Anda di halaman 1dari 14

BSO & RUTE PEMBERIAN OBAT

BSO

Definisi : sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan, mengandung satu zat
aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar.

Faktor – faktor pemilihan BSO :

❑ Faktor Penyakit

1. Berat / ringannya penyakit


2. Lokasi penyakit

❑ Faktor Obat

❑ Faktor Penderita : umur, keadaan penderita, keadaan sosial ekonomi penderita

MACAM – MACAM BSO

BSO PADAT

TABLET

sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua
permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan
atau tanpa zat tambahan.

Penggolongan tablet
Berdasarkan metode pembuatan
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
Berdasarkan jenis bahan penyalut
Berdasarkan cara pemakaian
TABLET SALUT

Tablet yang dilapisi bahan tertentu disebut Tablet salut

Tujuannya:

• Meningkatkan stabilitas bahan obat (supaya tidak mudah rusak karenaa


kelembaban,udara, cahaya)
• Menutupi rasa dan bau bahan yg gak enak
• Menghindari penguapan zat/bahan dlm tablet
• Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran
cerna.

(tablet salut film) (tablet salut enteric) (tablet salut gula)


Berdasar cara pemakaian

PULVIS DAN PULVERES


CAPSULE

Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat dengan atau
tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbuat dari gelatin (akan
larut)

Macam – macam

Berdasarkan cangkang Berdasarkan isi


1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ) 1. Isi serbuk : Erythrocin caps, incidal
berisi bahan obat berupa caps.
minyak/larutan obat dalam minyak. 2. Isi cairan : Oleum Chenopodii.
Contoh : nature e
2. Kapsul keras ( Hard Capsule )
3. berisi bahan obat yang kering .
Contoh : cefadroxile

SUPPOSITORIA
Disebut juga "pil taruh". Bentuk sediaan padat yang mengandung obat: cara penggunaan
dengan memasukkannya ke dalam salah satu rongga tubuh.
Contoh:
Suppositoria Analia
Suppositoria Vaginalia
Suppositoria urethralia bacilla, bougies
BSO SETENGAH PADAT
UNGUENTA (SALEP)
Sediaan 1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit dan
tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu, dengan bahan obat yang terkandung harus terbagi
rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum. Umumnya memakai dasar salep
Hidrokarbon ( vaselin album dan vaselin flavum ), dan dasar salep Absorbsi (adeps lanae,
dan lanolin ).
Sifat :
* Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan padat lainnya.
* Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
* Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk dermatosis yang kering
dan kronik serta cocok untuk jenis kulit yang bersisik dan berambut.
* Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh.
Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g , kemicetin salep 2%
GEL
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak dengan
kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak. Pada umumnya menggunakan
bahan dasar larut dalam air ( PEG, CMG, Tragakanta ). Digunakan pada kulit yang peka atau
yang berlendir (mucosa)
Sifat :
* Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
* Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
* Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok untuk
dermatosa kronik
* Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat memberikan efek
sistemik.
* Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g
CREAM
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan perasaan sejuk
bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa emulsi 0/W atau emulsi W/O.
Sifat :
* Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit
* Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan mudah timbul
jamur bila sediaan dibuka segelnya.
* Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
* Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 Og
PASTAE
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk dalam jumlah
besar ( 40 — 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak berlemak yang
dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.
Sifat :
* Obat dapat kontak lama dengan kulit
* Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah ( Sub akut atau kronik )
* Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawa
* Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa yang eksudatif
* Untuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula
Contoh : Pasta Lassari

BSO CAIR
SOLUTIO
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut (homogen stabil)
• Solute : Zat yang terlarut.
• Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :
o Obat homogen dan absobsi obat cepat
o Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang sukar menelan,
anak-anak dan manula
o Volume pemberian besar
o Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan.
o Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah pemanis dan
perasa.
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle, boorwater

SIRUP
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
1. Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-66% ).
2. Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
3. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk
suspensi oral.
Sifat :
- Homogen
- Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio.
Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa.
SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin
stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Sifat :
- Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula
- Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari Solutio
- Volume pemberiannya besar
- Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel yang
terdispersi
* Suspensi obat luar : actinac, caladryl, calamine, lotio calaminae, lotio faberi, lotio
kummerfeldi.
* Suspensi obat dalam : aludonna, calcilimo, enkathrocyn, fenicol, ponstan, kectil.
GARGARISMA DAN COLLUTORIA

GARGARISMA COLLUTORIA
Gargarisma yaitu suatu sediaan berupa Collutoria digunakan di dalam rongga mulut
larutan yang pada umumnya dalam sedangkan gargarisma digunakan sampai
keadaan pekat dan harus diencerkan kedalam tenggorok. Kedua-duanya tidak
dahulu sebelum digunakan (dikumurkan). boleh ditelan. Umumnya sekarang
keduanya terdapat dalam satu obat paten
yaitu “Gargle Mouthwash”.
Contoh : Betadine Gargle and Mouthwash.

ENEMA
Suatu larutan yang dimasukkan ke dalam rectum dan colon untuk
merangsang pengeluaran kotoran, memberikan efek terapi lokal dan
sistemik.
Emulsa (emulsi)
Emulsa adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair
atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa dan
distabilkan dengan emulgator yang cocok. Maksud
penggunaan bentuk emulsa adalah untuk mengurangi rasa
dan bau yang tidak enak dari obat (minyak)nya sendiri yang
seringkali dihindari oleh penderita.

Contoh : scott’s emulsion, Emulsum Olei Iecoris Aselli


compositum.

INHALATIONES
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot melalui hidung atau mulut, atau disemprotkan
dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan dengan menggunakan alat semprot
mekanik. Maksud penggunaan inhalationes adalah untuk melegakan bronkhi dan
penyumbatan pada hidung.

Contoh inhalasi : alupent metered dose aerosol, vibrosil spray, vick inhaler.

AEROSOLUM

Aerosolum adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih


zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, dapat digunakan
untuk obat dalam maupun obat luar. Jika digunakan sebagai obat
dalam atau inhalasi, aerosol diperlengkapi dengan pengatur dosis.
Contoh : Kenacort AQ spray.

GUTTAE (Obat tetes)


Sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi dimaksudkan untuk obat dalam atau obat
luar, digunakan dengan cara meneteskan dan menggunakan penetes.
Macam – macam guttae untuk obat luar :
➢ Guttae Opthalmicae (tetes mata)
➢ Guttae Auricularis (tetes telinga)
➢ Guttae Nasales (tetes hidung)
➢ Guttae Oris (tetes mulut)
INJEKSI
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan
lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
Sifat :
* Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak sadar, atau keadaan
darurat.
* Obat bekerja dengan cepat
* Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung
* Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama atau tidak stabil dalam
larutan
* Harga obat relatif lebih mahal
* Pemberian obat memerlukan spuit injeksi.
RUTE PEMBERIAN OBAT
Rute pemberian obat dipilih tergantung dari : tujuan terapi, sifat obat serta kondisi
pasien. Perlu mempertimbangkan masalah-2 sbb:
a) Tujuan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik
b) Apakah dikehendaki kerja awal obat yang cepat atau masa kerja yang lama
c) Stabilitas obat di dalam lambung atau usus
d) Keamanan relatif dalam penggunaan melalui berbagai rute
e) Rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter
f) Rute pemberian obat yang relatif ekonomis
g) Kemampuan pasien menelan obat melalui oral.

Anda mungkin juga menyukai