Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FARMAKOLOGI

“OBAT-OBAT ANALGETIKA”

DISUSUN OLEH
Eliza Dwi Julianty (PO.71.25.1.19.013)

DOSEN PEMBIMBING
drg. Nur Adiba Hanum, M. Kes
drg. Meyrisa Bastari, M. Biomed

KEMENTRIAN KESEHATAN INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN D-III
KEPERAWATAN GIGI
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya curahkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai sumber seperti modul, dan jurnal. Sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada semua sumber.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palembang, 28 Maret 2020

Eliza Dwi Julianty

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………...………………………………… iii
PENDAHULUAN ………………………...……………………………... 1
A. Latar Belakang……….…………………………............................ 1
B. Rumusan Masalah…….………...……………................................ 2
C. Tujuan…………………………...……………. ………………..... 2
PEMBAHASAN ......……….…………………………………………….. 3
A. Pengertian Obat Analgetik…………..............................………..... 3
B. Pembagian Obat Analgetik………… …………............………..... 4
C. Obat-Obat Analgetik Untuk Perawatan Gigi dan Mulut………..... 6
PENUTUP…………………………...………………………………….....15
A. Kesimpulan .............................................…………………….…... 15
B. Saran ...........................…………………….…............................... 15
DAFTAR PUSTAKA………………………..........…………................... 16

iii
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rasa nyeri berfungsi sebagai pertanda tentang adanya suatu gejala atau
gangguan di tubuh, seperti peradangan infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri
dapat disebabkan oleh rangsang mekanis, kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat
merusak jaringan dan melepaskan zat mediator nyeri. Zat ini merangsang reseptor
nyeri yang letaknya di ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain.
Rangsangan akan di dialirkan melalui syaraf sensoris ke Susunan Syaraf Pusat
(S.S.P), melewati sumsum tulang belakang ke thalamus (optikus) kemudian ke
pusat nyeri yang berada di dalam otak besar, dimana rangsangan terasa sebagai
nyeri. Jalur nyeri di bagi menjadi beberapa tipe menurut kecepatan hantar
rangsanganya, yaitu jalur nyeri cepat melalui serabut A dan jalur nyeri lambat
melalui serabut C.
Nyeri dirasakan pertama kali biasanya berupa sentakan tajam yang kemudian
disusul dengan nyeri yang lebih difus. Nyeri yang disebabkan oleh nosiseptor
mekanis dan panas spesifik akan disalurkan melalui jalur nyeri cepat. Nyeri yang
dirasakan sebagai sensasi tertusuk benda tajam yang dapat dengan mudah
diketahui lokasinya. Nyeri yang disalurkan melalui jalur nyeri lambat biasanya
menetap dalam waktu yang lebih lama disertai rasa yang tidak nyaman. Sensasi
ini diikuti oleh sensasi pegal tumpul dan tidak terlokalisasi dengan jelas. Jalur
nyeri lambat diaktifkan oleh bahan–bahan kimia terutama bradikinin. Bradikinin
adalah suatu bahan inaktif yang kemudian menjadi aktif akibat enzim–enzim yang
dikeluarkan ke dalam CES dan jaringan yang rusak. Senyawa ini tidak hanya
memicu nyeri tetapi juga merangsang noniseptor polimedal dan juga merangsang
peradangan yang cedera.
Nyeri bisa diatasi dengan menggunakan berbagai macam obat analgesik.
Mekanisme analgesik di dalam tubuh yaitu dengan cara menghalangi
pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri, saraf sensoris, dan sistem syaraf
pusat (Arif, 2010).

1
Analgesik yang termasuk dalam golongan AINS bekerja dengan cara
menghambat enzim siklooksigenase yang akan mengubah asam arakidonat
menjadi prostaglandin di mana prostaglandin adalah mediator nyeri, sedangkan
analgesik golongan opioid bekerja di sentral menempati reseptor di kornu dorsalis
medulla spinalis yang menjaga pelepasan transmiter dan rangsang nyeri sehingga
terjadi penghambatan rasa nyeri.
Analgesik yang sering digunakan masyarakat adalah yang memiliki
kandungan parasetamol, ibuprofen, asam mefenamat, dan lain-lain, namun obat-
obatan kimia tersebut memilik efek samping yang kurang baik bagi tubuh kita
apabila di gunakan dalam jangka waktu panjang. Opioid akan menimbulkan
adiksi dan golongan AINS dapat menimbulkan gastritis yang apabila telah parah
menyebabkan perdarahan pada saluran cerna, gangguan asam-basa, menghambat
ekskresi asam urat, agranulositosis dan gangguan fungsi trombosit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obat analgetik?
2. Apa indikasi dari obat analgetik yang digunakan pada perawatan gigi dan
mulut?
3. Apa kontraindikasi obat analgetik yang digunakan pada perawatan gigi
dan mulut?
4. Apa efek samping obat analgetik yang digunakan pada perawatan gigi dan
mulut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian obat analgetik.
2. Untuk mengetahui indikasi dari obat analgetik yang digunakan pada
perawatan gigi dan mulut.
3. Untuk mengetahui kontraindikasi obat analgetik yang digunakan pada
perawatan gigi dan mulut.
4. Untuk mengetahui efek samping obat analgetik yang digunakan pada
perawatan gigi dan mulut.

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat Analgetik


Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya
diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit gigi, sakit
kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah dan
pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat
yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek
antipiretik dan efek anti inflamasi.
Analgetik atau obat pengahalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah
perasaan tidak menyenangkan yang dirasakan oleh penderita, sehingga
keluhan tersebut merupakan tanda dan gejala yang tidak terlalu sulit dikenali
secara klinis namun penyebabnya bervariasi.
Berdasarkan lokasi asalnya, nyeri dapat dikatagorikan menjadi beberapa
kelas yaitu:
1. Nyeri somatik adalah nyeri yang berlokasi di sekitar otot atau kulit,
umumnya berada di permukaan tubuh.
2. Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi di dalam rongga dada atau rongga
perut.
3. Nyeri neuropatik terjadi pada saluran saraf sensorik
Obat analgetik tanpa resep umumnya sangat efektif untuk mengatasi nyeri
ringan sampai sedang untuk jenis nyeri somatik pada kulit, otot, lutut, rematik,
dan pada jaringan lunak lainnya, serta pada nyeri haid dan sakit kepala. Tetapi
obat ini tidak begitu efektif untuk nyeri viseral.Obat analgetika tanpa resep
biasanya digunakan untuk nyeri akut dan sering juga digunakan untuk terapi
tambahan pada penyakit-penyakit kronik yang diikuti rasa nyeri.

3
Namun belum terbukti bahwa obat ini dapat menyembuhkan nyeri
neuropatik. Ada tiga kelas analgetik tanpa resep yang saat ini tersedia di
pasaran, yaitu:
• golongan parasetamol.
• golongan salisilat meliputi aspirin atau asetilsalisilat, atrium salisilat,
magnesium salisilat, cholin salisilat; dan
• golongan turunan asam propionat seperti ibuprofen, naproxen, dan
ketoprofen.
Karena memiliki sifat farmakologis yang mirip, golongan salisilat dan
turunan asam propionate digolongkan sebagai obat anti inflamasi non-steroid
(AINS). Obat-obat ini tersedia dalam berbagai merek, termasuk sebagai obat
generik, dan sering dikombinasikan dengan obat atau bahan tambahan seperti
kafein. Obat-obat ini juga banyak dijumpai dalam komposisi obat-obat batuk,
pilek, dan flu.Obat-obat AINS memiliki sifat analgetika (penghilang nyeri),
antipiretika (turun panas), dan antiinflamasi (anti bengkak/radang). Dengan
dosis yang berbeda, dapat diperoleh efek yang berbeda. Dosis untuk efek
analgetika biasanya lebih rendah dibanding untuk antiinflamasi.

B. Pembagian Obat Analgetik


1. Analgetik Opoid/Narkotik
Analgesik opoid merupakan kelompok obat yang memiliki safat-sifat
seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan
atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker. Analgetik
opoid digunakan untuk mengurangi nyeri sedang sampai berat. Obat ini dibuat
dari tanaman opium seperti morfin (Kadian, Ms Contin) atau disintesis di
laboratorium seperti fentanil (Actiq, Duragesic).Ketika opioid masuk dan
mengalir di dalam darah, obat yang satu ini akan menempel pada reseptor
opioid di sel-sel otak, sumsum tulang belakang, dan organ lain yang terlibat
dalam rasa sakit dan senang. Sel kemudian melepaskan sinyal yang meredam
rasa sakit dari otak ke tubuh dan melepaskan dopamin dalam jumlah besar ke
seluruh tubuh dan menciptakan perasaan senang.

4
Biasanya golongan obat yang termasuk ke dalam opioid digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri sedang hingga berat. Misalnya untuk membantu
mengendalikan rasa sakit yang Anda alami setelah operasi.
Opioid adalah obat dengan efek samping yang tidak bisa disepelekan. Pada
dosis yang lebih rendah, opioid biasanya menimbulkan berbagai efek samping
seperti:
• Sembelit
• Mual, muntah, dan mulut kering
• Mengantuk dan pusing
• Linglung
• Depresi
• Gatal dan berkeringat
• Menurunkan kadar testosteron
Sementara pada dosis yang lebih tinggi biasanya bisa memperlambat
pernapasan dan detak jantung Anda. Jika dibiarkan kondisi sangat berbahaya
karena bisa menyebabkan kematian.Selain itu, perasaan senang yang
dihasilkan dari opioid biasanya membuat Anda ketagihan. Akibatnya, opioid
adalah obat yang sangat bisa membuat Anda kecanduan dan mengalami gejala
putus obat jika jika penggunaannya dihentikan. Untuk mengurangi efek
samping yang bisa membahayakan diri Anda, sebaiknya jangan coba-coba
menggunakannya tanpa izin dokter. Selalu patuhi aturan minum seperti yang
diresepkan. Selain itu, pastikan dokter mengetahui semua obat dan suplemen
yang sedang Anda minum bersamaan dengan opioid.
2. Analgetik Non-opiod (Perifer)
Semua analgetik non-opiod (kecuali asetaminofen) merupakan obat anti
peradangan non-steroid (NSAID, nonsteroidal anti-inflammatory drug).
Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara:
1. mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu suatu sistem yang
bertanggungjawab terhadap timbulnya rasa nyeri; dan
2. mengurangi peradangan, pembengkakan dan iritasi yang seringkali terjadi
di sekitar luka yang biasanya memperburuk rasa nyeri.

5
Obat analgetik non-opiod digunakan untuk meringankan atau
menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan
kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan; dan diberikan untuk nyeri
ringan sampai sedang, seperti: nyeri kepala, gigi, otot atau sendi, perut, nyeri
haid, dan nyeri akibat benturan.
Berdasarkan derivatnya, analgetik non-opiod dibedakan atas 8 kelompok
yaitu:
• derivat paraaminofenol: parasetamol;
• derivat asam salisilat: asetosal, salisilamid, dan benorilat;
• derivat asam propionat: ibuprofen, ketoprofen;
• derivat asam fenamat: asam mefenamat;
• derivat asam fenilasetat: diklofenak;
• derivat asam asetat indol: indometasin;
• derivat pirazolon: fenilbutazon; dan
derivat oksikam: piroksikam

C. Obat-Obat Analgetik Untuk Perawatan Gigi dan Mulut


1. Paracetamol adalah obat untuk penurun demam dan pereda nyeri, seperti
nyeri sakit gigi. Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan 600
mg, sirup, drop, suppositoria, dan infus. Paracetamol bekerja dengan cara
mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu prostaglandin.
Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda peradangan
seperti demam dan nyeri akan berkurang. Merk dagang
paracetamol: Panadol, Naprex, Paramol, Mixagrip Flu, Hufagesic,
Paramex SK, Sanmol, Tempra, Termorex, dan Poro.
a. Indikasi
1. Meredakan sakit gigi,
2. Meredakan sakit kepala
3. Meredakan nyeri otot,
4. Meredakan nyeri waktu haid
5. Menurunkan demam yang menyertai flu & paska vaksinasi.

6
b. Kontra Indikasi
1. Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi
terhadap Paracetamol.
2. Tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi
hati.
c. Efek Samping
Paracetamol jarang menyebabkan efek samping. Namun, paracetamol
bisa menimbulkan beberapa efek samping berikut jika digunakan
secara berlebihan:
o Demam
o Muncul ruam kulit yang terasa gatal
o Sakit tenggorokan
o Muncul sariawan
o Nyeri punggung
o Tubuh terasa lemah
o Kulit atau mata berwarna kekuningan
o Timbul memar pada kulit
o Urine berwarna keruh atau berdarah
o Tinja berwarna hitam atau BAB berdarah
Jika dikonsumsi secara berlebihan, paracetamol bisa menyebabkan
overdosis, dengan gejala berupa:
o Perut bagian atas terasa sakit
o Kehilangan nafsu makan
o Mual atau muntah
o Diare
o Keringat dingin
2. Acetosal atau aspirin adalah golongan obat anti inflamasi non steroid.
Obat golongan ini memiliki efek mengurangi nyeri (analgesik), penurun
demam (antipiretik) dan efek mengatasi peradangan (antiinflamasi). Obat
ini juga memiliki efek antitrombotik atau menghambat pembentukan
trombus atau plak yang dapat menyebabkan sumbatan di arteri.

7
a. Indikasi
1. Anti nyeri, untuk mengatasi nyeri sakit kepala, sakit gigi, radang
sendi.
2. Anti demam, tetapi dilarang digunakan pada anak dibawah 12
tahun.
3. Mengatasi serangan jantung dengan menghambat pembentukan
trombus.
4. Dosis harian untuk mengurangi resiko serangan jantung, stroke dan
kematian akibat angina yang tidak stabil.
b. Kontra Indikasi
1. Usia di bawah 16 tahun dengan infeksi virus (seperti influenza dan
varicella), karena berkaitan dengan sindrom Reye
2. Menyusui
3. Tukak peptik aktif
4. Hemofilia
5. Gangguan perdarahan
6. Hipersensitivitas
7. Polip nasal yang berkaitan dengan asma
c. Efek Samping
Setiap obat tentunya memiliki efek samping, begitu juga dengan
Aspirin. Efek samping umum dari penggunaan Aspirin antara lain
adalah iritasi lambung dan susu, mual, dan juga gangguan pencernaan.
Sedangkan efek samping lainnya yang mungkin muncul, namun jarang
terjadi antara lain adalah memar, muntah, gejala asma memburuk,
pendarahan lambung, dan peradangan lambung.
3. Asam Mefenamat, adalah obat untuk mengobati rasa sakit ringan hingga
sedang. Sering digunakan sebagai obat sakit gigi, sakit kepala, dan
meringankan rasa nyeri pada saat menstruasi.Asam mefenamat atau
mefenamic acid dikenal sebagai nonsteroidal anti-inflammatory
drug (NSAID). Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati
serangan asam urat.

8
Asmef atau asam mefenamat bekerja dengan menghambat enzim yang
memproduksi prostaglandin, yaitu senyawa penyebab rasa sakit dan
peradangan. Dalam mengatasi nyeri, asmef sebaiknya digunakan sesuai
dengan anjuran dokter dan tidak lebih dari tujuh hari.
a. Indikasi
1. Mengobati nyeri ringan sampai sedang pada sakit kepala, sakit
telinga, nyeri otot, nyeri sendi, demam, nyeri setelah operasi,
termasuk nyeri haid, dan kadang-kadang digunakan untuk
mencegah migrain berkaitan dengan menstruasi (pengobatan dalam
jangka pendek, tidak lebih dari 7 hari).
2. Penggunaan obat Asam mefenamat untuk sakit gigi dan setelah
cabut gigi diketahui efektif untuk membantu meredakan
nyeri. Obat sakit gigi asam mefenamat termasuk salah satu obat
yang paling diminati .
3. Ada bukti yang mendukung penggunaan obat ini untuk mengobati
perimenstrual migraine headache prophylaxis. Pengobatan dimulai
2 hari sebelum timbulnya menstruasi dilanjutkan selama terjadinya
menstruasi.
4. Asam mefenamat juga dapat digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit yang pada penyakit asam urat.
b. Konta Indikasi
1. Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat
alergi terhadap obat asam mefenamat (mefenamic acid), aspirin
atau NSAID lainnya (misalnya, ibuprofen, celecoxib).
2. Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung
sebaiknya jangan menggunakan obat ini.
3. Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki
masalah ginjal, hati, pasien yang menderita asma, urtikaria, atau
radang / tukak pada lambung atau usus
4. Pasien yang sedang hamil terutama di 3 bulan terakhir, sebaiknya
tidak menggunakan obat ini.

9
5. NSAID termasuk asam mefenamat (mefenamic acid) tidak boleh
diberikan untuk penderita demam berdarah, karena menginduksi
kebocoran kapiler dan gagal jantung.
c. Efek Samping
1. Efek samping yang relatif ringan seperti sakit kepala, gugup dan
muntah.
2. Efek samping yang serius dapat berupa diare, hematemesis
(muntah darah), hematuria (darah dalam urin), penglihatan kabur,
ruam kulit, gatal dan bengkak, sakit tenggorokan dan demam.
4. Ibuprofen adalah obat yang tergolong dalam kelompok obat anti-
inflamasi nonsteroid (OAINS atau nonsteroidal anti-inflammatory drug)
dan digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat artritis. Obat ini dijual
dengan merk dagang Advil, Motrin, Nuprin, dan Brufen. Ibuprofen di
indikasikan sebagai analgesik dan antipiretik. Secara umum, obat ini
digunakan untuk mengurangi nyeri gigi, sakit otot, nyeri haid,
selesma, flu dan sakit selepas pembedahan. ibuprofen bekerja dengan cara
menghentikan enzim siklooksigenase yang berimbas pada terhambatnya
pula sintesis prostaglandin yaitu suatu zat yang bekerja pada ujung
ujung saraf yang sakit. Aktivitas antipiretik (penurun panas), ibuprofen
bekerja di hipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi (pelebaran
pembuluh darah) dan aliran darah piretik.
a. Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau
pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala artritis
reumatoid, gejala osteoartritis, gejala juvenile artritis reumatoid,
menurunkan demam pada anak.
b. Kontra Indikasi
Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum (ulkus
duodenum dan lambung), hipersensitivitas, polip pada hidung,
angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan asam
asetilsalisilat atau AINS lainnya.

10
c. Efek Samping
o Umum: pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri
abdomen,
konstipasi, hematemesis, melena, perdarahan lambung, ruam.
o Tidak umum: rinitis, ansietas, insomnia, somnolen, paraestesia,
gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran, tinnitus, vertigo, asma,
dispnea, ulkus mulut, perforasi lambung, ulkus lambung, gastritis,
hepatitis, gangguan fungsi hati, urtikaria, purpura, angioedema,
nefrotoksik, gagal ginjal.
o Jarang: meningitis aseptik, gangguan hematologi, reaksi
anafilaktik, depresi,
kebingungan, neuritis optik, neuropati optik, edema.
o Sangat jarang: pankreatitis, gagal hati, reaksi kulit (eritema
multiform, sindroma Stevens – Johnson, nekrolisis epidermal
toksik), gagal jantung, infark miokard, hipertensi.
5. Diklofenak, adalah obat untuk meredakan nyeri dan peradangan.
Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan obat ini adalah radang
sendi dan nyeri setelah operasi. Nyeri adalah salah satu tanda dari
peradangan. Dalam mengatasi peradangan, diclofenac bekerja dengan
menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat yang memicu reaksi
peradangan dalam tubuh. Oleh karena itu, penggunaan obat ini
menyebabkan rasa sakit dan tanda-tanda peradangan lainnya berkurang.
Terdapat 2 jenis diclofenac, yaitu diclofenac sodium (natrium diklofenak)
dan diclofenac potassium (kalium diklofenak). Baik diclofenac
sodium maupun diclofenac potassium, kecuali dalam bentuk gel, hanya
boleh dibeli dengan resep dokter. Merek dagang: cataflam, fenavel, hotin
dcl, neo rheumacyl anti inflamation, nilaren, noncort, voltaren, zorvolex
natrium diklofenak, atau diclofenac sodium, adalah obat untuk
menghilangkan rasa sakit, peradangan, dan kekakuan sendi yang
disebabkan oleh arthritis, asam urat, sakit gigi, dan sebagainya.

11
Natrium diklofenak sendiri merupakan bagian dari diklofenak, yaitu
obat golongan anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Selain natrium
diklofenak, jenis lain dari obat ini adalah kalium diklofenak (diclofenac
potassium).
a. Indikasi
Obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan inflamasi setelah
prosedur cabut gigi atau operasi gigi. membantu meringankan rasa
sakit akibat rheumatoid arthritis (rematik), osteoarthritis (Pengapuran
sendi), nyeri, peradangan, pembengkakan, kekakuan dan nyeri sendi.
Dalam beberapa kasus, obat ini akan digunakan sebagai bagian dari
rejimen pengobatan untuk ankylosing spondylitis, kram menstruasi
atau serangan migrain akut
b. Kontra Indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenac atau yang menderita
asma, urtikaria atau pada pemberian aspirin atau NASIA lain.
Penderita tukak lambung.
c. Efek Samping
o Pusing.
o Sakit kepala.
o Mata merah dan terasa perih.
o Diare atau malah sembelit.
o Mual dan muntah.
o Sakit maag.
o Hilang nafsu makan.
o Nyeri dada.
o Gangguan irama jantung.
o Penyakit kuning yang ditandai dengan kulit dan mata menguning,
serta urine berwarna gelap seperti teh.
o Perdarahan, misalnya muncul memar atau BAB berdarah.
o Reaksi alergi obat, seperti muncul ruam kemerahan yang gatal
pada kulit, wajah bengkak, hingga sesak napas.

12
o Gangguan fungsi ginjal, seperti pembengkakan tungkai atau berat
badan bertambah akibat penumpukan cairan, serta lebih jarang
buang air kecil.
6. Indometasin, adalah obat minum yang termasuk ke dalam golongan
obat NSAIDs atau dikenal sebagai nonsteroidal anti-inflammatory drug.
Obat ini bekerja dengan cara menghentikan produksi zat di dalam tubuh
yang dapat menyebabkan rasa sakit, demam, atau peradangan.
Indometasin digunakan untuk meringankan nyeri, bengkak, dan kaku sendi
yang disebabkan oleh arthritis, gout (asam urat), bursitis, dan tendonitis.
Dengan mengurangi gejala ini, akan membantu Anda untuk menjalankan
aktivitas sehari-hari.
a. Indikasi
• Meredakan nyeri gigi
• Rheumatoid arthritis sedang hingga parah
• Ankylosing spondylitis sedang hingga parah
• Osteoarthritis sedang hingga parah
b. Kontra Indikasi
• Pasien yang hipersensitif terhadap obat ini
• Asma
• Urtikaria
• Pasien yang memiliki riwayat alergi dengan obat NSAID
c. Efek Samping
o Nyeri perut, rasa terbakar, diare, konstipasi
o Kembung, gas
o Pusing, nervous, sakit kepala
o Ruam kulit, gatal
o Penglihatan buram
o Nyeri dada, lemas, nafas pendek, susah berbicara,
o masalah pada penglihatan atau keseimbangan\Tinja yang hitam,
berdarah, atau sulit keluar
o Batuk darah atau muntah yang terlihat seperti ampas kopi
o Pembengkakan atau peningkatan berat badan

13
o Jarang buang air kecil atau tidak sama sekali
o Mual, nyeri perut, demam, kehilangan nafsu makan, urin gelap,
tinja yang berwarna lilin, jaundice (penguningan pada kulit atau
mata)
o Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan gangguan
kulit dan ruam
7. Piroksikam dapat mengurangi gejala-gejala radang sendi, seperti nyeri
dan pembengkakan. Dalam mengatasi nyeri, piroxicam bekerja dengan
menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin, yaitu senyawa yang
dilepas tubuh dan menyebabkan peradangan. Selain meredakan
peradangan sendi, obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri
otot, nyeri gigi , haid, dan nyeri setelah operasi atau melahirkan. Merek
dagang piroxicam: Faxiden, Pirofel, Grazeo, Samrox, Faxiden, Denicam,
Feldene, Pirocam.
a. Indikasi, nyeri gigi, Osteo arthritis, ankilosa spondilitis, gangguan
muskuloskeletal akut, gout akut, nyeri persendian
b. Kontra Indikasi
o Wanita hamil
o Menyusui, dan
o Mengalami masalah kesuburan
c. Efek Samping
o Gangguan saluran cerna
o Pusing
o Tinitus
o Nyeri kepala
o Eritema kulit

14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan
sebagai suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit gigi, sakit kepala,
nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah dan pasca
bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit
dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek
anti inflamasi. Pembagian obat analgetik yaitu analgetik opoid/narkotik, dan
analgetik non-opoid/non narkotika.

B. Saran
Banyak sekali obat analgetik yang bisa dipakai sebagai perawatan gigi dan
mulut. Misalnya saja seperti, parasetamol, asetosal(aspirin), asam mefanamat,
ibuprofen, diklofenak, indomatesin, dan piroksikam. Perlu diperhatikan setiap
penggunaan obat pasti mempunyai indikasi,kontra indikasi maupu efek
sampingnya. Maka sebelum menggunakan obat analgetik harus membaca
panduan yang tersedia dalam kemasan obat tersebut atau dengan petunjuk dokter
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tan, H.T., dan Kirana Rahardja. 2018. Obat-obat Penting: Khasiat. Penggunaan,
dan Efek-efek Samping. edisi ke-7. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Noviani, Nita dan Vitri Nurilawati. 2017. Farmakologi. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

https://www.academia.edu/16435482/MAKALAH_FARMAKOLOGI_1_AINS

http://arifS.blogspot.com/2015/01/makalah-farmakologi-obat-analgesik.html

https://hendriak47.blogspot.com/2017/08/makalah-analgetika-danantipiretika.html

16

Anda mungkin juga menyukai