Anda di halaman 1dari 24

mMAKALAH FARMAKOLOGI

“Obat Analgetik dan Anti Jamur”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi

Dosen Pengampu :

Dra. Setianti Haryani, Apt., M.Farm

Disusun Oleh:

Kelompok 3 Farmakologi 1A

Bulan Nurmayanti (P17124022010)

Callista Salsabilla (P17124022011)

Della Ana Sutia Ningsih (P17124022014)

Deviah Eta Aulia (P17124022015)

Zia Mulyana (P17124022040)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah

melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Makalah

Farmakologi mengenai “Obat Analgetik dan Anti Jamur” dapat selesai pada
waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi agar
pembaca mengetahui Obat Analgetik dan Anti Jamur. Pada kesempatan ini juga,
penulis menyampaikan ucapakan terima kasih yang ditujukan kepada:

1. Tuhan yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
3. Vera Suzana Dewi Haris, SST., M.Keb selaku dosen penanggungjawab mata
kuliah Farmakologi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta 1.
4. Dra. Setianti Haryani, Apt., M.Farm selaku dosen pengampu mata kuliah
Farmakologi Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta 1.

Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu
arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Jakarta, 20 Januari 2023


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................3
DAFTAR TABEL........................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Tujuan Makalah...............................................................................................5
C. Manfaat Makalah.............................................................................................6
D. Ruang Lingkup Materi....................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
LANDASAN TEORI...................................................................................................7
BAB III.........................................................................................................................8
PEMBAHASAN...........................................................................................................8
A. Obat Analgetik....................................................................................................8
B. Obat Anti Jamur...............................................................................................11
BAB IV........................................................................................................................18
PENUTUP..................................................................................................................18
A. Kesimpulan......................................................................................................18
B. Saran................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20
LAMPIRAN...............................................................................................................21
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Obat Analgetik Asam Mefanat


………………………………………………………………………9
Gambar 3.2 Obat Anti Analgetil Natrium Diklofenak
……………………………………………..…………10
Gambar 3.3 Obat Anti Jamur Cream
…………………………………………………………………………………13
Gambar 3.4 Obar Anti Jamur Per Oral
………………………………………………………………………………13
Gambar 3.5 Obat Anti Jamur Injeksi
…………………………………………………………………………………14

DAFTAR TABEL
Table 3.1 Pengelompokan Dosis Obat Anti Jamur
……………………………………………………………17
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejalah penyakit,luka atau kelainan badania dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan
manusia. .Besarnya efektifitas obat tergantung pada biosis dan kepekaan organ
tubuh. Setiap orang berbeda kepekaan dan kebutuhan biosis obatnnya.Tetapi
secara umum dapat dikelompokan, yaitu dosis bayi, anak-anak, dewasa dan orang
tua (Djas, dalam kasibu, 2017).

Peran obat dalam upaya kesehatan besar dan merupakan suatu unsur penting.
Begitu juga dengan bagaimana penggunaan obat melalui mulut, tenggorokan
masuk keperut, disebut secara oral, cara penggunaan lainnya pemakaian luar.
Obat terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya obat analgetik, dan anti jamur.
Persepsi seseorang terhadap rasa sakit dapat menentukan kapan dan bagaimana
orang tersebut mengambil tindakan dalam pengobatan sendiri (swamedikasi).
Penjualan obat-obatan secara bebas khususnya analgetik dapat dijadikan alternatif
yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan (Simanjutak dalam
Kasibu. 2017).

Obat memiliki sifat khusus yang berbeda-beda agar dapat bekerja dengan
baik. Sifat fisik obat, dapat berupa benda padat pada temperatur kamar ataupun
bentuk gas namun dapat berbeda dalam penanganannya berkaitan dengan pH
kompartemen tubuh dan derajat ionisasi obat tersebut. Ukuran molekuler obat
yang bervariasi dari ukuran sangat besar (BM 59.050) sampai sangat kecil (BM 7)
dapat mempengaruhi proses difusi obat tersebut dalam kompartemen tubuh.
Setiap obat berinteraksi dengan reseptor berdasarkan kekuatan atau ikatan kimia.
Selain itu, desain obat yang rasional berarti mampu memperkirakan struktur
molekular yang tepat berdasarkan jenis reseptor biologisnya (Katzung, 2013).

B. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian obat analgetik
2. Menjelaskan pengertian obat anti jamur
3. Mengetahui macam-macam obat analgetik
4. Mengetahui macam-macam obat anti jamur
5. Mengetahui cara kerja obat analgetik
6. Mengetahui cara kerja obat anti jamur
7. Mengatahui indikasi/kontraindikasi obat analgetik
8. Mengetahui indikasi/kontraindikasi obat anti jamur
9. Mengetahui dosis obat analgetik
10. Mengetahui dosis obat anti jamur
11. Mengatahui efek samping obat analgetik
12. Mengetahui efek samping obat anti jamur

C. Manfaat Makalah
1. Mengetahui Menjelaskan pengertian obat analgetik
2. Mengetahui Menjelaskan pengertian obat anti jamur
3. Mengetahui Mengetahui macam-macam obat analgetik
4. Mengetahui Mengetahui macam-macam obat anti jamur
5. Mengetahui Mengetahui cara kerja obat analgetik
6. Mengetahui Mengetahui cara kerja obat anti jamur
7. Mengetahui Mengatahui indikasi/kontraindikasi obat analgetik
8. Mengetahui Mengetahui indikasi/kontraindikasi obat anti jamur
9. Mengetahui Mengetahui dosis obat analgetik
10. Mengetahui Mengetahui dosis obat anti jamur
11. Mengetahui Mengatahui efek samping obat analgetik
12. Mengetahui Mengetahui efek samping obat anti jamur

D. Ruang Lingkup Materi


Makalah ini berisikan obat-obat yang lazim digunakan dalam pelayanan
kebidanan dengan substansi atau kajian materi sesuai dengan RPS yang
terfokus pada :
1. Berbagai macam obat analgetic, dosis, cara kerja, indikasi penjelasan
obat dan efek samping obat, serta cara mengatasinya.
2. Berbagai macam obat anti jamur, dosis, cara kerja, indikasi penjelasan
obat dan efek samping obat, serta cara mengatasinya.
BAB II

LANDASAN TEORI

Obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup oleh
sebab itu ilmu farmakologi merupakan ilmu yang memiliki cakupan yang sangat luas.
Farmakologi mencakup tentang sejarah, sumber, sifat kimia dan fisik, komposisi,
efek fisiologi dan biokimia, mekanisme kerja absorpsi, distribusi, biotransformasi,
ekskresi dan penggunaan obat. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan beberapa
bidang ilmu tersebut menjadi ilmu tersendiri. Cabang farmakologi diantaranya
meliputi farmakognosi, farmakologi klinik, farmakologi kinetik, toksikologi.(Candra
Wahyuni. 2018)
Rasa nyeri dapat ditangani dengan obat analgesik yang digolongkan menjadi
analgesik opioid dan Nonsteroidal anti-Inflammatory Drugs (NSAID) yang
pemilihannya tergantung dari tingkatan nyeri setiap individu (Katzung,
2014).Pemilihan obat untuk ibu pasca melahirkan yang nantinya akan menyusui perlu
diperhatikan. Dapat diasumsikan bahwa semua obat yang dikonsumsi tersebut akan
terdistribusike Air Susu Ibu (ASI) lalu disekresi (Sujatadan Hanjoora, 2014). Ketika
seorang ibu menyusui anaknya, maka secara tidak langsung bayi tersebut menerima
hasil sekresi obat yang diadministrasikan ke ibu (Katzung, 2014).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016, pasal1: “Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia”.
BAB III

PEMBAHASAN
A. Obat Analgetik
1. Pengertian
Analgetik adalah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat
yang digunakan sebagai penahan sakit, tanpa menghilangkan kesadaran. Obat
analgetik berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri, terutama lewat daya kerjanya
atas sistem saraf sentral dan mengubah respons seseorang terhadap rasa sakit
(Susanto & Fitriana, 2017).

2. Macam – Macam ObatAanalgetik


a. Asam mefenamat

Gambar 3.1 Obat Analgetik Asam Mefanat (Sumber: doktersehat.2022)

1) Nama dagang = Mefinal (Sanbe), Mefentan (Kalbe).


2) Komposisi = Tiap tablet salut asam mefenamat 500 mg.
b. Natrium diklofenak

Gambar 3.2 Obat Anti Analgetik Natrium Diklofenak (Sumber: doktersehat.2022)

1) Nama dagang = Voltadex (Dexa Medika), Redinack (Fahrenhaid).


2) Komposisi :
a) Tiap salut enteric natrium diklopenak 25 mg berisi: Natrium
diklopenak 25 mg.
b) Tiap salut enteric natrium diklopenak 50 mg berisi: Natrium
diklopenak 50 mg.

3. Cara kerja / khasiat obat analgetik

Merupakan kelompok anti inflamasi non steroid, bekerja


dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan
tubuh dengan menghambat enzyme siklooksigenase sehingga
mempunyai efek analgesic (Susanto & Fitriana, 2017).

4. Indikasi

a. Asam mefenamat
Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot,
dan nyeri karena operasi.

b. Natrium diklopenak
Pengobatan jangka pendek untuk kondisi akut dan kronis.
5. Kontra Indikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat dan hipersensitif
terhadap natrium diklopenak, penderita dengan tukak lambung dan usus,
penderita dengan gangguan ginjal yang berat (Susanto & Fitriana, 2017).
6. Dosis

a. Asam mefenamat
1) Dewasa dan anak-anak > 14 tahun.
2) Dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
b. Natrium diklopenak
Dewasa 50 mg ,2-3 kali sehari atau 75 mg 2 kali sehari.
7. Efek samping

a. Sistem pencernaan : mual , muntah,gangguan saluran pencernaan


lainnya ,dan rasa sakit pada abdominal.
b. Sistem saraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur dan insomnia.
c. Kulit, kadang-kadang ruam atauerupsi kulit.
8. Cara mengatasi efek samping

a. Sebaiknya diminum sesudah makan.


b. Jangan digunakan > dari 7 hari atau melebihi dosis yang dianjurkan kecuali
atas petunjuk dokter.
c. Perhatian khusus harus digunakan pada penderita gangguan fungsi ginjal
atau jantung .
d. Hati-hati jika digunakan pada wanita hamil dan menyusui.
e. Bila terjadi perdarahan atau ulkus pemberian harus dihentikan.

B. Obat Anti Jamur


1. Pengertian Obat Anti Jamur

Obat anti jamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit
yang disebabkan oleh jamur. Obat anti jamur juga merupakan obat yang digunakan untuk
menghilangkanorganisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti
cendawan dan ragi,atau obat yang digunakan untuk menghilangkan jamur. Jamur
adalah anggota kelompok besar eukariotik organisme yang meliputi
mikroorganisme seperti ragi dan jamur, serta lebih akrab jamur. Sebuah Kadang
disebut juga Fungi yang diklasifikasikan sebagai sebuah kerajaan yang terpisah
dari tanaman, hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa sel-
sel jamur memiliki dinding sel yang mengandung kitin, tidak seperti dinding sel
tumbuhan, yang mengandung selulosa. Disiplin biologi yang ditujukan untuk
mempelajari jamur ini dikenal sebagai ilmu jamur, yang sering dianggap sebagai
cabang botani, meskipun penelitian genetik menunjukkan bahwa jamur yang
lebih dekat dengan binatang daripada tumbuhan (Batubara, 2013).

2. Macam-Macam Obat Anti Jamur


Ada beberapa jenis obat-obatan anti jamur, yaitu :
a. Anti Jamur Cream
Gambar 3.3 Obat Anti Jamur Cream (sumber: lifepack. 2022)
Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina,
antara lain: ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan
tioconazole.

b. Anti Jamur Per Oral

Gambar 3.4 Obat Anti Jamur Per Oral (Sumber: doktersehat.2022)

Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obat-


obatan ini tidak terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut
digunakan untuk mengobati infeksi Candida (guam) pada mulut dan
tenggorokan. Itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin
dalam bentuk tablet yang diserap ke dalam tubuh. Digunakan untuk
mengobati berbagai infeksi jamur.Penggunaannya tergantung pada jenis
infeksi yang ada. Misalnya:

1) Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang


biasanya disebabkan oleh jenis jamur tinea.
2) Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga
dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada
tubuh.

c. Anti Jamur Injeksi

Gambar 3.5 Obat Anti Jamur Injeksi (Sumber: lifepack.2022)

Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin


adalah obat-obatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.
3. Cara Kerja Obat Anti Jamur
a. Amfoterisin: merusak membran sitoplasma.
b. Nistatin: membentuk kompleks dengan sterol.
c. 5-fluorsitosin: menghambat sintesis protein. Ketiga obat ini (amfoterisin,
nistatin, 5 fluorsitosin mempunyai spektrum kerja yang luas).
d. Klotrimazol, Mikonazol, Itrakonazol. Ketiga obat ini (klotrimazol, mikonazol,
itrakonazol mempunyai spektrum kerja yang luas untuk semua jamur).
e. Griseofulvin: spektrum kerja sempit , yaitu hanya untuk microsporum dan
epidermophyton dengan mekanisme kerja adalah menghambat sintesis RNA dan
menghambat sintesis khitin.
f. Sikloheksimid, Asam fusidat, Sparsomisin, dan Blastisidin. Keempat obat di
atas (sikloheksimid, asam fusidat, sparsomisin, dan blastisidin) bekerja dengan
menghambat sintesis ribosom eukariota dan bakteri dengan menghambat sintesis
protein inisiasi rantai peptida dan efek terhadap sintesis DNA.
g. Paktamisin: dengan inhibitor selektif pada inisiasi rantai globin dan inhibitor
elongasi rantai polipeptida pada 40S ribosom.
h. Jamur oportunistik adalah jamur yang dapat menginfeksi apabila pertahanan
tubuh lemah.
i. Tunikamisin: misalnya Saccharomyces cereviceae dapat menghambat jamur
yang mengandung Manan.

4. Indikasi/Kontraindikasi Obat Anti Jamur


a. Acifar cream
1) Indikasi:Infeksi herpes simplex pada kulit & membran mukosa, termasuk
herpes labial & genital awal & kambuh.
2) Kontraindikasi: Hipersensitif. Benoson M cream
b. Benoson M cream
1) Indikasi: Meringankan inflamasi dari dematosis yang responsif terhadap
kortikosteroid (benoson krim), Bila inflamasi disertai infeksi bakteri
sekunder dan jamur (Benoson N krim) atau gentamicin (Benoson G krim),
Bila inflamasi disertai infeksi jamur (Benoson M Krim). Bila inflamasi
disertai infeksi bakteri sekunder dan jamur (Benoson V krim).
2) Kontraindikasi: Sensitivitas terhadap setiap komponen, Herpes simplex,
vaccinia, varicella, chickenpox, tuberkulosis kulit, Rosacea, akne vulgaris
dan perioral dermatitis, perianal dan gatal pada alat kelamin, erupsi napkin
dan infeksi virus.
c. Brentan oint
1) Kontra Indikasi: Penyakit tuberkulosis kulit, herpes simplex, vaksmia, semua
bentuk varisela, Sensitif terhadap zat-zat aktif dalam ointment, Teknik
oklusif pada penderita dermatitis atopik.

d. Cnesten cream 3gr


1) Indikasi: Canesten untuk pengobatan topikal dari candidiasi, yang
disebabkan oleh candida albicans, pityriasis versicolor yang disebabkan oleh
tricophyton rubrum,trycophyton mentagrophytes. Epidermophyton floccosom
dan microsporum canis digunakan untuk ruam popok.
2) Kontra indikasi: ipersensitif terhadap klotrimasol.
e. Formyco
1) Indikasi: Infeksi jamur sistemik seperti:Kandidiasis, Blastomikosis,
Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Parakoksidioldomikosis,
Kromomikosis. Kandidiasis mukokutan kronis yang tidak responsit
terhadap nistatin dan obat-obatan lain.
2) Kontra Indikasi : Hipereensitivitas terhadap Ketokonazol.
f. Daktarin Oral Gel
1) Indikasi: Pengobatan kreatif dan profilaksis terhadap kandidiasis pada
mulut, rongga oropharyngeal dan saluran pencernaan.
2) Kontra indikasi: Hipersensitif terhadap miconidazole dan atau terhadap
salah satu komponen obat.Gangguan hati.
g. Fungares
1) Indikasi:
a) Infeksi kulit dan kuku yang disebabkan olefrdermatofita, kandida dan
jamur-jamur lainnya seperti: Tinea capitis, Tinea corporis, Tinea
manum, Tinea pedis (Athlete's foot), Tinea barbae, Tinea cruris,
Tinea unguium atau onikomikosis, pityriasis versicolor, kandidiasis
kulit dan kuku.
b) Karena FUNGARES memiliki khasiat anti bakteri terutama terhadap
bakteri gram positif, maka FUNGARES dapat digunakan pada
mikosis dengan infeksi sekunder oleh bakteri tersebut.
2) Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap Miconazole nitrate

5. Dosis Obat Anti Jamur


Tabel 3.1 Pengelompokan Dosis Obat Anti Jamur
Bentuk obat Pengguna Dosis
Krim dan salep Dewasa Oleskan secukupnya
pada bagian yang
terinfeksi 2-3 kali sehari.
Bedak Dewasa Taburi secukupnya
bagian yang terinfeksi 2
kali sehari
Oral gel Dewasa Oleskan ke bagian mulut
yang mengalami infeksi 4
kali sehari setelah makan
Kapsul untuk infeksi Wanita di atas 18 tahun Masukkan 1 kapsul ke
jamur di vagina dalam vagina 1 kali
sehari menjelang tidur
malam
6. Efek Samping dan Cara Mengatasi Obat Anti Jamur
1. Efek Samping
Pengobatan lokal termasuk:
a. Olesan.
b. Supositoria yang dipakai untuk mengobati vaginitis.48
c. Cairan lozenge yang dilarutkan dalam mulut.
Pengobatan yang paling murah untuk kandidiasis mulut adalah gentian
violet; obat ini dioleskan di tempat yg ada lesi (jamur) 3 kali sehari selama
14 hari.Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit
perut.Kurang dari 20 persen orang mengalami efek samping ini.. Beberapa
kasus parah tidak menanggapi obat-obatan lain. Amfoterisin B mungkin
dipakai.Obat ini yang sangat manjur dan beracun, dan diberi secara
intravena (disuntik).Efek samping utama obat ini adalah masalah ginjal
dan anemia (kurang darah merah).Reaksi lain termasuk demam, panas
dingin, mual, muntah dan sakit kepala.
2. Cara Mengatasinya
a. Terapi Alamiah
Beberapa terapi non-obat tampaknya membantu.Terapi tersebut belum
diteliti dengan hati-hati untuk membuktikan hasilnya.
1) Mengurangi penggunaan gula.
2) Minum teh Pau d'Arco. Ini dibuat dari kulit pohon Amerika Selatan.
3) Mengkonsumsi bawang putih mentah atau suplemen bawang putih.
Bawang putih diketahui mempunyai efek anti-jamur dan antibakteri.
Namun bawang putih dapat mengganggu obat protease inhibitor.
4) Kumur dengan minyak pohon teh (tea tree oil) yang dilarutkan
dengan air.
5) Mengkonsumsi kapsul laktobasilus (asidofilus), atau makan yoghurt
dengan bakteri ini. Mungkin ada manfaatnya setelah mengkonsumsi
antibiotik.
6) Mengkonsumsi suplemen gamma-linoleic acid (GLA) dan biotin. Dua
suplemen ini tampaknya membantu memperlambat penyebaran kandida.
GLA ditemukan pada beberapa minyak yang dipres dingin. Biotin
adalah jenis vitamin B.
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejalah penyakit,luka atau kelainan pada manusia
atau hewan,. Peran obat dalam upaya kesehatan besar dan merupakan suatu unsur
penting. Begitu juga dengan bagaimana penggunaan obat melalui mulut,
tenggorokan masuk keperut, disebut secara oral, cara penggunaan lainnya
pemakaian luar. Obat terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya obat
analgetik, dan anti jamur (Djas, dalam kasibu, 2017).

Analgetik adalah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat


yang digunakan sebagai penahan sakit, tanpa menghilangkan kesadaran. Obat
Analgetik memiliki ketentuan, indikasi, cara kerja, efek samping dan cara
mengatasinya, obat analgetic juga bermacam-macam jenisnya seperti Asam
mefenamat dan Natrium diklofenak (Susanto & Fitriana, 2017).

Obat anti jamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit
yang disebabkan oleh jamur. Obat anti jamur bermacam-macam jenisnya dan
memiliki ketentuak pemakaian, indikasi, dosis, efek samping serta cara
mengatasinya, obat anti jamur juga merupakan obat yang digunakan untuk
menghilangkanorganisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti
cendawan dan ragi,atau obat yang digunakan untuk menghilangkan jamur
(Batubara, 2013).
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat bertujuan untuk memperkaya wawasan dan
pengetahuan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak dan penulis.,
adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Aby, D. (2023). BAB 4 FARMAKOLOGI PADA KEBIDANAN. Padang: PT

GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI.

Wahyuni, Candra. (2018). Farmakologi Kebidanan. Kediri: STRADA

PRESS.

Wanda, L. P. (2021). Teori Tentang Pengetahuan Perespan Obat: Bahasa

Indonesia. Jurnal Medika Hutama, 2(04 Juli), 1036-1039. Retrieved from

Juwita, D. R., Faradani, N., & Wibowo, M. I. N. A. (2019). Studi Penggunaan

Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Sectio Caesarea di

RSU Bunda Purwokerto. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia

(Pharmaceutical Journal of Indonesia), 16(2), 265-277.


LAMPIRAN

Gambar 3.1 : Obat Analgetik Jenis Asam Mefenamat


Gambar 3.2: Obat Anti Analgetik Jenis Natrium Diklofenak
Gambar 3.3 : Obat Anti Jamur Cream
Gambar 3.4 : Obat Anti Jamur Per Oral
Gambar 3.5 : Obat Anti Jamur Injeksi
Tabel 3.1: Pengelompokan Dosis Obat Anti Jamur

Anda mungkin juga menyukai