OLEH :
NAMA : NOORLATIFAH
TAHUN 2010/2011
KATA PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-NYA serta memberikan
kekuatan dan kesehatan sehingga saya akhirnya dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “ OBAT SEMI PADAT “ . Makalah ditulis untuk memenuhi tugas Farmakologi untuk
kelas D3 keperawatan.
Banjarmasin,oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................................................
ISI ..........................................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Obat semi padat adalah obat pemakaian luar yang bersifat setengah padat. basis untuk
sediaan semipadat dibagi menjadi 4 kelas. Tetapi di dalam Remington dibagi menjadi 5
kelas. Perbedaannya adalah, di USP basis absorpsi tidak dibedakan antara basis
absorpsi anhidrous dengan basis absorpsi W/O tipe, sedangkan di Remington kedua
macam basis absorpsi tersebut diklasifikasi dalam kelas yang berbeda.penggunaan obat
semi padat biasanya digunakan pada penderita penyakit kulit.
B.TUJUAN
ISI
A.PENGERTIAN OBAT.
obat adalah sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis
melalui proses kimia.
obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan,
pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada
manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi
organik pada manusia atau hewan.
obat adalah bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D)
atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh.
B. GOLONGAN OBAT
1. OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat OTC =
Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru
bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai
berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih dibenarkan
untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang dipergunakan
adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh
masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya memeriksakan
ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba obat sendiri
terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep dokter.
2. OBAT KERAS
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat berkhasiat
keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran
merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Obat-obatan yang
termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya),
serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan
lain-lain)
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan
meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.
C.SUMBER OBAT
Asalobat
Obatdiperoleh:
• Tumbuhan ……….………Kuinin
• Hewan ………………….. Insulin
• Mineral………………….. Koalin
• Mikroorganisme…………Penisilin
• Sintesa……………..........Sulfonamida
D.PENGGUNAAN OBAT
Obatdapatdiberikandenganberbagaimacamcara :
Jikadikaitkandengansalurancerna, maka:
1.Enteral
carapemberianobatmelaluijalursalurancernaatausaluran oral-gastrointestinal,
dimulaidarimulutsampaiporosusus (rektum)
• P.O
• Sublingual
• Rektal
2. Parenteral
Cara pemberiandenganmenempatkanobatdiluarsalurancerna, meliputi:
• Topikal
• Injeksi (intrsdermsl, subkutan, intramuskular, i.v.dsb.
• Inhalasi
Jikadikaitkandengansistemvaskuler, pemberianobatdapatdiklasifikasikanmenjadi:
1. Intravaskuler
menempatkanobatlangsungkedalamalirandarah (mis: i.v.)
2. Ekstra-vaskuler
pemberianataupenempatanobatdiluaratautidaklangsungkesistemalirandarah (mis:
p.o.,i.m.,)
Basis SediaanSemipadat
Di dalam USP, basis untuk sediaan semipadat dibagi menjadi 4 kelas. Tetapi di dalam
Remington dibagi menjadi 5 kelas. Perbedaannya adalah, di USP basis absorpsi tidak
dibedakan antara basis absorpsi anhidrous dengan basis absorpsi W/O tipe, sedangkan
di Remington kedua macam basis absorpsi tersebut diklasifikasi dalam kelas yang
berbeda.
Sifat-sifatnyaadalah :
a. Emollient
b. Occlusive
c. Nonwater-washable
d. Hydrophobic
e. Greasy
Contoh :Vaselin, White Petrolatum/paraffin,, White Ointment.
Sifat-sifatnyaadalah :
a. Emollient
b. Occlusive
c. Absorb water
d. Anhydrous
e. Greasy
Sifat-sifatnyaadalah :
a. Emollient
b. Occlusive
c. Contain water
e. Greasy
Sifat-sifatnyaadalah :
a. water washable
b. nongreasy
d. nonocclusive
Contoh : Hydrophilic Ointment
5. Basis terlarut
Sifat-sifatnyaadalah :
a. usually anhydrous
c. nongreasy
d. nonocclusive
e. lipid free
Saat ini penggunakan basis dengan dasar emulsi lebih disenangi dan
berkembang luas. Hal ini karena memberikan banyak keunggulan. Basis dengan dasar
emulsi dapat berbentuk tipe W/O, O/W yang merupakan emulsi tunggal ataupun emulsi
ganda W/O/W atau O/W/O; mikroemulsi atau dapat juga Water-In-Silicone Emulsions
(W/Si).
Keberadaan basis dalam suatu menjadi sediaan sangat penting, manakala dalam
sediaan tersebut tidak ada zat aktif/obat yang terkandung seperti pada sediaan
kosmetik. Perubahan tampilan kulit yang dihasilkan semata-mata hasil aksi/peran dari
basis dan komponen lain selain obat (komponen lain selain obat dan basis dalam
sediaan semipadat relatif sangat kecil jumlahnya).
Pada kasus dimana sediaan tersebut mengandung zat aktif, maka sebelum obat
tersebut berefek (menimbulkan efek) maka hal pertama yang harus terjadi adalah obat
harus bisa terlepas dari sediaan. Obat terlarut, kemudiaan berdifusi dan terlepas dari
pembawa atau basisnya. Tidak peduli obatnya harus bekerja dimana (dipermukaan
kulit, lapisan stratum korneum, lapisan dermis, unit pilosebasea dll), obat harus bisa
terlepas dari pembawa.
1. Unguenta
•Adalah sediaan setengah padat dan mudah dioleskan diatas kulit dan selaput lendir
tanpa memakai kekerasan atau pemanasan
Salep terdira dari:
•Remedium Cardinale (bahan tunggal / campuran bahan utama). Bahan obat harus
larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Kadar bahan obat
umumnya 10 % kecuali dinyatakan lain atau mengandung obat keras / narkotik
•Konstituen / Dasar salep (bahan tersendiri atau campuran) adalah zat pembawa
dengan massa lembek, mudah dioleskan dan umumnya berlembek, tapi dapat berupa
massa lembek atau zat cair atau zat padat yang terlebih dahulu diubah menjadi massa
yang lembek.
Secara umum salep dibagi atas 3 jenis:
•Salep Epidermic
adalah salep yang bekerja dipermukaan kulit, dan diharapkan tidak diserap. Salep ini
berfungsi sebagai pelindung antiseptik, adstrigents dan pelawan rangsangan. Dasar
salep yang cocok adalah Vaselin
•Salep Endodermic
adalah salep yang bekerja memasuki kulit tapi tidak menembus kulit, jadi diserapnya
hanya sebagaian saja. Dasar salep yang cocok adalah minyak tumbuhan dan minyak
alami
•Salep Diadermic
adalah salep yang bekerja sampai menembus kulit. Dasar salep yang cocok adalah
Lanolin, Adeps Lanae, Oleum Cocoa
Sedangkan secara theurapetik, salep dibagi atas :
•Salep Penutup
adalah salep yang berfungsi sebagai melindungi kulit dari pengaruh luar
contoh: Boorzalf, Zinczalf
•Salep Resorpsi
adalah salep yang mana bahan – bahannya akan diresorpsi
contoh: salep untuk Rheumatik
•Salep Penyejuk
adalah salep yang banyak mengandung air sehingga memberikan rasa sejuk
contoh: Cold Cream
3. Pasta
•Adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaiaan topical, dan konsistensinya lebih plastis dari
pada salep
Keuntungannya:
•Menyerap hasil – hasil sekresi dari kulit
•Mengurangi rasa gatal dan memberikan perasaan sejuk
•Obat – obat direkatkan pada kulit à mempertinggi pekerjaan obat tersebut
4. Linimenta
•Adalah sediaan cairan atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai
sifat Rubefasin, melemaskan otot atau menghangatkan dan digunakan sebagai obat,
serbuktidak boleh digunakan pada kulit yang luka atau lecet
Keuntungannya:
•Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi lebih cepat
•Mudah dicuci à sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang lembut
Macam – macam Linimenta, yaitu
•Campuran lemak padat dengan lemak lunak
•Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara penyabunan)
•Linimentum dengan Balsamun Peruvianum Ol. Terebinthinae
•Linimentum dengan minyak (harus memakai gom)
•Emulsi yang digunakan sebagai liniment, yaitu
–Emulsum Benzylis Benzoatus
–Linimentum Chloroform (dengan cara pencampuran biasa)
5. Sapones / sabun
•Adalah reaksi garam alkali dan asam lemak tinggi, dimana konsistensinya tergantung
dari basa yang digunakan untuk menyabun, yaitu :
–NaOH à sabun keras
–KOH à sabun lemak
Macam – macam sapones:
•Sapokalinus : KOH + Ol. Sesami
•Sapomedicatus : NaOH + Ol. Olivarum
•Saposuperadipatus : Campuran Sapomedicatus 80 % + Sapokalinus 16 % + Adeps
Lanae 4 % (bentuk ini yang paling dianjurkan untuk pengobata)
•Sapococos : Sabun Na yang dibuat garam Ol. Cocos
6. Cremores krim
•Adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental, mengandung air tidak kurang
dari 60 %, dengan 2 type yaitu:
–Type minyak – air
–Type air minyak (mudah kering dan rusak)
7.Gelones/gel
•Adalah sediaan bermassa lembek berupasuspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa
organic atau makromolekul senyawa organic yang masing – masing terbungkus dan
saling terserap oleh cairan
•Umumnya mengandung air disebut jelli, maka pada etiket tertera “kocok dulu”
Gel
Gel adalah sistem semipadat dimana fase cairnya dibentuk dalam suatu matriks
polimer tiga dimensi(terdiri dari gom alam atau gom sintesis) yang tingkat
ikayan silang fisik(atau kadang-kadang kinmia)-nya yang tinggi. Polimer-polimer
yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputigo alam
tragacamth, pektin, carraggen, agar, asan alginat, serta bahan sintesis dan semi
sintesis seperti metil selulosa, hidroksiselulosa, karboksi metilselulosa dan
carbapol yang merupakam polimer vinil sintesis dengan gugus karboksil yang
terionisasi. Gel dibuat dengan cara peleburan, atau diperlukan suatu prosedur
khusus berkenaan dengan sifat pengembang dari gel.
Gel Polietilenglikol