Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Selama ini, di masyarakat terdapat berbagai macam image terkait cara minum obat. Jika
kita ingin meluruskan image yang salah tentang pemakaian obat, mau tak mau kita harus
menilik ilmu farmakokinetika, yakni ilmu tentang nasib obat di dalam badan. Obat masuk ke
tubuh kita akan mengalami berbagai peristiwa yakni :ADME=absorpsi/penyerapan,
distribusi, metabolisme dan ekskresi.
 Peristiwa yang terkait dengan cara minum obat adalah absorpsi yakni penyerapan
obat dari tempat pemberiannya menembus membran biologis, masuk ke sirkulasi darah
sistemik. Proses ini merupakan pintu pertama yang harus dilewati obat agar obat memberikan
efeknya ke tubuh. Cara pemberian obat yang berbeda akan mempengaruhi cepat lambatnya
obat terabsorpsi, dengan kata lain juga akan mempengaruhi cepat lambatnya obat berefek.
Begitu pun makanan dan minuman, sangat mempengaruhi proses absorpsi obat. Tergantung
di mana obat diabsorpsi/tempat absorpsi obat, maka dengan menganalisis makanan/minuman
yang masuk bersama obat, maka kita akan mudah memprediksi pengaruh keduanya kepada
cepat lambatnya atau malah tidak terabsorpsinya obat.
Gangguan akibat meminum obat dapat terjadi apabila kita tidak mengetahui obat itu
dapat berinteraksi dengan apa saja bisa dengan obat bisa pula dengan makanan. Apabila kita
mengkonsumsi makanan yang dapat berinteraksi dengan obat akibatnya bisa baik bagi tubuh
dan juga bisa berakibat buruk.
Apabila obat berinteraksi dengan makanan bisa saja makanan tersebut mempercepat
kerja obat begitu juga sebaliknya makanan juga dapat memperlambat atau menghambat kerja
obat.

1.2  Rumusan Masalah


       
Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
Pengertian budaya
Pengertian makanan
Pengertian obat
Interaksi obat dengan obat
Interaksi obat dengan makanan

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengertian makanan
Untuk mengetahui pengertian obat
Untuk mengetahui interaksi obat dengan obat
Untuk mengetahui interaksi obat dengan makanan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makanan
          Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan
oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini
sering disebut minuman, tetapi kata ‘makanan’ juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang
dipakai dengan kiasan, seperti “makanan untuk pemikiran”. Kecukupan makanan dapat
dinilai dengan status gizi secara antropometri
          Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun ataupun
beternak yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk
memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka
memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan
sayuran sebagai makanan pokok mereka.

Makanan yang biasa dikonsumsi oleh Manusia


Sumber Tumbuhan Sumber Hewan
Buah
Sayuran
Biji Padi-padian
Biji
Tumbuhan Polong (Buncis,kacang ijo, miju-miju, dan lain-lain.)
Tumbuhan-tumbuhan bumbu (rempah-rempah)
Bumbu
Daging
Telur
Produk-produk Perusahaan Susu
         
          Setiap makhluk hidup sudah tentu membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk
hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita
dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan
yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun badan. Setiap makanan
mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah
salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan.
          Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat
merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang
mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu
pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai
cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh
kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna
bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.
Jenis makanan
          Setiap makanan pasti berasal dari hewan dan tumbuhan. Untuk makanan yang berasal
dari hewan disebut makanan hewani. Sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut
makanan nabati.
Keunikan makanan
          Makanan pasti dimakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Kebutuhan makanan setiap
orang di dunia ini berbeda disesuaikan dengan lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya orang
yang tinggal di Kutub Utara dan Kutub Selatan yang berada pada lingkungan bersuhu sangat
dingin, membutuhkan banyak makanan untuk membantu menghangatkan dirinya agar suhu
tubuhnya tetap normal. Sedangkan bagi orang yang tinggal di daerah tropis, mereka justru
membutuhkan banyak minuman dibandingkan dengan makanan. Selera makanan orang di
setiap negara pasti berbeda, sehingga setiap negara mempunyai makanan khas sendiri. Di
Amerika Serikat, rata-rata penduduknya memakan pizza, hamburger dan hot dog sebagai
makanan pokok mereka. Di Indonesia, rata-rata penduduknya memakan nasi sebagai
makanan pokok mereka. Begitupun dengan Eropa dan negara-negara lainnya. Jadi, dapat
dipastikan, bahwa setiap negara mempunyai makanan khas masing-masing disesuaikan
dengan lingkungan tempat tinggalnya dan budaya kehidupannya.
2.2 Pengertian Obat
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang
dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit atau gejala-gejalanya

2.3 Efek samping


           
Menurut definisi WHO (World Health Organization), efek samping suatu obat adalah
segala sesuatu khasiat obat tesebut yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksud
pada dosis yang dianjurkan.
Di dalam menggunakan obat, terdapat kerja utama, efek samping dan kerja tambahan
(kerja sekunder). Obat-obatan kerja utama dan dan efek samping obat adalah pengertian yang
sebetulnya tidak mutlak, karena kebanyakan obat memiliki lebih dari satu khasiat
farmakologi.

2.4 Macam-Macam Obat dan Tujuan Penggunaannya


Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam
sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut
dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek
terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu
diperhatikan benar etiket obat yanbg dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau
tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah etiket
obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi
bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita semua untuk
mengetahui bentuk sediaan obat.
1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian luar.
2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.
3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung
desain cetakan.
b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c. Tablet trikurat
tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat
sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual
dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet bukal
Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.
Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah
Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan,
tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan
untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul.
Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan
antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk
lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
6. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.
7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya
dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak
dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara
penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.
macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal
(penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi
optalmik,suspensi sirup kering.
9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang
satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh
zat pengemulsi.
10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan
yang disari.
11. Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa
nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada
suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
13. Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan
dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular dan mengikut
kuman/virus/antigen.
14. Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok.
15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal,
vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan
pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi
karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti
muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.
16. Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam
atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope
indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes
mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae
(tetes mata).

17. Injeksi (injectiones)


Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar
kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan
melalui mulut.
2.5 Istilah Medis tentang Obat
Istilah medis untuk jenis obat tersebut pun bermacam-macam, seperti analgesik,
antibiotik, antihistamin, dan antasid. Berikut beberapa penjelasan mengenai istilah dalam
obat-obatan tersebut.
1. Analgesik
Analgesik adalah obat pereda nyeri. Digunakan juga untuk mengurangi peradangan
dan demam. Obat yang termasuk analgesik adalah parasetamol atau aspirin untuk orang
dewasa dan parasetamol cair untuk anak-anak.
2. Antasid
Antasid adalah obat penetral asam lambung. Mengandung bahan kimia sederhana
seperti sodium karbonat, kalsium karbonat, alumunium hidroksida, dan atau magnesium
trisilikat.
3. Antibiotik
Antibiotik adalah zat-zat yang mampu membunuh atau mencegah tumbuhnya bakteri
di dalam tubuh. Setiap jenis antibiotik akan efektif hanya terhadap bakteri tertentu saja,
walaupun ada jenis antibiotik yang bisa melawan infeksi bakteri cukup beragam. Terkadang
ada bakteri yang menjadi kebal terhadap bakteri tertentu dan penggantinya harus dipilih
berdasarkan pemeriksaan laboratorium.

4. Antihistamin
Antihistamin adalah obat pelawan gejala alergi akibat pelepasan histamin, sejenis zat tubuh.
Gejalanya meliputi ingus mengalir dan mata berair, gatal-gatal, serta uticaria. Atihistamin
dapat diberikan secara oral atau dalam bentuk salep dan spray yang disapukan pada ruam di
kulit.
5. Antihipertensi
Antihipertensi adalah obat penurun tekanan darah. Obat yang dipakai adalah jenis-jenis beta-
blocker dan diuretika. Obat yang lebih mutakhir adalah inhibitor enzim atau blocker receptor
(yang mempengaruhi kerja hormon pengatur tekanan darah).
6. Bronkhodilator
Bronkhodilator adalah obat pembuka saluran bronki yang menyempit oleh denyutan otot.
Bronkhodilator memudahkan bernapas pada para pengidap penyakit sejenis asma, umumnya
tersedia dalam bentuk semprotan aerosol. Selain itu, ada juga yang berbentuk tablet, cairan,
dan obat sisip (suppositoria).
7. Kortikosteroid
Kelompok obat anti-radang yang secara kimiwai sama dengan hormon-hormon yang secara
alami diproduksi oleh kelenjar-kelenjar adrenalin pada saat tubuh bereaksi terhadap stres.
Bisa diberikan secara oral, disuntikkan, dioleskan ke kulit dalam bentuk krim, ataupun
dihirup langsung ke paru-paru.
8. Sitotoksik
Sitotoksik adalah obat yang membunuh ataupun merusakkan sel-sel pengganda. Sitotoksik
dipakai sebagai obat kanker serta sebagai penekan kekebalan. Obat jenis ini diberikan secara
oral dalam bentuk tablet atau disuntikkan.

9. Dekongestan
Dekongestan adalah obat yang beraksi pada selaput dinding hidung untuk mengurangi
produksi ingus sehingga meredakan hidung ”ngocor” atau tersumbat akibat pilek atau alergi.
Obat jenis ini bisa dalam bentuk tetes hidung, seprotan, atau tablet.
10. Hipoglikemi
Hipoglikemi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Obat
hipoglikomi oral digunakan untuk mengatasi diabetes yang tidak bisa diatasi dengan sekadar
pengaturan makanan dan tidak bisa dirawat dengan suntikan insulin.
11. Imunosupresives
Imunosupresives atau penekan kekebalan adalah obat yang mencegah atau mengurangi reaksi
tubuh terhadap penyakit atau jaringan asing. Obat ini digunakan untuk mengatasi penyakit-
penyakit yang bersumber dari perusakan jaringan sendiri oleh organ-organ tubuh atau untuk
memudahkan tubuh menerima organ-organ cangkokan.
12. Laksatif
Laksatif adalah obat untuk mempersering dan memudahkan buang air besar. Bekerja dengan
merangsang dinding usus, dengan menambah isi usus atau dengan menambah kadar air tinja.
2.6 Interaksi Obat dengan Obat
Bilamana dua atau lebih obat yang diambil secara bersamaan, ada kemungkinan akan
ada sebuah interaksi di antara obat-obatan tersebut. Interaksi dapat meningkatkan atau
menurunkan efektivitas dan / atau efek samping dari obat. Hal ini juga dapat mengakibatkan
efek samping yang baru, yaitu efek samping yang tidak terlihat dengan menggunakan salah
satu obat itu sendiri. Kemungkinan interaksi obat meningkat sebagai jumlah obat yang
diambil oleh pasien meningkat. Oleh karena itu, orang-orang yang mengambil beberapa jenis
obat untuk pengobatan merupakan resiko besar untuk interaksi. Interaksi obat berkontribusi
pada biaya kesehatan yang disebabkan oleh biaya perawatan medis yang diperlukan untuk
merawat mereka. Interaksi juga dapat mengakibatkan rasa sakit dan penderitaan yang dapat
dihindarkan. Bulan ini dari topik membahas masalah interaksi obat dan beberapa cara untuk
menghindari mereka.
Apa itu interaksi obat? 
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai interaksi antara obat dan zat lainnya yang
mencegah obat bekerja/melakukan seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku untuk
interaksi obat-obatan dengan obat-obatan lainnya (obat – interaksi obat), serta obat-obatan
dengan makanan (interaksi obat - makanan) dan zat lainnya.
Bagaimana interaksi obat terjadi?  
Ada beberapa mekanisme oleh obat yang berinteraksi dengan obat-obatan lain,
makanan, dan bahan lainnya. Interaksi dapat terjadi apabila ada peningkatan atau penurunan
dalam:
(1) penyerapan obat yang masuk ke dalam tubuh;
(2) distribusi obat dalam tubuh;
(3) perubahan yang dibuat pada obat oleh tubuh (metabolisme) ; dan
(4) penghapusan obat dari badan.
Sebagian besar hasil penting dari interaksi obat perubahan dari dalam penyerapan,
metabolisme, atau penghapusan dari obat. Interaksi obat juga dapat terjadi bila dua obat yang
sama (tambahan) efek atau berlawanan (membatalkan) efek bertindak bersama pada tubuh.
Sumber lain dari interaksi obat terjadi ketika obat mengubah satu konsentrasi dari bahan yang
biasanya hadir di dalam tubuh. Perubahan yang substansi ini mengurangi atau meningkatkan
efek obat lain yang sedang diambil. Interaksi obat antara warfarin (Coumadin) dan vitamin K
yang mengandung produk adalah contoh yang baik dari jenis interaksi. Warfarin bertindak
dengan mengurangi konsentrasi bentuk aktif vitamin K didalam tubuh. Karena itu, bila
vitamin K diambil, ia akan mengurangi efek warfarin.  

Perubahan dalam penyerapan


Kebanyakan obat-obatan yang diserap ke dalam darah dan kemudian pergi ke tempat
tindakan mereka. Kebanyakan obat yang berinteraksi diubah karena penyerapan terjadi di
usus. Terdapat berbagai potensi mekanisme melalui penyerapan obat-obatan dapat dikurangi.
Mekanisme ini termasuk perubahan dalam aliran darah ke usus, metabolisme (perubahan dari
obat) oleh usus, peningkatan atau penurunan pemindahan usus secara cepat (gerakan) di
dalam usus, perubahan keasaman di dalam perut, dan perubahan dari bakteri usus.
Penyerapan obat juga dapat dipengaruhi jika kemampuan obat untuk larut (solubility) diubah
oleh obat lain, atau jika substansi (misalnya makanan) mengikati obat dan mencegah
penyerapannya.
Perubahan dalam metabolisme obat dan penghapusan 
Kebanyakan obat dihapuskan melalui ginjal baik dalam bentuk yang tidak berubah
atau sebagai oleh-produk yang dihasilkan dari metabolisme (perubahan) dari obat oleh hati.
Oleh karena itu, hati dan ginjal adalah tempat yang sangat penting yang berpotensi
berinteraksinya obat. Beberapa obat dapat mengurangi atau meningkatkan metabolisme obat
lain oleh hati atau penghapusan mereka oleh ginjal.
Metabolisme obat-obatan adalah proses yang melalui konversi tubuh (mengubah atau
memodifikasi) obat ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk tubuh menghilangkannya
melalui ginjal. (Proses ini juga mengubah obat yang diberikan dalam bentuk yang tidak aktif
menjadi bentuk yang aktif yang sebenarnya menghasilkan efek yang dikehendaki.)
Kebanyakan metabolisme obat berlangsung di hati, tetapi organ-organ lainnya juga dapat
berperan (misalnya, ginjal). The cytochrome P450 enzymes adalah sekelompok enzim dalam
hati yang bertanggung jawab atas sebagian besar metabolisme obat. Mereka, oleh karena itu
sering terlibat dalam interaksi obat. Obat-obatan dan beberapa jenis makanan dapat
meningkatkan atau menurunkan kegiatan enzim ini dan oleh karena itu akan mempengaruhi
konsentrasi obat-obatan yang dimetabolis oleh enzim ini. Peningkatan dalam kegiatan enzim
ini mengarah ke penurunan konsentrasi dan efek pada tindakan obat. Sebaliknya, penurunan
dalam aktivitas enzim mengarah ke peningkatan konsentrasi obat dan efek.

Apa konsekuensi dari interaksi obat? 


Interaksi obat dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan yang bermanfaat
atau efek merugikan yang diberikan obat-obatan. Bila interaksi obat meningkatkan manfaat
dari administratif obat tanpa meningkatkan efek samping, kedua obat dapat digabungkan
untuk meningkatkan kontrol terhadap kondisi yang sedang dirawat. Misalnya, obat-obatan
yang mengurangi tekanan darah oleh berbagai mekanisme yang berbeda dapat digabungkan
karena efek menurunkan tekanan darah dicapai oleh kedua obat-obatan mungkin akan lebih
baik dibandingkan dengan obat itu sendiri. Penyerapan beberapa jenis obat meningkat oleh
makanan. Oleh karena itu, obat ini diambil dengan makanan dalam rangka untuk
meningkatkan konsentrasi mereka didalam tubuh dan, pada akhirnya, mereka berpengaruh.
Sebaliknya, bila penyerapan obat-obatan berkurang oleh makanan, maka obat diambil pada
waktu perut kosong.
Interaksi obat yang paling banyak dikuatirkan adalah yang mengurangi dari efek yang
diinginkan atau meningkatkan efek merugikan dari obat itu sendiri. Obat yang mengurangi
penyerapan atau meningkatkan metabolisme atau penghapusan obat lainnya cenderung
mengurangi efek dari obat yang lain. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan terapi atau
memerlukan peningkatan dosis obat agar berpengaruh. Sebaliknya, obat-obatan yang
meningkatkan penyerapan atau mengurangi eliminasi atau metabolisme obat lain yang
meningkatkan konsentrasi obat-obatan lain di dalam tubuh dan menyebabkan lebih banyak
efek samping. Terkadang, obat berinteraksi karena mereka menghasilkan efek samping yang
serupa. Oleh karena itu, bila kedua obat yang menghasilkan efek samping yang sama
digabungkan, frekuensi dan kerasnya dari efek samping yang meningkat.
Seberapa sering terjadi interaksi obat? 
Interaksi obat adalah kompleks dan terutama yang tidak terduga. interaksi yang
dikenal mungkin tidak terjadi di setiap individu. Hal ini dapat dijelaskan karena ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kemungkinan bahwa terdapat  interaksi yang dikenal yang akan
terjadi. Faktor-faktor tersebut termasuk perbedaan antara individu dalam fisiologi, usia, gaya
hidup (diet, latihan), yang berpenyakit, dosis obat, lamanya terapi gabungan, dan waktu
relatif dari administrasi dua zat. (Terkadang, interaksi dapat dihindari jika dua obat yang
diambil pada waktu yang berbeda.) Namun demikian, interaksi obat yang signifikan sering
terjadi dan mereka menambahkan jutaan dolar untuk biaya kesehatan. Selain itu, banyak obat
telah ditarik dari pasar karena potensi untuk berinteraksi dengan obat lain dan menyebabkan
masalah kesehatan serius.
Bagaimana interaksi obat dapat dihindari?
1. Memberi penyedia layanan kesehatan daftar yang lengkap dari seluruh obat-obatan yang anda
gunakan atau telah digunakan dalam beberapa hari lalu. Ini harus mencakup pengobatan
over-the-counter, vitamin, makanan suplemen, dan herbal remedies.
2. Memberitahu penyedia layanan kesehatan bila ada obat tambahan atau yang dihentikan.
3. Memberitahu penyedia layanan kesehatan tentang perubahan gaya hidup.
4. Bertanya kepada penyedia layanan kesehatan anda tentang hal yang paling serius atau
seringnya interaksi obat dengan obat yang anda gunakan.
5. Sejak frekuensi interaksi obat meningkat dengan sejumlah obat, bekerja sama dengan
penyedia layanan kesehatan anda untuk menghilangkan obat yang tidak diperlukan.
6. Laporan singkat mengenai interaksi obat ini tidak menutup kemungkinan setiap skenario.
Pembaca tidak boleh takut untuk menggunakan obat karena potensi terjadinya interaksi obat.
Sebaliknya, mereka harus menggunakan informasi yang tersedia bagi mereka untuk
meminimalkan resiko interaksi seperti ini dan untuk meningkatkan keberhasilan terapi
mereka.
2.7 Interaksi Obat dan Makanan
Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien. Ketika
dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan
yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat terjadi, makanan yang masuk
juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (food-drug interaction).
Interaksi antara obat dan makanan disini dapat dibagi menjadi :

1. Obat-obatan yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu pengecapan dan


mengganggu traktus gastrointestinal/ saluran pencernaan.
2. Obat-obatan yang dapat mempengaruhi absorbsi, metabolisme dan eksresi zat gizi

2.7.1 Obat dan penurunan nafsu makan


Efek samping obat atau pengaruh obat secara langsung, dapat mempengaruhi nafsu
makan. Kebanyakan stimulan CNS dapat mengakibatkan anorexia. Efek samping obat yang
berdampak pada gangguan CNS dapat mempengaruhi kemampuan dan keinginan untuk
makan. Obat-obatan penekan nafsu makan dapat menyebabkan terjadinya penurunan berat
badan yang tidak diinginkan dan ketidakseimbangan nutrisi.
2.7.2 Obat dan perubahan pengecapan/ penciuman
Banyak obat yang dapat menyebabkan perubahan terhadap kemampuan merasakan/
dysgeusia, menurunkan ketajaman rasa/ hypodysgeusia atau membaui. Gejala-gejala tersebut
dapat mempengaruhi intake makanan. Obat-obatan yang umum digunakan dan diketahui
menyabapkan hypodysgeusia seperti: obat antihipertensi (captopril), antriretroviral
ampenavir, antineoplastik cisplastin, dan antikonvulsan phenytoin.
2.7.3 Obat dan gangguan gastrointestinal
Obat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus besar dan hal ini dapat
berdampak pada terjadinya konstipasi atau diare. Obat-obatan narkosis seperti kodein dan
morfin dapat menurunkan produktivitas tonus otot halus dari dinding usus. Hal ini berdampak
pada penurunan peristaltik yang menyebabkan terjadinya konstipasi.
2.7.4 Absorbsi
Obat-obatan yang dikenal luas dapat mempengaruhi absorbsi zat gizi adalah obat-
obatan yang memiliki efek merusak terhadap mukosa usus. Antineoplastik, antiretroviral,
NSAID dan sejumlah antibiotik diketahui memiliki efek tersebut. Mekanisme penghambatan
absorbsi tersebut meliputi: pengikatan antara obat dan zat gizi (drug-nutrient binding)
contohnya Fe, Mg, Zn, dapat berikatan dengan beberapa jenis antibiotik;  mengubah
keasaman lambung seperti pada antacid dan antiulcer sehingga dapat mengganggu
penyerapan B12, folat dan besi; serta dengan cara penghambatan langsung pada metabolisme
atau perpindahan saat masuk ke dinding usus.
2.7.5 Metabolisme
Obat-obatan dan zat gizi mendapatkan enzim yang sama ketika sampai di usus dan
hati. Akibatnya beberapa obat dapat menghambat aktifitas enzim yang dibutuhkan untuk
memetabolisme zat gizi. Sebagai contohnya penggunaan metotrexate pada pengobatan kanker
menggunakan enzim yang sama yang dipakai untuk mengaktifkan folat. Sehingga efek
samping dari penggunaan obat ini adalah defisiensi asam folat
2.7.6 Ekskresi
Obat-obatan dapat mempengaruhi dan mengganggu eksresi zat gizi dengan
mengganggu reabsorbsi pada ginjal dan  menyebabkan diare atau muntah.
Sehingga jika dirangkum, efek samping pemberian obat-obatan yang berhubungan
dengan gangguan GI (gastrointestinal) dapat berupa terjadinya mual, muntah, perubahan pada
pengecapan, turunnya nafsu makan,  mulut kering atau inflamasi/ luka pada mulut dan
saluran pencernaan, nyeri abdominal (bagian perut), konstipasi dan diare. Efek samping
seperti di atas dapat memperburuk konsumsi makanan si pasien. Ketika pengobatan
dilakukan dalam waktu yang panjang tentu dampak signifikan yang memperngaruhi status
gizi dapat terjadi.
2.8 Macam-macam proses Interaksi Obat dengan makanan
Berikut merupakan macam-macam proses interaksi obat dan makanan dan efek yang
ditimbulkan dalam tubuh kita.
a. Makanan yang meningkatkan efek beberapa obat
Obat yang efeknya apat ditingkatkan oleh makanan dan biasanya harus digunakan
bersama dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap.
b. Obat jantung β bloker
Digunakan untuk mencegah angina, untuk menormalakan kembali denyut jantung
yang tidak beraturan, dan untuk menaggulangi tekanan darah tinggi. Nama paten pemblok
beta : Tenormin, Inderal,lopresor. Karbamazapin (tagretol) anti konvulsan yang digunakan
untuk mencegah serangan Diazepam (Valium) – suatu transkuliansia. Diuretika digunakan
untuk mengobati tekanan darah tinggi dan layu jantung. Nama paten diuretika yang
berinterakasi : Anhydron, Aquatag, aquetnsin, diucardin, diulo, diuril, enduron, hydromox.
Hidralazine (apresoline) digunakan untuk menanggulangi tekanan arah tinggi.
Nitrofurantoin (furadantin, Macrodantin) suatu anti mikroba digunakan untuk mengobati
infeksi saluran kemih. Fenitoin (dilantin) suatu anti konvulsann digunakan untuk mencegah
serangan. Spironolakton (aldactazide, aldactone) suatu diuretika digunakan untuk
menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu Jantung.
c. Makanan yang menurunkan efek beberapa obat
Makan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk
mencegah interaksi yang mungkin menurunkan efek obat :
Kaptoril (capoten) digunakan untuk menanggulangi takanan darah tinggi dan layu jantung
Antibiotika. Pengecualian antibiotika yang tidak dipengaruhi oleh makanan
Amoksisilin (amoksil, larotid, polymox)
Bakampisilin (spectrobid)
Doksisilin (doxcychel)
Hetasalin (Versapen)
Eritromisin estolat (liosone)
Eritromisin salut enteric (E-mycin, Ery-Tab)
Minosiklin (minocin)
d. Makanan Beralkali Metenamin (hiprex, Mandelamine, Urex)
Efek metanamine dapat berkurang. Metanamine digunakan untuk mengobati infeksi
saluran kemih (kandung kemih Dan ginjal). Akibatnya : Infeksi mungkin tidak terobati
dengan baik. Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah
jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan (kecuali berry. Prem yang dikeringkan), susu,
sayuran (kecuali Jagung)
e. Makanan beralkali Kinidin (Cardioquin, duraquin, quinaglute dura tabs, Quinora)
Efek kinidin dapat meningkat, kinidin digunakan untuk menormalkan denyut jantung
yang tidak beraturan. Akibatnya mungkin menjadi efek samping merugikan karena terlalu
banyak kinidin disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratur, pusing sakit
kepala, telinga berdaging, dan gangguan penglihatan. Hindari makan seperti : Hindari
makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa
susu, buah-buahan, sayuran (kecuali Jagung)
f. Makanan beralkali Kinin (coco Quinine, Quinamm, Quinine)
Efek Quinine dapat meningkat. Kinin adalah obat bebas yang digunakan untuk
mengobati malaria dan untuk kejang kaki malam hari. Akibatnya mungkin dapat menjadii
efek samping merugikan karena terlalu banyak kinin disertai gejala pusing dan sakit kepala,
telinga berdenging, dan gangguan penglihatan. Hindari makan beralkali seperti : amandel,
susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan, sayuran (kecuali
Jagung)
g. Makanan Berkofein Obat asma gol teofilin
Efek obat asama dapat meningkat . obat asama melebarkan jalan udara dan
memeudahkan pernapasan penderita asma, akibatnya mungkin menjdai efek samping
merugikan karena terlalu banyak teofilin disertai gejala mual, pisong, sakit kepala, mudah
tersinggung, tremor, insomnia, trakhikardia, nama paten obat asma golongan teofilin
Sumber kafein adalah : Kopi teh kola dan mnuman ringan, coklat, beberapa pil pelangsing
yang dijual bebeas, sediaan untuk flu/ batuk, nyeri, dan sakit yang menggangu akibat haid

h. Makanan berkarbohidrat asetaminofen


Asetaminofen dapat berkurang asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan
demam yang masyhur. Akibatnya nyeri dan demam mungkin tidak hilang sebagaimana
mestinya. Sumber karbohidrat : roti biscuit aroma jeli, dll. Nama paten asetaminofen :
Anacin-3, Datril, liquprin.
i. Sate sapi atau hamburger obat asma turunan teofilin
Efek obat asama dapat berkurang obat asama membuka jalan udara di paru-paru dan
mempermudah pernapasan penderita asma akibatya : asma mungkin tidak terkendali dengan
baik.
j. Makanan berlemak – Griseofulvin (Fluvicin P/G, Fluficin U/F, Griseofulvin V, Grisactin,
Gris PEG)
Efek griseofulvin dapat meningkat griseofulvin diberikan secara oral untuk mengobati
infeksi jamur pada rambut, kulit, kuku tangan, dan kuku kaki. Interaksi yang terjadi adalah
interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin sebaikanya ditelan pada saat makan makanan
berlemak seperti : Alpukat, daging sapi, mentega, kue, kelapa susu, selada ayam, kentang
goring, ayam goreng.
k. Makanan berserat banyak digoksin
Efek digoksin berkurang digoksin digunakan untuk mengobati layu jantung dan untuk
menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya kondisi yang diobati
mungkin tidak terkendali dengan baik. Gunakan digoksin satu jam sebelum atau sesudah
makan yang berserat seperti : Sari buah prem, seralia beras, makanan dari gandum, biji-
bijian, sayuran mentah, sayuran berdaun.
l. Makanan berprotein tinggi (daging, produk susu) – levodopa
Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor
pada penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik.
Hindari atau makanlah sedikit makanan berprotein tinggi.
m. Sayuran berdaun hijau Tiroid (Amour Thyroid)
Efek tiroid mungkin dilawan. Tiroid diberikan untuk memperbaiki hipotiroidisme
(kelenjar tiroid tidak berfungsi sempurna) dan gondok (pembesaran kelenjar tiroid)
Hindari makan sayuran berdaun hijau seperti asparagus, brokoli, bunga kol, kol, kangkung,
buncis.
n. Kayu manis (licorice) obat tekanan darah tinggi
Efek obat tekanaan darah mungkin dilawan. Akibatnya tekanan darah mungkin tidak
terkendali dengan baik. Jangan makan kayu manis alam kayu manis buatan boleh saja.

o. Kayu manis (licorice) obat jantung digitalis


Efek digitalis dapat meningkat. Digitalis digunakan pada layu jantung dan untuk
menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya mungkin terjadi efek
samping merugikan karena terlalu banyak digitalis disertai gejala mual bingung gangguan
penglihatan, sakit kepala tak bertenaga jangasn makan kayu manis alam
p. Sausu dan produk susu – antibiotika tetrasiklin
Efek tetrasiklin dapat berkurang. Tetrasiklin adalah antibiotika yang digunakan untuk
melawan infeksi akibatnya infeksi yang diobati mungkin tak terkendali dengan baik. Untuk
mencegah interaksi, gunakan tetrasiklin satu atau dua jam dedudah minum susu atau produk
susu lain.Kekecualian :doksisiklin , monosiklin.
q. Garam lithium (eskalith, lithane, lithobid)
Makanan berkadar garam rendah meningkatkan efek litium sedangkan yang berkadar
garam tinggi menurunkan refek litium. Litium digunakan untuk menanggulangi beberapa
gangguan jiwa yang berat.
i.                    Makanan yang mengandung terlalu sedikit garam dapt menimbulkan keracunan lithium
dengan gejala pusing, mulut kering, lemah, bingung, tak bertenaga, kehilangan selera makan,
mual nyeri perut, nanar, dan bicara tidak jelas.\
ii.                  Jika makanan mengandung garam terlalu banyak, kondisi yang diobati mungkin tidak terlalu
baik. NaCl terdapat didalam bermacam-macam makanan
r. Makanan yang mengandung tiramin – antidepresan jenis IMAO (EUtoniyl, Marpan, Nardil,
Parnete)
Kombinasi ini dapat meningkatkan tekanan darah dengan nyata, akibatya sakit kepala
berat, demam, gangguan penglihatan, bingung yang mungkin,diikuti oleh perdarahan otak.
Tiramin adalah stimulant syaraf pusat,anti depresan digunakan untuk meningkatkan tekanan
jiwa dan memeperbaiki suasana hati. Depresan jenis IMAO ini sudah tidakk begitu banyak
digunakan lagi sejak ditemukanya antidepresan yang lebih aman seperti Elavil, Sinequan, dan
Desyrel. Hindari makan mengandung tiramin seperti : Alpukat, kentang bakar, pisang buncis,
bir, sosis, keju, hati ayam, ciklat, kopi minuman kola, korma, (dalam kaleng), pengepuk
daging, kacang sup kemas, cabe acar ikan,haring, rasberi, salami, acar, kol, sosis, kecap,
anggur, ragi.
s. Makanan yang mengandung vitamin B6 piridoksin
Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor
pada penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik.
Hindari makanan yang kaya vitamin B6 : alpukat, ragi roti, Ragi beras.
t. Makanan yang kaya vitamin K antikoagulan ( athrombin K, Caufarin, Caumadin,
dikumarol.
Efek anti koagulan dapat berkurang. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan
darah dan mencgah pembekuan darah. Akibatnya : darah mungkin tetap membeku meski
penderita sedang berobat dengan antikoagulan. Untuk mengurangi interaksi ini, jangan
makan terlalu banyak makanan vitamin K : Hati, sayuran berdaun (asparagus, brokoli, kol,
kembang kol, kangkung, kapri, bayam, lobak)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan
oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang
dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit atau gejala-gejalanya
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai interaksi antara obat dan zat lainnya yang
mencegah obat bekerja/melakukan seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku untuk
interaksi obat-obatan dengan obat-obatan lainnya (obat – interaksi obat), serta obat-obatan
dengan makanan (interaksi obat - makanan) dan zat lainnya.
Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien. Ketika
dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan
yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat terjadi, makanan yang masuk
juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (food-drug interaction).
3.2 Saran
  Baca komposisi obat
  Baca label kontra indikasi
  Makanlah makanan yang membantu kerja obat agar obat dapat lebih cepat terabsorbsi

Daftar Pustaka

http://www.anneahira.com/istilah-medis.html
http://www.dechacare.com/Macam-Macam-Obat-dan-Tujuan-Penggunaannya-I461.html

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090605063918AA0tZDt
http://www.ahliwasir.com/products/162/0/Interaksi-Obat
http://berita.agenbola.com/search/interaksi-obat-bersama-makanan-%C2%AB-tryawanaguss-
blog.php

Anda mungkin juga menyukai