Anda di halaman 1dari 17

Makalah

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI FARMASI


KANDUNGAN ALBOTHYL YANG BERBAHAYA

OLEH
KELOMPOK 1 :

1. CHYNDRA REGINA R. TOMAYAHU (821418090)


2. DWI AYUDITA NADJAMUDIN (821418015)
3. FATMA AZZAHRA LUKUM (821418019)
4. NABILA NOVREINI DJUNAIDI (821418039)
5. SITI NGATISAH (821418016)
6. WULANDARI FAZRILEONI ZAKARIA (821418005)
7. ZULFIANTO DJUFRI (821418084)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarkatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah “Kandungan Albothyl Yang
Berbahaya” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Ucapan terimakasih kepada dosen penanggung jawab Mata Kuliah
Pengembangan Teknologi Farmasi Ibu Nur Ain Thomas, S.Si., M.Si., Apt., dan
Ibu Fika N. Ramadhani, M.Sc., Apt., yang telah membimbing kami sehingga
makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca, agar
makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Gorontalo, September 2019

Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
2.1 Definisi Obat ............................................................................................ 3
2.2 Definisi Albothyl ...................................................................................... 4
2.3 Ikhtisar Albothyl ...................................................................................... 4
2.4 Definisi Policresulen ................................................................................ 4
2.5 Manfaat Albothyl ..................................................................................... 5
2.6 Mekanisme Kerja ..................................................................................... 6
2.7 Kontra Indikasi Albothyl ......................................................................... 7
2.8 Dosis dan Cara Penggunaan ..................................................................... 7
2.9 Penarikan Albothyl di Pasaran Oleh BPOM RI ....................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat Albothyl sering digunakan banyak orang untuk mengatasi
sakit gigi hingga gusi bengkak dan sariawan. Sakit kondisi tidak normal
pada bagian dalam mulut hingga banyaknya bakteri yang menyebabkan
bagian gigi rusak menjadi masalah yang cukup serius dan penggunaan obat
ini bisa jadi salah satu solusi yang tepat. Banyak orang yang sering
mengguunakan Albothyl sebagai obat untuk menyembuhkan luka,
sariawan, gatal- gatal, sakit gigi dan lain-lain. Namun pada saat ini, BPOM
sudah mencabut izin edar dari Albothyl karena terdapat zat kimia
berbahaya didalamnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa
kandungan Policreculen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat
36 persen yang terkandung dalam produk Albothyl tidak terbukti secara
ilmiah sebagi obat luar. Menurut BPOM penggunaan obat ini berisiko atau
berbahaya jika tidak diencerkan terlebih dahulu. Risiko policresulen dalam
bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat 36 persen tidak boleh beredar
lagi. BPOM RI mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan
pengawasan keamanan obat beredar di Indonesia melalui sistem
farmakovigilans untuk memastikan bahwa obat beredar tetap memenuhi
persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu.
Adapun terkait pemantauan Albothyl, dalam 2 tahun terakhir
BPOM RI mengaku menerima 38 laporan dari profesional kesehatan yang
menerima pasien dengan keluhan efek samping obat Albothyl untuk
pengobatan sariawan, diantaranya efek samping serius yaitu sariawan yang
membesar dan berlubang hingga menyebabkan infeksi (noma like lession).
BPOM RI bersama ahli farmakologi dari universitas dan klinisi dari
asosiasi profesi terkait telah melakukan pengkajian aspek keamanan obat
yang mengandung policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar
konsentrat dan diputuskan tidak boleh digunakan sebagai hemostatik dan
antiseptik pada saat pembedahan serta penggunaan pada kulit
(dermatologi); telinga, hidung dan tenggorokan (THT); sariawan
(stomatitis aftosa); dan gigi (odontologi). BPOM RI akhirnya
membekukan izin edar Albothyl dalam bentuk cairan obat luar konsentrat
hingga perbaikan indikasi yang diajukan disetujui. Untuk produk sejenis
akan diberlakukan hal yang sama.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa definisi dari obat?
2. Apa itu albothyl?
3. Bagaimana ikhtisar albothyl?
4. Apa itu policresulen?
5. Apa manfaat dari albothyl?
6. Bagaimana mekanisme kerja albothy?
7. Apa saja kontra indikasi albothyl?
8. Bagaimana dosis dan cara penggunaan albothyl?
9. Bagaimana keputusan BPOM RI mengenai penarikan albothyl?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari obat
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu albothyl
3. Mahasiswa dapat mengetahui ikhtisar dari albothyl
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu policresulen
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari albothyl
6. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja albothyl
7. Mahasiswa dapat mengetahui kontra indikasi albothyl
8. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan albothyl
9. Mahasiswa dapat mengetahui keputusan BPOM RI mengenai
penarikan albothyl.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Obat
Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal atau
campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam
dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan
penyakit. Sedangkan, menurut Undang-undang, pengertian obat adalah
suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah
pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian
tubuh manusia.
Selain pengertian obat se cara umum, ada juga pengertian obat
secara khusus. Berikut ini beberapa pengertian obat secara khusus:
a. Obat baru: Obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak
berkhasiat), seperti pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau komponen
lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan
kegunaannya.
b. Obat esensial: Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan
untuk layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
c. Obat generik: Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
d. Obat jadi: Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran
dalam bentuk salep, cairan, supositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk atau
bentuk lainnya yang secara teknis sesuai dengan FI atau buku resmi lain
yang ditetapkan pemerintah.
e. Obat paten: Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual
dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya.
f. Obat asli: Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan-
bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.
g. Obat tradisional: Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan
alam, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan
dalam pengobatan tradisional.
2.2 Definisi Albothyl
Albothyl merupakan obat bebas terbatas berupa cairan obat luar
yang mengandung policresulen konsentrat dan digunakan untuk
hemostatik dan antiseptik pada saat pembedahan, serta penggunaan pada
kulit, telinga, hidung, tenggorokan (THT), sariawan, gigi dan vaginal
(ginekologi). Kandungan utamanya yang berupa policresulen memiliki
kemampuan anti bakteri dengan spektrum luas. Policresulen yaitu suatu
produk hasil dari polimerisasi dan kondensasi dari
asam metacresolsulfonat dan metanal (formalin). Nama kimia
policresulen : 2-Hydroxy-3,5-bis[(4-hydroxy-2-methyl-5-sulfo-phenyl)
methyl]-4-methyl-benzenesulfonic acid. Policresulen memiliki rumus
molekul C23H24O12S3.
2.3 Ikhtisar Obat Albothyl
Jenis Obat : Antiseptik dan desinfektan kulit dan kelamin
Kandungan : Policresulen
Kegunaan : Menghentikan perdarahan lokal ,Mengatasi infeksi jamur
atau bakteri di vagina , Pembersihan dan regenerasi
jaringan kulit pada luka, borok dan sariawan
Kategori : Obat bebas terbatas
Konsumen : Dewasa dan anak-anak
Sediaan : Albothyl consentrate 10 ml dan 5 ml, albothyl ovule 90
mg (tablet vagina), Albothyl vagina gel 50 gr
2.4 Definisi Policresulen
Policresulen adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
peradangan pada leher rahim (cervix) dan vagina. Policresulen juga
digunakan untuk menghentikan perdarahan setelah mengambil sampel
jaringan cervix untuk diperiksa (biopsi cervix) atau setelah pengangkatan
polip cervix. Obat ini merupakan proses kondensasi dari
metacresolsulfonic acid dan methanol (formalin), yang bersifat asam.
Poliscerulen dipercaya dapat membunuh jamur dan bakteri seperti
Trichomonas yang dapat menyebabkan infeksi pada vagina, serta
mempertahankan pH asam di vagina. Selain itu, policresulen memiliki
efek menghentikan perdarahan karena mempengaruhi faktor pembekuan
dan mempengaruhi kontraksi otot pembuluh darah.
2.5 Manfaat Albothyl
Manfaat penting dari Obat Albothyl selain untuk obat sakit gigi
adalah untuk mengurangi nyeri dan sakit akibat gusi bengkak. Biasanya
obat ini memberikan reaksi yang cukup cepat untuk mengatasi radang
gusi. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengatasi masalah sakit
gigi dengan kondisi yang tidak terlalu parah. Sakit gigi yang sering dialami
banyak orang seperti gigi berlubang hingga banyaknya plak menempel
pada bagian terluar gigi. Beberapa dokter mengungkapkan bahwa gigi
berlubang menjadi masalah sangat serius yang sering dialami banyak
orang. Perlu diingat bahwa dampak dari gigi berlubang seperti ini akan
menimbulkan berbagai komplikasi pada bagian dalam mulut.
Mengkonsumsi obat ini memang menjadi pilihan yang bisa diterapkan.
Berikut beberapa manfaat dari obat albothyl, yaitu :
a. Obat kumur pencegah sariawan dan bau mulut
Albothyl concentrate membunuh kuman penyebab sariawan dan bau
mulut, menjaga kebersihan dan kesegaran mulut, gigi dan gusi,
ditandai dengan rasa kesat, bersih, dan segar.
b. Sariawan
Albothyl concentrate formula baru tanpa rasa perih, sekali oles
sariawan langsung sembuh. Albothyl dapat menghilangkan rasa perih
sariawan, menciutkan dan menutup luka sariawan dengan cepat tanpa
mempengaruhi jaringan yang sehat di sekitarnya.
c. Sakit gigi
Albothyl concentrate segera menghilangkan rasa sakit gigi,
menghentikan perdarahan setelah cabut gigi dan dapat membunuh
kuman penyebab sakit gigi.
d. Luka di kulit (luka jatuh / luka bedah / luka terpotong / luka sayat /
luka bakar)
Albothyl concentrate bekerja menghentikan perdarahan, mempercepat
pengeringan dan penyembuhan luka. Membantu pembentukan
jaringan kulit baru dan pengelupasan jaringan kulit mati.
e. Pembersih vagina
Albothyl bekerja sebagai antiseptic (membunuh kuman dan mencegah
infeksi), astringent (mengencangkan dan mengesatkan) serta menjaga
kebersihan vagina.
f. Infeksi vagina & keputihan
Albothyl concentrate mengatasi infeksi (bakteri, jamur, trikomonas)
pada vagina secara cepat, menghilangkan gatal-gatal, bau, keputihan,
menghancurkan jaringan yang rusak dan menggantinya dengan
jaringan baru.
2.6 Mekanisme Kerja
a. Antiseptik
Membunuh kuman penyebab infeksi seperti bakteri, virus, jamur dan
parasit secara selektif. Hal ini ditengarai oleh sifat Policresulen yang
mampu mengkoagulasi dinding sel bakteri yang mengandung protein-
karbohirat sehingga bakteri tidak dapat bertahan hidup.
b. Hemostatik
Albothyl dapat membantu menghentikan perdarahan pada luka dengan
cara menggumpalkan protein plasma pada darah. Bukan efek
vasokontriksi atau menciutkan pembuluh darah yang berpotensi
menghambat aliran darah.
c. Astringent
Menciutkan luka serta merangsang pertumbuhan kulit baru. Uniknya
Policresulen bekerja secara selektif hanya pada jaringan epitel yang
mati atau sakit, namun tidak memengaruhi jaringan epitel yang sehat.
2.7 Kontraindikasi Albothyl
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, orang dengan
kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakannya:
a. Diketahui memiliki riwayat hipersensitif/alergi terhadap kandungan
obat ini.
b. Untuk Albothyl bentuk ovule tidak disarankan digunakan pada wanita
hamil trisemester pertama.
2.8 Dosis dan Cara Penggunaan Albothyl
a. Albothyl tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis
Konsentrat cair: 5 ml, 10 ml, 30 ml, 100 ml.
b. Ovule (supositoria vagina): 90 mg.
c. Gel vagina: 50 mg.
Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat
ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain. Adapun dosis yang
lazim digunakan adalah sebagai berikut:
a. Sariawan dewasa: encerkan 10 tetes Albothyl dalam 1 Gelas Air 200
ml, aduk rata lalu kumur-kumur, kemudian bilas kumur dengan air
bersih. Setelah itu encerkan 1-2 tetes Albothyl ke cotton bud, lalu
tempelkan pada sariawan.
b. Sariawan anak: Bagi anak yang belum bisa berkumur, isi air 1/2
tutup botolnya, teteskan 1-2 tetes Albothyl, aduk dengan cotton bud,
lalu oleskan dengan cotton bud ke sariawan anak sampai meresap.
c. Pendarahan lokal: digunakan secara langsung menggunakan
konsentrat cair. Luka bakar: larutan dengan konsentrasi 1 Albothyl
berbanding 3 air atau hingga 1:8.
d. Luka bakar yang luar: gunakan larutan konsentrat langsung atau
diaplikasikan pada lapisan kasa.
e. Cauterization: aplikasikan kasa basah dengan larutan konsentrat 1-3
menit di area yang terinfeksi 1-2 kali seminggu.
Keputihan akibat Vaginitis atau servisitis: menggunakan
supositoria: masukkan 1 buah supositoria ke dalam vagina setiap hari
sekali pada saat malam sebelum tidur selama 1-2 minggu. Pengobatan
harus dihentikan saat menstruasi.
2.9 Penarikan Albothyl di Pasaran oleh BPOM RI
Issue penarikan produk oleh BPOM kepada PT.Pharos yaitu
Albothyl Concentrate memang benar adanya. Surat edaran dari BPOM
mengenai penarikan Albothyl concentrate sudah diterima. Surat edaran ini
diterima di grup apoteker melalui media social whatsupp. Berikut adalah
isi surat edaran yang dimaksud :
No : 019/BBS/LOG/II/18
Kepada : Cabang dan DC
Perihal : Return Produk Albothyl Concentrate(5 ml,10 ml,30 ml
dan 100 ml) dan Medisio Concentrate
Isi :
- Mulai tanggal 19 februari 2018 Cabang dan DC
melakukan”freeze”terhadap produk-produk tersebut diatas dan tidak
diperkenankan ada transaksi penjualan ke pelanggan oleh
cabang/pengiriman barang ke cabang oleh pusat.
- Stok yang saat ini berada di gudang cabang DC, segera dilakukan
return ke gudang return pusat.
- Stok yang berada dipelanggan, agar segera dilakukan penarikanoleh
Cabang dan kemudian di return ke gudang return pusat, paling lambat
02 Maret 2018
Sumber : Data Sekunder 2018
Berdasarkan surat edaran diatas dapat disimpulkan bahwa
penarikan albothyl oleh BPOM dimulai pada tanggal 19 februari 2018
serentak di seluruh Indonesia dan selambat-lambatnya pada tanggal 02
Maret 2018.
Sejak Februari 2018, BPOM RI memutuskan bahwa penggunaan
policresulen sebagai obat untuk menghentikan perdarahan dan antiseptik
pada saat pembedahan, serta penggunaan pada kulit, telinga, hidung,
tenggorokan, sariawan, dan gigi, tidak diperbolehkan karena menimbulkan
efek samping di beberapa kasus. BPOM RI bersama ahli farmakologi dari
universitas dan klinisi dari asosiasi profesi terkait telah melakukan
pengkajian aspek keamanan obat yang mengandung polikresulen dalam
bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat. “Dan diputuskan tidak boleh
digunakan sebagai hemostatik dan antiseptik pada saat pembedahan serta
penggunaan pada kulit (dermatologi); telinga, hidung dan tenggorokan
(THT); sariawan (stomatitis aftosa); dan gigi (odontologi),” demikian
pernyataan resmi BPOM RI.
Terdapat tiga landasan utama mengapa obat albothyl ini di cabut di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Kandungan Polikresulen
Kandungan polikresulen inilah yang menyebabkan mengapa
albotyhl ini dicabut izin edarnya karena penggunaanya yang tidak
seharusnya. Pengertian Policresulen itu sendiri adalah obat yang
digunakan untuk mengatasi peradangan pada leher rahim (cervix) dan
vagina. Policresulen juga digunakan untuk menghentikan perdarahan
setelah mengambil sampel jaringan cervix untuk diperiksa (biopsi
cervix) atau setelah pengangkatan polip cervix. Obat ini merupakan
proses kondensasi dari metacresolsulfonic acid dan methanol
(formalin), yang bersifat asam.Poliscerulen dipercaya dapat membunuh
jamur dan bakteri seperti Trichomonas yang dapat menyebabkan infeksi
pada vagina, serta mempertahankan pH asam di vagina. Selain itu,
policresulen memiliki efek menghentikan perdarahan karena
mempengaruhi faktor pembekuan dan mempengaruhi kontraksi otot
pembuluh darah.
Namun pada saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
menyatakan bahwa kandungan Policreculen dalam bentuk sediaan
cairan obat luar konsentrat 36 persen yang terkandung dalam produk
Albothyl itu sudah melebihi dosis aman untuk di gunakan.
b. Cara penggunaan dari Policresulen
Salah seorang dokter gigi yang bernama Widya Apsari. Melalui
akun Twitternya ia rajin mengimbau warganet untuk tidak mengobati
sariawan dengan polikresulen sejak 2014. Ia mengaku telah mencari
referensi dari banyak jurnal, dan belum menemukan uji praklinik dan
uji klinik polikresulen pada rongga mulut untuk mengobati sariawan.
Namun ia menemukan alasan kenapa penderita bisa ‘merasa’ sariawan
sembuh seketika setelah penggunaan Albothyl.“Terjadi efek
vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah perifer (tepi) pada
daerah sariawan, yang menyebabkan suplai darah pada daerah sariawan
terhenti yang menyebabkan jaringan sariawan menjadi mati. Hal ini
menjelaskan mengapa rasa perih pada sariawan sesaat hilang setelah
sariawan diberikan policresulen baik secara ditotol maupun dikumur,
yaitu karena jaringan sariawan menjadi mati.
Tetapi sangat tidak dianjurkan apabila pengunaanya langsung
diberikan di area yang luka seperti misalnya sariawan dan juga belum
ditemukan satupun literatur yang mendukung indikasi Policresulen
untuk mengobati sariawan. Jika produk ini termasuk kategori NCE
(New Chemical Entity / kategori zat aktif baru) di Indonesia, tentunya
pendaftar harus menyertakan bukti-bukti ilmiah yang kuat untuk
mendukung indikasinya.
Berdasarkan surat resmi dari pemerintah, policresulen sediaan
cairan obat luar konsentrat dinyatakan sangat berisiko jika digunakan
tanpa pengenceran terlebih dulu. Hal inilah yang membuat penggunaan
policresulen sediaan cairan obat luar konsentrat tidak lagi dianjurkan.
Pembekuan izin pemasaran Albothyl, dan produk lain sejenis, akan
terus diberlakukan sampai perbaikan indikasi yang diajukan produsen
disetujui oleh BPOM
c. Adanya Pelaporan Yang di Terima Oleh BPOM RI
BPOM RI mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan
pengawasan keamanan obat beredar di Indonesia melalui sistem
farmakovigilans untuk memastikan bahwa obat beredar tetap memenuhi
persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu. dapun terkait
pemantauan Albothyl, dalam 2 tahun terakhir BPOM RI mengaku
menerima 38 laporan dari profesional kesehatan yang menerima pasien
dengan keluhan efek samping obat Albothyl untuk pengobatan
sariawan, diantaranya efek samping serius yaitu sariawan yang
membesar dan berlubang hingga menyebabkan infeksi (noma like
lession).
BPOM RI bersama ahli farmakologi dari universitas dan klinisi
dari asosiasi profesi terkait telah melakukan pengkajian aspek
keamanan obat yang mengandung policresulen dalam bentuk sediaan
cairan obat luar konsentrat dan diputuskan tidak boleh digunakan
sebagai hemostatik dan antiseptik pada saat pembedahan serta
penggunaan pada kulit (dermatologi); telinga, hidung dan tenggorokan
(THT); sariawan (stomatitis aftosa); dan gigi (odontologi). BPOM RI
akhirnya membekukan izin edar Albothyl dalam bentuk cairan obat luar
konsentrat hingga perbaikan indikasi yang diajukan disetujui. Untuk
produk sejenis akan diberlakukan hal yang sama.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengimbau
kepada masyarakat untuk tidak lagi menggunakan Albothyl.
Masyarakat dapat menggunakan obat- obat pilihan. Apabila masih
merasakan sakit, maka langsung saja untuk pergi ke dokter atau
pelayanan kesehatan terdekat.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari rumusan masalah tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan
oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna
mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
2. Albothyl merupakan obat bebas terbatas berupa cairan obat luar yang
mengandung policresulen konsentrat dan digunakan untuk hemostatik
dan antiseptik pada saat pembedahan, serta penggunaan pada kulit,
telinga, hidung, tenggorokan (THT), sariawan, gigi dan vaginal
(ginekologi).
3. Obat Albothyl mengandung policresulen
4. Policresulen merupakan proses kondensasi dari metacresolsulfonic
acid dan methanol (formalin), yang bersifat asam.
5. Manfaat penting dari Obat Albothyl selain untuk obat sakit gigi adalah
untuk mengurangi nyeri dan sakit akibat gusi bengkak.
6. Albothyl memiliki mekanisme kerja dalam pengobatan sebagai
antiseptik, hemostatik, dan astringent.
7. Obat Albothyl tidak boleh digunakan oleh orang yang memiliki
riwayat hipersensitif/alergi terhadap kandungan obat ini, dan untuk
albothyl bentuk ovula tidak disarankan digunakan pada wanita hamil
trisemester pertama.
8. Dosis yang tepat diguanakan pada penggunaan albothyl sesuai dengan
anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan,
usia, dan lain-lain.
9. BPOM RI memutuskan penggunaan policresulen sebagai obat untuk
menghentikan perdarahan dan antiseptik pada saat pembedahan, serta
penggunaan pada kulit, telinga, hidung, tenggorokan, sariawan, dan
gigi, tidak diperbolehkan karena menimbulkan efek samping, BPOM
RI membekukan izin edar Albothyl dalam bentuk cairan obat luar
konsentrat hingga perbaikan indikasi yang diajukan disetujui.
4.2 Saran
BPOM harus lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan
terhadap obat dan makanan agar tidak terjadi lagi kasus yang sama. Pihak
pemerintah atau Dinas Kesehatan harus turun langsung untuk melihat dan
memeriksa ke semua apotek jika masih ada yang menjual yang Albothyl.
DAFTAR PUSTAKA

BPOM, 2018. Klarifikasi BPOM” Penjelasan Bpom Ri Terkait Isu Keamanan


Obat Mengandung Policresulen Cairan Obat Luar Konsentrat

Nugroho, Agung. Farmakologi “Obat-obat penting” dalam pembelajaran Ilmu


Farmasi dan Dunia Kesehatan

Ratnasari, Dwi.2018. BPOM Bekukan Izin Edar Albothyl.

Sidik, Anwar. 2018. Albothyl : Kegunaan, Dosis dan Efek Samping.

Susanto, Gabriel.2018. Alasan BPOM Minta Produsen Tarik Albothyl dari


Peredaran.

Univadis,2015. ISO “Informasi Spesialite Obat” Indonesia. Penerbit: Isfi


Penerbitan

Anda mungkin juga menyukai