Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II

OBAT ANALGETIK,ANTIINFLAMASI,DAN ANTI NYERI

Dosen pengampuh: Rahmat Ismail S.Farm, M.Farm

Disusun oleh:

Kelompok : 5

 Mardani Umagap 1501031


 Wilfrids W.Belawa 2001094
 Narti Aufat 2001014
 Chelsea Brigita Sembel 2001021
 Glloudia P.A Mapaliey 2001004

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini dengan baik, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik
bersifat langsung dan tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan.

Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dukungan dan doa. Semoga Allah membalas kebaikan yang telah dilakukan Amin.

Manado 3 Juni 2021


DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………………………….……………1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….………………………………………………………...4

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………..……………………4

B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………..…………………7

C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………………………………..7

D. MANFAAT PENULISAN……………………………………………………………………………………….7

BAB II PEMBAHASAN…….…………………………………………………………………………………………………..8

A. DEFINISI OBAT ANALGETIK……………………………………………………………………………………..8


B. PERINGATAN SEBELUM MENGGUNAKAN OBAT ANALGETIK…………………………………..8
C. EFEK SAMPING DAN BAHAYA OBAT ANALGETIK……………………………………………………..9
D. EFEK SAMPING MASING-MASING OBAT ANALGETIK………………………………………………9
E. GOLONGAN OBAT ANALGETIK……………………………………………………………………………….10
F. JENIS-JENIS OBAT ANALGETIK………………………………………………………………………………..13
G. DEFINISI ANTIINFLAMASI………………………………………………………………………………………..13
H. PERINGATAN SEBELUM MENGGUNAKAN OBAT ANTIINFLAMASI……………………………13
I. EFEK SAMPING OBAT ANTIINFLAMASI…………………………………………………………………...14
J. JENIS OBAT ANTIINFLAMASI……………………………………………………………………………………14
K. GOLONGAN OBAT ANTIINFLAMASI…………………………………………………………………………15
L. DEFINISI ANTI NYERI……………………………………………………………………………………………….15
M. PENGGOLONGAN OBAT ANTI NYERI……………………………………………………………………….15
N. CARA MENGONSUMSI OBAT ANTI NYERI……………………………………………………………….16
O. JENIS OBAT ANTI NYERI………………………………………………………………………………………….17
P. EFEK SAMPING OBAT ANTI NYERI………………………………………………………………………….17

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………...19

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………19
B. SARAN…………………………………………………………………………………………………………………..19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………..20
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit
ringan (minor illnesses), tanpa resep atau intervensi dokter (Shankar, et al., 2002). Pengobatan
sendiri yang sesuai aturan adalah apabila cara menggunakan obat sesuai dengan keterangan yang
tercantum dalam kemasan. Selain mempunyai keuntungan, pengobatan sendiri yang tidak sesuai
aturan selain dapat membahayakan kesehatan juga pemborosan waktu dan biaya karena harus
melanjutkan upaya pencarian pengobatan (Anonim, 1999).

Masyarakat saat ini sudah tidak pasif lagi dalam menanggapi situasi sakit maupun
gangguan ringan kesehatannya. Masyarakat sudah tidak segan lagi minum obat pilihan sendiri
untuk menangkal gangguan-gangguan tersebut. Obat yang paling banyak digunakan untuk
menyembuhkan atau mengurangi sakit kepala atau demam adalah dari golongan analgetik -
antipiretik (Anief, 1996). Di Indonesia obat analgetik beredar sangat banyak, diantaranya
sebanyak 110 merek obat analgetik yang termasuk golongan bebas, 307 merek obat analgetik
yang termasuk dalam golongan obat keras, dan 29 merek obat analgetik yang termasuk obat
bebas terbatas.

Analgetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau meredakan nyeri.
Analgetik sering dikonsumsi untuk meredakan gejala seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit saat
menstruasi, nyeri otot, sakit perut, kelelahan dan lainnya. Analgetik dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu golongan opioid (narkotik) dan non- opioid. Analgetik golongan opioid dalam
penggunaan berulang dapat menimbulkan ketergantungan dan toleransi. Sedangkan analgetik
non-opioid adalah analgetik yang tidak menimbulkan ketergantungan dan toleransi fisik.
Persepsi seseorang terhadap rasa sakit dapat menentukan kapan dan bagaimana orang tersebut
mengambil tindakan dalam pengobatan sendiri (swamedikasi). Penjualan obat-obatan secara
bebas khususnya analgetik dapat dijadikan alternatif yang diambil masyarakat untuk
meningkatkan keterjangkauan pengobatan, tetapi hal ini dapat menjadi sumber terjadinya
kesalahan pengobatan karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan
penggunaannya Penelitian oleh Hallas dkk pada tahun 2009 di Denmark menyatakan 17 kasus
pasien masuk rumah sakit mengalami gangguan saluran cerna oleh karena penggunaan NSAID
(nonsteroidal anti-inflamatory drugs) dan 15 kasus diantaranya mengalami perdarahan akut.

Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat yang memiliki aktivitas
menekan atau mengurangi peradangan. Radang atau inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai
rangsangan yang mencakup lukaluka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen-antibodi
(Houglum et al, 2005). Berdasarkan mekanisme kerja obat-obat antiinflamasi terbagi dalam dua
golongan, yaitu obat antiinflamasi golongan steroid dan obat antiinflamasi non steroid.
Mekanisme kerja obat antiinflamasi golongan steroid dan non-steroid terutama bekerja
menghambat pelepasan prostaglandin ke jaringan yang mengalami cedera (Gunawan, 2007).
Obatobat antiinflamasi yang banyak di konsumsi oleh masyarakat adalah antiinflamasi non
steroid (AINS). Obat-obat golongan AINS biasanya menyebabkan efek samping berupa iritasi
lambung (Kee dan Hayes, 1996). Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan jenis
tumbuhtumbuhan. Berbagai tumbuhan tumbuh di negeri yang subur ini, mulai dari tumbuhan
yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias, makanan, dan bahan obat-obatan. Sayangnya
masyarakat kita masih belum begitu tahu bahwa di balik semua kekayaan itu tersimpan manfaat
dan khasiat lain yang besar dari tanaman tersebut. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki
khasiat obat dan digunakan sebagai obat, dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
Obat berkhasiat mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak
mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan/ sinergi dari berbagai zat yang
berfungsi mengobati. Pemanfaatan tumbuhan herbal ini diwariskan secara turun temurun hingga
sekarang (Prabowo, 2010).

Tanaman yang biasanya digunakan masyarakat untuk antiinflamasi antara lain daun
jambu biji, kunyit, daun kumis kucing, daun dewa, dan biji kelabet. Pada penelitian ini
digunakan biji kelabet yang secara empiris dapat menurunkan bengkak atau inflamasi. Adapun
kandungan dari biji kelabet adalah alkaloid, trigonellina, saponin, steroidal, flavonoid, diosgenin
(Evans, 2000). Kandungan flavonoid ini yang diduga berperan pada proses antiinflamasi, karena
kerjanya menghambat prostaglandin. Berdasarkan penelitian terdahulu, selain digunakan sebagai
antiinflamasi biji kelabet juga berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah,
spermatogenesis tikus jantan. Pengujian aktivitas antiinflamasi dapat dilakukan dengan beberapa
metode yaitu metode paw edema, metode pleurisy test, metode kantung granuloma, metode
permeabilitas vaskuler. Pada penelitian ini digunakan metode paw edema karena metode ini
merupakan metode yang paling sederhana, sering digunakan oleh para peneliti dan telah
dibuktikan cocok untuk tujuan skrining antiinflamasi (Vogel, 2002 ).

Rasa nyeri berfungsi sebagai pertanda tentang adanya suatu gejala atau gangguan di
tubuh, seperti peradangan infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh
rangsang mekanis, kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat merusak jaringan dan melepaskan zat
mediator nyeri. Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya di ujung syaraf bebas di kulit,
selaput lendir dan jaringan lain. Rangsangan akan di dialirkan melalui syaraf sensoris ke Susunan
Syaraf Pusat (S.S.P), melewati sumsum tulang belakang ke thalamus (optikus) kemudian ke
pusat nyeri yang berada di dalam otak besar, dimana rangsangan terasa sebagai nyeri (Arif,
2010). Jalur nyeri di bagi menjadi beberapa tipe menurut kecepatan hantar rangsanganya, yaitu
jalur nyeri cepat melalui serabut A dan jalur nyeri lambat melalui serabut C. Rangsangan
terdeteksi oleh nosiseptor yang merupakan ujungujung saraf bebas. Rangsangan akan dibawa
sebagai impuls saraf melalui serabut 2 A delta yang bermielin, serabut ini memiliki kecepatan
hantar yang tinggi yaitu 30m/detik dan bertanggung jawab terhadap nyeri yang cepat, tajam dan
terlokalisasi dengan jelas (jalur nyeri cepat). Serabut C yang tidak bermielin memiliki kecepatan
lambat untuk menghantarkan saraf yaitu 12m/detik dan bertanggung jawab atas nyeri yang
tumpul dan tidak terlokalisasi dengan jelas (jalur nyeri lambat).

Nyeri dirasakan pertama kali biasanya berupa sentakan tajam yang kemudian disusul
dengan nyeri yang lebih difus (Sherwood, 2012). Nyeri yang disebabkan oleh nosiseptor mekanis
dan panas spesifik akan disalurkan melalui jalur nyeri cepat. Nyeri yang dirasakan sebagai
sensasi tertusuk benda tajam yang dapat dengan mudah diketahui lokasinya. Nyeri yang
disalurkan melalui jalur nyeri lambat biasanya menetap dalam waktu yang lebih lama disertai
rasa yang tidak nyaman. Sensasi ini diikuti oleh sensasi pegal tumpul dan tidak terlokalisasi
dengan jelas. Jalur nyeri lambat diaktifkan oleh bahan – bahan kimia terutama bradikinin.
Bradikinin adalah suatu bahan inaktif yang kemudian menjadi aktif akibat enzim – enzim yang
dikeluarkan ke dalam CES dan jaringan yang rusak. Senyawa ini tidak hanya memicu nyeri
tetapi juga merangsang noniseptor polimedal dan juga merangsang peradangan yang cedera
(Sherwood, 2012). Nyeri bisa diatasi dengan menggunakan berbagai macam obat analgesik.
Mekanisme analgesik di dalam tubuh yaitu dengan cara menghalangi pembentukan rangsang
dalam reseptor nyeri, saraf sensoris, dan sistem syaraf pusat (Arif, 2010). Analgesik yang
termasuk dalam golongan AINS bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase yang
akan mengubah asam 3 arakidonat menjadi prostaglandin di mana prostaglandin adalah mediator
nyeri, sedangkan analgesik golongan opioid bekerja di sentral menempati reseptor di kornu
dorsalis medulla spinalis yang menjaga pelepasan transmiter dan rangsang nyeri sehingga terjadi
penghambatan rasa nyeri (Ganiswarna dkk, 1995) Analgesik yang sering digunakan masyarakat
adalah yang memiliki kandungan parasetamol, ibuprofen, asam mefenamat, dan lain-lain, namun
obatobatan kimia tersebut memilik efek samping yang kurang baik bagi tubuh kita apabila di
gunakan dalam jangka waktu panjang. Opioid akan menimbulkan adiksi dan golongan AINS
dapat menimbulkan gastritis yang apabila telah parah menyebabkan perdarahan pada saluran
cerna, gangguan asam-basa, menghambat ekskresi asam urat, agranulositosis dan gangguan
fungsi trombosit (Sardjono dkk, 1995). Bahan analgesik alami bisa digunakan sebagai alternatif
selain menggunakan bahan kimia yang memiliki banyak efek samping. Bahan alami
mengandung analgesik yang dahulu sering digunakan masyarakat untuk menekan rasa sakit dari
derajat ringan hingga berat yang sering kali mengganggu aktivitas sehari–hari diantaranya kulit
buah manggis. Banyak tanaman obat yang dilaporkan mempunyai efek terapi untuk beberapa
penyakit. Kulit buah manggis mengandung sejumlah zat yang terkandung dan bermanfaat bagi
kesehatan, salah satunya adalah Xanthone. Xanthone memiliki sifat antiinflamasi dan
antioksidan yang kuat dan diduga juga dapat menghambat nyeri yang memiliki mekanisme yang
sama dengan analgesik kimiawi (Cui dkk, 2009)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Obat Analgetik
2. Apa saja Golongan Obat Analgetik
3. Apa saja Contoh Obat-obat Analgetik
4. Apa saja Efek Samping Masing-Masing Obat
5. Apa yang dimaksud dengan antiinflamasi
6. Apa saja Golongan Obat Antiinflamasi
7. Apa Saja Contoh Obat-obat Antiinflamasi
8. Apa saja Efek Samping Masing-masing Obat
9. Apa itu Anti Nyeri
10. Apa saja contoh obat-obat anti nyeri
11. Apa saja penggolongan dari obat anti nyeri
12. Apa yang menjadi efek samping dari masing-masing obata anti nyeri

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II
2. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Obat Analgetik,Antiinflasi,dan Anti
Nyeri
3. Untuk dapat mengetahui bagaimana penggolongan obat-obat tersebut
4. Untuk dapat mengetahui apa saja jenis-jenis obatnya
5. Untuk dapat mengetahui dan memahami apa saja efek samping yang dapat di berikan
setiap obatnya

D. MANFAAT PENULISAN
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan teman-teman mahasiswa/I bias mengetahui dan
mampu memahami materi mengenai Obat Analgesik,Antiiflamasi, dan Anti Nyeri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Obat Analgetik


Analgetik dan antipiretik adalah golongan obat berfungsi sebagai antidemam sekaligus
antinyeri. Obat golongan ini bisa digunakan untuk meredakan nyeri akibat radang sendi, cedera,
sakit gigi, sakit kepala, atau nyeri haid, sekaligus bisa mengatasi demam.

Terdapat 3 jenis obat yang masuk ke dalam golongan analgetik dan antipiretik, yaitu salisilat,
paracetamol, dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Beberapa jenis obat dari
golongan ini hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.
Analgetik adalah golongan obat pereda nyeri yang terbagi dalam berbagai jenis. Biasanya,
obat-obatan analgetik dapat ditemukan di apotek. Namun, beberapa jenis obat analgetik hanya
bisa ditebus dengan resep dokter. nalgetik memayungi berbagai jenis obat pereda nyeri. Setiap
jenisnya memiliki cara kerja masing-masing. Untuk mengetahui lebih lanjut seputar jenis obat
analgetik dan efek sampingnya, simak penjelasan di bawah ini.

B. Peringatan Sebelum Menggunakan Obat Analgetik-Antipiretik


Ikuti anjuran dokter saat menjalani pengobatan dengan obat analgetik dan antipiretik. Sebelum
menggunakan analgetik dan antipiretik, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

 Jangan menggunakan obat ini apabila Anda alergi terhadap obat yang ada di golongan
ini, termasuk salisilat, paracetamol, atau nonsteroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs).
 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita sakit maag, , tukak lambung,
asma, penyakit liver, dehidrasi, hipertensi, gagal jantung, gangguan ginjal, atau .
 Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan obat golongan
analgetik dan antipiretik pada anak-anak atau lansia.
 Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi obat analgetik dan antipiretik saat
akan menjalani tindakan operasi atau perawatan gigi.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat, suplemen, atau
produk herbal tertentu.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan
kehamilan.
 Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah
menggunakan obat analgetik.
C. Efek Samping dan Bahaya Obat Analgetik-Antipiretik
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat analgetik dan antipiretik berbeda-beda,
tergantung pada jenis obat analgetik-antipiretik yang digunakan dan kondisi pasien secara
menyeluruh. Berikut ini adalah beberapa efek samping ringan yang dapat timbul:

 Tukak lambung
 Sakit perut
 Mual
 Kehilangan nafsu makan
 Gastritis
 Sembelit
 Ruam kulit
 Mengantuk
 Kulit gatal
 Mulut kering

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping yang terjadi tidak kunjung membaik.
Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping yang
lebih serius, seperti:

 Perdarahan
 Gagal hati
 Gagal ginjal

D. Efek samping masing-masing obat Analgetik


Berikut adalah berbagai jenis obat pereda nyeri (analgetik) yang sering dikonsumsi beserta efek
sampingnya.
1. Paracetamol
Paracetamol digunakan untuk mengatasi nyeri tingkat ringan hingga sedang, seperti sakit kepala.
Obat ini biasanya dikonsumsi hanya saat dibutuhkan, tapi penderita nyeri kronis juga bisa meminumnya
secara rutin dalam dosis tertentu.
Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang jarang menimbulkan efek samping, kecuali jika dikonsumsi
secara berlebihan.
Efek samping paracetamol, antara lain:
 Reaksi alergi berupa ruam dan bengkak pada kulit
 Wajah tampak memerah, denyut jantung dan tekanan darah menurun pada pemberian paracetamol
melalui suntikan
 Penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit
 Pada kasus overdosis dapat menimbulkan kerusakan hati dan ginjal sehingga berakibat fatal
2. Obat antiinflamasi nonsteroid/Non-Steorid Anti-Inflammation Drugs (NSAID)
NSAID adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri tingkat ringan hingga
sedang disertai peradangan. Contoh NSAID, antara lain ibuprofen, naproxen, aspirin, diklofenak, dan
asam mefenamat.
NSAID aman dikonsumsi dalam dosis kecil atau jangka waktu pendek. Efek samping biasanya muncul
jika obat pereda nyeri (analgetik) ini dikonsumsi dalam dosis yang besar dan berkepanjangan.
Berikut adalah efek samping yang perlu Anda waspadai:
 Sakit perut, luka pada lambung, dan rasa perih pada perut bagian atas akibat naiknya asam lambung
(heartburn)
 Reaksi alergi seperti ruam, batuk, dan pembengkakan pada tenggorokan
 Kepala berkunang-kunang
 Telinga pengang
 Tekanan darah meningkat
 Pada pengguna aspirin dapat menghambat pembekuan darah
3. Kortikosteroid/steroid
Obat pereda nyeri berbasis steroid digunakan apabila obat-obatan lain tidak ampuh mengatasi
keluhan. Steroid seperti prednisone, dexamethasone, dan triamcinolone dapat meredakan nyeri dengan
mengurangi pembengkakan dan peradangan.
Kendati pengaruhnya cepat terasa, obat pereda nyeri steroid juga dapat menimbulkan efek samping.
Berikut adalah beberapa keluhan yang mungkin akan Anda alami:
 Gangguan penglihatan
 Masalah tidur hingga insomnia
 Mudah memar
 Tekanan darah meningkat
 Rentan mengalami infeksi
 Nafsu makan meningkat
 Iritasi lambung

4. Opioid
Opioid digunakan untuk mengatasi nyeri tingkat menengah hingga berat. Misalnya, pada pasien
pascaoperasi atau untuk mengatasi nyeri akibat penyakit kanker. Contoh obat-obatan dari golongan ini di
antaranya codeine, morfin, tramadol, dan oxycodone.
Obat-obatan opioid harus dikonsumsi berdasarkan anjuran ketat dari dokter. Pasalnya, penyalahgunaan
obat pereda nyeri dari golongan opioid dapat menyebabkan efek samping berupa kecanduan.
Jika Anda meminumnya sesuai instruksi dokter, efek samping yang muncul biasanya tidaklah parah.
Anda mungkin hanya akan mengalami mual atau muntah, sembelit, pusing, mulut terasa kering, serta
mengantuk.

E. Golongan Obat Analgetik


Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang temasuk dalam golongan analgetik-antipiretik beserta
merek dagangnya:

a. Salisilat
Seperti umumnya obat jenis analgetik dan antipiretik, salisilat atau asam salisilat adalah
obat yang digunakan untuk meredakan demam, peradangan, dan rasa sakit. Salah satu yang
termasuk obat salisilat adalah aspirin. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet.
Merek dagang: Aspilets, Ascardia, Farmasal, Miniaspi 80, Thrombo aspilets.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat aspirin.
b. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat jenis analgetik dan antipiretik yang dijual
bebas atau bisa didapatkan tanpa resep dokter. Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet, kaplet,
sirop, drop, infus, dan suppositoria.
Merek dagang: Panadol, Naprex, Paramol, Mixagrip Flu, Hufagesic, Paramex SK, Sanmol,
Sumagesic, Tempra, Termorex, dan Poro.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat paracetamol.

c. Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)


Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat antiinflamasi nonstreoid
adalah obat yang bekerja dengan cara menghambat zat penyebab peradangan,
yaitu prostaglandin.

Beberapa obat yang termasuk obat NSAIDs adalah:

1. Ibuprofen
Bentuk obat: tablet, kapsul, sirop, suntik.
Merek dagang: Ibuprofen, Intrafen, Neo Rheumacyl, Oskadon SP, Bodrex Extra, Bodrexin IBP,
Procold Obat Sakit Kepala, Novaxifen, Arbupon, Proris.

2. Naproxen
Bentuk obat: tablet.
Merek dagang: Xenifar

3. Ketoprofen
Bentuk obat: tablet salut selaput, kapsul, suntik, suppositoria, gel.
Merek dagang: Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam, Kaltrofen, Nasaflam,
Profika, Remapro, Profenid.

4. Diclofenac
Bentuk obat: tablet, kapsul, suntik, gel, tetes mata, suppositoria.
Merek dagang: Cataflam, Flamar, Flamic, Gratheos, Laflanac, Merflam, Troflam,
Zegren, Eflagen, Flamar Eye Drops, Galtaren 50, Kaditik, Megatic Emulgel, Renadinac,
Voltaren.

5. Piroxicam
Bentuk obat: tablet, kapsul, dan gel.
Merek dagang: Ovtelis, Novaxicam, Piroxicam, Feldene, Selmatic, Fleroxi, Xicalom, Faxiden,
Artimatic 20, Rheficam, Denicam, Scandene, Tropidene, Roxidene 20, Licofel, Lexicam,
Counterpain PXM, Lanareuma, Wiros, Kifadene, Pirofel, Omeretik, Triadene 20, Maxicam,
Miradene, Infeld, Rosic, Benoxicam 20, Feldco, Grazeo, Samrox 20, Rexil, Yasiden, Campain,
Roxidene 20.
.

6. Meloxicam
Bentuk obat: tablet, tablet salut selaput, suppositoria, dan suntik.
Merek dagang: Meloxicam, Cameloc, Flamoxi, Genxicam, Melogra, Artrilox, Hufaxicam,
Nulox forte, Oxcam, Melet, Relox, Flasicox 15, Melocid, Ostelox, Loxil, Melicam, Hexcam,
Nucoxi 7.5, Loximei, Denilox, Arimed, Futamel, Mecox, Mexpharm, Movi-cox, Moxam, X-
cam, Rhemacox, Mixlocon, Mobiflex, Mevilox, Meloxin, Moxam, Artocox, Movix .

7. Ketorolac
Bentuk obat: tablet dan suntik.
Merek dagang: Dolac, Erphain, Erphapain, Etofion, Farpain 30, Ketoflam, Ketorolac
Trometamol, Ketorolac Tromethamine, Ketosic, Ketrobat 30, Lactor, Lantipain, Lantipain 30,
Latorec, Matolac, Quapain, Rativol, Remopain 3%, Rindopain, Scelto 30, Teranol -10,
Toramine, Torasic, Trolac, Xevolac.

8. Asam mefenamat
Bentuk obat: tablet, kapsul, dan sirop.
Merek dagang: Allogon, Datan, Femisic, Maxstan, Pehastan, Ponstan, Tropistan, Asimat,
Dogesic, Lapistan, Menifal, Poncofen, Solasi.
F. Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang temasuk dalam golongan analgetik-
antipiretik beserta merek dagangnya:
 Salisilat.
 Paracetamol.
 Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)
 Ibuprofen.
 Naproxen.
 Ketoprofen.
 Diclofenac.
 Piroxicam . dsb

G. Definisi Antiinflamasi
Antiinflamasi atau antiradang adalah sifat (misalnya sifat suatu obat atau makanan)
yang mengurangi radang (inflamasi). Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau
nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) adalah kelompok obat yang digunakan untuk
mengurangi peradangan, sehingga meredakan nyeri dan menurunkan demam. NSAIDs sering
dikonsumsi untuk mengatasi sakit kepala, nyeri menstruasi, keseleo, atau nyeri sendi.
Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat yang memiliki aktivitas
menekan atau mengurangi peradangan. Radang atau inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai
rangsangan yang mencakup luka-luka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen-antibodi (Houglum,
2005). Berdasarkan mekanisme kerja obat-obat antiinflamasi terbagi dalam dua golongan, yaitu obat
antiinflamasi golongan steroid dan obat antiinflamasi non steroid. Mekanisme kerja obat antiinflamasi
golongan steroid dan non-steroid terutama bekerja menghambat pelepasan prostaglandin ke jaringan
yang mengalami cedera (Gunawan, 2007). Obat-obat antiinflamasi yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat adalah non steroid anti inflammatory drug’s (NSAID). Obat-obat golongan NSAID biasanya
menyebabkan efek samping berupa iritasi lambung.

H. Peringatan Sebelum Mengonsumsi Nonsteroidal Anti-


inflammatory Drugs (NSAIDs)

1. Diskusikan dengan dokter jika Anda pernah menderita asma, tukak lambung, penyakit
asam lambung, serta gangguan jantung, ginjal, hati, atau pencernaan.
2. Jika Anda berusia di atas 65 tahun, disarankan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter
sebelum menggunakan obat-obatan jenis ini.
3. Konsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat golongan ini jika Anda
sedang menyusui, hamil, atau memiliki rencana kehamilan.
4. Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat untuk
mengatasi hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung, juga bila Anda sedang
mengonsumsi vitamin atau obat herbal.
5. Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan obat ini jika Anda akan menjalani
prosedur tertentu, seperti operasi, dalam waktu dekat.
6. Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan golongan
antiinflamasi nonsteroid.
I. Efek Samping Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)
NSAIDs atau obat antiinflamasi nonsteroid termasuk golongan obat yang paling sering
digunakan. Namun, perlu diingat bahwa golongan obat-obat ini juga dapat menimbulkan
beberapa efek samping. Berikut adalah efek samping NSAIDs yang paling sering terjadi:

 Mual
 Mutah
 Konstipasi
 Diare
 Penurunan nafsu makan
 Sakit kepala
 Pusing
 Ruam kulit

Selain itu, ada juga efek samping lainnya yang lebih serius, yaitu:

 Masalah pencernaan
 Tekanan darah tinggi
 Perdarahan saluran cerna
 Gangguan hati dan ginjal
 Gangguan jantung

J. Jenis dan Merek Dagang Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs


(NSAIDs)
Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan NSAIDs atau OAINS:

 Ibuprofen
Merek dagang: Aknil, Alaxan FR, Anafen, Arbupon, Arfen, Arthrifen, Axofen, Bimacyl.
 Aspirin
Merek dagang: Aspirin, Aspilets, Cardio aspirin, Farmasal, Miniaspi 80, Thrombo
 Naproxen
Merek dagang: Xenifar, Alif 500
 Diclofenac
Merek dagang: Aclonac, Anuva, Araclof, Atranac, Bufaflam, Cataflam, Catanac,
Deflamat, Diclofam, Diclofenac.
 Celecoxib
Merek dagang: Celebrex, Novexib.
 Etoricoxib
Merek dagang: Arcoxia, Coxiron, Etoricoxib, Etorvel, Orinox.
 Indomethacin
Merek dagang: Dialon
 Asam mefenamat
Merek dagang: Allogon, Altran, Amistan, Analspec, Anastan Forte, Argesid, Asmef,
Asam Mefenamat, Asimat.
 Piroxicam
Merek dagang: Feldene, Scandene
 Meloxicam
Merek dagang: Movi-cox, Mecox
 Ketoprofen
Merek dagang: Profenid, Noflam
 Dexketoprofen
Merek dagang: Ketesse
 Etodolac
Merek dagang: Lonene
 Nabumetone
Merek dagang: Goflex

K. Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke


dalam golongan NSAIDs atau OAINS:
 Ibuprofen. Merek dagang: Aknil, Alaxan FR, Anafen, Arbupon, Arfen, Arthrifen, Axofen,
Bimacyl.
 Aspirin
 Naproxen
 Diclofenac
 Celecoxib
 Etoricoxib
 Indomethacin
 Asam mefenamat
L. Definisi Anti Nyeri
Obat antinyeri nonsteroid (OAINS atau NSAID) adalah golongan painkiller yang
membantu meredakan rasa sakit akibat peradangan. Obat ini mampu meredakan sakit gigi, sakit
kepala, demam, nyeri otot, dan nyeri sendi ringan. Aspirin khususnya juga dapat membantu
mencegah serangan jantung pada orang yang memiliki penyakit jantung koroner dan mereka
yang berisiko tinggi terkena stroke atau serangan jantung.Obat penghilang rasa sakit golongan
NSAID bekerja menghambat enzim dalam tubuh memproduksi dan menyebarkan hormon
prostaglandin yang memicu peradangan.Seperti obat pada umumnya, golongan pereda nyeri ini
juga memiliki risiko efek sampingnya masing-masing.Konsumsi NSAID secara berlebih,
sembarangan, atau dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan gangguan pencernaan,
iritasi atau perdarahan lambung, stroke pendarahan (hemoragik), dan bahkan kerusakan pada
ginjal.Sementara itu, aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena berisiko
menimbulkan sindrom Reye.

M. Klasifikasi penggolongan obat pereda nyeri (painkiller)


Penggolongan obat pereda nyeri pada umumnya terbagi menjadi tiga tingkatan, dari tingkat
ringan hingga tingkat keras, berdasarkan seberapa kuat kemampuannya dan risiko efek
sampingnya.Berikut adalah klasifikasi obat painkiller:
 Tingkat 1: paracetamol, dan golongan OAINS seperti aspirin, naproxen, diklofenak,
celecoxib dsb
 Tingkat 2: kodein, dihidikodein, tramadol
 Tingkat 3: morfin, fentanyl, tramadol, oxycodone

Obat golongan opioid pada umumnya adalah obat penghilang nyeri paling ampuh. Patokan
obat dalam golongan ini adalah morfin – sedangkan obat opioid lain memiliki efek di bawah atau
di atasnya.Obat dengan efek paling ringan adalah kodein, yang biasanya diresepkan bersama
dengan acetaminophen untuk menghilangkan nyeri, misalnya, saat operasi gigi. Efek kodein
hanya sekitar 1/10 dari morfin. Sementara itu, obat yang lebih kuat dari kodein adalah
hidromorfon dan oksimorfon.Namun, opioid paling kuat dalam dunia medis adalah fentanyl.
Fentanyl yang diberikan dalam bentuk suntikan memunculkan efek pereda nyeri 70-100 kali
lebih kuat daripada morfin. Oleh karena efek kuatnya ini, fentanyl menjadi obat painkiller yang
paling rentan disalahgunakan.Mengonsumsi obat painkiller, terutama jenis opioid yang golongan
keras, secara berlebih dapat membangun toleransi terhadap efek obat. Seiring waktu, dosis
rendah obat tidak akan ampuh meredakan nyeri.Oleh karena itu, Anda akan terus-menerus
meningkatkan dosis yang lebih tinggi. Hal inilah yang menimbulkan ketergantungan atau
kecanduan obat.

N. Bagaimana cara mengonsumsi obat painkiller yang aman?


Secara umum painkiller adalah jenis obat antinyeri yang aman dan serba bisa. Akan tetapi, obat
penghilang rasa sakit tidak boleh dikonsumsi sembarangan.Berkat kemampuan hebatnya
meredakan sakit, golongan obat ini sangat rentan disalahgunakan. Risiko efek samping lainnya
dari obat pereda nyeri juga tidak bisa diabaikan begitu saja.Mengonsumsi obat painkiller dengan
aman tidaklah sulit. Pada dasarnya, membaca label atau petunjuk penggunaan pada bungkusan
obat atau mengikuti instruksi dari dokter sudah bisa mencegah Anda dari penyalahgunaan
obatpereda nyeri.Risiko efek samping dan komplikasi pun dapat diturunkan dengan mulai
mengonsumsi dosis terendah.Bila Anda memiliki kondisi medis tertentu atau mengonsumsi obat-
obatan lainnya, beritahukan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat painkiller yang
diberikan.Anda juga bisa langsung bertanya kepada dokter mengenai interaksi obat, efek
samping, dan apa-apa saja yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi obat painkiller.Jika Anda
diresepkan obat pereda nyeri, jangan berhenti mengonsumsi obat di tengah jalan atau mengubah
dosisnya sendiri. Tetap ikuti petunjuk yang disarankan atau yang dianjurkan oleh dokter.Selain
itu, jangan mengonsumsi obat antinyeri miliki orang lain dan selalu beritahukan kepada dokter
jika Anda mengalami efek samping seusai mengonsumsi obat painkiller.Anda tidak perlu harus
selalu berpaling ke obat pereda nyerisaat mengalami rasa sakit. Ada alternatif lain yang mungkin
bisa membantu Anda untuk meredakan rasa nyeri, seperti pelatihan psikis untuk mengurangi rasa
sakit dengan mengganti pola pikir, dan sebagainya.

O. Berikut adalah beberapa jenis obat pereda nyeri


1. Paracetamol.
2. Ibuprofen.
3. Naproxen.
4. Asam mefenamat.
5. Codeine.
P. Efek samping obat pereda nyeri (analgetik) berdasarkan jenisnya
Obat pereda nyeri terbagi menjadi banyak kategori. Beberapa di antaranya bisa Anda
dapatkan dengan mudah di apotek, bahkan tanpa resep dokter. Namun, ada pula yang lebih keras
sehingga harus disertai dengan resep dokter.
Berikut adalah berbagai jenis obat pereda nyeri (analgetik) yang sering dikonsumsi
beserta efek sampingnya.
1. Paracetamol
Paracetamol digunakan untuk mengatasi nyeri tingkat ringan hingga sedang, seperti sakit
kepala. Obat ini biasanya dikonsumsi hanya saat dibutuhkan, tapi penderita nyeri kronis juga
bisa meminumnya secara rutin dalam dosis tertentu. Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang
jarang menimbulkan efek samping, kecuali jika dikonsumsi secara berlebihan.
Efek samping paracetamol, antara lain:
 Reaksi alergi berupa ruam dan bengkak pada kulit
 Wajah tampak memerah, denyut jantung dan tekanan darah menurun pada pemberian
paracetamol melalui suntikan
 Penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit
 Pada kasus overdosis dapat menimbulkan kerusakan hati dan ginjal sehingga berakibat fatal.
2. Obat antiinflamasi nonsteroid/Non-Steorid Anti-Inflammation Drugs (NSAID)
NSAID adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri tingkat ringan
hingga sedang disertai peradangan. Contoh NSAID, antara lain ibuprofen, naproxen, aspirin,
diklofenak, dan asam mefenamat.
NSAID aman dikonsumsi dalam dosis kecil atau jangka waktu pendek. Efek samping biasanya
muncul jika obat pereda nyeri (analgetik) ini dikonsumsi dalam dosis yang besar dan
berkepanjangan.
Berikut adalah efek samping yang perlu Anda waspadai:
 Sakit perut, luka pada lambung, dan rasa perih pada perut bagian atas akibat naiknya asam
lambung (heartburn)
 Reaksi alergi seperti ruam, batuk, dan pembengkakan pada tenggorokan
 Kepala berkunang-kunang
 Telinga pengang
 Tekanan darah meningkat
 Pada pengguna aspirin dapat menghambat pembekuan darah.
3. Kortikosteroid/steroid
Obat pereda nyeri berbasis steroid digunakan apabila obat-obatan lain tidak ampuh
mengatasi keluhan. Steroid seperti prednisone, dexamethasone, dan triamcinolone dapat
meredakan nyeri dengan mengurangi pembengkakan dan peradangan.
Kendati pengaruhnya cepat terasa, obat pereda nyeri steroid juga dapat menimbulkan efek
samping.
Berikut adalah beberapa keluhan yang mungkin akan Anda alami:
 Gangguan penglihatan
 Masalah tidur hingga insomnia
 Mudah memar
 Tekanan darah meningkat
 Rentan mengalami infeksi
 Nafsu makan meningkat
 Iritasi lambung
4. Opioid
Opioid digunakan untuk mengatasi nyeri tingkat menengah hingga berat. Misalnya, pada
pasien pascaoperasi atau untuk mengatasi nyeri akibat penyakit kanker. Contoh obat-obatan dari
golongan ini di antaranya codeine, morfin, tramadol, dan oxycodone.
Obat-obatan opioid harus dikonsumsi berdasarkan anjuran ketat dari dokter. Pasalnya,
penyalahgunaan obat pereda nyeri dari golongan opioid dapat menyebabkan efek samping
berupa kecanduan.
Jika Anda meminumnya sesuai instruksi dokter, efek samping yang muncul biasanya tidaklah
parah. Anda mungkin hanya akan mengalami mual atau muntah, sembelit, pusing, mulut terasa
kering, serta mengantuk.
Setiap jenis obat pereda nyeri akan memberikan manfaat apabila digunakan dengan bijak. Anda
juga dapat berperan aktif untuk mencegah munculnya efek samping, yakni dengan meminum
obat pereda nyeri sesuai dosisnya.
Jangan menambah ataupun mengurangi dosis obat tanpa berkonsultasi terlebih dulu dengan
dokter. Apabila obat yang Anda konsumsi tidak memberikan perubahan, sampaikan masalah ini
kepada dokter agar Anda bisa mendapatkan alternatifnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Analgetik dan antipiretik adalah golongan obat berfungsi sebagai antidemam sekaligus
antinyeri. Obat golongan ini bisa digunakan untuk meredakan nyeri akibat radang sendi, cedera,
sakit gigi, sakit kepala, atau nyeri haid, sekaligus bisa mengatasi demam.

Terdapat 3 jenis obat yang masuk ke dalam golongan analgetik dan antipiretik, yaitu
salisilat, paracetamol, dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Beberapa jenis obat
dari golongan ini hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.
Analgetik adalah golongan obat pereda nyeri yang terbagi dalam berbagai jenis.
Biasanya, obat-obatan analgetik dapat ditemukan di apotek. Namun, beberapa jenis obat
analgetik hanya bisa ditebus dengan resep dokter. nalgetik memayungi berbagai jenis obat
pereda nyeri. Setiap jenisnya memiliki cara kerja masing-masing. Untuk mengetahui lebih lanjut
seputar jenis obat analgetik dan efek sampingnya, simak penjelasan di bawah ini.
Antiinflamasi atau antiradang adalah sifat (misalnya sifat suatu obat atau makanan)
yang mengurangi radang (inflamasi). Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau
nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) adalah kelompok obat yang digunakan untuk
mengurangi peradangan, sehingga meredakan nyeri dan menurunkan demam. NSAIDs sering
dikonsumsi untuk mengatasi sakit kepala, nyeri menstruasi, keseleo, atau nyeri sendi.
Obat antinyeri nonsteroid (OAINS atau NSAID) adalah golongan painkiller yang
membantu meredakan rasa sakit akibat peradangan. Obat ini mampu meredakan sakit gigi, sakit
kepala, demam, nyeri otot, dan nyeri sendi ringan.
B. SARAN
Saran dari penulis dengan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan
apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini penulis harapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca, agar penugasan berikutnya penulis dapat
memperbaiki dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/4350/Lia%20Rahel%20
Beniger%20Sipahutar.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://repository.wima.ac.id/1035/2/BAB%201.pdf

http://eprints.ums.ac.id/47227/3/BAB%20I.pdf

https://www.alodokter.com/analgetik-
antipiretik#:~:text=Analgetik%20dan%20antipiretik%20adalah%20golongan,hai
d%2C%20sekaligus%20bisa%20mengatasi%20demam.

https://www.alodokter.com/analgetik-
antipiretik#:~:text=Analgetik%20dan%20antipiretik%20adalah%20golongan,hai
d%2C%20sekaligus%20bisa%20mengatasi%20demam

https://www.google.com/search?q=golongan+obat+analgetik&oq=golongan+o
bat+analgetik&aqs=chrome..69i57j0l5j0i10l4.14718j0j15&sourceid=chrome&ie=
UTF-8

https://www.google.com/search?q=contoh+obat+analgetik&oq=contoh+obat+
analgetik&aqs=chrome..69i57j0l5j0i10j0j0i10l2.5888j0j15&sourceid=chrome&ie
=UTF-8

http://scholar.unand.ac.id/20798/7/bab%201%20pendahuluan%20PDF.pdf

https://www.alodokter.com/obat-antiinflamasi-nonsteroid

https://www.google.com/search?q=golongan+obat+antiinflamasi&oq=golonga
n+obat+antiinflamasi&aqs=chrome..69i57j0l2j0i22i30l4.6214j0j15&sourceid=ch
rome&ie=UTF-8

https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-painkiller
https://www.google.com/search?q=contoh+obat+anti+nyeri&oq=contoh+obat
+anti+nyeri&aqs=chrome..69i57j0j0i22i30l8.8531j0j15&sourceid=chrome&ie=U
TF-8

https://hellosehat.com/obat-suplemen/efek-samping-obat-nyeri-analgetik/

Anda mungkin juga menyukai