Anda di halaman 1dari 3

Tanggal : 21 Maret 2015

HEALTH TALK Pemateri : dr.Krisna Hario


Lokasi : Mining

CARA MENYIMPAN DAN MEMINUM OBAT YANG BENAR

Jenis-Jenis Bentuk Obat

1. Obat berbentuk Tablet. Jenis obat ini adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan
tambahan (murni bahan obat). Obat berbentuk tablet pemakaiannya dengan
dimakan/minum. Jenis obat berbentuk tablet ini masih terbagi sebagai berikut:
 Tablet Kempa. Jenis obat berbentuk tablet paling banyak digunakan, bentuk tablet
sesuai dengan bentuk cetakan dan ukurannya bervariasi.
 Tablet Hipodermik. Tablet hipodermik adalah jenis obat tablet yang mudah larut
dalam air.
 Tablet Effervescent.Tablet Effervescent dibuat mudah larut dalam air, penggunaan
jenis tablet ini harus dilarutkan dahulu didalam air sebelum diminum. Tablet
Effervescent tidak boleh langsung ditelan atau dimakan sebelum dilarutkan dalam
air.
 Tablet Kunyah. Obat berbentuk tablet dengan penggunaan dikunyah, rasa obat ini
dibuat enak karena pemakaiannya yang langsung dimakan/dikunyah.
2. Obat berbentuk Serbuk (Pulvis). Jenis obat ini adalah obat berbentuk serbuk yang
merupakan campuran bahan kimia atau obat, biasanya obat ini digunakan untuk
pemakaian atau pengobatan luar.
3. Obat berbentuk Pil. Pil disini bukan Pria Idaman Lain tapi adalah bentuk obat
berbentuk bundar (bulat) padat kecil yang mengandung bahan obat. Pemakaiannya
dengan dimakan atau diminum.
4. Obat berbentuk Kapsul. Obat jenis ini terdiri dari bahan obat yang dibungkus dengan
bahan padat mudah larut. Bahan pembungkus ini sangat berguna agar obat mudah
ditelan, menghindari bau dan rasa tidak enak dari obat serta menghindari kontak
langsung dengan sinar matahari.
5. Obat berbentuk Kaplet. Jenis obat ini merupakan gabungan dari bentuk tablet dan
kapsul. Kaplet tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya obat berbentuk tablet
namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.
6. Obat berbentuk Larutan. Obat jenis ini berupa larutan yang dapat larut dalam air,
pemakaian obat jenis ini ada yang diminum dan ada juga untuk obat luar (seperti obat
kulit)
Tanggal : 21 Maret 2015
HEALTH TALK Pemateri : dr.Krisna Hario
Lokasi : Mining

7. Obat berbentuk Suspensi. Pemakaian obat jenis ini juga dilarutkan didalam air, namun
ada bagian yang tidak larut berupa butiran butiran, contoh umumnya vegeta.
8. Obat berbentuk Salep. Obat ini adalah jenis obat luar, bentuknya berupa semi padat
yang bisa dioleskan pada kulit atau selaput lendir. Bahan obat jenis salep ini harus larut
dan terdispersi pada bahan dasar salep.
9. Obat berbentuk Suppositoria. obat jenis ini merupakan sedian padat dalam berbagai
bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh
10. Obat berbentuk cair tetes. Obat ini berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke
bagian yang terkena penyakit. Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes
mulut, tetes telinga, tetes hidung dan tetes mata
11. Obat Injeksi (suntik). Obat jenis ini berbentuk cair (larutan,emulsi atau suspensi) yang
disuntikkan ke tubuh penderita dengan tujuan agar kerja obat cepat dan untuk
mengobati penderita yang tidak bisa makan obat melalui mulut

Cara Penyimpanan Obat


1. Simpanlah obat pada tempat yang bersih, kering tidak lembab, terlindung dari cahaya
matahari langsung dan pada suhu ruangan (tidak terlalu panas atau dingin yaitu antara 20-
30 0C). Beberapa obat terkadang perlu disimpan dalam suhu yang lebih dingin (di dalam
kulkas/lemari es).
2. Jangan disimpan di suhu ekstrim, seperti di freezer (terlalu dingin) atau di dashboard mobil
(terlalu panas) karena dapat merusak stabilitas obat sehingga obat tidak dapat digunakan
lagi.
3. Tutup wadah sirup dengan rapat dan bersihkan bekas sirup yang tercecer dalam kemasan,
untuk meminimalkan kontaminasi mikroba, memperlambat proses oksidasi obat.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Perlu kita ingat bahwa obat dapat berbahaya layaknya
racun sehingga jangan sampai obat yang kita simpan terminum oleh anak-anak.
5. Beberapa obat misal sirup kering yang berisi antibiotik, tidak boleh disimpan lebih dari 7
hari setelah tercampur dengan air. Larutan oralit untuk anak-anak yang biasa tersedia
dalam botol besar juga hanya boleh disimpan selama 24 jam.
6. Obat seyogyanya tidak disimpan dalam kurun waktu lebih dari 2 bulan setelah dibuka
kemasannya. Masa kadaluwarsa yang tertera pada obat hanya merupakan petunjuk
stabilitas obat saat kemasan belum dibuka atau belum digunakan. Perhatikan pula aroma,
rasa dan warna obat sebelum dikonsumsi.

Cara Mengonsumsi Obat

A. Periode Minum
Disini maksudnya jika sakit dan harus minum obat tiga kali sehari maka minum obatnya tidak
boleh sekehendak hati. Maksud 3 x 1 tablet sehari artinya minum obatnya tiap 8 jam sekali, kalo
2 x 1 tablet artinya 12 jam sekali minum. Karena dalam satu hari ada 24 jam jadi dibagi berapa
kali minumnya. Jadi meski kita minum obat sudah tiga kali sehari tapi periodenya tidak tepat
atau malah molor maka kadarnya obatnya tidak akan efektif.
B. Sebelum Makan, Saat Makan atau Sesudah makan
Tanggal : 21 Maret 2015
HEALTH TALK Pemateri : dr.Krisna Hario
Lokasi : Mining

Sebetulnya bagaimana makanan dapat mempengaruhi kerja obat? Obat yang diberikan secara
oral akan melalui saluran pencernaan terlebih dahulu. Oleh karena itu hasil kerja obat di dalam
tubuh manusia sangat mungkin dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsinya.
Ada 2 kemungkinan hasil interaksi obat dan makanan. Yang pertama interaksi obat dan
makanan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau manfaat obat dan yang
kedua dapat meningkatkan efek samping atau efek dari obat itu sendiri. Sebaiknya baca aturan
pakai dengan seksama :
 Bila dikatakan diminum sebelum makan, artinya minumlah obat saat perut kosong (1/2
sampai 1 jam sebelum makan).
 Sebaliknya kalau tertulis diminum sesudah makan, artinya diminum saat lambung terisi
makanan (selesai makan sampai ½ jam sesudah makan)
 Ada pula obat yang diminum saat makan.

C. Takaran yang pas


Terutama untuk anak-anak, dosis obat sangat berpengaruh pada kesembuhan anak. Contoh
kasus bila di suruh minum satu sendok teh artinya bukan sendok teh kecil yang ada di rumah
kita. Sendok kecil umum di Indonesia hanya berkisar 3mL, sementara takaran yang tepat untuk
satu sendok teh adalah 5 mL. Biasanya obat sirup sudah ada sendok obatnya (sendok takar)
yang mana 1 sendok takar sama dengan 5 mL.
Untuk sendok besar (sendok makan ) yang ada di rumah kita mungkin hanya berkisar 7 mL,
sementara takaran yang benar untuk satu sendok makan adalah 15 mL.

Sehingga jika obat yang diberikan tidak dengan takaran yang pas (sesuai) maka dosis obat
yang diberikan juga tidak sesuai, bisa jadi dosisnya kurang atau berlebih yang pada akhirnya
akan berakibat fatal.

D. Antibiotik dan Vitamin


 Antibiotik harus diminum sampai habis. Untuk mencegah timbulnya kuman yang resisten
terhadap antibiotic.
 Vitamin C harus dikonsumsi secara bijaksana. Terlalu sering mengonsumsi vitamin C
berturut-turut dapat merusak fungsi ginjal.

E. Makanan dan Minuman yang mengganggu penyerapan


 Jangan meminum obat bersamaan dengan susu, kopi, minuman bersoda, minuman
beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai