TINJAUAN KASUS
Kejadian nyaris cidera ( KNC ) atau near miss merupakan suatu insiden yang tidak
menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission). Kejadian nyaris cedara (KNC) dapat
terjadi karena :
1. Keberuntungan
Misalnya pasien yang menerima suatu obat kontak indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat .
Contoh kasus :
Seorang perawat A akan memberikan obat kepada pasien bernama tn. D. Karena
terburu-buru, perawat salah dalam membawa obat kepada Tn. D. ketika obat tersebut
akan diberikan kepada Tn. D, perawat tersebut menyadari bahwa obat yang akan
diberikan salah. Sehingga perawat menukar obat tersebut dengan obat yang benar.
2. Pencegahan
Misalnya secara tidak sengaja pasien akan diberikan suatu obat dengan dosis lethal,
tetapi staf lain mengetahui dan membatalkanya sebelum obat diberikan.
Contoh kasus :
Seorang perawat A akan memberikan obat pada Tn. D. ketika dalam
pengambilan obat, perawat A mengambil obat yang seharusnya di berikan pada pasien
lainya (tertukar). Akan tetapi perawat B menyadari bahwa pwrawat A salah dalam
mengambil obat. Akhirnya, perawat B melakukan pencegahan kepada perawat A untuk
membatalkan pemberian obat pada Tn. D.
3. Peringanan
Misalnya pasien secara tidak di sengaja telah diberikan suatu obat dengan dosis lethal,
segera diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya, sehingga tidak menimbulkan
cidera yang berarti.
Contoh kasus :
seorang perawat A ingin memberikan obat suntik kedalam pembuluh darah
pasien yang bernama Tn. D tetapi ketika mau melakukan penyuntikan karena terburu-
buru dan kurang hati- hati, perawat tersebut salah memasukan atau memberikan obat
kepada Tn. D. Sehingga pasien mengalami syok dan sakitnya bertambah parah. Itu
semua adalah kesalahan perawat A karena kelalaian dalam memberikan obat.
Kasus nyaris cidera :
Kasus An. AZ dirumah sakit S umur 3 tahun pada tanggal 14 Februari 2012,
pasien dirawat diruangan Melati RS. S Padanag dengan diagnose demam kejang. Sesuai
order dokter infus pasien harus diganti dengan didrip obat penithoin, namun perawat
yang tidak mengikuti operan jaga langsung menghganti infus pasien tanpa melihat
bahwa terapi pasien tersebut infusnya harus didrip obat penithoin. Beberapa menit
kemudian pasient mengalami kejang kejang, untung keluarga pasien dapat cepat
melaporkan kejadian ini sehingga tidak menjadi tambah parah dan infusnya langsung
diganti dan ditambah penithoin.
BAB III
PEMBAHASAN