Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ZAMAN KEJAYAAN DAN KEMUNDURAN SERTA UPAYA KEBANGKITAN


UMAT ISLAM”

Dosen Pengampu : Kalo Tahirun M.H

DISUSUN OLEH :

Chelsea B Sembel 2001021

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makala ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Manado, 04 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEK

B. Sebab-sebab kemajuan umat islam di bidang IPTEK

C. Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam Dalam Ilmu Pengetahuan

D. Upaya-Upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebangkitan Islam merupakan sebuah fenomena kesejarahan apabila kita


melihat segala sesuatunya dengan sejarah. Kebangkitan Islam ditandai dengan
menumbuhkan kembali semangat iman, menghilangkan stagnasi pemikiran dan
fikih, serta gerakan (harakah) dan jihad. Semangat kebangkitan ini mendorong
rakyatnya untuk berpikir mengapa kejatuhan dan kehinaan menimpa umat Islam
sehingga umat ini hanya dipandang sebelah mata bahkan mereka menutup mata
akan umat ini.
Beranjak dari kesadaran ini, umat Islam seharusnya kembali menoleh
ke belakang dan mengambil pelajaran dari sejarah ini. Dengan sejarah, kita
akan melihat kembali kejayaan Islam di masa Rasulullah SAW dan
Khulafaurrasyidin dan bagaimana mereka membawa dan mengibarkan panji-
panji Islam di seluruh penjuru dunia.
Dalam hal ini, Al-Qur’an telah mengisyaratkan melalui kisah perjalanan
Bani Israil (awal surat Al-Israa’) dan al-Hadits yang menjelaskan tentang
lahirnya pembaharu setiap satu abad.
Walaupun di berbagai sisi terdapat beberapa hal yang ditunjukkan dalam
upaya kebangkitan Islam pada ranah politik, ekonomi maupun sosial. Tidak
syak lagi bahwa sejarahlah yang mendasari itu semua. Sejarah merupakan
peristiwa yang unik dan hanya terjadi sekali di waktu yang lampau sehingga
walaupun memiliki kesamaan atau dapat disebut pengulangan sejarah, dapat
dipastikan suatu sejarah itu memiliki keidentikkan tersendiri begitupula dengan
sejarah Islam. Sejarah yang dimulai dengan datangnya Islam, perkembangan
hingga kedigdayaan dan keterpurukkan Islam, penerapan masyarakat madani
pada zaman kontemporer serta tanda- tanda kebangkitan Islam akan penulis
terangkan disini dalam upaya menunjukkan titik-titik kebangkitan Islam.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas munculah rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaiamana Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS ?
b. Bagaimana Sebab-sebab Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS ?

C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS.
b. Untuk mengetahui Sebab-sebab Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS.
BAB 2
PEMBAHASN

A. Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEK


Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam
menjadi pusat sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan
umat manusia di muka bumi ini. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan
pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-
Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran konservatif,
Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia
mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu
pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan
di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para
ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.
Terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir
menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan- perguruan tinggi
Eropa selama lima atau enam abad. Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam
pada waktu pertama kalinya memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam
memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun
di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah datang ke Spanyol
memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur, aljabar,
arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi.
Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M / 132-
923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah
al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang,
sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian
peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan berbagai
penemuannya yang
mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol
dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya
merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai
Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum
dibandingkan dengan benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu
yang sama hanya dapat 2,5:1. Ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan
pengembangannya berdampak cukup besar bagi peradaban dan kesejahteraan umat pada
masa itu. Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan
sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di Konstantinopel;
atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al- Mutawakkil, Istana al-
Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah
Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Masa
kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, terjadi pada
masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang
berkuasa pada tahun 786. Banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi
ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang
dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna. Sebelum Islam datang, Eropa berada
dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya
tahayul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila,
mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas luka
tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut berteriak
kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu
dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan setan
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga.
Para khalifah dan para pembesar lainnya mengantisipasi kemungkinan seluas-luasnya
untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah
para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.
Kebebasan berpikir
sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran
dibebaskan dari belenggu taklid, yang menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan
pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan
sebagainya.
Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan- peninggalan
sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba Blue Mosque di Konstantinopel.
atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-
Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah
Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Saat itu
“kata Lutfi” banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan
modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di
Barat dengan nama Avicenna. Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata
bernama ‘manzanik’, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan
bahwa Islam mampu mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib
akhirnya terusir dari Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat
Arab. Peradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu
sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi
dinamonya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.
Berikut ini adalah beberapa penemu atau ilmuan muslim yang sangat berpengaruh
terhadap ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat dan masih
digunakan.
1. Al khawarizmi: ia adalah seorang yang menemukan ilmu aljabar di dalam
matematika.
2. Ibnu sina ia adalah: membuat buku tentang kedoteran
3. Jabbir ibnu hayyan: ahli kimia yang di kenal sebagai bapak kimia
4. Albiruni: meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan
dengan lingkungan fisik bumi. Dia di nobatkan sebagai bapak antropologi, idiologi
5. Abu alzahwari: penemu tehnik patah tulang dan membuat kitab untuk
menyembuhkan luka pada saat opras
6. Ibnu haitham: dikenal sebagai bapak ilmu mata yang mengurai bagai mana mata bekerja
7. Ar razi: orang pertama yang bia menjelaskan tentang penyakit cacar dan juga alergi asma
dan demam sebagai daya mekanisme tubuh.

Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku- buku bangsa Arab,
terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu- satunya sumber-sumber bagi pengajaran
di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga
mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh
para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond
Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella. Belum lagi ribuan buku yang
berhasil memberikan pencerahan kepada dunia. Itu sebabnya, jangan heran kalau perpustakaan
umum banyak dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-Ahkam di Andalusia
misalnya merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di situ mencapai
400 ribu buah. Uniknya, perpustakaan ini sudah memiliki katalog. Sehingga memudahkan
pencarian buku. Perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam, memiliki sekitar tiga juta judul
buku, termasuk 50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan
lainnya. Tapi naas, semuanya dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika
mereka menyerang Islam.
B. Sebab-sebab kemajuan umat islam di bidang IPTEK
Disamping secara eksternal saat itu Barat tengah tertidur lelap dalam buaian
teosentrisme dan alam pikiran yang jumud, bahkan bangsa barat saat itu dalam kondisi
terbelakang. Islam mengalami kebangkitan intelektual dan kultural yang sepektakuler dengan
revolusi pemikiran dan budaya Islam yang bercorak peradaban baru, menyambung matarantai
peradaban sebelumnya (Yunani, Babilon, dan Persia). Islam yang kosmopolit, humanistik,
kultural, dan saintifik yang puncaknya pada era Abasiyyah.
Secara umum menurut Arif ada beberapa faktor yang telah mendorong kemajuan sains di
dunia Islam saat itu yakni :

1. Kesungguhan dalam mengimani dan mempraktikkan ajaran Islam sehingga lahirlah


individu-individu unggul.
2. Motivasi agama.
3. Faktor sosial politik.
4. Faktor ekonomi.
5. Faktor dukungan dan perlindungan penguasa saat itu
Kejayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah mencerminkan bahwa Islam adalah agama
yang luar biasa. Bahkan Eropa pun seolah-olah tidak berdaya menghadapi kemajuan Islam
terutama di bidang IPTEK. Walaupun pada akhirnya kejayaan Islam masa Dinasti Abbasiyah
telah berakhir dan hanya menjadi kenagngan manis belaka kita sebagai generasi penerus harus
senantiasa berusaha untuk menjadi generasi yang pantang menyerah apalagi di zaman serba
modern ini kemajuan IPTEK semakin sulit untuk dibendung. Kemajuan IPTEK merupakan
tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini
tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing .
Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok yaitu: (1)
Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-
hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai; (2) Kelompok yang
bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu
agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya
IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.

C. Sebab-sebab Kebagkitan Umat Islam Dalam Ilmu Pengetahuan

1. Faktor Internal
a. Kemunduran Pemikiran Islam Kemunduran pemikiran Islam terjadi setelah
ditutupnya pintu ijtihad karena pertikaian yang terjadi antara sesama umat Islam
dalam masalah khilafiyah dengan pembatasan madzhab fikih pada imam yang
empat saja, yaitu madzhab Maliki, madzhab Syafi‟i, madzhab Hanafi dan madzhab
Hambali. Sementara itu, bidang teologi didominasi oleh pemikiran Asy‟ariah dan
bidang tasawwuf didominasi oleh pemikiran imam Al-Ghazali. Penutupan pintu
ijtihad ini telah menimbulkan efek negatif yang sangat besar di mana umat Islam
tak lagi memiliki etos keilmuan yang tinggi dan akal tidak diberdayakan dengan
maksimal sehingga yang dihasilkan oleh umat Islam hanya sekadar pengulangan-
pengulangan tulisan yang telah ada sebelumnya tanpa inovasi inovasi yang
diperlukan sesuai dengan kemajuan zaman.Berkenaan dengan kemunduran
pemikiran Islam ini, para pemikir Islam di jaman moderen dengan ide-ide
pembaharuannya, menyuarakan pentingnya dibuka kembali pintu ijtihad.

b. Bercampurnya Unsur dari luar Islam Ke dalam Islam Selain kemunduran


pemikiran Islam, yang menjadi latar belakang lahirnya pemikiran moderen dalam
Islam adalah bercampurnya agama Islam dengan unsur-unsur di luarnya.Pada masa
sebelum abad ke-19 M., umat Islam banyak yang tidak mengenal agamanya
dengan baik sehingga banyak unsur di luar Islam dianggap sebagai agama.Maka
tercampurlah agama Islam dengan unsur-unsur asing yang terwujud dalam bid‟ah,
khurafat dan takhayul.Muhammad Abduh yang dilanjutkan dengan muridnya
Muhammad Rasyid Ridha dan KH.Ahmad Dahlan di Indonesia adalah para
pemikir pembaharuan Islam yang penuh perhatian terhadap pemberantasan
takhayul, bid‟ah dan khurafat di kalangan umat Islam. Satu hal yang perlu
digarisbawahi di sini adalah bahwa faktor eksternal adalah yang paling utama,
sedangkan faktor internal, telah ada sebelum masa modern Islam yang telah lebih
dahulu melatarbelakangi lahirnya pemikiran-pemikiran pembaharuan dalam Islam,
karena pemikiran modern dalam Islam tidak lain adalah kelanjutan pemikiran
pembaharuan yang telah ada sebelumnya atau pemikiran pembaharuan pada masa
klasik.

c. Ambisi dan Perbedaan Faham Perbedaan pandangan dalam suatu agama,


Perbedaan madzhab adalah suatu perbedaan yang nampak dan nyata.Kemudian
lahir pula perbedaan ormas keagamaan.Walaupun satu aqidah yakni aqidah Islam,
namun perbedaan sumber penafsiran dan penghayatan, kajian terhadap al-Qur‟an
dan al-Sunnah terbukti mampu mendisharmoniskan intern umat Islam.

d. Kemiskinan, Ketertindasan, Dan Keterbelakangan Kondisi umat Islam di dunia


Islam yang merupakan umat paling buruk nasibnya di dunia. Umat Islam
merupakan terbelakang, termiskin, dan seterusnya. Dalam konteks negara-bangsa
(nation-state) pun bangsa-bangsa Islam juga terburuk. Bangsa-bangsa Islam
merupakan bangsa-bangsa termiskin di dunia, sehingga kemiskinan dan
keterbelakangan menjadi ancaman internal. Kemiskinan adalah buruknya mutu
gizi, makanan, dan perumahan, sementara bangsa-bangsa yang kaya hidup dengan
melimpahruahnya harta benda, kemewahan, gedung-gedung istana, dan bahkan
jual pulau dan pantai-patai. Dan ironis dalam teks al-Quran kita adalah umat yang
satu, tetapi dalam realitas terdapat kesenjangan di mana kita terbelah menjadi dua:
umat miskin dan umat kaya. Padahal dalam dakwah dan khotbah-khotbah tentang
Islam, kita selalu menyebut ayat: bahwa di dalam harta orang kaya terdapat hak
yang jelas untuk peminta dan terlemahkan. Pada prinsipnya Islam mendeklarasikan
bahwa kita adalah umat yang satu, saling bersaudara, sederajat seperti gerigi sisi,
dan bahwa harta benda itu milik Allah yang diamanatkan kepada kita yang hanya
mempunya hak memanfaatkan dan membelanjakan, tetapi tidak berhak memopoli
dan menumpuknya.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor luar yang melatar belakangi umat Islam, diantaranya:
a. Imperialisme Barat, Zionisme Dan Kapitalisme Imperialisme, zionisme, dan kapitalisme
merupakan bahaya yang mengancam eksistensi Islam sekarang ini. Imperialisme muncul
dalam beragam bentuk, seperti di bidang ekonomi imperialisme mewujud dalam bentuk
korporasi multinasional, dalam bidang budaya imperialisme mewujud bentuk westernisasi
yang merupakan upaya pembunuhan terhadap semangat kreativitas bangsa dan mencabut
mereka dari akar-akar kesejarahan, sementara imperialisme militer mewujud dalam bentuk
pangkalan militer asing yang hadir di seluruh dunia Arab dan bangsa Timur lainnya.
b. Kontak Dunia Islam Dengan Barat Sejak abad 16 M. Barat mengalami suatu babak
sejarahnya yang baru, yaitu masa moderen dengan munculnya para pemikir moderen yang
menyuarakan kemajuan ilmu pengetahuan dan berhasil menumbangkan kekuasaan gereja
(agama).Karena keberhasilannya inilah dicapai peradaban Barat yang hingga kini masih
mendominasi dunia. Sementara itu, dunia Islam yang pada waktu itu sedang berada dalam
kemundurannya, karena interaksinya dengan modernisme di Barat mulai menyadari
pentingnya kemajuan dan mengilhami mereka untuk memikirkan bagaimana kembali
memajukan Islam sebagaimana yang telah mereka capai di masa sebelumnya.

D. Upaya-Upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS


KH Akhmad Kholil Ridwan menyatakan optimismenya bahwa Islam akan kembali
berjaya di muka bumi. Ridwan menyebut saat ini merupakan momen kebangkitan Islam
kembali. ”Seperti janji Allah, 700 tahun pertama Islam berjaya, 700 tahun berikutnya
Islam jatuh dan sekarang tengah mengalami periode 700 tahun ketiga menuju kembalinya
kebangkitan Islam,” ujarnya.

Meskipun saat ini umat Islam banyak ditekan, ujar Ridwan, semua upaya ini justru
semakin memperkuat eksistensi Islam. Ini sesuai janji Allah yang menyatakan bahwa
meskipun begitu hebatnya musuh menindas Islam namun hal ini bukannya akan
melemahkan umat Islam. ”Ibaratnya paku, semakin ditekan, Islam akan semakin
menancap dengan kuat,”ujarnya.

Sementara itu, Luthfi menyatakan sistem khilafah Islamiyah masih relevan diterapkan
pada zaman sekarang ini asal dimodifikasi. Ia mencontohkan konsep pemerintahan yang
dianut Iran yang menjadi modifikasi antara teokrasi (kekuasaan yang berpusat pada
Tuhan) dan demokrasi (yang berpusat pada masyarakat).

Di Iran, kekuasaan tertinggi tidak dipegang parlemen atau presiden, melainkan oleh
Ayatullah atau Imam, yang juga memiliki Dewan Ahli dan Dewan Pengawas. Sistem
pemerintahan Iran ini, menurut Luthfi, merupakan tandingan sistem pemerintahan Barat.
”Tak heran kalau Amerika Serikat sangat takut dengan Iran karena mereka bisa menjadi
tonggak peradaban baru Islam.”
Konsep khilafah Islamiyah, kata Luthfi, mengharuskan hanya ada satu pemerintahan
Islami di dunia dan tidak terpecah-belah berdasarkan negara atau etnis. ”Untuk
mewujudkannya lagi saat ini, sangat sulit,” kata dia.

Sementara Kholil Ridwan menjelaskan ada tiga upaya konkret yang bisa dilakukan
umat untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa lampau. Yang pertama adalah
merapatkan barisan. Allah berfirman dalam QS Ali Imran ayat 103 yang isinya “Dan
berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai
berai.”

Upaya lainnya adalah kembali kepada tradisi keilmuan dalam agama Islam. Dalam
Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Yang
masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-Quran, hadis, fikih, tauhid, akhlaq, syariah,
dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran,
matematika, psikologi, dan cabang sains lainnya.

Sementara upaya ketiga adalah dengan mewujudkan sistem yang berdasarkan syariah
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, A. Al Qur’an, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi PT Dana Bhakti Prima Yasa.
Yogyakarta. 1996.
Farhana. Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah;Kebangkitandan Kemajuan Media
ilmu.
Henra G.kemunduran umat islam dalam IPTEKS
Syafriadi, Muhammad. 2016. Makalah zaman kejaayan islam dibidang iptek.

Anda mungkin juga menyukai