Anda di halaman 1dari 91

BENTUK SEDIAAN

ATURAN PAKAI
DAN
RUTE PEMAKAIAN OBAT
DRA. USWATUN CHASANAH,APT
 Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi
obat hingga didapat suatu produk yang siap
untuk diminum atau dipakai oleh penderita
supaya tercapai efek terapi yang diinginkan.

 Bentuk sediaan yang dibuat harus menjamin


- kenyamanan pemakaian,
- stabilitas obat dan
- dosis yang tepat.
Pembagian obat menurut bentuk sediaan
yang lazim diberikan kepada penderita :

BENTUK SEDIAAN
OBAT

SEDIAAN (OBAT)
SEDIAAN CAIR SEDIAAN ½ PADAT SEDIAAN PADAT
BENTUK
(OBAT CAIR) (OBAT ½ PADAT (OBAT PADAT)
KHUSUS
OBAT CAIR

 SOLUTIONES ( larutan ) : adalah sediaan


cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut, yang terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur.
 EMULSI : adalah sediaan cair yang
merupakan sistem dua fase, yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan yang lain,
dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi ini
distabilkan dengan penambahan emulgator.
 SUSPENSI : adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
 COLLODIONS :bentuk cairan yang ditujukan
untuk pemakaian pada kulit. Setelah
digunakan pelarutnya menguap dan segera
membentuk lapisan pelindung.
Collodion ditujukan untuk memperpanjang
kontak antara kulit dan obat
 ELIXIR : sediaan cair yang mengandung
pelarut campuran (alkohol ; gliserin : air )
 ENEMA :larutan, suspensi atau emulsi
yang digunakan secara rectal.
 EAR DROPS : Bentuk sediaan larutan,
suspensi, emulsi atau suspensi yang
digunakan melalui telinga dengan cara
tetesan.
 EYE DROPS : sediaan steril larutan atau
suspensi yang mengandung satu atau
lebih bahan obat, digunakan pada mata.
 EYE LOTIONS :
Cairan untuk mata yang merupakan
cairan steril, biasanya diencerkan
sebelum digunakan. Larutan steril
yang sudah digunakan hanya
bertahan 24 jam.

 GARGLES :
 Cairan yang digunakan untuk
melindungi atau mengobati infeksi
tenggorokan. Biasanya dibuat
dalam konsentrasi tinggi dan
diencerkan sebelum digunakan.
 INHALATION : Sediaan cair yang
mengandung bahan mudah
menguap, digunakan untuk
melonggarkan saluran nafas dan
pembengkakan GI tract.

 LINIMENTS : Cairan kental yang


digunakan pada kulit, seringkali
mengandung minyak atau bentuk
emulsi. Kebanyakan digunakan
sebagai analgesik.
Linimentum tidak digunakan untuk
kulit yg luka.
 LOTION : Sediaan cair untuk pemakaian
eksternal. Bekerja dengan melapisi kulit dan
mengurangi penguapan.

 MIXTURE : Sediaan cair untuk pemakaian


oral yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang terlarut atau tersuspensi dalam
pembawa.
Tidak diformulasi untuk penyimpanan lama.
 MOUTHWASHES : Seperti gargles tetapi
digunakan untuk kesehatan mulut dan mencegah
infeksi mulut.

 ORAL EMULSIONS : Sediaan cair oral yang


terbentuk dari dispersi halus cairan minyak dalam
air sebagai fase kontinyu.

 INFUS UNTUK INTRAVENA : larutan atau emulsi


steril yang bebas pirogen, isotonis dengan darah.
Obat setengah padat

 CREAM : Bentuk sediaan setengah padat


berupa emulsi ditujukan untuk pemakaian
eksternal.

 EYE OINTMENT : Sediaan semi solid steril


yang digunakan pada mata. Mengandung
satu atau lebih bahan obat yang dilarutkan
atau didispersikan dalam pembawa non
iritan.
 PASTA : Sediaan semisolid yang ditujukan
untuk pemakaian eksternal, mengandung
bahan padat dalam jumlah besar.

 SAPO : Sediaan semisolid untuk pemakaian


luar, adalah hasil dari proses penyabunan
alkali dengan lemak atau asam lemak tinggi.
Co : sapo kalinus = sabun hijau
sapo medicatus = sabun obat.
 EMPLASTRUM :adalah hasil
proses “penyabunan” dari
asam lemak dengan logam
berat.
Emplastrum merupakan
bahan untuk dipakai sebagai
obat luar ; konsistensinya
demikian rupa sehingga
mudah melekat pada kulit,
biasanya dilapisi dengan
kain.
Obat padat

 CACHETS
kemasan kecil yang
ditujukan untuk satu
kali pemakaian,
umumnya berisi serbuk
dengan bobot 2 gram
Obat padat

 KAPSUL :
Bahan kapsul terbuat
dari gelatin, ditujukan
untuk pemakaian oral.
Terdapat 2 tipe kapsul
-Hard gelatin capsul
- Soft gelatin capsul.
 DUSTING POWDER :
Serbuk halus untuk
pemakaian eksternal
tetapi tidak digunakan
untuk luka terbuka kecuali
serbuk yang telah
disterilkan.
 POWDER UNTUK INJEKSI : Sediaan padat
steril yg dilarutkan atau disuspensikan
sebelum diinjeksikan dengan penambahan
cairan steril.
 GRANULES :
 Granul untuk pemakaian oral dengan ukuran
diameter antara 0,5 – 2 mm.
Beberapa granul digunakan di bawah lidah,
ada beberapa yang dilarutkan ke dalam air
sebelum digunakan.
 LOZENGES :
Sediaan padat yang
mengandung gula
sebagai pembawa
bahan obat. Umumnya
untuk pengobatan sal
cerna atau untuk batuk.
 PASTILES : Sediaan padat yang
mengandung obat, dirancang untuk larut
secara perlahan di mulut, lebih lunak
dibanding lozenges, basis yang digunakan
antara lain gliserin dan gelatin.
 SUPPOSITORIA :
Sediaan padat yang
dirancang untuk
pemakaian melalui
rectum, meleleh atau
melarut dalam rectum
dan memberikan efek
lokal atau sistemik.
 PESSARIES : Sediaan padat yang dirancang
untuk pemakaian melalui vagina dengan cara
meleleh atau melarut. Efek yang ditimbulkan
lokal atau sistemik dengan cara absorpsi oleh
cairan mucosa vagina.
 Terdapat 3 bentuk pessaries :
1. Moulded pessaries : bentuknya seperti
suppositoria.
2. Compressed pessaries atau vaginal
tablet : dibuat berbagai bentuk yang
menyerupai tablet oral.
3. Vaginal capsul : menyerupai soft gelatin
oral capsul hanya berbeda pada ukuran dan
bentuk.
 PIL
Sediaan oral padat
berbentuk bulat,
mengandung satu atau PILLULAE ( PIL )
Dra. Uswatun Chasanah,Apt.

lebih bahan obat yang


terdispersi dalam Dra. Uswatun Chasanah
pembawa.
Pil saat ini jarang
digunakan.
.
 SERBUK ORAL :
Terdapat dua macam serbuk untuk internal,
yaitu :
- Bulk powder
- Divided powder
 TABLET : Sediaan
padat yang merupakan
kompressi dari bahan
obat dengan berbagai
pembawa. Setiap tablet
mengandung single
dose obat.
OBAT BENTUK LAIN
(SISTEM PENGOBATAN KHUSUS)
 INPLANTS :  TRANSDERMAL.
Silinder steril yang
dimasukkan ke dalam
jaringan tubuh,
diharapkan dapat
melepaskan obat pada
periode waktu
tertentu.
 AEROSOL : Bentuk
sediaan spray yang
digunakan dengan cara
disemprotkan atau
dihirup, umumnya
digunakan untuk
pengobatan sesak /
asma.
Faktor-faktor yang menentukan untuk
pemilihan bentuk sediaan yang tepat untuk
suatu bahan obat adalah :

1. Faktor dari bahan obat itu sendiri


2. Faktor penderita , sehingga obat tsb dapat
“diterima” oleh penderita.
Faktor –faktor bahan obat yang
menentukan bentuk sediaan :
 Sifat-sifat fisiko-kimia bahan obat :
1. Bahan obat higroskopis : R/ bentuk cairan.
2. Bahan obat tidak larut air : R/ bentuk padat.
3. Bahan obat dirusak getah lambung : R/ inj.
 Hubungan aktivitas/struktur kimia obat.
1. der barbiturat Thiopental (ultra short acting)
 R/ bentuk injeksi
2. der barbiturat Phenobarbital (long acting) 
 R/ tablet.
 Biofarmasetik dan farmakokinetik bhn
obat.
Obat yang mengalami “first pass effect” pada
hati kurang efektif bila diberikan per oral
karena mengurangi bioavailabilitas obat 
nitroglycrin dalam btk tablet sublingual.
 Bentuk sediaan paling stabil .
Faktor-faktor penderita yang menentukan
bentuk sediaan obat.
 Umur penderita
1. anak balita  per oral dalam bentuk cairan.
2. Orang dewasa  per oral , bentuk sediaan
padat.
3. Geriatrik  per oral dalam bentuk cairan.
 Lokasi/bagian tubuh di mana obat harus
bekerja:
1. Efek lokal : solutio, mixtura,
unguentum/cream, pasta. Harus pula
dibedakan apakah obat dipakai pada kulit
yang berambut atau mukosa.
2. Penyerapan atau penetrasi obat mel kulit :
R/ bentuk injeksi, atau linimentum /
unguentum / cream dg vehikulum ttt.
3. Efek sistemik : R/ bentuk injeksi,sediaan
cair atau padat, peroral atau rektal.
 Kecepatan & lama kerja obat yang
dikehendaki :
1. Absorpsi obat : injeksi > solutio > pulveres >
kapsul.
2. Obat yg “sustained release” (tablet, kapsul)
bekerja lebih lama dari tablet atau kapsul
biasa.
 Keadaan umum penderita :
1. Penderita tidak sadar : R/ injeksi atau rektal.
2. Penderita masuk MRS atau rawat jalan.
3. Karena suatu sebab misal hyper-emesis,
post-operasi saluran makan : R/ dipilih
bentuk injeksi atau rektal.

 Bentuk terapeutik obat yg optimal dan


efek samping yg minimal bagi penderita.
Emetin HCl  R/ injeksi bukan oral.
 Bentuk sediaan yg paling “ enak/cocok “
bagi penderita.
1. Bahan obat pahit mudah larut air, tidak
dibuat bentuk sediaan larutan, tetapi bentuk
tablet atau kapsul.
2. Bahan obat rasa “amis”.
berbagai garam Fe  R/ tablet atau kapsul
atau dragee.
RUTE
PEMBERIAN OBAT

EFEK SISTEMIK EFEK LOKAL


 Rute pemberian obat
dengan efek sistemik.

- oral
- buccal
- rectal
- inhalasi
- transdermal
- parenteral : i.v
i.m
subcutan
Rute pemberian obat dengan efek sistemik

 Oral
Pemberian obat melalui
GIT.
(gastro intestinal
tractus)
= saluran pencernaan
makanan.
Merupakan rute
pemberian obat yang
banyak dipergunakan.
 Bentuk sediaan dengan
rute pemberian per oral :

- Tablet salut
- Tablet, kapsul
- Tetes, mixtura,
effervescent, larutan
- Tablet matrik
- Tablet salut dengan
pelepasan lambat
 Buccal
Pemberian obat melalui bagian dalam pipi.
Digunakan jika pemakaian obat secara per
oral mengalami masalah. Aliran darah melalui
mukosa bukal cukup tinggi dan obat
diabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik lebih
cepat dari sirkulasi hepar, sehingga dapat
mencegah terjadinya first pass effect.
 Rectal
Pemberian obat melalui rektum yang
diabsorpsi melalui sirkulasi sistemik,
digunakan untuk obat-obat yang mengiritasi
lambung atau pasien yang mual / muntah.
 Inhalasi
Aliran darah yang
tinggi melalui paru-
paru dan permukaan
membran alveoli
menyebabkan
terjadinya absorpsi
yang cepat.
 Transdermal
Obat yang digunakan melalui permukaan kulit
dan diabsorpsi secara perlahan ke dalam
sirkulasi sistemik
 Parenteral
Obat yang digunakan secara langsung ke
dalam sirkulasi dan digunakan melalui :
intravena, intramuskular, subkutan.
Rute pemberian obat dengan efek lokal

 Oral
Bentuk sediaan sebagai antimikroba, antacid dan
adsorben yang dirancang memberikan efek lokal
dalam GI tract.
 Topikal
Pemakaian bentuk sediaan pada permukaan kulit
dan memberikan efek lokal pada tempat pemakaian.
 Intra vaginal : obat dalam bentuk supp/pessaries.
 Bentuk sediaan topikal
dapat berupa :
 Solid :
powder, paste, oily
paste
 Liquid :
solution, hydrogel, lotion
 Semisolid :
cream
ATURAN PAKAI OBAT

 Aturan pakai dan cara pemakaian obat


dinyatakan dengan :
- Sehari tiga kali satu tablet
- Setiap pagi dan malam satu kapsul
- Bila perlu satu bungkus
- Diminum satu jam sebelum makan
- Diminum satu jam sebelum tidur malam, dsb.
Waktu pemakaian

Pengukuran waktu sebelum/sesudah makan


berdasarkan lama waktu pengosongan
lambung  4 jam
Sebelum makan :
 Untuk obat yang absorpsinya terganggu dg
adanya makanan. Co: antibiotika
 Obat untuk mengurangi motilitas usus.

 Ditujukan untuk menetralkan asam lambung

 Menjaga kadar gula dalam tubuh


Saat makan (bersama makanan):
 Obat-obat yg tdk terganggu absorpsinya dg
adanya makanan. Co : hormon
 Obat yang mengandung enzym sal cerna utk
memperbaiki sistem pencernaan dalam
tubuh.

Sesudah makan :
Untuk obat-obat yg mengiritasi lambung.
Beberapa obat terdapat peringatan pada
labelnya, jika tidak kewajiban dokter /
apoteker untuk menjelaskannya.
 Obat dapat menyebabkan rasa ngantuk,
jangan mengendarai kendaraan bermotor
atau menjalankan mesin setelah minum obat
ini.
 Jangan dipecah, ditumbuk atau dikunyah,
obat ini harus ditelan utuh.
 Simpan di tempat yang dingin. Jangan
terkena sinar matahari
 Jangan meminum obat ini bersama susu,
antasida atau obat-obatan yang mengandung
zat besi.
 Minumlah obat sampai habis. Buanglah obat
jika telah lewat tanggal yang telah ditentukan
(kadaluwarsa).
 Diminum jika perlu.
 Kocok dahulu sebelum minum.
 Tidak boleh diulang tanpa resep dokter.
CARA PEMAKAIAN
OBAT
1. Obat topikal ( salep, krim, gel, spray,
powder).
 Cucilah tangan anda  Hindarkan obat dari mata,
dan area kulit dengan cegah menghirup spray /
sabun dan air hangat. serbuk.
Keringkan.  Jangan menutupi tempat
 Sebelum dipakai kocok yang sakit dengan kain
lotion / spray. atau bandage kecuali ada
 Semprotkan/taburkan/ol intruksi khusus.
eskan obat pada tempat  Cuci tangan setelah
yang sakit secara memberikan obat.
merata.
2. Plester ( skin patch)

 Lokasi penggunaan  Tempelkan dengan


sesuai petunjuk pada tanagn yang bersih.
label kemasan atau  Bersihkan & keringkan
tanyakan pada bagian kulit yg akan
dokter/apoteker. Pilih ditempeli.
tempat yang tidak :  Lepaskan patch dari
berambut, berminyak, penutupnya, jangan
iritasi, luka (terkelupas). menyentuh lapisan yang
Pastikan bahwa tempat mengandung obat.
aplikasi plester tidak
pada lipatan kulit atau
dibalik pakaian yang
ketat.
 Tempelkan pada kulit
dan tekanlah, bagian
tepinya ditekan lebih
kuat agar tidak mudah
mengelupas.
 Jika dikehendaki, patch
bisa dilepas dan
dipindah posisinya
sesuai petunjuk yang
tertera pada label.
 Bersihkan area dengan sabun dan air
hangat, keringkan.
 Sebelum menempelkan plester, ambil lapisan
pelindungnya. Usahakan tidak menyentuh
permukaan yang mengandung obat.
 Tempelkan plester pada bagian kulit yang
dikehendaki dengan baik.
 Cuci tangan dengan sabun dan air hangat
untuk menghilangkan obat yang mungkin
ada. Jangan sentuh mata sebelum cuci
tangan.
3 tablet bukal

 Jika mulut kering,


basahi/minum sedikit air
kemudian buang atau telan.
 Sisipkan tablet di antara pipi
dan di atas gusi bagian
bawah.
 Tutup mulut jangan telan
sampai obat larut
sempurna. Jangan
makan/minum/merokok
saat proses pelarutan obat.
 Setelah itu jangan cuci
mulut selama beberapa
menit .
4. Tablet sublingual
 Jika mulut kering basahi
terlebih dahulu dengan
air.
 Sisipkan tablet di bawah
lidah.
 Tutup mulut. Jangan
dihisap atau ditelan.
Jangan
makan/minum/merokok
saat proses pelarutan
obat.
 Jangan cuci mulut
selama beberapa menit
setelah pelarutan tablet.
5. Obat tetes telinga

Note : Sulit dilakukan  Hangatkan obat tetes


sendiri, sebaiknya minta telinga sesuai dengan
bantuan orang lain. suhu tubuh dg cara
menggenggam botol
 Cuci tangan dengan
selama beberapa
sabun dan air, menit.jangan
keringkan. menghangatkan di air
 Dengan hati-hati cuci panas sebab jika terlalu
dan keringkan bagian panas dapat
luar telinga, jangan ada mengakibatkan nyeri,
air di liang telinga. mual dan pusing
 Kocok botol obat
 Miringkan kepala pada satu sisi atau berbaringlah miring
dengan telinga yang sakit menghadap ke atas.
 Tariklah pelan pelan daun telinga sedemikian rupa
sehingga liang telinga terlihat jelas dan lurus ( untuk
orang dewasa ditarik ke arah atas belakang, sedangkan
anak-anak ditarik ke arah bawah belakang.
 Teteskan obat sejumlah
yang tertulis pada etiket.  Hanya apabila pabrik
obat menganjurkan,
Jangan menempelkan gunakanlah kapas untuk
botol tetes pada telinga menutup lubang telinga
karena dapat terjadi setelah meneteskan obat.
kontaminasi pada obat.  Setelah digunakan, ujung
wadah obat tetes telingan
 Tunggulah selama 5 jangan dibilas, keringkan
menit sebelum berpindah dengan kertas tissue
pada telinga yang kering dan tutup wadah
sebelah, agar obatnya dengan baik.
mencapai dasar liang
telinga.
6.1.Obat tetes mata
 Cuci tangan dengan
sabun dan air, keringkan.
 Buka tutup botol. Jangan
menyentuh ujung botol
tetes.
 Tengadahkan kepala ke
arah atas.
 Tariklah pelupuk mata
bawah ke arah bawah
sehingga membentuk
kantung.
 Peganglah penetes
sedekat mungkin dengan
“kantung” tanpa
menyentuh mata atau
kantung tersebut.
 Teteskan obat ke dalam  Jika anda menggunakan
kantung sejumlah yang lebih dari satu macam
tertulis di etiket. tetes mata, tunggulah
 Pejamkan mata selama 2 paling sedikit 5 menit
menit. Jangan sebelum meneteskan
memejamkan mata terlalu obat yang lainnya.
sering.  Obat tetes mata dapat
 Cairan obat yang berlebih menimbulkan rasa
bisa dihilangkan dengan terbakar selama
tissue beberapa menit. Jika
tetap berlanjut, konsultasi
ke dokter anda.
Obat tetes hidung pada otitis

 Bersihkan hidung.
 Duduklah dan tariklah kepala ke arah belakang
(menengadah) atau berbaringlah dengan
meletakkan bantal di bawah punggung kepala
dalam posisi tegak.
 Masukkan penetes obat 1 cm ke dalam lubang
hidung.
 Teteskan obat ke lubang ipsilateral sebanyak yang
tertulis dalam etiket.
 Biarkan kepala dalam posisi miring ke arah
ipsilateral hingga mencapai tuba eustachia.
 Lakukan hal yang sama
untuk lubang hidung
yang lain.
 Bilas penetes obat
dengan air mendidih.
6.2.Obat tetes mata untuk anak
 Baringkanlah anak
telentang dengan kepala
tegak menghadap atas.
 Suruhlah ia memejamkan
mata.
 Teteskan obat sesuai yg
tertulis di etiket pada
ujung mata sebelah
dalam (dekat hidung).
 Jaga posisi kepala tetap
tegak.
 Bersihkanlah cairan obat
yang berlebih
7.Salep mata dan gel

 Cucilah tangan anda


 Jangan menyentuh ujung
tube salep.
 Tengadahkan kepala sedikit
miring ke arah belakang.
 Pegang tube salep dengan
satu tangan,dan tarik
pelupuk mata yg sakit ke
arah bawah dengan yang
lain sehingga membentuk
kantung.
 Dekatkan ujung tube  Bersihkan ujung tube
salep sedekat mungkin dengan tissue lain.
dengan”kantung” tanpa  Cuci tangan.
menyentuhnya.  Kadang-kadang salep
 Bubuhkan salep sesuai mata dan gel dapat
dengan yang tertulis di menyebabkan
etiket. penglihatan menjadi
 Pejamkan mata selama 2 kabur. Cegah aktivitas
menit. yang memerlukan
 Bersihkan salep yg kejelian penglihatan
berlebih dg tissue. sampai penglihatan
normal kembali.
8. Obat tetes hidung

 Bersihkan hidung yang  Masukkan penetes


sakit. obat 1 cm ke dalam
 Duduklah dan tariklah lubang hidung.
kepala ke arah  Teteskan obat
belakang sebanyak yang tertulis
(menengadah) atau dalam etiket.
berbaringlah dengan  Segera tundukkan
meletakkan bantal di kepala dalam-dalam
bawah punggung, ( kepala di antara dua
kepala dalam posisi lutut)
tegak.
 Setelah beberapa detik
duduklah tegak
kembali, obat akan
mengalir turun ke
faring.
 Lakukan hal yang sama
untuk lubang hidung
yang lain jika perlu
 Bilas penetes dengan
air panas.
9. Obat semprot hidung(nasal spray)
 Bersihkan hidung anda  Tariklah napas perlahan
 Duduklah dengan kepala lahan dan semprotkan
sedikit menunduk obat kuat-kuat dengan
memencet botolnya.
 Kocoklah obat
semprotnya.  Keluarkan ujung
penyemprot dari hidung
 Tekan ujung botol dan tundukkan kepala
penyemprot rapat-rapat dalam-dalam (kepala di
ke salah satu lubang antara kedua lutut).
hidung.arahkan ujung
penyemprot miring ke  Duduklah tegak kembali,
depan. biarkan obatnya mengalir
turun ke faring.
 Tutup lubang hidung
yang lain dan tutup mulut
anda.
9. Nasal spray,pump & inhaler

 Bersihkan hidung  Hirup saat spray


 Cuci tangan, keringkan. ditekan atau saat
 Kocok obat. pompa atau inhaler
diaktifkan.
 Kepala posisi tegak.
Tutup salah satu  Tahan napas selama
lubang hidung degan beberapa detik
jari. Dengan mulut kemudian buang napas
tertutup, masukkan melewati mulut.
ujung pompa / spray /  Ulangi dengan
inhaler pada lubang prosedur yang sama
hidung yang terbuka. untuk lubang hidung
yang lain.
 bersihkan ujung nasal
spray/pump/inhaler
dengan air hangat.
 Cuci tangan.
10. aerosol
 Tengadahkan kepala
 Keluarkan dahak sedikit
sebanyak mungkin.  Tarik dan hembuskan
 Kocoklah aerosol napas dalam-dalam.
sebelum digunakan.  Hembuskan napas kuat-
 Peganglah aerosol kuat.
seperti yang ditunjukkan  Tariklah napas dala-
pada labelnya (biasanya dalam dan tekanlah
dipegang terbalik ). aerosol selagi menarik
 Masukkan ujung aerosol napas, sambil menekan
di antara kedua bibir, lidah ke bawah.
tutup rapat bibir di  Tahanlah napas selama
sekelilingnya. 10 sampai 15 detik.
 Keluarkan napas melalui hidung.
 Berkumurlah dengan air hangat.
supositoria
 Cucilah tangan anda
terlebih dahulu.
 Bukalah bungkus
supositoria (jika supp
lembek masukkan
dahulu dalam freezer
bersama bungkusnya).
 Haluskan permukaan
supositoria yang
kasar/tajam dengan
menghangatkannya dg
tangan.
 Basahi supositoria  Cucilah tangan anda
dengan air dingin.  Usahakan untuk buang
 Berbaringlah miring dan air besar selama satu
lipatlah lutut anda. jam setelah
 Masukkan supositoria menggunakan
dengan ujung yang supositoria.
bulat terlebih dulu ke
dalam dubur.
 Tetaplah berbaring
selama bbrp menit.
12. Inhaler dengan kapsul

 Keluarkan dahak
sebanyak mungkin.
 Letakkan kapsul pada
inhaler sesuai petunjuk
pada labelnya.
 Masukkan ujung inhaler
di antara kedua bibir,
tutup rapat bibir di
sekelilingnya.
 Tengadahkan kepala
sedikit.
 Tariklah napas dalam-dalam melalui inhaler.
 Tahanlah napas selama 10 sampai 15 detik.
 Keluarkan napas melalui hidung.
 Berkumurlah dengan air hangat.
13. Vaginal tablet dengan aplikator

 Cucilah tangan anda.  Perlahan-lahan


 Bukalah bungkus tablet masukkan aplikator yag
tsb. ada tabletnya ke dalam
 Letakkan tablet di vagina sedalam-
bagian ujung aplikator dalamnya, jangan
yang terbuka. dipaksakan!
 Berbaringlah  Tekan alat pendorong
terlentang, tekuklah pada aplikator
lutut anda sedikit dan sehingga tabletnya
renggangkan kaki terlepas dari alat.
anda.
 Keluarkan aplikator
 Buanglah aplikator yg
sudah terpakai (jika
sekali pakai) atau
cucilah aplikator
dengan air mendidih
(jika aplikator tidak
sekali pakai).
14.Vaginal tablet tanpa aplikator

 Cucilah tangan anda. dalam vagina sedalam-


 Bukalah bungkus tablet dalamnya, jangan
tsb. dipaksakan !
 Celuplah tablet dalam air  Cucilah kembali tangan
hangat sekedar untuk anda.
membasahinya.
 Berbaringlah telentang,
tekuklah lutut anda sedikit
& renggangkan kaki anda
 Perlahan-lahan
masukkan tablet ke
15. Krim, salep dan gel untuk vagina.
 Cucilah tangan anda.
 Bukalah tutup tube yg  Olesi bagian luar tabung
berisi obat. aplikator dgn sedikit
krim/salep/gel.
 Pasanglah aplikator pada
tube.  Berbaringlah telentang,
tekuk dan renggangkan
 Tekan tube sampai
kedua lutut anda.
sejumlah obat yang
dibutuhkan masuk ke  Masukkan aplikator
dalam aplikator. perlaha-lahan ke dalam
vagina sedalam mungkin,
 Lepaskan aplikator dari
jangan dipaksakan!
tube (pegang bagian
pipa/tabung aplikator).
 Peganglah tabung aplikator dengan tangan lain.
Tekanlah alat pendorong pada aplikator sehingga obat
masuk vagina.
 Keluarkan aplikator dr vagina.
 Buanglah aplikator (jika sekali pakai) / cuci dg air
mendidih (jika tidak sekali pakai.
 Cuci tangan.
BEBERAPA TIPS
PENGGUNAAN OBAT
 Obat yang dibeli dengan R/ dokter.
- Berapa lama obat harus diminum ?
- Apabila timbul E.S. bolehkan dihentikan ?
- Apabila merasa lebih baik, boleh berhenti?
- Obat sudah habis diminum, penyakit
belum sembuh ?
- Bagaimana jika lupa minum obat 1 kali ?
- Bila muntah ?
 Obat tanpa resep dokter

: obat tanpa resep dokter sebagian besar


hanya berguna untuk meredakan / meringan
gejala penyakit dan mengobati penyakit yang
ringan-ringan saja.
pengobatan sendiri hanya boleh dilakukan
untuk beberapa hari saja, jika belum ada
perbaikan pergilah ke dokter !
Tips meminum obat

 Minumlah obat dengan posisi berdiri atu


duduk tegak.
 Takarlah dosis dengan tepat
 Minum obat dengan air dingin akan
meninggalkan rasa tidak enak.
 Bila obat berbentuk cairan, kocoklah dahulu
sebelum dipakai agar diperoleh dosis yang
tepat
Tips menyimpan obat

 Jangan menyimpan obat di tempat yang kotor,


lembab, atau terkena sinar matahari langsung.
 Jangan menyimpan berbagai macam obat dalam
satu tempat.
 Simpanlah obat terhindar dari jangkauan anak-anak.
 Simpanlah obat tetap dalam wadah/kemasan
aslinya.
 Simpanlah supositoria di tempat yang dingin.
 Buanglah obat yang sudah rusak/ expire date.
Suhu penyinpanan obat

 Tempat yang dingin  < 8º C


 Lemari pendingin  2º - 8º C
 Lemari pembeku  -20º C ad -10ºC
 Tempat yang sejuk  8º - 15ºC
 Suhu kamar  15º - 30º C
 Tempat yang hangat  30º - 40º C
 Tempat yang panas  > 40º C
pustaka

 Dra. Liza pristianty, MSi.Apt. “Aturan Pakai dan Rute


Pemakain Obat”, Bagian Farmasi Praktis, FFUA ,2003.
 Dep Kes RI, Farmakope Indonesia ed IV,…
 Ansel “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”. …..
 Lullmann, Color Atlas of Pharmacology 2000 Thieme…..

Anda mungkin juga menyukai