Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS

DI SUSUN OLEH : KELOMMPOK 1

MUTHIATUL AZHARIYAH (20161221167)

YUSTIKA NATASYA (20161221112)

ARIF HIDAYAT (20161221069)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


KATA PENGANTAR

Dengan Memanjatkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, serta dukungan dari semua yang penulis cintai, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Karya monumental umat Islam dalam
IPTEKS”. Adapun salah satu maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi nilai tugas kami.
Keberhasilan penulis dalan menyelesaikan makalah ini tidaklah semata-mata karena
kemampuan sendiri, melainkan banyak pihak yang membantu penulis menyelesaikan makalah
ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Para teman atau sahabat
yang telah memberikan dukungan kepada penulis serta gagasan atau motivasi bagi kami untuk
menyelesaikan makalah ini dan semua pihak yang terlibat.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah, untuk itu penulis
mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dalam hal menambah ilmu
dan wawasan para pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................


DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................
1.3 TUJUAN ...........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................
2.1 Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS...........................................................
2.2 Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS .........................................................
2.3 Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS......................................................
2.4 Upaya-upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS ..................
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Kebangkitan Islam merupakan sebuah fenomena kesejarahan apabila kita melihat segala
sesuatunya dengan sejarah. Kebangkitan Islam ditandai dengan menumbuhkan kembali semangat
iman, menghilangkan stagnasi pemikiran dan fikih, serta gerakan (harakah) dan jihad. Semangat
kebangkitan ini mendorong rakyatnya untuk berpikir mengapa kejatuhan dan kehinaan menimpa
umat Islam sehingga umat ini hanya dipandang sebelah mata bahkan mereka menutup mata akan
umat ini.
Beranjak dari kesadaran ini, umat Islam seharusnya kembali menoleh ke belakang dan
mengambil pelajaran dari sejarah ini. Dengan sejarah, kita akan melihat kembali kejayaan Islam
di masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin dan bagaimana mereka membawa dan
mengibarkan panji-panji Islam di seluruh penjuru dunia.
Dalam hal ini, Al-Qur’an telah mengisyaratkan melalui kisah perjalanan Bani Israil (awal
surat Al-Israa’) dan al-Hadits yang menjelaskan tentang lahirnya pembaharu setiap satu abad.
Walaupun di berbagai sisi terdapat beberapa hal yang ditunjukkan dalam upaya kebangkitan
Islam pada ranah politik, ekonomi maupun sosial. Tidak syak lagi bahwa sejarahlah yang
mendasari itu semua. Sejarah merupakan peristiwa yang unik dan hanya terjadi sekali di waktu
yang lampau sehingga walaupun memiliki kesamaan atau dapat disebut pengulangan sejarah,
dapat dipastikan suatu sejarah itu memiliki keidentikkan tersendiri begitupula dengan sejarah
Islam. Sejarah yang dimulai dengan datangnya Islam, perkembangan hingga kedigdayaan dan
keterpurukkan Islam, penerapan masyarakat madani pada zaman kontemporer serta tanda-tanda
kebangkitan Islam akan penulis terangkan disini dalam upaya menunjukkan titik-titik
kebangkitan Islam.

1.2 Rumusan masalah.


1. Bagaiamana Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS ?
2. Bagaimana Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS ?
3. Bagaimana Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS ?
4. Upaya-upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS ?
1.3 Tujuan.
1. Untuk Mengetahui Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS.
2. Untuk mengetahui Kemajuan Umat Islam di Bidang IPTEKS.
3. Untuk mengetahui Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS
4. Untuk mengetahui Upaya-upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKS.


Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi pusat
sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka
bumi ini. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam, yakni
Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang
pesat. Sejarawan Barat beraliran konservatif, Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia
kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku
antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu
pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para
ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.
Terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-
satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau
enam abad. Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu pertama kalinya
memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di
bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam
telah datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur,
aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi. Kekhilafahan
Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M / 132-923 H. Diawali oleh
khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III
(1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini
mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam
dengan berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850)
yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan
petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris.
Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang
disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1. Ini
membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan pengembangannya berdampak cukup besar bagi
peradaban dan kesejahteraan umat pada masa itu. Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat
dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue
Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-
Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun
913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada.
Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi, terjadi pada masa
pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun
786. Banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah
satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama
Avicenna. Sebelum Islam datang, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang
ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahayul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di
Barat, jika ada orang gila, mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan
salib. Di atas luka tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut
berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu
dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan setan
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah
dan para pembesar lainnya mengantisipasi kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai
ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi
manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan dari belenggu taklid,
yang menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk
bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.
Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya.
Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba Blue Mosque di Konstantinopel. atau menara spiral di
Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang
dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas
bukit yang menghadap ke kota Granada. Saat itu “kata Lutfi” banyak lahir tokoh dunia yang
kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran
Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna. Pada saat itu tentara Islam
juga berhasil membuat senjata bernama ‘manzanik’, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api.
Ini membuktikan bahwa Islam mampu mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara
Salib akhirnya terusir dari Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat
Arab. Peradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut
Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-
apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.
Berikut ini adalah beberapa penemu atau ilmuan muslim yang sangat berpengaruh terhadap
ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat dan masih digunakan.
1. Al khawarizmi: ia adalah seorang yang menemukan ilmu aljabar di dalam matematika.
2. ibnu sina ia adalah: membuat buku tentang kedoteran
3. jabbir ibnu hayyan: ahli kimia yang di kenal sebagai bapak kimia
4. albiruni: meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan
lingkungan fisik bumi. Dia di nobatkan sebagai bapak antropologi, idiologi
5. Abu alzahwari: penemu tehnik patah tulang dan membuat kitab untuk menyembuhkan luka pada
saat oprasi
6. ibnu haitham: dikenal sebagai bapak ilmu mata yang mengurai bagai mana mata bekerja
7. Ar razi: orang pertama yang bia menjelaskan tentang penyakit cacar dan juga alergi asma dan
demam sebagai daya mekanisme tubuh.

Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab,
terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di
perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga
mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para
ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san
Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella. Belum lagi ribuan buku yang berhasil
memberikan pencerahan kepada dunia. Itu sebabnya, jangan heran kalau perpustakaan umum
banyak dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-Ahkam di Andalusia misalnya,
merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di situ mencapai 400 ribu
buah. Uniknya, perpustakaan ini sudah memiliki katalog. Sehingga memudahkan pencarian
buku. Perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku,
termasuk 50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan lainnya.
Tapi naas, semuanya dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika mereka
menyerang Islam

2.2 Sebab-sebab kemajuan teknologi dan sains di masa-masa kejayaan Islam


Disamping secara eksternal saat itu Barat tengah tertidur lelap dalam buaian teosentrisme dan
alam pikiran yang jumud, bahkan bangsa barat saat itu dalam kondisi terbelakang. Islam
mengalami kebangkitan intelektual dan kultural yang sepektakuler dengan revolusi pemikiran
dan budaya Islam yang bercorak peradaban baru, menyambung matarantai peradaban
sebelumnya (Yunani, Babilon, dan Persia). Islam yang kosmopolit, humanistik, kultural, dan
saintifik yang puncaknya pada era Abasiyyah.
Secara umum menurut Arif ada beberapa faktor yang telah mendorong kemajuan sains di dunia
Islam saat itu yakni :
1. Kesungguhan dalam mengimani dan mempraktikkan ajaran Islam sehingga lahirlah individu-
individu unggul.
2. Motivasi agama.
3. Faktor sosial politik.
4. Faktor ekonomi.
5. Faktor dukungan dan perlindungan penguasa saat itu

2.3 Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS


Saat ini, perkembangan teknologi terus maju dengan pesat. Perkembangan teknologi
sudah masuk ke era digital. Segala hal bisa menjadi lebih mudah dengan digitalisasi. Seperti
yang tertulis pada Wikipedia, digitalisasi (bahasa Inggris : digitizing), merupakan sebuah
terminology untuk menjelaskan proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video
menjadi bentuk digital. Digitalisasi dilakukan untuk membuat arsip dokumen bentuk digital,
untuk fungsi fotokopi, dan untuk memuat koleksi perpusatakan digital. Digitalisasi memerlukan
peralatan seperti komputer, scanner, operator media sumber dan software pendukung.
Penemu-penemu peralatan pendukung digitalisasi ini, bukanlah orang-orang muslim.
Sebut saja, penemu komputer adalah seorang laki-laki Eropa, bernama Charles Babbage. Ia
adalah seorang matematikawan dari Inggris yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang
komputer yang dapat diporgram (charlesbabbage.net). Selain itu, bentuk praktis dari komputer,
yakni komputer jinjing atau laptop, juga ditemukan oleh warga Inggris. Adam Osborne, penemu
laptop, adalah keturunan Inggris yang lahir di Thailand.
Berdasarkan dua contoh di atas, dapat kita ketahui bahwa penemu alat pendukung era
digital, bukanlah orang-orang muslim. Orang-orang muslim tak lagi menjadi pelopor dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, tidak seperti pada zaman sebelumnya.
Pada zaman kejayaan Muslim, banyak orang Muslim yang menjadi ilmuwan dan menemukan
suatu perkembangan keilmuwan. Sebagai contoh adalah Al Khawarizmi, ia adalah seorang
muslim penemu konsep matekmatika, aljabar. Hal ini terekam dalam bukunya yang
berjudul “Al-Jabr wa-al Muqabilah”. Selain aljabar, ia juga pertama kali memperkenalkan
konsep angka menjadi bilangan dari 0-9.
Matematika, merupakan dasar dari teknologi komputer. Namun, penemu komputer
bukanlah orang muslim. Hal ini merupakan salah satu contoh kalahnya orang-orang muslim
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Orang muslim tak lagi berjaya
seperti zaman dahulu, kalah oleh mereka yang nonmuslim.

Adanya ketimpangan kemampuan umat muslim di era terdahulu dengan sekarang dalam
hal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Syakin Arsalan, adalah seorang pemikir asal
Libanon (1869-1946). Arsalan, dalam bukunya Kenapa Islam Terbelakang? Menjelaskan
mengenai apa saja penyebab kemunduran dunia Islam. Menurut Arsalan terdapat dua penyebab,
yakni yang pertama bangsa-bangsa non-Muslim maju karena mereka tetap berpegang pada
tradisi keagamaan mereka sendiri. Arsalan menyebut dua contoh: Jepang dan Eropa, simbol
kemajuan dunia pada awal abad ke-20. Dua dunia itu maju tanpa harus mengabaikan tradisi
keagamaan mereka. Penjelasan kedua, bangsa-bangsa itu maju karena kerja keras untuk meraih
kemajuan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.

Selain itu, dalam pandangan Arsalan, kemajuan bangsa-bangsa Islam hanya bisa dicapai
melalui jalan yang sama yang ditempuh oleh bangsa-bangsa non-Islam, yakni berpegang pada
tradisi, serta kerja keras. Hukum kemajuan berlaku secara “konsisten” bagi bangsa Islam dan
non-Islam. Ada tiga penyakit mental yang dianggap oleh Arsalan sebagai “biang kerok”
kemunduran dunia Islam: pesimisme (tasya’um), rendah diri (al-istikhdza’) dan cepat putus asa
(inqitha’ al-amal). Pada penutup bukunya, Arsalan mengutip ayat yang dalam pandangannya
merupakan kunci kebangkitan dunia Islam, yakni Al-Ankabut (29):69. Bunyi ayat itu: wa ‘l-
ladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana – mereka yang berjuang (jihad) di jalanKu, Aku
akan menunjukkan mereka jalan-jalan menuju Aku.“Jihad” adalah kata kunci yang disebut oleh
Arsalan. Tetapi, ini bukanlah jihad dalam pengertian “perang suci” sebagaimana kita jumpai
pada kelompok Islam garis keras. Baginya, jihad adalah kerja keras dan kesediaan untuk
melakukan pengorbanan (al-tadlkhiyah).

Gagasan dari Arsalan ini, telah disampaikan di awal abad 20. Namun menurut saya masih
relevan dengan kondisi Umat Islam saat ini. Sebenarnya, selain penyebab-penyebab yang telah
disebutkan oleh Arsalan, terdapat satu lagi penyebab kemunduran umat Islam dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni umat Islam saat ini telah jauh dari Kitab
Al-quran dan As-sunah.

Umat muslimin saat ini, pada umumnya jauh dari dua sumber utama kemuliaan mereka,
yakni Kitabullah Al-Qur’an dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Padahal Nabi Muhammad secara
gambalang mewasiatkan agar kita senantiasa berpegang teguh kepada kedua warisan suci
tersebut. Hanya dengan bersikap demikianlah kita tidak bakal menjadi tersesat dari jalan lurus
yang Allah telah berikan bagi orang-orang beriman.

ِ ِّ ِ‫َس َّن َة نَ ِبي‬


‫ه‬ ُ ‫َّللا و‬ َّ ‫ضلُّوا مَا تَم‬
ْ ‫َس ْك ُت‬
ِ َّ َ‫م بِ ِهمَا كِتَاب‬ ْ َ‫ن ل‬
ِ َ‫ن ت‬ َ ْ ‫يك‬
ِ ‫م أ ْم َر ْي‬
ُ ِ‫ت ف‬
ُ ‫تَر َْك‬

Rasulullah bersabda, "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan
sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya." (HR.
Malik 1395)

Semestinya kedua perkara ini menjadi rujukan utama kaum muslimin, baik dalam urusan
kecil maupun besar, baik urusan pribadi maupun bermasyarakat. Kedua perkara ini merupakan
sumber kemuliaan dan kebanggaan kaum muslimin. Jika mereka akrab dengannya, niscaya
mereka menjadi mulia. Jika mereka jauh dari keduanya, niscaya mereka akan dihinggapi
kehinaan sebagaimana yang tampak dewasa ini.

“Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini,
dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka
kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al-Mukminun [23] :
71)

Realitasnya, dewasa ini hubungan kaum muslimin umumnya jauh dari kedua sumber
utama ajaran Islam tersebut. Kalaupun ada hubungan biasanya hanya hubungan parsial. Ada
yang hubungannya dengan Al-Qur’an hanya sebatas tilawah (membacanya). Atau kalaupun ada
yang lebih daripada itu ialah hubungan tahfizh (menghafalkannya). Ini bukan berarti kita tidak
menganggap penting aktifitas tilawah dan tahfizh Al-Qur’an. Tetapi masalahnya ini tidaklah
cukup. Allah tidak menurunkan Al-Qur’an dengan maksud sebatas itu. Allah menurunkan Al-
Qur’an agar menjadi petunjuk, pedoman hidup bagi ummat Islam, bahkan segenap umat
manusia. Allah menghendaki agar dengan berpedoman kepada Al-Qur’an ummat manusia keluar
dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya hidayah cahaya Islam. Maka sepatutnya kaum
muslimin juga tadabbur (memahami) dan tathbiq (mengamalkan) Al-Qur’anul Karim.

Tetapi hal di atas tidak terjadi. Malah banyak muslim yang lebih bangga hidup
berpedoman kepada berbagai sumber kebanggaan selain daripada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Mereka bangga dengan berbagai kitab karya manusia. Ada yang lebih bangga dengan kitab
warisan nenek moyangnya yang bukan Islam. Ada yang membanggakan kitab produk kaum
kuffar Eropa. Ada yang membanggakan kitab lokal-tradisional suku atau bangsanya yang bukan
berpedoman kepada Kitabullah. Dan banyak lagi lainnya. Padahal Allah sudah memperingatkan
apa yang bakal terjadi jika mereka meninggalkan sumber kebanggaan yang berasal dari Allah
dan Sunnah Nabi Muhammad.

“…dan sungguh inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah janganikuti jalan-jalan yang lain yang
akan mencerai beraikan kamu dari jalannya demikianlah dia memerintahkan kepadakamu agar
kamu bertakwa.” (QS. Al-An’aam [6] : 153)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab kemunduran kaum


muslin saat ini terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada empat hal, yakni
rasa pesimis, rendah diri, cepat putus asa, dan jauh dari kitab suci Al-quran dan As-sunah.
Keempat hal ini alangkah baiknya untuk kita hindari bersama, agar umat muslim dapat kembali
meraih masa kejayaannya, dalam hal ini kejayaan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Dalam buku karya Wisnu Arya W. yang berjudul Melacak Teori Einstein dalam Al
Qur'an, disebutkan beberapa faktor yang menjadi penyebab ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) Islam mengalami kemunduran. Faktor - faktor tersebut, antara lain adalah :

1. Kesadaran orang barat akan arti penting penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat sangat tinggi. Oleh karena itu, orang barat ingin
mengambil alih kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari umat islam, karena pada
abad ke 9 - abad ke 13 M umat islam dengan menguasai iptek bisa lebih baik
kesejahteraannya dari pada oranga barat, sehingga mereka berusaha untuk merebut
kemajuan iptek dari umat islam.
2. Orang barat yang pada umumnya beragama Nasrani, ingin menunjukan pula bahwa
melalui agama Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang iptek sejajar dengan umat
islam. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya setelah mereka mendapatkan
kemajuan dalam bidang iptek, mereka justru mulai menjauh dari agama mereka. Mereka
menjadi sekuler. Urusan agama berjalan sendiri, begitu pula dengan iptek. Mereka
mungkin menganggap bahwa agama Nasrani dengan kitab Injil, justru menjadi
penghalang bagi kemajuan iptek. Mungkin hal ini disebabkan kerena banyak penemuan-
penemuan badu dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak sesuai dengan
ayat-ayat dalam Kitab Injil. Misalkan tentang terbentuknya alam semesta ini, seperti yang
tertulis dalam Kitab Injil tidak sesuai dengan teori dan kenyataan yang ada. Peredaran
bumi dan planet-planet mengelilingi matahari, bertentangan dengan teori yang ada dalam
Kitab Injil. Ingat ketika Galileo Galilei mengumumkan teori tentang peredaran bumi dan
planet-planet mengelilingi matahari ditentang oleh gereja, karena tidak sesuai dengan
Bibel. Begitu pula dengan Nicolas Copernicus mengumumkan teori tentang
“heliocentris”, yaitu bumi berputar mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat
peredaran, juga ditentang oleh gereja. Kedua ilmuan tersebut akhirnya dihukum mati oleh
gereja. Alhamdulillah, hal ini tidak terjadi dalam agama Islam, karena Al Qur’an selalu
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ! bahkan Al Qur’an bisa
menjadi sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukankah Al Qur’an diciptakan oleh
yang menciptakan alam semesta ini? jadi selalu akan sesuai !
3. Orang-orang barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan “benua” baru,
sehinggga mereka berusaha berlayar denan route yang tidak lazim, seperti yang dilakukan
oleh Amerigo Vespuci dan Columbus pada tahun 1492 ke benua Amerika. Vasco de
Gama pada tahun 1407 berlayar ke Tanjung Pengaharapan. James Cook pada tahun 1770
pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta kepulauan Pasifik. Penemuan-
penemuan benua baru tersebut ikut mempengaruhi route perdagangan yang berdampak
terhadap negara-negara Islam pada waktu itu. Route perdagangan yang semula Syria dan
Mesir ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari India dan dari Eropa, setelah penemuan
route (benua) baru, Mesir dan Syria jadi sepi yang mengakibatkan sumber pendapatan
negeri-negeri Islam jadi berkurang banyak.
4. Orang-orang barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang didirikan oleh Taqi
Al Din di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan Islam kehilangan sumber
pengetahuan dan pengamatan bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa itu.
Ironisnya, pada waktu yang sama sekitar tahun 1580 juga, orang barat baru pertama kali
membangun observatoriumnya oleh Tycho Brace. Perlu dicatat bahwa Islam telah
memiliki observatorium pertama kali yang dibangun pada tahun 500-an M di Ulugh Beg
(Samarkand). Jadi orang islam sudah lebih dahulu maju 1000 tahun dari orang barat
dalam hal pengerahuan tentang astronomi.
5. Perjanjian perdagangan antara Sultan Sulaiman I (dinasti Utsmani) dari Turki dan
Inggris, yang pada mulanya untuk meringankan Turki mengimport barang-barang dari
Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, tapi lama-kelamaan ekonomi Turki banyak
tergantung pada ekonomi Eropa. Terlebih lagi dengan adanya revolusi industri di Inggris
dan di negara-negara Eropa lainnya, produk barang jadi dari Eropa makin membanjiri
negara-negara islam dan keadaan ini juga makin mempengaruhi ekonomi negara-negara
islam lainnya.
6. Ketergantungan negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama kelamaan menjadi
suatu bentuk ketergantungan dalam bidang pemerintahan. Inilah awal mula pemerintahan
kolonialisme barat terhadap negara-negara islam. Akibat kolonialisme barat, maka
negara-negara islam yang pada mulanya bersatu dari Maroko sampai ke Pakistan,
kemudian terpecah belah menjadi negara-negara kecil berdasarkan feodalisme,
kesultanan , kerajaan dan keemiratan yang antara satu dengan lainnya saling bersaing,
bahkan sampai bermusuhan. Politik pecah belah, devide et impera, telah melumpuhkan
kejayaan islam pada masa lalu.
7. Akibat kolonialisme negara-negara islam yang semula menggunakan bahasa Arab
sebagai bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa penjajah. Keadaan ini sedikit
banyak telah menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga sumber
ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-negara islam
mulai menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran merupakan akar bagi
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini lebih diperpapah lagi dengan
munculnya kapitalisme barat.

Faktor-faktor diatas menjadi penyebab utama islam mulai tertinggal dari orang-orang
barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, ada gejala umat islam mulai
mengenyampingkan ilmu kealaman yang justru sebenarnya banyak tersurat dan tersirat di dalam
Al Qur’an melalui ayat-ayat Kauniyyah. Padahal orang-orang barat mulai bersemangat
mempelajari dan meneliti ilmu kealaman yang mendasari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu, dengan paparan di atas diharapkan dapat menggugah semangat para
intelektual muda islam untuk bisa bangkit untu merebut kembali ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dulu pernah menjadi kebanggan umat Islam. Insya’Allah bisa !!!
.
2.4 Upaya-upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS

Dampak lain dari kemunduran Dunia Islam di bidang iptek ialah tumbuh suburnya kemiskinan,
rendahnya mutu pendidikan, minimnya pendapatan perkapita, dan merajalelanya pengangguran.
Di samping itu banyak negara-negara Islam yang terjerat hutang luar negeri. Indonesia
misalnya, sekitar 60% hidup di bawah garis kemiskinan dan 10-20% penduduknya hidup dalam
kemiskinan absolut. Sementara itu jumlah pengangguran di Indonesia hampir mencapai 40 juta
orang. Negara-negara Islam yang lain, meski tidak separah Indonesia, mereka menghadapi
problem yang tidak jauh berbeda, terutama dalam masalah hutang luar negeri. Agendanya
sekarang, umat Islam harus melakukan upaya-upaya yang dapat mendukung kembali kemajuan
di bidang sains dan teknologi
Adapun Upaya-upaya yang seharusnya di lakukan oleh umat islam seperti :
1. Umat Islam memperlakukan satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul bisa dijadikan
rujukan dalam rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, beriman
kepada Allah.
2. Mencoba memasukan Ilmu-ilmu umum ke Sekolah Islam (Madrasah)
3. Mengirimkan pelajar untuk mendalami Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
4. Adanya kontak Islam dengan Barat, yang merupakan faktor penting yang bisa kita liat, adanya
kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan paradigma umat Islam untuk
belajar secara terus menerus kepada Barat, Timbulnya pembaharuan pendidikan Islam baik
dalam bidang agama, sosial, dan pendidikan diawali dan dilatar belakangi oleh pemikiran Islam
yang timbul di belahan dunia Islam lainnya.

Pola-pola pembaharuan pendidikan Islam


Setelah kita memperhatikan berbagai sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam pada masa
sebelumnya dan dengan memperhatikan sebab-sebab kejayaan dan kekuatan yang di alami
bangsa Eropa. Maka kita bisa mengaris bawahi terjadinya pola pemikiran pembaharuan
pendidikan Islam:
1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pola pemikiran modern di Eropa
2. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali
ajaran Islam
3. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya
bangsa masing-masing dan yang bersifat Nasionalisme.
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Kejayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah mencerminkan bahwa Islam adalah agama yang
luar biasa. Bahkan Eropa pun seolah-olah tidak berdaya menghadapi kemajuan Islam terutama di
bidang IPTEK. Walaupun pada akhirnya kejayaan Islam masa Dinasti Abbasiyah telah berakhir
dan hanya menjadi kenagngan manis belaka kita sebagai generasi penerus harus senantiasa
berusaha untuk menjadi generasi yang pantang menyerah apalagi di zaman serba modern ini
kemajuan IPTEK semakin sulit untuk dibendung. Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang
besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada
kesiapan pribadi masing-masing .

Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok yaitu: (1)
Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-
hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai; (2) Kelompok yang
bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar
dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK
Islam dan berusaha membangunnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://goo.gl/image/8q8wsw
Islam untuk disiplin ilmu
MANAJEMEN INFORMATIKA
AL-QUR’AN MUSHAF AISYA
BUKU BAHAN AJAR AIK-4
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Anda mungkin juga menyukai