Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FARMAKOLOGI

GOLONGAN OBAT

Oleh :

1. Arlinda Maya Oktavia (P1337420319156)


2. Adityabella Pangesti (P1337420319128)
3. Diny Diyannur (P1337420319068)
4. Lilis Yeni Susanti (P1337420319113)
5. Ni’matul Maula (P1337420319073)
6. Septi Nur Fita H. (P1337420319152)
7. Mukholidun Ramadhan (P1337420319074)
8. Muhammad Fahmi (P1337420319134)
9. Zariba Salsabila (P1337420319116)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN

TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada penulis sehingga dengan seizin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Golongan Obat” , yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah farmakologi.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui dan memahami tentang apa
saja penggolongan obat yang diketahui. Selain itu, dapat mengetahui apa saja jenis obat-obatan
dan efek samping mengonsumsi obat bagi manusia.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Terutama kepada dosen pengampu mata kuliah
Farmakologi yang telah memberikan tugas ini. Sehingga, penulis semakin bertambah
pengetahuan mengenai ilmu farmakologi yang berkaitan dengan Golongan Obat, serta semakin
bertambah pengetahuan mengenai penulisan karangan ilmiah, dan hal ini sangat bermanfaat bagi
penulis untuk menyusun karangan ilmiah maupun tugas akhir di kemudian hari.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Namun, telah
memberikan banyak pengetahuan baru dan manfaat kepada penulis. Akhir kata dari penulis,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang sifatnya membangun
akan penulis terima dengan senang hati sebagai masukan untuk memperbaiki guna
penyempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.

Pekalongan, 26 Januari 2020

Penulis
Daftar Isi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
BAB II Pembahasan
2.1 Golongan Obat...................................................................................................................
2.2 Jenis Obat...........................................................................................................................
2.3 Efek Samping Obat Jika Dikonsumsi Manusia..................................................................
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat
kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses
penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau
khasiatnya bisa kita dapatkan.
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat keras, psikotropika dan
narkotika, obat bebas terbatas yang akan dibahas secara mendetail pada pembahasan selanjutnya.
Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan
penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis obat yang beredar?


2. Apa saja Golongan-golongan obat?
3. Bagaimana efek obat jika dikonsumsi oleh manusia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis obat


2. untuk mengetahui golongan-golongan obat
3. Untuk mengetahui bagaimana efek obat jika dikonsumsi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Jenis-jenis Obat

Banyaknya jenis penyakit yang bermunculan di masyarakat tentu menjadi salah satu
faktor penyebab banyaknya jenis – jenis obat yang diciptakan. Obat sengaja diciptakan memang
untuk sebuah tujuan, yaitu : pengobatan suatu penyakit. Tingkat bahaya dari setiap penyakit pasti
tidak sama. Sehingga untuk melakukan tindakan pengobatannya juga membutuhkan obat yang
tepat. Setuju nggak? Misalnya: untuk mengobati luka dalam, anda memerlukan jenis obat yang
bisa dimasukkan ke dalam tubuh, sedangkan untuk mengobati luka luar (luka yang terlihat di
permukaan), maka anda memerlukan jenis obat yang memang dikhususkan untuk itu.

Jenis Obat Berdasarkan Bentuk

1. Obat Tablet

Jenis obat tablet ini adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan tambahan (murni
bahan obat). Obat berbentuk tablet ini pemakaiannya adalah dengan cara dimakan atau diminum.
Jenis obat berbentuk tablet ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

– Tablet Kempa

Jenis obat berbentuk tablet yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Obat berbentuk
tablet ini dibuat sesuai dengan bentuk cetakannya dan memiliki ukuran yang sangat bervariasi.

– Tablet Hipodermik

Jenis obat tablet hipodermik ini adalah obat tablet yang mudah larut di dalam air. Proses
pelarutannya juga terjadi secara sempurna.

– Tablet Effervescent
Jenis obat tablet effervescent ini memang sengaja dibuat agar mudah larut di dalam air.
Penggunaan jenis tablet ini adalah dengan melarutkannya dahulu didalam air sebelum diminum.
Tablet Effervescent ini tidak boleh langsung anda telan atau dimakan sebelum dilarutkan dalam
air.

– Tablet Kunyah

Obat berbentuk tablet yang satu ini penggunaan dilakukan dengan cara dikunyah.
Biasanya, jenis obat tablet seperti ini memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan obat –
obat yang lainnya, karena pemakaiannya yang harus langsung dimakan atau dikunyah.

2. Obat Berbentuk Serbuk (Pulvis)

Jenis obat ini adalah obat berbentuk serbuk yang merupakan campuran dari bahan kimia
atau obat, yang biasanya digunakan untuk pemakaian atau pengobatan luar. Jenis obat yang satu
ini memiliki karakteristik homogen dan kering, serta homogenisitasnya dipengaruhi oleh ukuran
partikel dan densitasnya atau berat jenisnya. Obat jenis ini juga memiliki derajat kehalusan
tertentu.

Obat berbentuk serbuk ini memiliki keuntungan / kelebihan seperti :

– Campuran obat dan bahan obat sesuai kebutuhan

– Dosisnya lebih tepat, lebih stabil dari jenis obat larutan

– Bersifat disolusi atau cepat larut di dalam tubuh

– Tidak memerlukan banyak bahan tambahan

3. Obat Berbentuk Pil

Jenis obat berbentuk pil ini adalah bentuk obat yang berbentuk bundar (bulat) padat kecil
yang mengandung bahan atau zat obat. Pemakaian obat ini dilakukan dengan cara dimakan atau
diminum. Bobot pil idealnya adalah berkisar antara 100 – 150 mg, biasanya sih bobot rata –
ratanya adalah 120 mg, namun karena suatu hal, bobot tersebut sering tidak terpenuhi.

4. Obat Berbentuk Kapsul


Obat jenis kapsul ini terdiri dari bahan obat yang dibungkus dengan bahan padat, yang
mudah larut. Bahan pembungkus ini sangat berguna agar obat mudah ditelan, menghindari bau
dan rasa yang tidak enak dari obat, serta menghindari kontak langsung dengan sinar matahari.
Obat bentuk kapsul ini umumnya berbentuk bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya yang
tumpul.

Akan tetapi beberapa pabrik membuat obat kapsul dengan bentuk khusus, misal ujungnya
lebih runcing atau rata. Kapsul ini juga dapat mengandung zat warna yang aman atau zat warna
dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan
pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10 – 15 % air.

5. Obat Berbentuk Kaplet

Jenis obat kaplet ini merupakan jenis obat yang bentuknya penggabungan dari bentuk
tablet dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya obat berbentuk
tablet pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.

Selain bentuknya yang lebih menarik, bentuk ini juga berfungsi untuk melindungi obat
dari pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman lambung. Kaplet pun
merupakan obat padat yang dibuat secara kempa cetak sehingga bentuknya menjadi oval seperti
kapsul.

6. Obat Berbentuk Larutan

Obat jenis ini adalah obat yang bentuknya berupa larutan, yang dapat larut di dalam air,
pemakaian obat jenis ini ada yang diminum dan ada juga untuk obat luar (seperti obat kulit).
Jenis obat berbentuk larutan ini memiliki keuntungan, seperti:

– Merupakan campuran homogen

– Dosis mudah diubah – ubah dalam pembuatannya.

– Dapat diberikan dalam bentuk larutan yang encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit
diencerkan.

– Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat terabsorpsi.

– Mudah diberi pemanis, pengaroma dan warna dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada
anak-anak.

– Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan.


7. Obat Berbentuk Suspensi

Obat berbentuk suspensi ini pemakaiannya juga dilarutkan di dalam air. Namun ada
bagian yang tidak larut, berupa butiran – butiran, contoh umumnya adalah vegeta.

8. Obat Berbentuk Extract

Obat jenis ini dihasilkan dari proses extraksi dari bahan bahan obat – obatan, baik dari
hewan ataupun tumbuhan. Obat berbentuk ekstrak ini merupakan sediaan pekat, yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi ukuran yang ditetapkan.

9. Obat Berbentuk Salep

Obat ini adalah jenis obat luar, bentuknya berupa semi padat yang bisa dioleskan pada
kulit atau selaput lendir. Bahan obat jenis salep ini harus larut dan terdispersi pada bahan dasar
salep.

10. Obat Berbentuk Suppositoria

Obat jenis ini merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra. Padaumumnya jenis obat ini akan meleleh, melunak atau
melarut pada suhu tubuh.

Jenis Obat Berdasarkan Logo atau Simbol

1. Golongan Obat Keras

Golongan obat keras ditandai dengan logo berbentuk lingkaran berwarna merah bergaris
tepi bewarna hitam, dan tulisan huruf K di dalamnya. Obat golongan ini hanya bisa diperoleh
dengan resep dokter, karena efek negatif yang mungkin ditimbulkan jika dikonsumsi tanpa
pengawasan tenaga kesehatan bersifat berat. Izin penjualannya ke pasien hanya diberikan kepada
apotek atau rumah sakit. Contoh obat-obatnya antara lain : antibiotik (amoksisilin, ampisilin,
sefadroksil), obat tekanan darah tinggi (captopril, amlodipin), antidiabetes (glibenklamid,
metformin), dan masih banyak lagi.
2. Golongan Obat Psikotropika

Golongan obat psikotropika ditandai dengan logo yang sama dengan golongan obat keras.
Perbedaannya adalah obat psikotropika dapat menimbulkan efek adiksi atau ketergantungan dan
dapat mempengaruhi perilaku penggunanya. Dengan kata lain efek samping yang
ditimbulkannya lebih berat dan lebih berbahaya dibandingkan obat keras, maka perlu dibawah
pengawasan tenaga medis. Obat-obat ini sering disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin
mendapatkan kesenangan sesaat. Contoh obat-obatnya yaitu : diazepam untuk obat penenang
atau epilepsi, fenobarbital untuk obat tidur atau penenang, obat -obat epilepsi, obat anti depresi,
dan lain sebagainya.

3. Golongan Obat Narkotika

Golongan obat narkotika ditandai dengan logo berbentuk lingkaran dan terdapat palang
merah di dalamnya. Golongan obat ini dapat menimbulkan efek ketergantungan, karena itu
diperlukan pengawasan yang ketat. Hanya bisa diperoleh di apotek atau rumah sakit berdasarkan
resep dokter. Apotek atau rumah sakit yang mendistribusikannya ke pasien, harus memberikan
laporan pada dinas kesehatan dan Balai POM setiap periode tertentu. Contoh obat-obatnya
adalah morfin untuk penghilang sakit yang sangat berat, codein untuk obat batuk, dan lain-lain.

4. Golongan Obat Bebas Terbatas

Golongan obat bebas terbatas ditandai dengan logo berbentuk lingkaran bewarna biru
bergaris tepi hitam. Disebut obat bebas terbatas karena pada dasarnya kehati-hatian di dalam
penggunaannya harus tetap dijaga. Tingkat keamanan penggunaannya lebih rendah dibandingkan
golongan obat bebas. Biasanya diperuntukkan bagi penyakit-penyakit yang tergolong ringan.
Obat bebas terbatas awalnya merupakan golongan obat keras. Tetapi dengan pertimbangan
keamanan di dalam penggunaannya yang tidak tidak seberat obat keras kebanyakan, maka status
obat ini diturunkan. Obat-obat tertentu bisa masuk dalam dua golongan obat, yakni keras dan
bebas terbatas. Yang membedakannya adalah besarnya dosis obat tersebut. Pada dosis
kecil/tertentu obat menjadi golongan bebas terbatas, sedangkan pada dosis yang lain, merupakan
obat keras.Obat ini bisa diperoleh di apotek atau toko obat tanpa resep dokter.
5. Golongan Obat Bebas

Golongan obat bebas ditandai dengan logo berbentuk lingkaran bewarna hijau bergaris
tepi hitam. Tingkat keamanan penggunaan obat ini lebih tinggi dibandingkan empat golongan
sebelumnya. Golongan obat ini dapat diperoleh di toko obat atau apotek tanpa memerlukan resep
dokter.

6. Golongan Jamu

Golongan jamu ditandai dengan logo bertuliskan jamu yang terdapat pada kemasan.
Golongan obat 1 sampai 5 sudah melalui sejumlah penelitian ilmiah yang panjang dengan
khasiat yang dapat diprediksi dan terukur. Berbeda dengan jamu yang cara penggunaan dan
khasiatnya didasarkan pada pengalaman turun-temurun. Jamu yang telah diuji secara ilmiah dan
dinyatakan berkhasiat, maka jamu tersebut diberikan prediket fitofarmaka. Indonesia sampai saat
ini baru memiliki beberapa obat yang tergolong fitofarmaka, antara lain stimuno (obat
perangsang pembentukan sistem kekebalan tubuh) dan tensicap (obat anti hipertensi).

Cara pemberian obat berpengaruh besar terhadap kesembuhan Anda. Pastikan bahwa Anda
selalu mengonsumsi obat dengan cara dan dosis yang tepat guna mengurangi risiko efek samping
maupun masalah kesehatan lainnya.

Bertanyalah kepada dokter bila terdapat hal yang belum Anda pahami seputar konsumsi obat.
Jangan mengubah dosis ataupun menghentikan penggunaan tanpa izin maupun anjuran dari
dokter.

2. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya

Diantara banyak penggolongan obat, yang paling populer ialah berdasarkan jenis, well kita
langsung membahas penggolongan obat.

1. Penggolongan obat berdasarkan jenis

Penggolongan obat berdasarkan jenis telah saya bahas secara lengkap pada artikel sebelumnya,
antara lain :

 Obat bebas

 Obat bebas terbatas


 Obat keras

 Obat psikotropika dan narkotika.

2. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat

dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :

 Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau
mikroba, contoh antibiotik

 Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan
serum.

 Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesik

 Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang, contoh
vitamin dan hormon.

 Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya
pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua pro
injeksi dan tablet placebo.

3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian

dibagi menjadi 2 golongan :

 Obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik,
parasetamol tablet

 Obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, contoh sulfur,
dll

4. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian

dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :

 Oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh tablet, kapsul,
serbuk, dll
 Perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang tidak
bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh pH
lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh

 Sublingual : Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah., masuk


ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi : tablet hisap, hormon-
hormon

 Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara intravena,
subkutan, intramuskular, intrakardial.

 Langsung ke organ : intrakardial

 Melalui selaput perut : intra peritoneal

5. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan

dibagi menjadi 2 :

 Sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.

 Lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu


tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll

6. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi

dibagi menjadi 2 golongan :

 Farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh hormon
dan vitamin

 Kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit/bibit
penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

7. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya

dibagi menjadi 2 :

 Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)

 Tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll

 Hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.


 Mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll

 Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia,


contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam salisilat.

3. Efek Samping Obat

Pengertian efek samping obat adalah semua efek yang tidak dikehendaki yang
membahayakan atau merugikan pasien (adverse reactions ) akibat penggunaan obat. Masalah
efek samping obat tidak bisa dikesampingkan karena dapat menimbulkan berbagai dampak
dalam penggunaan obat baik dari sisi ekonomik, psikologik dan keberhasilan terapi. Dampak
ekonomik seperti meningkatnya biaya pengobatan dan dampak psikologik pada kepatuhan
penderita dalam minum obat akan berakibat kegagalan terapi.

Efek samping obat dikelompokkan dalam 2 katagori yaitu efek samping obat yang dapat
diperkirakan dan efek samping yang tidak dapat diperkirakan seperti reaksi alergi dan
idiosikratik. Efek samping yang dapat diperkirakan dapat timbul karena aksi farmakologi yang
berlebihan misalnya penggunaan obat antidiabetik oral menyebabkan efek samping hipoglikemia
dan hipotensi pada pasien stroke yang menerima obat hipertensi dosis tinggi. Gejala penghentian
obat dapat menimbulkan munculnya kembali gejala penyakit semula atau menimbulkan reaksi
pembalikan terhadap efek farmakologi obat sehingga pasien memerlukan dosis yang makin lama
makin besar respon karena penghentian obat, misalnya hipertensi berat karena penghentian
klonidin. Efek samping yang tidak berupa efek utama obat juga sering terjadi. Pada sebagian
besar obat munculnya efek samping ini sudah dapat diperkirakan sehingga tenaga kesehatan
sudah mewaspadai munculnya efek samping ini. Sebagai contoh adalah adanya keluhan
pedih,mual, muntah akibat penggunaan obat-obat penghilang nyeri dan radang serta rasa ngantuk
setelah minum obat anti alergi atau obat mabuk perjalanan.

Pada kasus efek samping yang tidak diperkirakan seperti alergi sulit diperkirakan
sebelumnya karena sering tidak tergantung dosis dan terjadi pada sebagian kecil populasi. Reaksi
yang muncul juga bermacam-macam mulai yang ringan seperti kulit kemerahan sampai yang
berat dan fatal seperti syok anafilaksis. Untuk mencegah dan mewaspadai munculnya reaksi
alergi perlu diperhatikan sifat-sifat khasnya, yaitu: keluhan dan gejala ditandai reaksi imunologi
seperti ruam kulit, gatal-gatal dan sesak nafas; reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan,
seringkali ada tenggang waktu antara minum obat dengan munculnya efek samping, dan reaksi
hilang bila obat dihentikan. Pada kasus efek samping karena variasi genetik sulit dikenali secara
spesifik, karena kelainan genetik hanya diketahui dengan pemeriksaan spesifik contohnya pasien
dengan yang kekurangan enzim glukosa-6fosfat dehidrogenase mempunyai potensi menderita
anemia karena penggunaan obat malaria seperti primakuin, antibakteri golongan sulfonamid dan
obat jantung seperti kinidin.
Faktor penyebab terjadinya efek samping obat dapat berasal dari faktor pasien dan faktor
obat. Faktor pasien meliputi umur, genetik dan penyakit yang diderita. Pada pasien anak-anak
(khususnya bayi) sistem metabolism belum sempurna sehingga kemungkinan terjadinya efek
samping dapat lebih besar, begitu juga pada pasien geriatrik (lansia) yang kondisi tubuhnya
sudah menurun. Pada pasien dengan penyakit tertentu seperti gangguan hati dan ginjal
penggunaan obat perlu perhatian khusus karena dapat menyebabkan efek samping yang serius.
Faktor obat yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping seperti pemilihan obat,
jangka waktu penggunaan obat, dan adanya interaksi antar obat. Masing masing obat memiliki
mekanisme dan tempat kerja yang berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan efek samping
yang berbeda.

Contoh lainnya adalah penggunaan obat pada orang yang sedang menderita gangguan
hati. Ketika mengalami gangguan hati, kemampuan organ ini untuk membersihkan zat kimia
yang tidak terpakai oleh tubuh juga terganggu, sehingga risiko keracunan obat, terutama obat
yang diproses di hati, akan meningkat.

Dampak interaksi obat bisa ringan, bisa juga serius. Jadi, Anda perlu berhati-hati saat
mengonsumsi obat. Gunakan obat sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Sebaiknya
berkonsultasilah dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun. Apalagi bila Anda
memiliki kondisi medis tertentu.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Terdapat banyak jenis obat-obatan yang terdapat di Indonesia, selain memiliki manfaat
sendiri, obat juga memiliki bentuk dan kasiatnya terssendiri bagi manusia

Saran

Penulis mengharapkan bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan tidak
untuk disalahgunakan agar tidak overdosis.

LATIHAN SOAL

1. Obat kapsul atau tablet diberikan secara....


a. Suntikan
b. Topikal
c. Supositorial
d. Sublingual
e. Oral

2. Pemberian obat dengan cara topikal adalah....


a. Obat yang disuntikan
b. Obat yang dioleskan langsung kepermukaan kulit
c. Obat yang ditempelkan dibawah lidah
d. Obat yang dimasukkan kedalam dubur
e. Obat yang ditempelkan kedalam bagian pipi

3. Jenis obat yang dipadatkan tanpa bahan tambahan (murni bahan obat) disebut....
a. Obat serbuk
b. Obat pil
c. Obat tablet
d. Obat kapsul
e. Obat kaplet

4. Jenis obat yang berbentuk laruan memiliki kelenihan....


a. Merupakan campuran homogen
b. Dosis mudah diubah
c. Dapat diberikan dilarutan yang encer
d. Sulit untuk diberikanm pemanis
e. Kerja obat sulit

5. Berikut jenis obat berdasarkan golongan, kecuali....


a. Obat lembek
b. Obatb keras
c. Obat Psikotropika
d. Obat Bebas
e. Obat Jamu

Anda mungkin juga menyukai