Anda di halaman 1dari 16

I.

STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF


1. Glipizide

Pemerian : Kristal putih atau serbuk hampir putih.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan alkohol; sangat sedikit larut dalam
aseton
dan diklorometana. Larut dalam larutan alkali hidroksida.

Penyimpanan : Simpan dalam wadah kedap udara dan terlindungi dari cahaya.

Golongan : Antidiabetes golongan sulfonilurea.

Indikasi : Diabetes Mellitus tipe 2

Susut Pengeringan : Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada
suhu 100 derajat celcius

Susut Pemijaran : Tidak lebih dari 0,4%

Dosis : Dosis awal yang biasa adalah 2,5 hingga 5 mg sehari diberikan sebagai
dosis tunggal sekitar 30 menit sebelum sarapan. Dosis dapat disesuaikan
dengan interval beberapa hari 2,5 hingga 5 mg setiap hari, hingga
maksimum 20 mg/hari. Dosis yang lebih besar dari 15 mg sehari
diberikan dalam dua dosis terbagi sebelum makan.

Farmakokinetika : Glipizide mudah diserap dari saluran gastrointestinal dengan


konsentrasi plasma puncak terjadi 1 hingga 3 jam setelah pemberian
dosis tunggal. Glipizide sangat terikat protein plasma dan memiliki
waktu paruh sekitar 2 hingga 4 jam. Glipizide dimetabolisme terutama
di hati dan dikeluarkan terutama di urin, sebagian besar sebagai
metabolit tidak aktif.

1
II. JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN
1. Bahan Pengisi
No Bahan Karakteristik Karakteristik Keterangan lain Fungsi
. Fisik Kimia
1. Avicel Pemerian: Titik leleh: Inkompatibilitas Adsorben,
kristal putih, 260-270oC : inkompatibel suspending
tidak berbau, Kerapatan: dengan agen agent, diluen
tidak berasa, 1,512-1,668 pengoksidasi tablet dan
serbuk terdiri g/cm3 kuat. kapsul,
dari partikel Kelarutan: Stabilitas: disintegran
berpori. Sedikit larut stabil walaupun tablet.
Kelembaban: dalam 5% merupakan Digunakan
Mikrokristali b/v larutan bahan yang terutama
n selulosa natrium higroskopis. sebagai
bersifat hidroksida; Penyimpanan: pengikat/diluen
higroskopis. praktis tidak serbuk disimpan dalam
Flowability = larut dalam dalam wadah formulasi
1,41 g/s air, asam tertutup rapat tablet dan
encer, dan pada tempat kapsul dimana
pelarut yang sejuk. metodenya
organik. menggunakan
proses
granulasi basah
dan kompresi
langsung.
Selain
penggunaanny
a sebagai
pengikat/diluen
, bisa juga
digunakan
sebagai

2
lubrikan dan
disintegrant.
Adsorbent (20-
90%),
antiadheren (5-
20%), pengikat
kapsul/diluen
(20-90%),
disintegran
tablet (5-15%),
pengikat
tablet/diluen
(20-90%).
2. Lactose Pemerian: Titik lebur: Inkompatibiltas: Fungsi =
Monohydrat partikel 201–202oC Reaksi Pembawa dry
e kristal putih Kerapatan: kondensasi tipe powder
atau bubuk. 1.545 g/cm3 Maillard inhaler;
Laktosa tidak (α-lactose mungkin terjadi lyophilization;
berbau dan monohydrate antara laktosa pengikat tablet;
sedikit terasa ) dan senyawa tablet dan
manis; α- Kelarutan: dengan diluen kapsul;
laktosa tidak larut kelompok pengisi tablet
sekitar 20% dalam eter, amina primer dan kapsul.
manis kloroform, untuk Aplikasi:
sukrosa, alkohol. membentuk Laktosa
sementara β- Larut dalam warna coklat, banyak
laktosa 1:5,24 atau produk digunakan
adalah 40% bagian air. berwarna sebagai pengisi
manis kuning dan diluen
sukrosa. kecoklatan. dalam tablet
Kelembaban: Interaksi dan kapsul.
Laktosa Maillard juga Laktosa juga
monohidrat telah terbukti digunakan

3
mengandung terjadi antara sebagai
sekitar 5% laktosa dan pembawa dry
w/w kristal amina sekunder. powder
air dan Laktosa juga inhaler.
biasanya inkompatibel Biasanya, fines
memiliki dengan asam laktosa (yang
rentang amino, sangat halus)
normal 4.5– amfetamin, dan digunakan
5,5% air. lisinopril. dalam
Stabilitas: pembuatan
Pertumbuhan tablet dengan
jamur dapat metode
terjadi di bawah granulasi basah
kondisi lembab karena ukuran
(80% halus
kelembaban memungkinkan
relatif dan di pencampuran
atasnya). bahan yang
Laktosa dapat lebih baik
berubah warna dengan yang
menjadi coklat lain dan
pada menggunakan
penyimpanan, pengikat lebih
reaksi efisien.
dipercepat oleh
hangat, kondisi
lembab.
Penyimpanan:
Laktosa harus
disimpan dalam
wadah tertutup
baik dan tempat
yang sejuk.

4
3. Starch Pemerian: pH: Inkompatibiltas: Fungsi:
Tidak berbau dalam Inkompatibel Diluen tablet
dan tidak kisaran 4,0– dengan zat dan kapsul;
berasa, halus, 8,0 dalam pengoksidasi tablet dan
putih sampai air. kuat. kapsul
putih serbuk. Kelarutan: Mengalami disintegrant;
Flowability: Praktis tidak perubahan binder tablet;
Pati larut dalam warna jika agen pengental.
komersial etanol dingin terdapat Aplikasi:
umumnya (96%) dan senyawa digunakan
kohesif dan air dingin. yodium. sebagai
memiliki Stabilitas: pengikat,
karakteristik stabil jika diluen, dan
sifat alir yang terlindung dari disintegrant.
jelek. Sifat kelembaban Konsentrasi
alir sangat tinggi. Larutan pati 3–10% b/b
bergantung atau pasta pati dapat bertindak
pada kadar secara fisik sebagai
air, dan tidak stabil dan antiadheren
pengeringan mudah dan pelumas
dapat dimetabolisme dalam tablet
menghasilkan oleh dan pengisian
bahan yang mikroorganisme kapsul. Dalam
memiliki sifat . formulasi
alir yang Penyimpanan: tablet, pasta
bagus. dalam wadah pati yang baru
Kelembaban: kedap udara dan dibuat
Semua pati tempat yang digunakan
bersifat sejuk. pada
higroskopis konsentrasi 3–
dan 20% b/b
menyerap (biasanya 5-
kelembaban. 10%,

5
tergantung
pada jenis pati)
sebagai
pengikat untuk
granulasi
basah. Pati
adalah salah
satu
disintegrants
tablet yang
paling umum
digunakan di
konsentrasi 3–
25% b/b,
biasanya
adalah 15%.
Bahan yang dipilih:
Avicel-Laktosa Monohydrate.
Alasan Pemilihan:
Laktosa monohydrate merupakan polimer larut air (larut dalam 1:5,24 bagian air). Bahan
aktif yang digunakan (glipizide) merupakan bahan yang tidak larut air. Oleh karena itu,
untuk membantu kelarutan glipizide, digunakan laktosa monohydrate. Digunakan
kombinasi avicel-laktosa monohydrate karena avicel memiliki sifat alir yang baik,
sedangkan laktosa monohydrate sifat alirnya kurang baik. Kombinasi tersebut diharapkan
dapat memperbaiki sifat alir laktosa monohydrate saat proses pengempaan tablet.

6
2. Bahan Penghancur

No. Bahan Karakteristik Karakteristik Inkompatibilitas Keterangan


Fisik Kimia Lain
1. Starch Pati/ amilum tidak Praktis tidak Pati 3-15 %,
berbau dan berasa, larut dalam inkompatibilitas merupakan
halus, serbuk/ etanol dingin dengan zat disintegran
bubuk berwarna (95%) dan pengoksidasi yang paling
putih, dimana dalam air kuat. umum
terdiri dari butiran dingin digunakan.
bulat atau bulat Pemakaiannya
telur sangat kecil. disesuaikan
dengan jenis
starch, tekanan
pengempaan,
dan kandungan
air massa cetak
2. Metil Serbuk atau Larut dalam Inkompatibel Sebagai
Selulosa granul yang air dingin dengan disintegran
berwarna putih. tetapi tidak aminakrin digunakan 2-
Praktis tidak larut dalam hidroklorida, 10%
berbau dan tudak air panas. klorokresol,
berasa. Sebaiknya Tidak larut raksa klorida,
dismpan dan dalam eter, fenol,
diberi penandaan alkohol, resorsinol,asam
sesuai dengan tipe kloroform, tanat, perak
viskositas. dan larutan nitrat,
jenuh garam. setilpiridinium
Larut dalam korida, asam p-
asam asetat hidroksibenzoat,
glasial dan asam p-
dalam aminobenzoat,
campuran metilparaben,
alkohol dan propilparaben
kloroform dan butil
dengan paraben. Garam
perbandingan dari asam
sama. mineral, fenol,
dan tannin akan
mengkoagulasi
larutan
metilselulosa,
hal ini dapat
dicegah dengan
penambahan
etanol (95%)
atau diasetat
glikol.

7
3. Sodium Serbuk yang Larut inkompatibel Konsentrasi
starch memiliki laju alir sebagian di dengan asam yang biasa
glycolate baik, putih sampai dalam etanol akorbat digunakan di
agak putih, tidah (95%), dalam
berbau dan tidak praktis tidak formulasi tablet
berasa. larut air. adalah antara 2-
8% dengan
konsentrasi
optimum 4%.,
walaupun
dalam banyak
kasus, 2%
sudah cukup.
Bahan yang dipilih:
Sodium Starch Glycolate

Alasan Pemilihan Bahan:


Merupakan low subtitued carboxymethyl starch yang mempunyai sifat sifat disintegrant
yang baik, dimana daya mengembangnya hingga 200-300x. Sering digunakan karena
kemampuannya yang baik dan biasa digunakan untuk formulasi oral, memiliki sifat
nontoksik dan non iritant.

8
3. Lubrikan

No. Bahan Karakteristik Karakteristik Inkompatibilitas Keterangan


Fisik Kimia Lain
1. Sodium Granul putih, atau Pada suhu Incomp dengan Konsentrasi
Benzoat cristalme, bersifat 25°C dalam komponen lubrikan 2-5%
higroskopik etanol 95% guarter, gelatin,
dalam bentuk (1:75), etanol garam feri,
serbuknya, tidak 90% (1:50), garam kalsium
berbau atau air (1: 1,8) dan garam dari
memiliki bau dan (1:1,4 heavy metalis
seperti pada suhu termasuk silver,
benzoatnya, 100°C) leab dan menty.
memiliki rasa Activitas
yang tidak manis preservative
mungkin jarang
jika berinteraksi
dengan kaolin
ataupun
sufaktan non
ionik.
2. Sodium Serbuk atau Ø Sangat Natrium lauryl Lubrikan 1-2%
Lauril hablur, putih atau larut dalam sulfate bereaksi Larutan SLS
Sulfat kuning pucat, bau air dengan korosif pada
lemah dan khas. Ø Larutan surfaktan pH 9,5-10
berkabut kationik,
Ø Larut menyebabkan
sebagian hilangnya
dalam etanol aktivitas bahkan
(95%) p dalam
konsentrasi
terlalu rendah
dapat
menyebabkan
presipitasi. Pada
pH 9,5-10,0
Natrium Lauryl
Sulfat agak
korosif terhadap
baja ringan,
tembaga,
kuningan,
perunggu, dan
aluminium.
Natrium Lauryl
Sulfate juga
tidak kompatibel
dengan beberapa

9
garam alkaloid
dan presipitat
dengan garam
potassium.
3. Magnesium Magnesium Praktis tidak Inkompatibel Lubrikan
stearat stearat merupakan larut etanol, dengan asam dalam kapsul
senyawa etanol 95%, kuat, basa kuat dalam tablet
magnesium eter, dan air. dan garam besi. sejumlah ¼-
dengan campuran Sedikit larut Hindari 5%
asam-asam dalam benzen pencampuran
organik padat hangat dan dengan bahan
yang etanol 95% pengoksidasi
diperoleh dari hangat. kuat. Mg-stearat
lemak, terutama tidak dapat
terdiri dari digunakan dalam
magnesium sediaan yang
stearat dan mengandung
magnesium aspirin, beberapa
palmitat dalam vitamin dan
berbagai sebagian besar
perbandingan. garam alkaloid.
Berupa serbuk
halus putih
dan voluminous,
bau lemah khas,
mudah melekat di
kulit, bebas dari
butiran.
Tahan terhadap
pemanasan (117-
150 derajat
celcius)
Bahan yang dipilih: Mg Stearat
Alasan pemilihan bahan:
Tidak bersifat korosif seperti SLS. Magnesium stearate non toksik dan dapat
mempengaruhi sifat fisik campuran bahan baku dan tablet. Magnesium stearat sebagai
bahan pelicin yang mempunyai sifat hidrofob dan bisa mempengaruhi sifat-sifat tablet
seperti keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur, sehingga didapat
tablet yang lebih baik jika kosentrasi tepat.

10
4. Bahan Pengawet
No. Bahan Karakteristik Karakteristik Inkompatibilitas Keterangan
Fisik Kimia Lain
1. Nipagin Kristal, tidak Larut dalam Inkompatibel Stabil pada pH
berwarna/serbuk etanol 1:2 , dengan bahan 3-6 pada
Kristal, putih, larut dalam surfaktan larutan, BJ :
tidak berbau ester 1:10 , nonionic seperti 1.352 g/cm3,
berasa seperti larut dalam polisorbat 80, Efektif
terbakar glycerin 1:60 dan zat lainnya golongan
, larut dalam seperti paraben pada
propilen magnesium spectrum yang
glikol 1:5 , trisilicate, talk, luas. Dengan
larut dalam tragacanth adanya
air 1:400 ; kombinasi
1:50 dalam dengan
suhu 50oC ; golongan
1:30 dalam paraben lainnya
suhu 80oC. dapat
meningkatkan
efektivitas
pengawetan
2. Nipasol Kristal putih, Larut dalam Inkompatibel BJ : 1.288
tidak berbau, dan etanol 1:1,1 , Mg alumunium, g/cm3, TD 295
o
tidak berasa larut dalam silikat, C, pH 4-8
etanol 95% magnesium
1:5.6 , trisilikat
gliserin 1:250 mengurangi efek
, dalam air bahan
1:4350 dalam
suhu 15oC
3. Na Granul Larut dalam Inkompatibel BJ : 1.497-
Benzoat putih/Kristal, air 1:1.8 , dan dengan gelatin, 1.527 g/cm3,
higroskopis, tidak 1:1.4 dalam garam ferric, TD 248oC, pH
berbau 100oC garam kalsium, 8.0
dan garam
logam berat

Bahan yang dipilih: Nipagin dan nipasol


Alasan pemilihan bahan:
Karena jika kedua bahan ini dikombinasikan akan menghasilkan sifat antimikroba yang
lebih kuat dibandingkan dengan Na Benzoat dan memiliki spektrum antibakteri yang lebih
luas.

11
5. Bahan Pengikat

No. Bahan Karakteristik Karakteristik Inkompatibilitas Keterangan


Fisik Kimia Lain
1. HPMC Tidak berbau, .larut dalam Inkompatibel pH 5-8,
tidak berasa, air dingin, dengan digunakan
berwarna putih, praktis tidak oxidizing agent, sebagai bahan
granular serbuk arut pada air garam metalik pengikat
panas, atau organic dengan
kloroform, ionik konsentrasi
etanol 95%, 2%-5%
dan eter. Lart
dalam
campuran
etanol dan
diklorometana
serta
campuran air
dan alcohol.
2. PVP Hablur, berwarna Praktis larut Inkompatibel pH 3-7; sifat
putih hingga di air, asam, dengan alir 20 g/s pada
krim-putih, tidak kloroform, pengawet povidone K15
berbau, sangat etanol 95%, tertentu seperti serta 16 g/s
higroskopis keton, thimerosal pada povidone
methanol; K29/32;
praktis tidak povidone
larut di eter, sangat
hidrokarbon, higroskopis
dan minyak.
Kelarutan di
air
bergantung
pada nilai K

Alasan pemilihan bahan:


Dipilih HPMC terutama HPMC tipe K. Bahan aktif tidak larut air sehinggan untuk
mempercepat pembahasan diperlukan eksipien yang bersifat hidrofilik yang akan
meningktakan kontak dengan medium sehingga menignktakan kecepatan pelarutan. Diilih
tipe K karena laju hidrasinya lebih cepat. Sedangkan pada PVP kelarutan di dalam air baik
tetapi sifatnya yang snagata higroskopi sehingga dimungkinkan terjadinya aglomerasi
partikel yang terlalu sehingga untuk pelepasan obat lebih lama.

12
III. FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN
Bobot tablet yang dipilih: 120 mg

Jumlah
Bahan Fungsi % Bahan 1 tablet 1000 tablet
(120 mg) (120 gram)
Glipizide Bahan Aktif 4,16% 5 mg 5 gram
Laktosa Pengisi 54,3% 65,2 mg 65,2 gram
Monohidrat
Avicel Ph 101 Pengisi 23,32% 27,98 mg 27,98 gram
HPMC K15 Pengikat 3% 3,6 mg 1,8 gram
Mg Stearat Lubrikan 5% 6 mg 600 mg
Sodium Starch Penghancur 4% 4,8 mg 480 mg
Glycolate
Nipagin Pengawet 0,2% 0,24 mg 240 mg
Nipasol Pengawet 0,02% 0,024 mg 24 mg
Aquadest Pelarut 6% 0,0072 ml 3,6 ml

Metode Pembuatan yang Dipilih: Granulasi Basah


Alasan:
Bahan aktif glipizide tahan terhadap pemanasan, memiliki dosis yang kecil serta sifat alir yang
buruk, sehingga dipilih metode granulasi basah.
Metode granulasi basah cocok untuk pembuatan tablet glipizide ini, selain itu granulasi basah
memiliki kelebihan yaitu memerlukan waktu yang lebih singkat dan tahapan yang sederhana
jika dibandingkan dengan metode granulasi kering dan memiliki tingkat kerapuhan yang lebih
rendah (tablet lebih kuat) jika dibandingkan dengan metode pembuatan kempa langsung
sehingga kemungkinan tablet mengalami kerusakan saat distribusi dan penyimpanan dapat
diminimalisir.

13
IV. METODE PEMBUATAN

Disiapkan semua alat dan bahan

Diayak glipizide, laktosa monohidrat, Pada tempat yang berbeda, panaskan


avicel ph 101 melalui pengayak aquadest hingga suhu 80 ºC
ukuran 250 𝜇𝑚 dan primogel dengan
pengayak 500 𝜇𝑚
Tambahkan nipagin dan nipasol, aduk
hingga larut. Dinginkan hingga suhu
Dicampur selama 30 menit hingga 50 ºC
homogen
Tambahkan HPMC K15 dan aduk
kuat-kuat hingga terbentuk pasta
lembut tanpa jendalan. Dinginkan
Campuran (1) hingga suhu ruangan

Campuran (2)

Dicampur campuran (2) kedalam campuran (1)


hingga terbentuk massa basah

Masukkan ke dalam loyang oven, dan keringkan


dalam oven pada suhu 60ºC selama semalam
hingga didapat hasil uji kelembapan tidak lebih
dari 2,5%

Ayak magnesium stearate dengan pengayak


ukuran 250 𝜇𝑚

14
Tambahkan mg stearat ke dalam granul. Campur
selama 2 menit

Kompresi granul hingga membentuk tablet 120


mg menggunakan punch ukuran 6mm

15
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Niazi, Sarfaraz. 1949. Hanbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Compressed


Solid Products. Illinois: Pharmaceutical Scientist Inc.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th.
Washington: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.

16

Anda mungkin juga menyukai