Anda di halaman 1dari 18

FARMAKOLOGI

OBAT SEMI PADAT

OLEH :

NAMA : NOORLATIFAH

NPM : 712002 S 010125 R

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN REGULER

TAHUN 2010/2011
KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-NYA serta memberikan
kekuatan dan kesehatan sehingga saya akhirnya dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “ OBAT SEMI PADAT “ . Makalah ditulis untuk memenuhi tugas Farmakologi untuk
kelas D3 keperawatan.

Dalam menyelesaikan makalah ini . Saya telah banyak mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima
kasih. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan semua
orang yang membaca.

Banjarmasin,oktober 2011

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................

ISI ..........................................................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................


B. TUJUAN ........................................................................................................................

BAB II. ISI

1. PENGERTIAN OBAT ..............................................................................................


2. PENGGOLONGAN OBAT ......................................................................................
3. SUMBER OBAT ........................................................................................................
4. RUTE OBAT ..............................................................................................................
5. BASIS SEMI PADAT ...............................................................................................
6. MACAM-MACAM SEMI PADAT ........................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Obat semi padat adalah obat pemakaian luar yang bersifat setengah padat. basis untuk
sediaan semipadat dibagi menjadi 4 kelas. Tetapi di dalam Remington dibagi menjadi 5
kelas. Perbedaannya adalah, di USP basis absorpsi tidak dibedakan antara basis
absorpsi anhidrous dengan basis absorpsi W/O tipe, sedangkan di Remington kedua
macam basis absorpsi tersebut diklasifikasi dalam kelas yang berbeda.penggunaan obat
semi padat biasanya digunakan pada penderita penyakit kulit.

B.TUJUAN

 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian obat


 Mahsiswa mampu menjelaskan penggolongan obat
 Mahasiswa mampu menjelaskkan dan mengetahui bentuk-bentuk obat
 Mahasiswa mengetahui keuntungan dan kerugian jenis- jenis obat
 Mahasiswa mengetahui basis obat semi padat
BAB II

ISI

A.PENGERTIAN OBAT.

 obat adalah sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis
melalui proses kimia.

obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan,
pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada
manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi
organik pada manusia atau hewan.

 obat adalah bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D)
atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh.

Obatadalahzatkimia yang mempengaruhi proses kehidupan (Benet,1991)


Obatadalahsubstansi yang
digunakanuntukmerubahataumenyelidikisistemfisiologiataupatologiuntukkeuntunga
nsipenerimanya (WHO,1966)

B. GOLONGAN OBAT

Berdasarkan undang-undang obat digolongkan menjadi 3 , yaitu :

1. OBAT BEBAS

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat OTC =
Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.

1.1. Obat bebas

Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" .


Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep
dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan
untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin (Livron
B Plex, )

1.2.Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru
bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai
berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih dibenarkan
untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang dipergunakan
adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh
masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya memeriksakan
ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba obat sendiri
terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep dokter.

Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa menggunakan


resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan Golongan Obat Bebas
Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki izin beredar dengan
pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau
Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: Kondisi
obat apakah masih baik atau sudak rusak, Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa
berlaku) obat, membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada
kemasan obat atau pada brosur / selebaran yang menyertai obat yang berisi tentang
Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek
samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat (takaran
pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat dengan
obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.

2. OBAT KERAS

Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat berkhasiat
keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran
merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Obat-obatan yang
termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya),
serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan
lain-lain)

Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan
meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.

C.SUMBER OBAT

Asalobat

Obatdiperoleh:
• Tumbuhan ……….………Kuinin
• Hewan ………………….. Insulin
• Mineral………………….. Koalin
• Mikroorganisme…………Penisilin
• Sintesa……………..........Sulfonamida

D.PENGGUNAAN OBAT

Obatdapatdiberikandenganberbagaimacamcara :

Jikadikaitkandengansalurancerna, maka:
1.Enteral
carapemberianobatmelaluijalursalurancernaatausaluran oral-gastrointestinal,
dimulaidarimulutsampaiporosusus (rektum)
• P.O
• Sublingual
• Rektal

2. Parenteral
Cara pemberiandenganmenempatkanobatdiluarsalurancerna, meliputi:
• Topikal
• Injeksi (intrsdermsl, subkutan, intramuskular, i.v.dsb.
• Inhalasi

Jikadikaitkandengansistemvaskuler, pemberianobatdapatdiklasifikasikanmenjadi:

1. Intravaskuler
menempatkanobatlangsungkedalamalirandarah (mis: i.v.)

2. Ekstra-vaskuler
pemberianataupenempatanobatdiluaratautidaklangsungkesistemalirandarah (mis:
p.o.,i.m.,)

SEDIAAN OBAT SEMI PADAT

UNGUENTA = SALEP = OINTMENT


Unguenta adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok
Salep = bahan obat + dasar salep
Salep tidak boleh berbau tengik
Klasifikasi salep :
A. Berdasar aksi terapi
1. Salep epidermis
2. Salep endodermis
3. Salep diadermis
B. Berdasar komposisi (dasar salep)
1. Dasar salep hidrokarbon
a. Vaselin putih
b. Vaselin kuning
c. Campuran vaselin dengan “malam putih & malam kuning”
d. Parafin cair
e. Parafin padat
f. Jelene
g. Minyak tumbuh-tumbuhan
2. Dasar salep serap air
a. Adeps lanae, lanoline
b. Unguentum simplex (campuran 30 bagian malam kuning & 70 bagian malam wijen)
c. Hydrophilik petrolatum
3. Dasar salep dapat dicuci dengan air
a. “Dasar salep” tipe emulsi M/A = Vanishing cream
b. Emulsiflying ointment BP
c. Hyrophilik ointment
4. Dasar salep larut dalam air
a. Polyethylenglycol ointment USP
b. Tragacanth
c. PGA
Berdasar fisik-konsistensi (viskositas = kekentalan)
1. Cairan kental/encer : linimentum
2. Setengah padat : cream – unguentum – pasta
3. Lebih bersifat padat : sapo medicatus, emplastrum
Cream adalah salep yang dapat dicuci, lebih lunak dari salep, digunakan pada daerah
teriritasi atau daerah sensitif
Pasta adalah salep yang keras, tidak melebur pada suhu tubuh, mengandung prosentasi
padatan yang tinggi
Cerata adalah salep berminyak mengandung konsentrasi tinggi dari lilin sehingga keras
dan titik lebur tinggi
Jelly adalah salep sangat lunak, hampir mencair dan mengandung sedikit atau tanpa
lilin, digunakan pada membran mukosa, sebagai pelicin atau dasar salep obat, dapat
dicuci dengan air
Salep antibiotik
- Banyak antibiotik terurai dalam larutan air, khususnya bila tidak dibuffer (dapar)
- Contoh : penicillin, tetracyclin, chloramphenicol, basitracin
- Antibiotik neomycin dan polymixin B stabil dalam salep mengandung air
- Antibiotik tidak stabil dalam air digunakan dasar salep anhydrous (dasar salep
hidrokarbon)
Salep mata (ophthalmic ointment)
- Salep harus licin bebas partikel yang mengiritasi
- Dibuat dengan teknik aseptis, dimasukkan dalam tube steril
Wadah salep : 1. Pot
2. Tube (mata, hidung, rectum dan vagina)
Linimentum = olesan
- Salep tipe emulsi (hasil proses penyabunan yang banyak mengandung air sehingga
bila dioleskan pada kulit memberikan perasaan sejuk
- Tidak diberikan pada kulit yang luka atau kulit terbuka
- Salep tipe suspensi
Linimentum < jelly < cream < salep < pasta
Linimentum = minyak + air + pulvis
Cream = minyak + air + dasar salep
Pasta = dasar salep + pulvis
Keunggulan linimentum dibanding unguentum :
Lebih mudah dicuci dari kulit, baik untuk kulit berambut, kulit muka, kulit bayi
Penetrasi obat berkhasiat lebih baik
Perbedaan salep dan cream (krim = cremer)
- Salep : konsistensi lebih padat (kekentalan), terdapat tipe suspensi & emulsi
- Ceram : konsistensi lebih encer (kekentalan), hanya tipe emulsi
Sapo = sabun
- Diperoleh dari reaksi saponifikasi (penyabunan), antara asam-asam lemak dan alkali
- KOH → sabun lunak/lembek
NaOH → sabun keras
- Kegunaan sabun :
1. Sapo kalinus = sabun hijau
Sabun lunak, warna kuning kehijauan/
Mengandung glycerin
Sebagai deterjen, membersihkan kulit pada persiapan operasi, kulit berambut pada
kondisi dermatologis
2. Sapo medicatus = sabun obat
Sabun keras, warna kekuningan
Tidak mengandung glycerin
Emplastrum :
- Emplastrum adalah hasil proses penyabunan dari asam lemak dgn logam berat
- Contoh : emplastrum plumbici oxydi
- Sebagai obat luar
- Konsistensi mudah melekat pada kulit, biasanya dilapisi dengan kain
- Kegunaan :
1. Memberikan proteksi dari benturan mekanis pada kulit
2. Mengakibatkan obat berkontak erat dengan kulit yang diobati, tidak gampang
meleleh sehingga efek lokal lebih intensif
Collemplastrum
- Emplastrum yang dioleskan pada kain disebut collemplastrum = plester
- Contoh :
1. Collemplastrum ad clavos : mengandung acidum salisylicum sebagai keratolitik (
2. Collemplastrum zinci oxydi : mengandung zinci oksidum sebagai antiseptik
(leucoplast)
3. Collemplastrum yang mengandung methylis salicylat atau oleoresin de capsicum
sebagai mialgia (mengurangi nyeri otot)

Basis SediaanSemipadat

Basis merupakan komponen terbesar dalam suatu sediaan semipadat (seperti


pasta, salep, krim, dll). Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi
sediaan semipadat adalah pemilihan/seleksi basis yang cocok/sesuai. Basis merupakan
faktor yang sangat menentukan kecepatan pelepasan/aksi dari obat, yang nantinya
akan mempengaruhi khasiat atau keberhasilan terapi, sehingga sediaan semipadat
harus diformulasikan dengan basis yang baik. Tidak semua basis cocok/dapat
digunakan untuk semua obat/zat aktif, semua jenis kulit, dan pada semua tempat
aplikasi serta pada semua penyakit, sehingga dibutuhkan pengkajian yang mendalam
tentang sifat-sifat kimia fisika basis dan bahan obat serta penyakit/tujuan terapi.

Di dalam USP, basis untuk sediaan semipadat dibagi menjadi 4 kelas. Tetapi di dalam
Remington dibagi menjadi 5 kelas. Perbedaannya adalah, di USP basis absorpsi tidak
dibedakan antara basis absorpsi anhidrous dengan basis absorpsi W/O tipe, sedangkan
di Remington kedua macam basis absorpsi tersebut diklasifikasi dalam kelas yang
berbeda.

Kelimamacam basis tersebutsebagaiberikut :

1. Basis Hidrokarbon (Oleaginous)

Sifat-sifatnyaadalah :

a. Emollient

b. Occlusive

c. Nonwater-washable

d. Hydrophobic

e. Greasy
Contoh :Vaselin, White Petrolatum/paraffin,, White Ointment.

2. Basis Absorbsi (anhydrous)

Sifat-sifatnyaadalah :

a. Emollient

b. Occlusive

c. Absorb water

d. Anhydrous

e. Greasy

Contoh :Hydrophilic Petrolatum, AnhydrousLanolin (adepslanae).

3. Basis Absorbsi (W/O type)

Sifat-sifatnyaadalah :

a. Emollient

b. Occlusive

c. Contain water

d. Some absorb additional water

e. Greasy

Contoh : Lanolin, Cold cream

4. Basis Tercuci (O/W type)

Sifat-sifatnyaadalah :

a. water washable

b. nongreasy

c. can be diluted with water

d. nonocclusive
Contoh : Hydrophilic Ointment

5. Basis terlarut

Sifat-sifatnyaadalah :

a. usually anhydrous

b. water soluble and washable

c. nongreasy

d. nonocclusive

e. lipid free

Contoh :Polyethylen Glycol ointment

Saat ini penggunakan basis dengan dasar emulsi lebih disenangi dan
berkembang luas. Hal ini karena memberikan banyak keunggulan. Basis dengan dasar
emulsi dapat berbentuk tipe W/O, O/W yang merupakan emulsi tunggal ataupun emulsi
ganda W/O/W atau O/W/O; mikroemulsi atau dapat juga Water-In-Silicone Emulsions
(W/Si).

Keberadaan basis dalam suatu menjadi sediaan sangat penting, manakala dalam
sediaan tersebut tidak ada zat aktif/obat yang terkandung seperti pada sediaan
kosmetik. Perubahan tampilan kulit yang dihasilkan semata-mata hasil aksi/peran dari
basis dan komponen lain selain obat (komponen lain selain obat dan basis dalam
sediaan semipadat relatif sangat kecil jumlahnya).

Pada kasus dimana sediaan tersebut mengandung zat aktif, maka sebelum obat
tersebut berefek (menimbulkan efek) maka hal pertama yang harus terjadi adalah obat
harus bisa terlepas dari sediaan. Obat terlarut, kemudiaan berdifusi dan terlepas dari
pembawa atau basisnya. Tidak peduli obatnya harus bekerja dimana (dipermukaan
kulit, lapisan stratum korneum, lapisan dermis, unit pilosebasea dll), obat harus bisa
terlepas dari pembawa.

OBAT SETENGAH PADAT


•Unguenta
•Occulenta / salep mata
•Pasta
•Linimenta
•Sapones / sabun
•Cremores krim
•Gelones / gel

1. Unguenta
•Adalah sediaan setengah padat dan mudah dioleskan diatas kulit dan selaput lendir
tanpa memakai kekerasan atau pemanasan
Salep terdira dari:
•Remedium Cardinale (bahan tunggal / campuran bahan utama). Bahan obat harus
larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Kadar bahan obat
umumnya 10 % kecuali dinyatakan lain atau mengandung obat keras / narkotik

•Konstituen / Dasar salep (bahan tersendiri atau campuran) adalah zat pembawa
dengan massa lembek, mudah dioleskan dan umumnya berlembek, tapi dapat berupa
massa lembek atau zat cair atau zat padat yang terlebih dahulu diubah menjadi massa
yang lembek.
Secara umum salep dibagi atas 3 jenis:
•Salep Epidermic
adalah salep yang bekerja dipermukaan kulit, dan diharapkan tidak diserap. Salep ini
berfungsi sebagai pelindung antiseptik, adstrigents dan pelawan rangsangan. Dasar
salep yang cocok adalah Vaselin

•Salep Endodermic
adalah salep yang bekerja memasuki kulit tapi tidak menembus kulit, jadi diserapnya
hanya sebagaian saja. Dasar salep yang cocok adalah minyak tumbuhan dan minyak
alami
•Salep Diadermic
adalah salep yang bekerja sampai menembus kulit. Dasar salep yang cocok adalah
Lanolin, Adeps Lanae, Oleum Cocoa
Sedangkan secara theurapetik, salep dibagi atas :
•Salep Penutup
adalah salep yang berfungsi sebagai melindungi kulit dari pengaruh luar
contoh: Boorzalf, Zinczalf

•Salep Resorpsi
adalah salep yang mana bahan – bahannya akan diresorpsi
contoh: salep untuk Rheumatik
•Salep Penyejuk
adalah salep yang banyak mengandung air sehingga memberikan rasa sejuk
contoh: Cold Cream

2. Occulenta / salep mata


•Adalah salep steril untuk pengobatan mata dengan menggunakan dasar salep yang
cocok

Syarat – syarat Occulenta, yaitu:


•Homogen, tidak boleh mengandung bagian yang kasar dapat teraba.
•Bersih
•Steril

3. Pasta
•Adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaiaan topical, dan konsistensinya lebih plastis dari
pada salep

Keuntungannya:
•Menyerap hasil – hasil sekresi dari kulit
•Mengurangi rasa gatal dan memberikan perasaan sejuk
•Obat – obat direkatkan pada kulit à mempertinggi pekerjaan obat tersebut

4. Linimenta
•Adalah sediaan cairan atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai
sifat Rubefasin, melemaskan otot atau menghangatkan dan digunakan sebagai obat,
serbuktidak boleh digunakan pada kulit yang luka atau lecet
Keuntungannya:
•Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi lebih cepat
•Mudah dicuci à sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang lembut
Macam – macam Linimenta, yaitu
•Campuran lemak padat dengan lemak lunak
•Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara penyabunan)
•Linimentum dengan Balsamun Peruvianum Ol. Terebinthinae
•Linimentum dengan minyak (harus memakai gom)
•Emulsi yang digunakan sebagai liniment, yaitu
–Emulsum Benzylis Benzoatus
–Linimentum Chloroform (dengan cara pencampuran biasa)

5. Sapones / sabun
•Adalah reaksi garam alkali dan asam lemak tinggi, dimana konsistensinya tergantung
dari basa yang digunakan untuk menyabun, yaitu :
–NaOH à sabun keras
–KOH à sabun lemak
Macam – macam sapones:
•Sapokalinus : KOH + Ol. Sesami
•Sapomedicatus : NaOH + Ol. Olivarum
•Saposuperadipatus : Campuran Sapomedicatus 80 % + Sapokalinus 16 % + Adeps
Lanae 4 % (bentuk ini yang paling dianjurkan untuk pengobata)
•Sapococos : Sabun Na yang dibuat garam Ol. Cocos

6. Cremores krim
•Adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental, mengandung air tidak kurang
dari 60 %, dengan 2 type yaitu:
–Type minyak – air
–Type air minyak (mudah kering dan rusak)

7.Gelones/gel
•Adalah sediaan bermassa lembek berupasuspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa
organic atau makromolekul senyawa organic yang masing – masing terbungkus dan
saling terserap oleh cairan

•Umumnya mengandung air disebut jelli, maka pada etiket tertera “kocok dulu”
Gel

Gel adalah sistem semipadat dimana fase cairnya dibentuk dalam suatu matriks
polimer tiga dimensi(terdiri dari gom alam atau gom sintesis) yang tingkat
ikayan silang fisik(atau kadang-kadang kinmia)-nya yang tinggi. Polimer-polimer
yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputigo alam
tragacamth, pektin, carraggen, agar, asan alginat, serta bahan sintesis dan semi
sintesis seperti metil selulosa, hidroksiselulosa, karboksi metilselulosa dan
carbapol yang merupakam polimer vinil sintesis dengan gugus karboksil yang
terionisasi. Gel dibuat dengan cara peleburan, atau diperlukan suatu prosedur
khusus berkenaan dengan sifat pengembang dari gel.

Gel (dari bahasa Latin gelu — membeku, dingin, es atau gelatus — membeku)


adalah campuran koloidal antara dua zat berbeda fase: padat dan cair.
Penampilan gel seperti zat padat yang lunak dan kenyal (seperti jelly), namun
pada rentang suhu tertentu dapat berperilaku seperti fluida(mengalir).
Berdasarkan berat, kebanyakan gel seharusnya tergolong zat cair, namun
mereka juga memiliki sifat seperti benda padat. Contoh gel adalah gelatin, agar-
agar, dan gel rambut.Biasanya gel memiliki sifat tiksotropi (Ing.: thyxotropy) :
menjadi cairan ketika digoyang, tetapi kembali memadat ketika dibiarkan
tenang. Beberapa gel juga menunjukkan gejalahisteresis.Dengan mengganti
cairan dengan gas dimungkinkan pula untuk membentuk aerogel (‘gel udara’),
yang merupakan bahan dengan sifat-sifat yang khusus, seperti massa jenis
rendah, luas permukaan yang sangat besar, dan isolator panas yang sangat
baik.Pada 2005 sebuah efek sound induced gelation didemonstrasikanBanyak
zat dapat membentuk gel apabila ditambah bahan pembentuk gel (gelling agent)
yang sesuai. Teknik ini umum digunakan dalam produksi berbagai macam
produk industri, dari makanan sampai cat serta perekat.

Gel Polietilenglikol

Polietilenglikol (PEG), polietilenoksida (PEO), makrogol, karboexe, poliwachse


dengan tingkat polimerisasi kurang dari 10 menunjukkan struktur PEG yang
berkelok-kelok, rantai pendek yang bentuk zig-zagnya berkarakteristik untuk
asam lemak. Pembuatannya berlangsung melalui polimerisasi dari etilen oksida
dalam adanya katalisator-katalisator asam atau basa. Tergantung pada
pemilihan persyaratan reaksinya yang diperoleh produk-produk dengan tingkat
polimerisasi yang berbeda-beda, yang dinyatakan melalui keterangan molekul-
molekul rata-rata.

Dengan naiknya molekul konsistensinya meningkat. Sedang PEG sampai massa


molekul 600 menggambarkan cairan kental, maka produk-produk sampai massa
molekul 20.000 bersifat sejenis malam. PEG tergantung ukuran molekulnya
memiliki lebih atau kurang suatu kelarutan air yang baik, yang mudah
dimengerti melalui adanya 2 golongan alkoholis tetapi terutama melalui
hidratisasinya dari oksigeneter. Mereka mudah larut dalam etanol, chloroform,
aseton dan benzen, hampir tidak larut dalam eter atau eter minyak tanah. Dasar
PEG mengenai sifat dermatologisnya dinilai tidak cocok, penggunaannya
menawarkan khusus untuk seboroiker. PEG tidak merangsang, memiliki suatu
kemampuan lekat dan distribusi yang baik pada kulit dan tidak mencegah
pertukaran gas pada produksi keringat.

Gel juga dapat dibentuk oleh selulosa seperti hidroksipropilselulosa dan


hidroksipropilmetilselulosa. Sediaan semipadat digunakan pada kulit, dimana
umumnya sediaan tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topikal,
sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut pelindung atau pembalut
penyumbat (okklusif) sejumlah kecil bentuk sediaan semi padat topikal ini
digunakan pada membran mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan buccal (di
bawah lidah), mukosa vagina, membran uretra, saluran telinga luar, mukosa
hidung dan kornea. Membran mukosa memungkinkan penyerapan yang lebih
baik ke sirkulasi sistemik, karena kulit normal bersifat relatif tidak dapat
ditembus. Contoh : Bioplacenton gel, Thrombophob gel.

Anda mungkin juga menyukai