menjilat lagi itu semua. Setidaknya bukan hanya diperuntukan bagi yang
sudah menikah saja. Kita yang belum menikah tentunya bisa menjadi modal dasar kita untuk
lebih siap dan hati-hati dalam memilih seorang pasangan hidup. Tidak hanya manis dimuka, tapi
cobalah menjadikan hidupmu manis disetiap waktuanya. Agar kata-kata perceraian tidak lagi
terucap di kemuadian hari.
Jika kita mengintip kisah cinta di novel yang dimana didalamnya terdapat sebuah cinta
yang begitu setianya hingga melahirkan keluarga yang begitu bahagia, alangkah indahnya dan
bahagia kita melihat itu, tidakkah kita ingin seperti dalam cerita itu? Menjalani hidup dengan
perasaan saling percaya, hingga maut yang memisahkan keduanya.
Pengarang mengharapkan adanya kesadaran dari individu tentang cara untuk menanggapi
sebuah permasalahan dalam rumah tangga, harus dengan pemikiran yang mantap sebelum
memutuskan suatu keputusan, kita dilatih menahan sebuah emosi dalam menyelesaikan
persoalan. Banyak dari sebuah hubungan termasuk dalam rumah tangga yang mengalami
kebuntuan dalam memecahkan masalahnya,
Arifin C. Noer Lahir tanggal 10 maret 1941, dari keluarga tukang sate di Cierbon, Jawa
Barat. Ia meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1995 di Jakarta. Slah seorang Sutradara Teater
terkemuka ini juga handal sebagai penulis drama. Karya-karya monumentalnya seperti : Kapaikapai, Sumur Tanpa Dasar, Mega-mega, Dalam bayangan Tuhan dan lain-lain, banyak
dipentaskan oleh berbagai kelompok Teater, baik di dalam maupun di luar Negri. Kariernya
sebagai penulis lakon dimulai sejak menjadi mahasiswa di Surakarta. Ketika itu ia aktif dalam
group Teater Muslim pimpinan Muhamad Dipenogoro, dan ia pun dikenal pernah bergabung
dengan Rendra.
Sebagai penulis naskah dan sutradara Teater, Arifin merupakan fenomena yang menarik
dalam khasanah perkembangan teater modernIndonesia. Selain giat mengembangkan apa apa
yang disebutnya teater eksperimental, Arifin juga menjadikan kekayaan teater tradisi Indonesia
sebagai sumber kreativitas. Maka, tak ayal banyak pengamat yang mengatakan bahwa teater
Arifin adalah teater modern Indonesia yang meng- Indonesia.
Dunia film mulai dirintisnya dengan menjadi suradara film yang Suci Sang Primadonna
pada tahun 1977, setelah sebelumnya ia dikenal sebagai penulis skenario. Dengan modal bakat
menyutradarai dan menulis naskah yang luar biasa, dunia Filmpun memberi prestasi dengan
menyabet piala Citra diantaranya lewat Film : Taxi dan Serangan Fajar. Film-filmnya, selain
menarik secara tematik dan artistik juga ada yang sangat digemari masyarakat, yaitu :
Pemberontakan G. 30. S. PKI dan Taxi. Adapun Film-filmnya yang lain adalah: Yuyun Pasien
Rumah Sakit Jiwa, Harmonikaku, Biarkan Bulan Itu, Bibir Mer dan sinetron antara lain : Sebuah
Pintu Sebuah Kalbu, Bulan Dalam Baskom dan Keris.
Selain sebagai penulis naskah dan sutradara teater dalam film, Arifin C. Noer adalah
pendiri Teater Ketjil, pemikir kesenian dan sarjana sosial. Ia menerima SEA Writer Award dari
Thailand serta menjadi penceramah dan memberikan workshop teater di dalam maupun luar
negri. Pada tahun 1972, ia menerima anugerah seni dari pemerintah Republik Indonesia.