Anda di halaman 1dari 17

Skip to content

 Home
 About Us
 Contact




 Home
 Health
 Mengenal Jenis-Jenis dan Bentuk-Bentuk Obat

Mengenal Jenis-Jenis dan Bentuk-Bentuk Obat


Health
June 25, 2017Dave Navarro 31545







Dalam dunia farmasi, ada banyak sekali jenis – jenis dan bentuk obat – obatan yang bisa
anda temukan. Masing – masing jenis obat tersebut memiliki fungsi yang berbeda beda satu
sama lain. Ketika anda sedang mengalami atau menderita suatu penyakit, otomatis anda pasti
pernah memakan atau meminum obat atau bagi anda yang ingin menjaga kesuburan tubuh
maka obat herbal menjadi solusinya. Bentuk obat yang biasa anda minum bisa berbentuk
kapsul, tablet, cairan ataupun dalam bentuk yang lainnya. Obat – obatan ini sebenarnya
bukan hanya bisa dikonsumsi dengan cara dimakan atau diminum, tapi ada juga obat yang
tidak boleh dimakan ataupun diminum.

Jenis obat seperti ini biasanya adalah obat luar atau obat yang digunakan untuk mengobati
sakit yang berada di luar organ dalam tubuh. Agar pengetahuan anda tentang informasi obat
yang berlaku dan beredar di masyarakat semakin bertambah, maka sangat penting bagi
anda untuk mengetahui jenis – jenis obat dan bentuk – bentuk obat tersebut. Berikut ini
adalah penjelasannya:

Jenis – jenis Obat


Banyaknya jenis penyakit yang bermunculan di masyarakat tentu menjadi salah satu faktor
penyebab banyaknya jenis – jenis obat yang diciptakan. Obat sengaja diciptakan memang
untuk sebuah tujuan, yaitu : pengobatan suatu penyakit. Tingkat bahaya dari setiap penyakit
pasti tidak sama. Sehingga untuk melakukan tindakan pengobatannya juga membutuhkan
obat yang tepat. Setuju nggak? Misalnya: untuk mengobati luka dalam, anda memerlukan
jenis obat yang bisa dimasukkan ke dalam tubuh, sedangkan untuk mengobati luka luar (luka
yang terlihat di permukaan), maka anda memerlukan jenis obat yang memang dikhususkan
untuk itu.

1. Obat Tablet
Jenis obat tablet ini adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan tambahan (murni bahan
obat). Obat berbentuk tablet ini pemakaiannya adalah dengan cara dimakan atau diminum.
Jenis obat berbentuk tablet ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

– Tablet Kempa
Jenis obat berbentuk tablet yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Obat berbentuk
tablet ini dibuat sesuai dengan bentuk cetakannya dan memiliki ukuran yang
sangat bervariasi.

– Tablet Hipodermik
Jenis obat tablet hipodermik ini adalah obat tablet yang mudah larut di dalam air. Proses
pelarutannya juga terjadi secara sempurna.

– Tablet Effervescent
Jenis obat tablet effervescent ini memang sengaja dibuat agar mudah larut di dalam air.
Penggunaan jenis tablet ini adalah dengan melarutkannya dahulu didalam air sebelum
diminum. Tablet Effervescent ini tidak boleh langsung anda telan atau dimakan sebelum
dilarutkan dalam air.

– Tablet Kunyah
Obat berbentuk tablet yang satu ini penggunaan dilakukan dengan cara dikunyah. Biasanya,
jenis obat tablet seperti ini memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan obat – obat
yang lainnya, karena pemakaiannya yang harus langsung dimakan atau dikunyah.

2. Obat Berbentuk Serbuk (Pulvis)


Jenis obat ini adalah obat berbentuk serbuk yang merupakan campuran dari bahan kimia atau
obat, yang biasanya digunakan untuk pemakaian atau pengobatan luar. Jenis obat yang satu
ini memiliki karakteristik homogen dan kering, serta homogenisitasnya dipengaruhi oleh
ukuran partikel dan densitasnya atau berat jenisnya. Obat jenis ini juga memiliki derajat
kehalusan tertentu.

Obat berbentuk serbuk ini memiliki keuntungan / kelebihan seperti :


– Campuran obat dan bahan obat sesuai kebutuhan
– Dosisnya lebih tepat, lebih stabil dari jenis obat larutan
– Bersifat disolusi atau cepat larut di dalam tubuh
– Tidak memerlukan banyak bahan tambahan

3. Obat Berbentuk Pil


Jenis obat berbentuk pil ini adalah bentuk obat yang berbentuk bundar (bulat) padat kecil
yang mengandung bahan atau zat obat. Pemakaian obat ini dilakukan dengan cara dimakan
atau diminum. Bobot pil idealnya adalah berkisar antara 100 – 150 mg, biasanya sih bobot
rata – ratanya adalah 120 mg, namun karena suatu hal, bobot tersebut sering tidak terpenuhi.

4. Obat Berbentuk Kapsul


Obat jenis kapsul ini terdiri dari bahan obat yang dibungkus dengan bahan padat, yang
mudah larut. Bahan pembungkus ini sangat berguna agar obat mudah ditelan, menghindari
bau dan rasa yang tidak enak dari obat, serta menghindari kontak langsung dengan sinar
matahari. Obat bentuk kapsul ini umumnya berbentuk bulat panjang dengan pangkal dan
ujungnya yang tumpul.

Akan tetapi beberapa pabrik membuat obat kapsul dengan bentuk khusus, misal ujungnya
lebih runcing atau rata. Kapsul ini juga dapat mengandung zat warna yang aman atau zat
warna dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi,
bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10 –
15 % air.

5. Obat Berbentuk Kaplet


Jenis obat kaplet ini merupakan jenis obat yang bentuknya penggabungan dari bentuk tablet
dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya obat berbentuk tablet
pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.

Selain bentuknya yang lebih menarik, bentuk ini juga berfungsi untuk melindungi obat dari
pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman lambung. Kaplet
pun merupakan obat padat yang dibuat secara kempa cetak sehingga bentuknya menjadi oval
seperti kapsul.

6. Obat Berbentuk Larutan


Obat jenis ini adalah obat yang bentuknya berupa larutan, yang dapat larut di dalam air,
pemakaian obat jenis ini ada yang diminum dan ada juga untuk obat luar (seperti obat kulit).
Jenis obat berbentuk larutan ini memiliki keuntungan, seperti:
– Merupakan campuran homogen
– Dosis mudah diubah – ubah dalam pembuatannya.
– Dapat diberikan dalam bentuk larutan yang encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit
diencerkan.
– Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat terabsorpsi.
– Mudah diberi pemanis, pengaroma dan warna dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada
anak-anak.
– Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan.

7. Obat Berbentuk Suspensi


Obat berbentuk suspensi ini pemakaiannya juga dilarutkan di dalam air. Namun ada bagian
yang tidak larut, berupa butiran – butiran, contoh umumnya adalah vegeta.

8. Obat Berbentuk Extract

Obat jenis ini dihasilkan dari proses extraksi dari bahan bahan obat – obatan, baik dari hewan
ataupun tumbuhan. Obat berbentuk ekstrak ini merupakan sediaan pekat, yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi ukuran yang ditetapkan.

9. Obat Berbentuk Salep


Obat ini adalah jenis obat luar, bentuknya berupa semi padat yang bisa dioleskan pada kulit
atau selaput lendir. Bahan obat jenis salep ini harus larut dan terdispersi pada bahan dasar
salep.

10. Obat Berbentuk Suppositoria


Obat jenis ini merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra. Padaumumnya jenis obat ini akan meleleh, melunak atau
melarut pada suhu tubuh.

Penggunaan lokal : memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi
karena hemoroid.
Penggunaan sistemik : aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti
muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.

11. Obat Berbentuk Cair Tetes

Obat ini berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke bagian yang terkena penyakit.
Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes mulut, tetes telinga, tetes hidung dan
tetes mata

12. Obat Injeksi (suntik)


Istilah injeksi berarti adalah mendorong sejumlah cairan obat ke dalam tubuh menggunakan
jarum suntik. Cara injeksi yang biasa digunakan oleh dokter, perawat ataupun bidan adalah
IM(otot atau intramuscullar), IV(pembuluh darah atau intravena), SC(jaringan lemak
dibawah kulit atau subcutan) dan ID(lapisan diantara kulit atau intradermal).

Obat jenis ini berbentuk cair (larutan,emulsi atau suspensi) yang disuntikkan ke tubuh
penderita, dengan tujuan agar kerja obat lebih cepat dan untuk mengobati penderita yang
tidak bisa makan obat melalui mulut.

Jenis obat dan bentuk obat yang sudah dijelaskan di atas tergantung dari kebutuhan dan
penyakit yang diderita seseorang. Hal penting yang perlu anda ingat adalah jangan meminum
dan memakan obat sembarangan, perhatikan aturan minum dan cara pemakaiannya. Dan
yang paling penting harus berdasarkan resep dokter agartidak terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan.
11 Makanan yang Baik Dikonsumsi oleh Penderita Obesitas Health

Prev Story

Telapak Tangan Terasa Gatal? Pertanda Baik Atau Buruk, ya? Health

Next Story
Search

Categories

 Animal
 Automotive
 Beauty
 Career
 Criminal
 Culinary
 Education
 Entertainment
 Funny
 Game
 Health
 History
 Info
 Inspiration
 Lifestyle
 Magic
 Main
 Mistery
 Movie
 Music
 Mystic
 Personality
 Photography
 Property
 Robot
 Social
 Space
 Story
 Technology
 Tips
 Unique

Recent Posts

 Takut dan Cemas Saat Bertemu Dokter? Mungkin Anda Terkena Sindrom Ini
 Darknet, Tempat Transaksi Jual-Beli Online Yang Menyembunyikan Identitas
Pembelinya
 Mencium Baju Pasangan Bisa Mengurangi Tingkat Stress, Berikut Penjelasannya
 Falcon UAV, Drone Yang Dirancang Untuk Membantu Tugas Polisi
 Makin Canggih, Inilah Teknologi Hebat Yang Akan Hadir di Tahun 2018

 Home
 About Us
 Contact

Copyright Ⓒ 2005 - 2017 Thepanicchannel.com. All Rights Reserved


← OMEPRAZOLE

Antiotik Untuk Anak →

PARACETAMOL

Des 8

Posted by Administrator

Obat Generik :

Paracetamol / Parasetamol

Obat Bermerek :

Alphamol, Biogesic, Bodrexin Demam, Contratemp, Cupanol, Dumin, Farmadol, Fasgo


Forte, Fevrin, Grafadon, Ikacetamol, Itamol, Itamol Forte, Kamolas, Lanamol, Maganol,
Moretic, Naprex, Nasamol, Nufadol, Pamol, Panadol Biru, Praxion, Progesic, Propyretic,
Pyrex, Pyridol, Sanmol, Sanmol Tablet, Tempra, Turpan, Xepamol

Penyakit Terkait : Sakit Kepala, Migrain, Demam

KOMPOSISI

 Paracetamol Tablet : Setiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg.


 Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol
125 mg.
 Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol
160 mg.
 Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung
Parasetamol 250 mg.

FARMAKOLOGI

Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri
(analgesik) dan menurunkan demam (antipiretik). Parasetamol mengurangi nyeri dengan cara
menghambat impuls/rangsang nyeri di perifer. Parasetamol menurunkan demam dengan cara
menghambat pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus.

Paracetamol (parasetamol) sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti sakit
kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit gigi, flu dan demam. Parasetamol mempunyai efek
mengurangi nyeri pada radang sendi (arthritis) tapi tidak mempunyai efek mengobati
penyebab peradangan dan pembengkakan sendi.

INDIKASI

 Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor,
nyeri trauma ringan.
 Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit. Pada kondisi demam,
paracetamol hanya bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan suhu
tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu sendiri.

KONTRAINDIKASI

 Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol.


 Penderita gangguan fungsi hati berat.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

 Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera
hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.
 Gunakan Parasetamol berdasarkan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Penggunaan
paracetamol melebihi dosis yang dianjurkan dapat menyebabkan efek samping yang serius
dan overdosis.
 Hati-hati penggunaan parasetamol pada penderita penyakit hati/liver, penyakit ginjal dan
alkoholisme. Penggunaan parasetamol pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat
meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati.
 Hati-hati penggunaan parasetamol pada penderita G6PD deficiency.
 Hati-hati penggunaan parasetamol pada wanita hamil dan ibu menyusui. Parasetamol bisa
diberikan bila manfaatnya lebih besar dari pada risiko janin atau bayi. Parasetamol dapat
dikeluarkan melalui ASI namun efek pada bayi belum diketahui pasti.

EFEK SAMPING

 Mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan.


 Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati.
 Reaksi hipersensitivitas/alergi seperti ruam, kemerahan kulit, bengkak di wajah (mata, bibir),
sesak napas, dan syok.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI

Paracetamol Tablet

 Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali sehari.


 Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.

Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml

 Anak usia 0 – 1 tahun : ½ sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari.


 Anak usia 1 – 2 tahun : 1 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari.
 Anak usia 2 – 6 tahun : 1 – 2 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari.
 Anak usia 6 – 9 tahun : 2 – 3 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari.
 Anak usia 9 – 12 tahun : 3 – 4 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari.

KEMASAN

 Paracetamol tablet 500 mg.


 Paracetamol sirup 125 mg/5 ml.
 Paracetamol sirup 160 mg/5 ml.
 Paracetamol sirup 250 mg/5 ml.
 Paracetamol suppositoria.

Anda mungkin juga menyukai