PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini, di masyarakat terdapat berbagai macam image terkait cara minum obat. Jika
kita ingin meluruskan image yang salah tentang pemakaian obat, mau tak mau kita harus
menilik ilmu farmakokinetika, yakni ilmu tentang nasib obat di dalam badan. Obat masuk ke
tubuh kita akan mengalami berbagai peristiwa yakni :ADME=absorpsi/penyerapan,
distribusi, metabolisme dan ekskresi.
Peristiwa yang terkait dengan cara minum obat adalah absorpsi yakni penyerapan
obat dari tempat pemberiannya menembus membran biologis, masuk ke sirkulasi darah
sistemik. Proses ini merupakan pintu pertama yang harus dilewati obat agar obat memberikan
efeknya ke tubuh. Cara pemberian obat yang berbeda akan mempengaruhi cepat lambatnya
obat terabsorpsi, dengan kata lain juga akan mempengaruhi cepat lambatnya obat berefek.
Begitu pun makanan dan minuman, sangat mempengaruhi proses absorpsi obat. Tergantung
di mana obat diabsorpsi/tempat absorpsi obat, maka dengan menganalisis makanan/minuman
yang masuk bersama obat, maka kita akan mudah memprediksi pengaruh keduanya kepada
cepat lambatnya atau malah tidak terabsorpsinya obat.
Gangguan akibat meminum obat dapat terjadi apabila kita tidak mengetahui obat itu
dapat berinteraksi dengan apa saja bisa dengan obat bisa pula dengan makanan. Apabila kita
mengkonsumsi makanan yang dapat berinteraksi dengan obat akibatnya bisa baik bagi tubuh
dan juga bisa berakibat buruk.
Apabila obat berinteraksi dengan makanan bisa saja makanan tersebut mempercepat
kerja obat begitu juga sebaliknya makanan juga dapat memperlambat atau menghambat kerja
obat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makanan
Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan
oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini
sering disebut minuman, tetapi kata ‘makanan’ juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang
dipakai dengan kiasan, seperti “makanan untuk pemikiran”. Kecukupan makanan dapat
dinilai dengan status gizi secara antropometri
Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun ataupun
beternak yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk
memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka
memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan
sayuran sebagai makanan pokok mereka.
4. Antihistamin
Antihistamin adalah obat pelawan gejala alergi akibat pelepasan histamin, sejenis zat tubuh.
Gejalanya meliputi ingus mengalir dan mata berair, gatal-gatal, serta uticaria. Atihistamin
dapat diberikan secara oral atau dalam bentuk salep dan spray yang disapukan pada ruam di
kulit.
5. Antihipertensi
Antihipertensi adalah obat penurun tekanan darah. Obat yang dipakai adalah jenis-jenis beta-
blocker dan diuretika. Obat yang lebih mutakhir adalah inhibitor enzim atau blocker receptor
(yang mempengaruhi kerja hormon pengatur tekanan darah).
6. Bronkhodilator
Bronkhodilator adalah obat pembuka saluran bronki yang menyempit oleh denyutan otot.
Bronkhodilator memudahkan bernapas pada para pengidap penyakit sejenis asma, umumnya
tersedia dalam bentuk semprotan aerosol. Selain itu, ada juga yang berbentuk tablet, cairan,
dan obat sisip (suppositoria).
7. Kortikosteroid
Kelompok obat anti-radang yang secara kimiwai sama dengan hormon-hormon yang secara
alami diproduksi oleh kelenjar-kelenjar adrenalin pada saat tubuh bereaksi terhadap stres.
Bisa diberikan secara oral, disuntikkan, dioleskan ke kulit dalam bentuk krim, ataupun
dihirup langsung ke paru-paru.
8. Sitotoksik
Sitotoksik adalah obat yang membunuh ataupun merusakkan sel-sel pengganda. Sitotoksik
dipakai sebagai obat kanker serta sebagai penekan kekebalan. Obat jenis ini diberikan secara
oral dalam bentuk tablet atau disuntikkan.
9. Dekongestan
Dekongestan adalah obat yang beraksi pada selaput dinding hidung untuk mengurangi
produksi ingus sehingga meredakan hidung ”ngocor” atau tersumbat akibat pilek atau alergi.
Obat jenis ini bisa dalam bentuk tetes hidung, seprotan, atau tablet.
10. Hipoglikemi
Hipoglikemi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Obat
hipoglikomi oral digunakan untuk mengatasi diabetes yang tidak bisa diatasi dengan sekadar
pengaturan makanan dan tidak bisa dirawat dengan suntikan insulin.
11. Imunosupresives
Imunosupresives atau penekan kekebalan adalah obat yang mencegah atau mengurangi reaksi
tubuh terhadap penyakit atau jaringan asing. Obat ini digunakan untuk mengatasi penyakit-
penyakit yang bersumber dari perusakan jaringan sendiri oleh organ-organ tubuh atau untuk
memudahkan tubuh menerima organ-organ cangkokan.
12. Laksatif
Laksatif adalah obat untuk mempersering dan memudahkan buang air besar. Bekerja dengan
merangsang dinding usus, dengan menambah isi usus atau dengan menambah kadar air tinja.
2.6 Interaksi Obat dengan Obat
Bilamana dua atau lebih obat yang diambil secara bersamaan, ada kemungkinan akan
ada sebuah interaksi di antara obat-obatan tersebut. Interaksi dapat meningkatkan atau
menurunkan efektivitas dan / atau efek samping dari obat. Hal ini juga dapat mengakibatkan
efek samping yang baru, yaitu efek samping yang tidak terlihat dengan menggunakan salah
satu obat itu sendiri. Kemungkinan interaksi obat meningkat sebagai jumlah obat yang
diambil oleh pasien meningkat. Oleh karena itu, orang-orang yang mengambil beberapa jenis
obat untuk pengobatan merupakan resiko besar untuk interaksi. Interaksi obat berkontribusi
pada biaya kesehatan yang disebabkan oleh biaya perawatan medis yang diperlukan untuk
merawat mereka. Interaksi juga dapat mengakibatkan rasa sakit dan penderitaan yang dapat
dihindarkan. Bulan ini dari topik membahas masalah interaksi obat dan beberapa cara untuk
menghindari mereka.
Apa itu interaksi obat?
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai interaksi antara obat dan zat lainnya yang
mencegah obat bekerja/melakukan seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku untuk
interaksi obat-obatan dengan obat-obatan lainnya (obat – interaksi obat), serta obat-obatan
dengan makanan (interaksi obat - makanan) dan zat lainnya.
Bagaimana interaksi obat terjadi?
Ada beberapa mekanisme oleh obat yang berinteraksi dengan obat-obatan lain,
makanan, dan bahan lainnya. Interaksi dapat terjadi apabila ada peningkatan atau penurunan
dalam:
(1) penyerapan obat yang masuk ke dalam tubuh;
(2) distribusi obat dalam tubuh;
(3) perubahan yang dibuat pada obat oleh tubuh (metabolisme) ; dan
(4) penghapusan obat dari badan.
Sebagian besar hasil penting dari interaksi obat perubahan dari dalam penyerapan,
metabolisme, atau penghapusan dari obat. Interaksi obat juga dapat terjadi bila dua obat yang
sama (tambahan) efek atau berlawanan (membatalkan) efek bertindak bersama pada tubuh.
Sumber lain dari interaksi obat terjadi ketika obat mengubah satu konsentrasi dari bahan yang
biasanya hadir di dalam tubuh. Perubahan yang substansi ini mengurangi atau meningkatkan
efek obat lain yang sedang diambil. Interaksi obat antara warfarin (Coumadin) dan vitamin K
yang mengandung produk adalah contoh yang baik dari jenis interaksi. Warfarin bertindak
dengan mengurangi konsentrasi bentuk aktif vitamin K didalam tubuh. Karena itu, bila
vitamin K diambil, ia akan mengurangi efek warfarin.
3.1 Kesimpulan
Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan
oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang
dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit atau gejala-gejalanya
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai interaksi antara obat dan zat lainnya yang
mencegah obat bekerja/melakukan seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku untuk
interaksi obat-obatan dengan obat-obatan lainnya (obat – interaksi obat), serta obat-obatan
dengan makanan (interaksi obat - makanan) dan zat lainnya.
Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien. Ketika
dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan
yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat terjadi, makanan yang masuk
juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (food-drug interaction).
3.2 Saran
Baca komposisi obat
Baca label kontra indikasi
Makanlah makanan yang membantu kerja obat agar obat dapat lebih cepat terabsorbsi
Daftar Pustaka
http://www.anneahira.com/istilah-medis.html
http://www.dechacare.com/Macam-Macam-Obat-dan-Tujuan-Penggunaannya-I461.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090605063918AA0tZDt
http://www.ahliwasir.com/products/162/0/Interaksi-Obat
http://berita.agenbola.com/search/interaksi-obat-bersama-makanan-%C2%AB-tryawanaguss-
blog.php