KELAS:1B
NIM. :C1019061
Definisi Obat
Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejalah penyakit,luka atau kelainan
badania dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan
atau bagian badan manusia (Anief, 2006).Besarnya efektifitas obat
tergantung pada biosis dan kepekaan organ tubuh. Setiap orang berbeda
kepekaan dan kebutuhan biosis obatnnya.Tetapi secara umum dapat
dikelompokan, yaitu dosis bayi, anak-anak, dewasa dan orang tua (Djas,
dalam kasibu, 2017).
Peran obat dalam upaya kesehatan besar dan merupakan suatu unsur
penting (Simanjutak dalam Kasibu. 2017). Begitu juga dengan
bagaimana penggunaan obat melalui mulut, tenggorokan masuk
keperut, disebut secara oral, cara penggunaan lainnya pemakaian luar
(Anief, 2006).
Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang
dialami. Pelaksaanya harus memenuhi kreteria penggunaan obat yang
rasional, antara lain ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis obat,
tidak adanya efek samping, tidak adanya kontra indikasi, tidak adanya
interaksi obat, dan tidak adanya poli farmasi (Depkes RI, 2008). Pada
prakteknya, kesalahan penggunaan obat dalam swamedikasi ternyata
masih terjadi, terutama karena ketidak tepatan obat dan dosis obat.
Apabila kesalahan terjadi terus menerus dalam waktu yang lama di
kawatirkan dapat menimbulkan resiko pada kesehatan. ( Depkes RI.
2007).
BENTUK SEDIAAN OBAT
Menurut bentuk sediaan obat di bagi :
1. Bentuk padat: Tablet, serbuk, pil, kapsul, suppositoria.
2. Bentuk setengah padat: Krim, pasta, gel.
3. Bentuk cair: Solutiones, Suspensi, Guttae, Injectiones, sirup, eliksir.
4. Bentuk gas: inhalasi, aerosol.
1. Bentuk Padat
a. Tablet
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
Macam-macam tablet :
1) Tablet Kempa : Paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung
design cetakan.
2) Tablet Cetak : Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
3) Tablet Trikurat : Tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan
4) Tablet Hipodermik : Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat
sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
5) Tablet Sublingual : Dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah
lidah.
6) Tablet Bukal : Digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
7) Tablet Efervescen : Tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan
lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
8) Tablet Kunyah : Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan,
tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
Bentuk tablet :
1. Tablet berbentuk pipih
2. Tablet Berbentuk bulat
3. Tablet berbentuk persegi
4. Tablet yang pakai tanda belahan (scoret tablet , memudahkan untuk membagi tablet)
Serbuk
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau bahan kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar.
Macam serbuk :
1. Serbuk terbagi (pulveres) merupakan bahan atau campuran yang homogen dari bahan-bahan yang diserbukkan dan
relatif kering.
2. Serbuk tak terbagi (pulvis) adalah serbuk yang dibuat untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar.
Kelebihan sediaan serbuk :
1. Dokter leluasa dalam memilih dosis sesuai keadaan pasien.
2. Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air.
3. Penyerapan lebih sempurna dibanding sediaan padat lain.
4. Cocok untuk anak-anak dan dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.
5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat bentuk serbuk.
Kelemahan sediaan serbuk
1. Rasa yang tidak enak tidak tertutup seperti rasa pahit, sepat, lengket di lidah (dapat diatasi dengan corigen saporis).
2. Pada penyimpanan bisa menjadi lembab.
Serbuk
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau bahan kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Macam serbuk :
1. Serbuk terbagi (pulveres) merupakan bahan atau campuran yang homogen dari bahan-
bahan yang diserbukkan dan relatif kering.
2. Serbuk tak terbagi (pulvis) adalah serbuk yang dibuat untuk pemakaian dalam maupun
pemakaian luar.
Kelebihan sediaan serbuk :
1. Dokter leluasa dalam memilih dosis sesuai keadaan pasien.
2. Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air.
3. Penyerapan lebih sempurna dibanding sediaan padat lain.
4. Cocok untuk anak-anak dan dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.
5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat bentuk
serbuk.
Kelemahan sediaan serbuk
1. Rasa yang tidak enak tidak tertutup seperti rasa pahit, sepat, lengket di lidah (dapat
diatasi dengan corigen saporis).
2. Pada penyimpanan bisa menjadi lembab.
Pil (Pilulae)
Pil merupakan sediaan yang berbentuk bulat seperti seperti kelereng yang mengandung satu atau lebih
bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.
Keuntungan:
1. Mudah digunakan atau ditelan
2. Mampu menutupi rasa yang tidak enak
3. Relatif stabil dibandingkan larutan
4. Sangat baik untuk sediaan yang dikehendaki penyerapannya lambat
Kerugian:
1. Kurang cocok untuk obat yang diharapkan memberi reaksi yang cepat
2. Waktu absorbsi yang lama
d. Kapsul
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
Keuntungan:
1. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
2. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
3. Lebih enak dipandang
4. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara
lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam
kapsul yang lebih besar.
5. Mudah ditelan.
Kekurangan :
1. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan.
2. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
3. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul.
4. Tidak dapat diberikan untuk balita.
5. Tidak bisa dibagi-bagi.
Pil (Pilulae)
Pil merupakan sediaan yang berbentuk bulat seperti seperti kelereng yang mengandung satu atau lebih bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral.
Keuntungan:
1. Mudah digunakan atau ditelan
2. Mampu menutupi rasa yang tidak enak
3. Relatif stabil dibandingkan larutan
4. Sangat baik untuk sediaan yang dikehendaki penyerapannya lambat
Kerugian:
1. Kurang cocok untuk obat yang diharapkan memberi reaksi yang cepat
2. Waktu absorbsi yang lama
d. Kapsul
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
Keuntungan:
1. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
2. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
3. Lebih enak dipandang
4. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan
kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
5. Mudah ditelan.
Kekurangan :
1. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan.
2. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
3. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul.
4. Tidak dapat diberikan untuk balita.
5. Tidak bisa dibagi-bagi.
Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya
meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
3.PENYIMPANAN OBAT
Simpan Obat Dengan Benar
Jauhkan obat dari jangkauan anak.
Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat. Label jangan dilepas karena berisi
aturan pemakaian.
Simpan obat di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung atau sesuai
petunjuk yang tertera dalam kemasan.
Jangan tinggalkan obat di mobil dalam jangka waktu panjang karena suhu tidak stabil.
Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari
pendingin (freezer) agar tidak membeku, kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan.
Sediaan suppositoria harus disimpan di lemari es supaya tidak meleleh.
Sediaan aerosol/spray harus dijauhkan dari panas/suhu tinggi karena dapat meledak.
Bila ragu/tidak mengerti, tanyakan kepada apoteker atau tenaga kesehatan terdekat.
INTERAKSI OBAT
Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu bersamaan dapat memberikan efek masing-masing atau
saling berinteraksi. Interaksi tersebut dapat bersifat potensiasi atau antagonis satu obat oleh obat lainnya,
atau kadang dapat memberikan efek yang lain. Interaksi obat yang merugikan sebaiknya dilaporkan
kepada Badan/Balai/Balai Besar POM seperti halnya dengan reaksi obat merugikan lainnya.
Interaksi obat dapat bersifat farmakodinamik atau farmakokinetik.
Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang mempunyai efek farmakologi atau efek
samping yang serupa atau yang berlawanan. Interaksi ini dapat disebabkan karena kompetisi pada
reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada sistem fisiologik yang sama. Interaksi
ini biasanya dapat diperkirakan berdasarkan sifat farmakologi obat-obat yang berinteraksi. Pada
umumnya, interaksi yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi juga dengan obat sejenisnya. Interaksi ini
terjadi dengan intensitas yang berbeda pada kebanyakan pasien yang mendapat obat-obat yang saling
berinteraksi.
Interaksi Farmakokinetik
Yaitu interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah absorpsi, distribusi, metabolisme, atau ekskresi
obat lain. Dengan demikian interaksi ini meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia
(dalam tubuh) untuk dapat menimbulkan efek farmakologinya. Tidak mudah untuk memperkirakan
interaksi jenis ini dan banyak diantaranya hanya mempengaruhi pada sebagian kecil pasien yang
mendapat kombinasi obat-obat tersebut. Interaksi farmakokinetik yang terjadi pada satu obat belum tentu
akan terjadi pula dengan obat lain yang sejenis, kecuali jika memiliki sifat-sifat farmakokinetik yang
sama .
Interaksi obat dengan obat
Interaksi ini terjadi ketika seseorang mengonsumsi dua obat atau lebih secara bersamaan. Semakin
banyak obat yang dikonsumsi, semakin tinggi risiko interaksi yang mungkin terjadi.
Interaksi obat dengan obat dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan obat dalam menyembuhkan
penyakit atau meningkatkan risiko munculnya efek samping obat. Misalnya, Anda minum dua jenis obat
yang dapat menyebabkan rasa kantuk, maka Anda akan cenderung mengalami rasa kantuk dua kali lipat.
Keterangan :
Sediaan obat merupakan jumlah total kandungan dalam satu teblet, pil, kaplet, vial atau ampul.
Contoh :
Seorang dokter memebrikan paracetamol tablet 250 mg yang mana dalam satu kablet obat memiliki
sediaan 500mg.
Jawaban :
250 mg / 500 mg = 1/2 tablet
Contoh :
Seorang dokter membuat resep Sanmol Forte sirup 120 mg prn. Dengan sediaan obat Sanmol Forte sirup
adalah 240 mg tiap 5 ml (mililiter).
Jawaban :
120 mg / 240 mg X 5 ml = 2,5 ml = 1/2 cth
Contoh:
Ceftriaxone inj 3 dd 330 mg IV.
Jawab: 330 mg / 1000 mg X 10 cc = 3,3 cc
4. Implantasi
Obat dalam bentuk pellet steril dimasukkan dibawah kulit dengan alat khusus (Trocar),
terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin (Ekstradiol
dan testosteron). Akibat absorpsi yang lambat, satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara
teratur selama 3- 5 bulan.
5. Rectal
Pemberian obat melalui rektal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik lebih cepat dan lebih
besar dibandingkan per oral dan cocok digunakan untuk obat yang mudah dirusak oleh asam
lambung. Contoh :
Suppositoria dan klisma sering digunakn untk efek lokal , misalnya wasir.
Salep yang dioleskan pada permukaan rektal hanya mempunyai efek lokal.
6. Transdermal
Cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap secara perlahan dan
kontinyu masuk ke dalam sistem peredaran dara, langsung ke jantung. Umumnya diberikan
untuk gangguan jantung, misalnya angina pektoris, tiap dosis dapat bertahan 24 jam. contohnya
Nitrodisk dan Nitroderm TTS( Therapeutik Transdermal System ) dan preparat hormon.
LITERATUR
https://academia.edu
https://docplayer.info
https://uad.ac.id
https://kefarmasian.com