DISUSUN OLEH :
1. GUSTIA MEGA NANDA (19143010
2. MARISA YUSRO ASRI (1914301069)
3. SELPI TIARA (19143010
4. LATANIYA AULIA (19143010
5. ALFIATURAHMI (19143010
6. MALA SARI (19143010
7. NESSIE NINA AZALIA (19143010
8. EVITHA (19143010
9. SINTA RIZQIANI (19143010
10. FENI MELIANI (19143010
11. SILA RESTU RIA (19143010
12. VERONICA (19143010
13. AMRI WIJAYA (19143010
14. MARDHATILLAH (19143010
15. FEBRY ANI CESARIA (19143010
16. DHIMAS OKTAVIAN (19143010
17. MUHAMMAD ALFAN (1943010
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul ”MACAM MACAM SEDIAAN
OBAT”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Patologi
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Keperawatan. Dalam penulisan dan
menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
dosen mata kuliah, Bapak Al Murhan yang telah memberikan nasihat dan
bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat,
mecampur, memformulasi dan melakukan pembakuan senyawa obat.
Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang digunakan semua
makhluk untuk bagian luar maupun dalam guna mencegah maupun
mengobati penyakit.
Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua
reaksi atau lebih antara obat-obatan dan menimbulkan
ketidakcocokan atau ketidaksesuaian. Sediaan cair atau
suspensi adalah sediaan yang mengandung partikel
tidak larut dalam bentuk halus yag terdispersi ke dalam
fase cair. Inkompatibilitas sediaan cair adalah inkomp
yang terjadi pada sediaan cair seperti larutan.
Inkompatibilitas pada sediaan cair, Inkompatibilitas atau
biasa dikenal dengan OTT (obat tak tercampurakan)
pada sediaan cair biasanya terjadi inkomp secara fisika
ataupun kimia tergantung pada larutan tersebut.
Perubahan yang terlihat seperti larutan yang terjadi
perubahan warna yang tidak diinginkan, Perubahan
warna tak tercampurkannya dengan sediaan galenika,
bahan-bahan tidak dapat bercampur, terbentuk
endapan yang tidak larut, reaksi yang berasal dari
pengaruh zat-zat yang bereaksi asam atau basa, reaksi
yg terjadi karena oksidasi atau reduksi, dan tidak stabil
dalam larutan. Interaksi dapat terjadi antara pelarut
dengan pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat
terlarut dengan zat terlaut.
II. Tujuan
PEMBAHASAN
Cara peyimpanan :
2. TABLET
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa
cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan
mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat
tambahan. ( Berat tablet normal antara 300 — 600 mg ). Sifat :
1) Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.
2) Tidak tepat untuk : - obat yang dapat dirusak oleh asam lambung
dan enzim pencernaan - obat yang bersifat iritatif.
3) Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi
bioavailabilitas bahan aktif.
4) Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat
yang dapat berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat
dihindari
5) Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet
Penyimpanan :
Contoh :
3. KAPSUL
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah
padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang
yang umumnya terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan
dipisahkan dari isinya.
1) Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa
minyak/larutan obat dalam minyak.
2) Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan
terlindung dari sinar matahari.
Contoh : Natur E
3. CREAM
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan
perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa
emulsi 0/W atau emulsi W/O.
Sifat :
Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit
Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung
air dan mudah timbul jamur bila sediaan dibuka segelnya.
Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 Og
4. PASTA
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu
serbuk dalam jumlah besar ( 40 — 60% ), dengan vaselin atau paraffin
cair atau bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol,
mucilage, sabun.
Sifat :
Obat dapat kontak lama dengan kulit
Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut
atau kronik )
Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan
pembawaUntuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula
Contoh : Pasta Lassari
2. SIRUP
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula (
64-66% ).
Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis,
termasuk suspensi oral.
Sifat :
Homogen
Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio.
Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa.
Sirup Kering :
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari
bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali
pelarut. Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan
menjadi bentuk sediaan suspensi.
Sifat :
Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia
lain yang tidak larut dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam
penyimpanan lama.
Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.
Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran
partikel
Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari
pada suhu kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari.
3. SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang
tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya
mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya
dikocok dulu sebelum dipakai.
Sifat :
Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan
manula
Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak
dari Solutio
Volume pemberiannya besar
Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran
partikel yang terdispersi
4. ELIXIR
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk
mengurangi jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti
gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat
dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya
sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai
pengawet atau korigen saporis.
Sifat :
Cocok untuk penderita yang sukar menelan. Karena mengandung
Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak tahan terhadap
Alkohol atau menderita penyekit tertentu
Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk
sediaan sirup.
Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri )
5. TINGTURA
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan
berkhasiat obat mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar
tingtura tumbuhan lain mengandung 20%bahan tumbuhan. Sifat :
Homogen dan bahan obat lebih stabil
Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya
matahari dapat terjadi perubahan fotosintesis
Contoh : Halog 8 ml
6. GARGARISMA
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan.
Contoh : Betadine 190 ml
7. GUTTAE
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
TETES ORAL :
Sifat: :
Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-
anak
Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain
yang sesuai dengan bentuk sediaannya
Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika
antipiretika, vitamin, antitusif, dekongestan.
Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon
TETES MATA :
Sifat :
Harus steril dan jernih
Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal
Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet
TETES TELINGA :
Sifat :
8. LOTION
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit
Sifat :
Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.
Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan
lapisan tipis komponen obat pada permukaan kulit
Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan
pelarut lain yang cocok. Contoh : Tolmicen 10 ml.
BAB III
KESIMPULAN