GOLONGAN ANALGETIK
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala limpahan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini mengenai “Implikasi
Keperawatan Pemberian Obat Golongan Analgetik ”. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas Farmakologi.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena
itu, tim penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Syaifuddin Kurniato S.kep.,Ners.,M.Kep. Selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kelompok kami dan telah memberikan masukan yang membantu bagi
pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak sebagai bahan masukan bagi kami agar kedepannya menjadi lebih baik lagi. Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam peyusunan
makalah ini. Kami juga mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................3
1.2 Tujuan.................................................................................................3
1.3 Manfaat...............................................................................................5
4.1 Kesimpulan.......................................................................................19
4.2 Saran.................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
LAMPIRAN.................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan
sakit ringan (minor illnesses), tanpa resep atau intervensi dokter (Shankar, et al.,
2002). Pengobatan sendiri yang sesuai aturan adalah apabila cara menggunakan obat
sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam kemasan. Selain mempunyai
keuntungan, pengobatan sendiri yang tidak sesuai aturan selain dapat membahayakan
kesehatan juga pemborosan waktu dan biaya karena harus melanjutkan upaya
pencarian pengobatan (Anonim, 1999).
Masyarakat saat ini sudah tidak pasif lagi dalam menanggapi situasi sakit maupun
gangguan ringan kesehatannya. Masyarakat sudah tidak segan lagi minum obat
pilihan sendiri untuk menangkal gangguan-gangguan tersebut. Obat yang paling
banyak digunakan untuk menyembuhkan atau mengurangi sakit kepala atau demam
adalah dari golongan analgetik- antipiretik (Anief, 1996). Di Indonesia obat analgetik
beredar sangat banyak, diantaranya sebanyak 110 merek obat analgetik yang termasuk
golongan bebas, 307 merek obat analgetik yang termasuk dalam golongan obat keras,
dan 29 merek obat analgetik yang termasuk obat bebas terbatas (Anonim, 2009b ).
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah tersebut adalah sebagai berikut.
1.3.1 Dapat memahami pengertian obat analgetik.
1.3.2 Dapat memahami cara kerja obat analgetik.
1.3.3 Dapat memahami indikasi obat analgetik.
1.3.4 Dapat memahami kontra Indikasi obat analgetik.
1.3.5 Dapat memahami efek samping obat analgetik.
1.3.6 Dapat memahami peringatan obat analgetik.
1.3.7 Dapat memahami dosis/aturan pakai obat analgetik.
1.3.8 Dapat memahami implikasi keperawatan pemberian obat analgetik.
4
BAB II
KONSEP OBAT GOLONGAN ANALGETIK
5
2.1 Deskripsi Obat
Analgetik atau analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
Obat analgesik dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu obat golongan opioid dan
NSAID. Golongan opioid bekerja pada sistem saraf pusat, sedangkan golongan
NSAID bekerja di reseptor saraf perifer dan sistem saraf pusat (Ganiswara, 1995).
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak
menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi
yang menggambarkan kerusakan tersebut. Gejala Nyeri dapat digambarkan sebagai
rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa terbakar, menyengat,
pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang timbul dan berbeda tempat nyeri.
Beberapa obat nyeri yang dapat digunakan pada swamedikasi merupakan obat
golongan NSAID atau analgesik-antipiretik, antara lain ibuprofen, asetosal, dan
parasetamol. Obat-obatan tersebut juga dapat digunakan untuk meredakan demam.
Ibuprofen memiliki efek terapi anti radang lebih tinggi dibandingkan dengan efek anti
demamnya, sedangkan asetosal dan parasetamol memiliki efek terapi anti demam
yang lebih tinggi dibandingkan efek anti nyeri atau anti radangnya (Brunton dkk,
2011).
7
hipersensitivitas, riwayat ulkus peptikum atau perdarahan saluran cerna,
reaksi alergi, dan penggunaan pada pasien yang menjalani coronary artery
bypass graft (CABG)
Golongan asam propionik : Ibuprofen
- Indikasi :
a) Nyeri dan demam pada anak
b) Nyeri ringan sampai berat pada dismenorhea, analgetik pacsa
bedah
c) Nyeri dan radang pada rematik
- Kontraindikasi :
Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum (ulkus
duodenum dan lambung), hipersensitivitas, polip pada hidung,
angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan asam
asetilsalisilat atau AINS lainnya.
Golongan oxicam : Piroxicam
- Indikasi :
Terapi simtomatik pada rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing
spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut dan gout akut.
- Kontraindikasi :
Riwayat tukak lambung atau pendarahan lambung, pasien yang mengalami
bronkospasme, polip hidung dan angioedema atau urtikaria apabila
diberikan asetosal atau obat-obatan AINS yang lain.
Golongan heteroaril acetic acid : Diklofenak
- Indikasi :
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis
dan ankilosing spondilitis.
- Kontraindikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita
asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau AINS lain,
penderita tukak lambung
Golongan obat pirai : Allopurinol
- Indikasi :
a) Hiperurisemia baik primer maupun sekunder, terutama pada
penyakit gout untuk mencegah serangan gout.
b) Produksi berlebihan asam urat antara lain pada pasien keganasan
yang mendapat imunoterapi, polisitemia vera, terapi sitostatik.
c) Pada populasi pasien pediatrik: keadaan maligna (contoh:
leukemia), kelainan enzim (contoh: sindroma Lesch-Nyhan).
d) Batu ginjal rekuren yang disebabkan oleh batu oksalat.
- Kontraindikasi :
Kontraindikasi absolut allopurinol adalah jika terdapat reaksi
hipersensitivitas terhadap allopurinol ataupun komponen formulasi
lainnya. Walaupun bukan kontraindikasi absolut, American College of
8
Rheumatology tidak menyarankan penggunaan allopurinol pada pasien
dengan genotip tertentu (HLA-B*5801) yang mengindikasikan sindrom
hipersensitivitas allopurinol.
9
obat ini biasa berhubungan dengan darah (diskrasia darah). Toksisitas akan
ginjal, kardiovaskuler, dan gastrointestinal lebih jarang ditemui
dibandingkan dengan golongan obat AINS yang lain.
Efek samping serius yang dapat terjadi antara lain:
a) Agranulositosis, kadang juga disebut agranulosis/granulopenia,
yakni kondisi langka di mana sumsum tulang tidak menghasilkan
cukup jenis sel darah putih tertentu, paling sering adalah neutrofil
b) Anemia aplastik
c) Trombositopenia
d) Reaksi hipotensi (tekanan darah rendah)
e) Pusing dan vertigo
f) Reaksi hipersensitivitas/alergi, seperti ruam pada kulit, kulit terasa
panas terbakar, gatal-gatal, sesak napas, dan bengkak
g) Selain itu, kemungkinan efek samping lain yang terjadi
berhubungan dengan gangguan ginjal dan kemih, seperti anuria.
Golongan antranilat : Asam Mefenamat
Jika tidak digunakan sesuai aturan, asam mefenamat berpotensi
menimbulkan beberapa efek samping yaitu : hilang nafsu makan,
sariawan, mual dan muntah, sakit maag, diare, gangguan pencernaan, ruam
pada kulit, sakit kepala, kelelahan dan mengantuk
Golongan asam propionik : Ibuprofen
Beberapa efek samping yang dapat terjadi saat menggunakan obat ini
adalah : Perut kembung, mual dan muntah, diare atau malah sembelit, sakit
maag, demam, sakit kepala.
Golongan oxicam : Piroxicam
Efek samping penggunaan obat ini diantaranya yaitu : gangguan
gastrointestinal seperti stomatitis, anoreksia, epigastric distress, mual,
konstipasi, rasa tidak nyaman pada abdomen, kembung, diare, nyeri
abdomen, perdarahan lambung, perforasi dan tukak lambung, edema,
pusing, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, somnolence, penurunan
hemoglobin dan hematokrit.
Golongan heteroaril acetic acid : Diklofenak
Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/kram perut, sakit kepala,
retensi cairan, diare, konstipasi, tukak lambung, pusing, ruam.
Golongan obat pirai : Allopurinol
Efek samping dari obat Allopurinol yaitu terdapat ruam, reaksi
hipersensitivitas, mual, muntah, asimtomatik peningkatan uji fungsi hati,
demam, gatal-gatal dan kemerahan pada kulit.
2.5 Peringatan
Sebelum minum obat ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terlebih
dahulu sesuai anjuran dokter.
10
- Beri tahu dokter tentang obat yang di minum secara teratur, serta penyakit
yang sedang atau sudah pernah dialami sebelumnya.
- Beri tahu dokter jika memiliki reaksi alergi atau tidak biasa terhadap obat
ini, obat-obatan lain atau jenis alergi lainnya seperti makanan, pewarna,
pengawet dan alergi hewan.
Dosis Aspirin
Dosis Paracetamol
Dosis Metampiron
Dosis Asam Mefenamat
Dosis Ibuprofen
Dosis Piroxicam
Dosis Diklofenak
Dosis Allopurinol
11
BAB III
IMPLIKASI KEPERAWATANPEMBERIAN OBAT
GOLONGAN ANALGETIK
12
Diagnosa keperawatan dibuat berdasarkan hasil pengkajian. Dibawah ini beberapa
contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk terapi obat.
a. Kurang pengetahuan tentang terapi obat yang berhubungan dengan :
1) Kurang informasi dan pengalaman
2) Keterbatasan kognitif
3) Tidak mengenal sumber informasi
b. Ketidakpatuhan terhadap terapi obat yang berhubungan dengan :
1) Sumber ekonomi yang terbatas
2) Keyakinan tentang kesehatan
3) Pengaruh budaya
c. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan :
1) Penurunan kekuatan
2) Nyeri dan ketidaknyamanan
d. Ansietas yang berhubungan dengan
1) Status kesehatan yang berubah atau terancam
2) Status sosial ekonomi yang berubah atau terancam
3) Pola interaksi yang berubah atau terancam
e. Gangguan menelan yang berhubungan dengan :
1) Kerusakan neuromuscular
2) Iritasi rongga mulut
3) Kesadaran yang terbatas.
f. Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif yang berhubungan dengan :
1) Terapi obat yang kompleks.
2) Pengetahuan yang kurang.
3.3 Intervensi keperawatan
Fase perencanaan ditandai dengan penetapan lingkup tujuan, atau hasil yang
diharapkan. Lingkup tujuan yang efektif memenuhi hal berikut ini :
Berpusat pada klien dan dengan jelas menyatakan perubahan yang diharapkan.
Dapat diterima (pasien dan perawat).
Realistik dan dapat diukur.
Dikerjakan bersama.
Batas waktu jelas.
Evaluasi jelas.
Sebagai salah satu contoh adalah klien mampu mandiri dalam memberikan
dosis insulin yang diresepkan pada akhir sesi ketiga dari pendidikan kesehatan yang
dilakukan perawat.
13
Baik,seorang klien mencoba menggunakan obat secara mandiri maupun
perawat yang bertanggung jawab memberikan obat, sasaran berikut harus dicapai :
- Tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute pemberian obat yang
digunakan.
- Efek terapeutik obat yang diprogramkan dicapai dengan aman sementara
kenyamanan klien tetap dipertahankan.
- Klien dan keluarga memahami terapi obat.
- Pemberian obat secara mandiri dilakukan dengan aman.
14
2. Kaji apakah pasien miliki penyakit tukak lambung, polip pada hidung, rhinitis dan
asma.
3. Kaji apakah pasien memiliki faktor risiko kejadian kardiovaskular.
4. Jelaskan pada pasien untuk tidak merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol
selama menggunakan ibuprofen.
5. Jelaskan kemungkin efek samping pemberian obat ibuprofen pada pasien
6. Berikan obat sesuai dosis yang ditentukan
Golongan Oxicam : Piroxicam
1. Kaji riwayat penyakit tukak lambung atau perdarahan lambung
2. Kaji apakah pasien memiliki riwayat hipersensitivitas pada obat
3. Kaji apakah pasien yang mengalami bronkospasme, polip hidung, angioedema atau
urtikaria pada pemberian asetosal
4. Jelaskan kemungkin efek samping pemberian obat piroxicam pada pasien
5. Berikan obat sesuai dosis yang ditentukan
15
menyembunyikan kesalahan pengobatan. Pada catatan status klien, harus ditulis obat
apa yang telah diberikan kepada klien, pemberitahuan kepada dokter, efek samping
yang klien alami sebagai respons terhadap kesalahan pengobatan dan upaya yang
dilakukan untuk menetralkan obat.
Perawat bertanggung jawab melengkapi laporan yang menjelaskan sifat
insiden tersebut. Laporan insiden bukan pengakuan tentang suatu kesalahan atau
menjadi dasar untuk memberi hukuman dan bukan merupakan bagian catatan medis
klien yang sah. Laporan ini merupakan analisis objektif tentang apa yang terjadi dan
merupakan penatalaksanaan risiko yang dilakukan institusi untuk memantau kejadian
semacam ini. Laporan kejadian membantu komite interdisiplin mengidentifikasi
kesalahan dan menyelesaikan masalah sistem di rumah sakit yang mengakibatkan
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Obat analgetik golongan narkotika ketika dikonsumsi tidak sesuai dengan aturan
atau penempatan pemakaiaan mengakibatkan ketagihan dan merusak kesehatan
masyarakat, maka pemakaian obat ini diatur oleh undang – undang dan diawasi
ketat oleh pemerintah.
2. Obat analgetik golongan antipiretik penggunaanya harus sesuai petunjuk dokter
karena apabila dikonsumsi dengan dosis berlebih dapat mengakibatkan
gangguan fungsi hati dan ginjal
3. Obat golongan analgetik antispasmodik penggunaannya harus sesuai petunjuk
pemakaian,karena apabila disalahgunakan dapat mengakibatkan gangguan pada
saluran cerna dan efek sampinggnya dapat mengakibatkan ketidaknyamanan
abdominal, mual, diare, konstipasi, dan mengantuk.
4.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
Nama Generik
Nomor NDC
Pemberian
Dosis Obat
obat
Nama dagang
Status resep
Informasi Pabrik obat
Penyimpanan
Tanggal
Kuantitas Obat Kadaluarsa
Peringatan
Nomor Lot
19