Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

FARMAKOLOGI KASUS GAWAT DARURAT KEBIDANAN

ANALGESIK

Disusununtukmemenuhitugasmatakuliah

Dosenpengampu :DewiKartika Sari. SST.,M.Gz

OlehkelompokIII :

IdhaSuryana

LusianaDewiSaputri

Murniza

RoyyatulInayah

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D IV)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

1
2018

KATA PENGANTAR

PujisyukurkehadiratTuhan Yang MahaEsaatassegalarahmatNYA

sehinggamakalahinidapattersusunhinggaselesai .Tidaklupa kami

jugamengucapkanbanyakterimakasihatasbantuandaripihak yang

telahberkontribusidenganmemberikansumbanganbaikmaterimaupunpikirannya.

Dan harapan kami

semogamakalahinidapatmenambahpengetahuandanpengalamanbagiparapembaca,

Untukkedepannyadapatmemperbaikibentukmaupunmenambahisimakalah agar

menjadilebihbaiklagi.Karenaketerbatasanpengetahuanmaupunpengalaman kami,

Kami yakinmasihbanyakkekurangandalammakalahini, Olehkarenaitu kami

sangatmengharapkan saran dankritik yang membangundaripembaca demi

kesempurnaanmakalahini

Kediri, Maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengatar.....................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analgetik...............................................................................3
B. Penyebab Sakit / Nyeri............................................................................4
C. Mekanisme..............................................................................................4
D. Karakteristik............................................................................................5
E. Penggologan Analgetik...........................................................................5
F. AsamUrat...............................................................................................14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................18
B. Saran......................................................................................................19
DaftarPustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya farmakologi mencakup berbagai pengetahuan tentang

obat yang meliputi: sejarah, sumber, sifat - sifat fisika dan kimiawi, cara

meracik, efek fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi,

biotranformasi dan ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan tujuan

lain.

Dewasa ini didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat

kimia dan organisme hidup serta segala aspek interaksi mereka.Atau Ilmu

yang mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup.

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk

merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam

tubuh.Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan

untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk

memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk

obat tradisional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan analgetika?

2. Bagaimana mekanisme kerja dari obat analgetik?

3. Jenis obat analgetik?

4
4. Penyebab rasa sakit?

C. Tujuan

Adapun tujuan saya untuk menyusun makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang obat analgetik.

2. Untuk menambah wawasan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analgetik

Analgetik adalah obat-obatan yang dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan akhirnya akan

memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Analgetika pada

umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk menghilangkan

sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah

dan pasca bersalin dismonera (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri

hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki

efek antipiretik dan efek anti inflamasi.

Efek antipiretik menyebabakan obat tersebut mampu menurunkan suhu

tubuh pada keadaan demam sedangkan sifat anti inflamasi berguna untuk

mengobati radang sendi (arthritis rheumatoid) termasuk pira / gout yaitu

kelebihan asam urut sehingga pada daerah sendi terjadi pembengkakan dan

timbul rasa nyeri.

Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak

menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau

kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut. Gejala nyeri dapat

digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti

rasa terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang hilang timbul dan berbeda

tempat.

           

6
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar

kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi,

salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgetik

atau pereda nyeri.Pada umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek

antipiretik.

B. Penyebab Sakit /Nyeri

Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka atau peradangan

beberapa bahan algesiogenic kimia diproduksi dan dilepaskan, didalamnya

terkandung dalam prostaglandin (salah satu dari berbagai asam lemak ) dan

brodikinin. Brodikinin sendiri adalah perangsang reseptor rasa nyeri.

Analgetik anti inflamasi diduga bekerja berdasarkan penghambatan

sintesis prostaglandin (penyebab rasa nyeri). Rasa nyeri sendiri dapat

dibedakan dalam tiga kategori :

1. Nyeri ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dan lain-lain),

dapat diatasi dengan asetosal, parasetamol, bahkan placebo.

2. Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik), memerlukan

analgetik perifer kuat.

3. Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal,

kanker), harus diatasi dengan analgetik sentral  atau analgetik narkotik.

C. Mekanisme

Menghambat sintase prostaglandin di tempat yang sakit/trauma jaringan.

7
D. Karakteristik

1. Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit

2. Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira

3. Tidak mempengaruhi pernapasan

4. Gunanya untuk nyeri sedang, contoh sakit gigi

E. Penggolongan Analgetik

1. Analgesik Opioid/analgesik narkotika (analgetik sentral)

Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri

yang hebat sekali.Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum

(mengurarangi kesadaran), mempunyai efek samping menimbulkan rasa

nyaman (euforia).Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat

dihilangkan oleh analgesik narkotik kecuali sensasi kulit.

Harus hati-hati menggunakan analgetik ini karena mempunyai

resiko besar tehadap ketergantungan obat (adiksi) dan kecenderungan

penyalah gunaan obat.Obat ini hanya dibenarkan untuk penggunaan pada

nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batu

empedu/batu ginjal.Disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan

narkotik diindikasikan pada kanker stadium lanjut karena dapat

meringankan penderitaan.Fentanil pada umumnya digunakan sebagai

premedikasi dalam pembedahan karena dapat memperkuat anestesi

umum sehingga mengurangi timbulnya kesadaran selama anestesi.

Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim

sikloogsigenase dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan

8
dengan kerja analgetiknya dan efek sampingnya. Kebanyakan analgetik

OAINS diduga bekerja diperifer . Efek  analgetiknya telah kelihatan

dalam waktu satu jam setelah pemberian per-oral. Sementara efek

antiinflamasi OAINS telah tampak dalam waktu satu-dua minggu

pemberian, sedangkan efek maksimalnya timbul berpariasi dari 1-4

minggu. Setelah pemberiannya peroral, kadar puncaknya NSAID

didalam darah dicapai dalam waktu 1-3 jam setelah pemberian,

penyerapannya umumnya tidak dipengaruhi oleh adanya makanan.

Volume distribusinya relatif kecil (< 0.2 L/kg) dan mempunyai ikatan

dengan protein plasma yang tinggi biasanya (>95%). Waktu paruh

eliminasinya untuk golongan derivat arylalkanot sekitar 2-5 jam,

sementara waktu paruh indometasin sangat berpariasi diantara individu

yang menggunakannya, sedangkan piroksikam mempunyai waktu paruh

paling panjang (45 jam). 

Macam-macam obat analgesic opoid :

a. Metadon.

 Mekanisme kerja: kerja mirip morfin lengkap, sedatif  lebih

lemah.

 Indikasi: ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang

di rumah sakit.

 Efek tak diinginkan: Depresi pernapasan, konstipasi (sembelit),

gangguan SSP, mual dam muntah pada dosis awal

b. Fentanil.

9
 Mekanisme kerja: Lebih  dari pada morfin. Depresi pernapasan

lebih kecil kemungkinannya.

 Indikasi: Nyeri sangat yang sukar diatasi pada kanker.

 Kontra indikasi : Depresi pernapasan akut, alkoholisme akut,

penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera

kepala.

 Efek samping : Mual, muntah, konstifasi (sembelit),

ketergantungan /adiksi pada over dosis menimbulkan  keracunan

dan dapat menyebabakan kematian.

c. Kodein

 Mekanisme kerja: 10% dosis diubah menjadi morfin. Kerjanya

disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan

batuk)

 Indikasi: Penghilang rasa nyeri

 Efek tak diinginkan: Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat

pada dosis yang    menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis

2. Analgetik Non-narkotik (non opioid)

Disebut juga analgetik perifer karena tidak mempengaruhi susunan

saraf pusat. Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai antipiretik

yaitu menurunkan suhu badan pada saat demam.

Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim,

yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis

mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum

10
dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin

dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan

demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri .Mekanismenya tidak

berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors.Efek samping yang paling

umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus, kerusakan

darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit.Efek samping

biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan

dosis besar.

Macam-macam obat analgetik non narkotik :

a. Ibu Profen

 Komposisi :Tiap tablet salut selaput mengandung Ibu profen

400 mg.

 Indikasi :Karena efek analgetik dan anti inflamasi maka dapat

digunakan untuk meringankan gejala-gejala penyakit rematik

tulang, sendi dan non-sendi. Juga dapat digunakan untuk

meringankan gejala-gejala akibat trauma otot dan tulang/sendi.

Karena efek analgetiknya maka dapat digunakan untuk

meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain pada

dismenore primer (nyeri haid), nyeri pada penyakit gigi atau

pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala.

 Dosis :Dewasa :

a) Untuk analgetik dan anti inflamasi (rematik tulang, trauma

otot dan tulang/sendi) : Dosis yang dianjurkan : sehari 3 – 4

11
kali 400 mg Pada permulaan pemakaian sebaiknya

menggunakan dosis minimum yang efektif yaitu 400 mg 3

kali sehari.

b) Untuk analgetik : dosis yang dianjurkan : 200 mg sampai

400 mg 3-4 kali sehari. 

 Kontra Indikasi :

a) Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan

duodenum) yang berat dan aktif.

b) Penderita dengan hipersensitif terhadap ibu profen dan obat

anti inflamasi lainnya.

c) Penderita bila menggunakan asetosal atau obat anti

inflamasi lainnya akan timbul gejala ashma.

d) Kehamilan tiga bulan terakhir.

 Efek Samping :

a) Gangguan saluran pencernaan termasuk mual, muntah

gangguan pencernaan, diare, dan nyeri lambung.

b) Pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, penyempitan bronkus,

dan lain-lain.

 Peringatan dan Perhatian :

12
a) Pada uji klinik, dosis lebih besar dari 400 mg tidak lebih

efektif dibanding dosis 400 mg.

b) Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

c) Karena ibu profen dapat menyebabkan penyempitan

bronchus (bronchospasme) maka hati-hati pada penderita

ashma.

d) Tidak dianjurkan pada wanita hamil dan menyusui.

e) Penurunan ketajaman penglihatan dan kesulitan

membedakan warna dapat terjadi, tetapi sangat jarang dan

akan sembuh bila pemakaian obat dihentikan. Apabila

terjadi gangguan penglihatan maka obat harus dihentikan

dan memeriksakan mata ke dokter.

 Kemasan :Dus 10 strip @ 10 tablet salut selaput

Pabrik : NOVAPHARIN           

b. Asam Mefenamat

 Komposisi : Tiap kapsul mengandung asam mefenamat 250

mg.Tiap kaptab salut selaput mengandung asam mefenamat 500

mg.

 Cara Kerja Obat :Asam mefenamat merupakan kelompok anti

inflamasi bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin

dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim

siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgetik,

antiinflamasi, dan antipiretik.

13
 Indikasi :Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan

dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore, termasuk nyeri

karena trauma, nyeri otot dan nyeri sesudah operasi.

 Dosis :Dewasa dan anak-anak > 14 tahun :Dosis awal : 500 mg

kemudian dainjurkan 250 mg tiap 6 jam sesuai dengan

kebutuhan.

 Peringatan dan Perhatian :Sebaiknya diminm sesudah

makan.Hati-hati untuk wanita hamil dan menyusui.Keamanan

penggunaan pada anak-anak di bawah 14 tahun belum diketahui

dengan pasti.

 Efek Samping :Mual, muntah, diare, rasa mengantuk, pusing,

penglihatan kabur dan insomnia (susah tidur).

 Kontra Indikasi :Pasien yang hipersensitif terhadap asam

mefenamat.Penderita dengan tukak lambung dan usus.Penderita

dengan gangguan ginjal yang berat.

 Over Dosis :Jika terjadi over dosis maka pasien harus di

rangsang muntah atau pasien diberi arang aktif (karbo adsorben

untuk menyerap obat)

 Cara Penyimpanan :Simpan di tempat sejuk dan kering.

 Kemasan :Asam mefenamat 250 mg kapsul,kotak 10 blister @

12 kapsul.Asam mefenamat 500 mg kaptab salut selaput,kotak

10 blister @10 kaptab salut selaput.

Pabrik : INDOFARMA

14
c. Antalgin

 Komposisi :Tiap tablet mengandung antalgin 500 mg

 Cara Kerja:Aminopirin merupakan derivat pirazolon yang

mempunyai efek sebagai analgesik, antipiretik. Efek antipiretik

diduga berdasarkan efek mempengaruhi pusat pengatur suhu di

hipotalamus dan menghabisi biosintesa dari prostaglandin

sedangkan efek analgesiknya mengurangi rasa nyeri cukup kuat.

 Efek Samping :Agranulosis, reaksi hipersensitifitas, reaksi pada

kulit.

d. Diklofenak

 Komposisi :Kalium diklofenak (generik) tablet 25 mg, 50 mg.

 Indikasi :Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, gangguan

otot, gout akut dan nyeri pasca bedah.

 Kontra Indikasi :Hati-hati pada pasien usia lanjut, gagal ginjal,

payah jantung, pengidap tukak lambung aktif.

 Efek Samping :Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare,

kadang-kadang pendarahan dan tukak lambung dan lain-lain).

e. Indometasin

 Komposisi :Tiap kapsul indometasin 25 mg.

 Indikasi :Nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus

reumatik dan gangguan otot, gout akut, dismenorea.

 Kontra Indikasi :Hati-hati pada pasien usia lanjut, penderita

ginjal, penderita  jantung, pengidap tukak lambung aktif. Hati-

15
hati juga pada kasus epilepsi, Parkinson, dan goncangan jiwa.

Tidak dianjurkan untuk anak.

 Efek Samping :Gangguan cerna, sakit kepala, pusing, kepala

terasa ringan, hati-hati khususnya pengemudi.

f. Piroksikam

 Komposisi :Tiap tablet mengandung piroksikam 10 mg, 20 mg.

 Indikasi :Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, gangguan

otot, gout akut.

 Kontra Indikasi :Hati-hati pada anak umumnya tidak dianjurkan.

 Dosis :

a) Reumatik : dosis tunggal sahari 20 mg.

b) Gangguan otot : dosisi awal sehari 40 mg 2 hari pertama,

dianjurkan sehari 20 mg sebagai dosisi tunggal pada hari-

hari berikutnya.

c) Gout akut :Dosisi tunggal sehari 40 mg atau dosis dibagi

dalam 4-6 kali sehari.

 Efek Samping :Gangguan saluran cerna, tukak lambung, nyeri

dapat timbul ditempat penyuntikan.

 Cara Penyimpanan :Simpan pada suhu kamar (dibawah 30°C),

terlindung dari cahaya.

Pabrik : PT.KIMIA FARMA

g. Parasetamol

16
 Komposisi :Tiap tablet mengandung parasetamol 500 mg, 250

mg.

 Indikasi :Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala,

sakit gigi dan menurunkan demam.

 Dosis :Dewasa : parasetamol 500 mg.Anak-anak : 250 mg.

 Kontra Indikasi :Penderita gangguan fungsi hati yang

berat.Penderita hipersensitif terhadap obat ini.

F. Asam Urat

1. Pengertian

Asam urat atau dalam bahasa medis dikenal dengan sebutan gout

adalah suatu kondisi medis dimana terjadi gangguan metabolisme asam

urat di dalam tubuh. Akibatnya terjadi peningkatan kadar asam urat dalam

tubuh. Kristal asam urat yang berlebihan akan menumpuk di jaringan

tubuh dan menyebabkan inflamasi (peradangan) pada persendian (artritis).

Gout yang kronis (jangka panjang) dapat menyebabkan penumpukan

asam urat baik di dalam maupun di sekitar persendian. Pada akhirnya hal

ini dapat menurunkan fungsi ginjal hingga membentuk batu ginjal.

2. Diagnosis

Proses diagnosis asam urat (gout) dialkukan lewat pengumpulan

informasi mengenai keluhan yang dirasakan oleh penderitanya.

Selanjutnya bisa dilakukan pemeriksaan dengan melihat cairan yang ada

disekitar sendi (synovial fluid). Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk

menemukan adanya kristal-krital asam urat.Pemeriksaan lain yang bisa

17
dilakukan adalah pemeriksaan darah dan pemeriksaan urine. Melalui

pemeriksaan ini dapat dipastikan bila terjadi peningkatan asam urat dan

kristal-kristal asam urat.

Kriteria untuk mencurigai adanya asam urat adalah munculnya nyeri

yang berlangsung cepat dan peradangan sendi. Peradangan ini dapat

berpindah dari satu sendi ke sendi yang lain, terutama di sendi jempol

kaki. Keluhan nyeri biasanya akan hilang setelah serangan.

3. Gejala

Gejala awal asam urat (gout) yang umunya dirasakan oleh

penderitanya, panas, kemerahan dan pembengkakan pada sendi yang

terjadi secara tiba-tiba. Persendian yang sering mengalami serangan

adalah persendian kecil seperti ibu jari kaki. Beberapa sendi lain yang

dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari

tangan, dan siku.

Pada serangan akut penderita gout dapat timbul demam dan nyeri

hebat pada sendi yang biasanya bertahan berjam-jam sampai seharian.

Seiring berjalannya waktu, serangan gout akan timbul lebih sering dan

lebih lama.

Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras

namun tidak nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering

ditemukan di sekitar jari tangan serta di ujung siku dan sekitar ibu jari

kaki. Selain itu dapat ditemukan juga pada daun telinga, tendon achiles

(daerah belakang pergelangan kaki), dan pita suara (sangat jarang terjadi).

18
4. Pengobatan

Asam urat/ gout tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, kondisi

ini dapat dikontrol lewat pengobatan. Keluhan yang dirasakan penderita

asam urat biasanya akan hilang dalam waktu 24 jam setelah pengobatan

dimulai.

Asam urat secara umum diobati dengan obat antiinflamasi golongan

NSAIDs –seperti ibuprofen atau naproxen. Obat-obatan ini secara umum

diberikan untuk mengobati serangan berat dan mendadak untuk

menurunkan peradangan dan nyeri.

Untuk penderita asam urat/ gout yang tidak dapat menggunakan

NSAIDs akan diberikan kortikosteroid, steroid yang bekerja menurunkan

peradangan. Steroid dapat disuntik (injeksi) langsung pada sendi yang

terkena atau diminum dalam bentuk pil. Obat ini tidak digunakan pada

waktu serangan akut namun digunakan untuk mengontrol kadar dari asam

urat.

5. Pencegahan

Cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah asam urat/ gout adalah

dengan melakukan perobahan gaya hdup menjadi lebih sehat. Anda bisa

meningkatkan konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang dan berserat

tinggi. Ingat untuk konsumsi air putih yang cukup serta rajinlah

berolahraga.

6. Penyebab

19
Asam urat/ gout merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada

saat tubuh memetabolisme substansi yang dinamakan purin. Purin bisa

ditemukan di beberapa jenis makanan dan minuman –seperti di alkohol,

hati, daging, dan seafood.

Penyakit gout timbul saat asam urat di tubuh menumpuk dan sulit

untuk dikeluarkan oleh tubuh. Saat tubuh Anda memproduksi terlalu

banyak asam urat, maka yang selanjutnya akan terjadi adalah

penumpukan yang membentuk kristal- kristal asam urat. Penumpukan

bisa terjadi di sekitar sendi dan ginjal.

Beberapa faktor resiko timbulnya gout adalah:

a. Obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes

b. Memiliki riwayat penderita asam urat (gout) dalam keluarga

c. Gangguan ginjal

d. engonsumsi makanan yang tinggi akan asam urat seperti daging merah

dan seafood

e. Mengonsumsi terlalu banyak alkohol

               

BAB III

20
PENUTUP

A. Kesimpulan

Analgetik adalah obat-obatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.Mekanisame kerja menghambat

sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.

Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori :

 Nyeri ringan contoh : sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dan

lain-lain.

 Nyeri sedang contoh : sakit punggung, migrain, rheumatic.

 Nyeri hebat contoh : kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu

ginjal, kanker.

Penggolongan analgetik :

 Analgesik Opioid/analgesik narkotika (analgetik sentral)

Menghambat rasa nyeri di SSP, memberikan perasaan nyaman (euforia)

Contoh : Metadon, Fentanil, dan Kodein.

 Analgetik Non-narkotik (non opioid)

Memiliki khasiat antipiretika dan anti flogistik (anti inflamasi/anti

radang) Contoh : Ibu profen, asam mefenamat, antalgin, diklofenak,

piroksikam, parasetamol.

B. Saran

21
Diharapkan kepada para pembaca, jika sudah sempat membaca makalah ini,

diharapkan bisa dapat mencari  kembali tentang analgetik dari sumber yang

terlebih pasti,

DAFTAR PUSTAKA

22
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi
Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat


dan Makanan, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000,
Sagung Seto, Jakarta.
Katzung, B.G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika, Jakarta.

Mutschler, E., 1986, Dinamika Obat, Penerbit ITB Bandung, Bandung.


Sulistia, dkk., 2007, Famakologi dan Terapi, UI Press, Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai