Anda di halaman 1dari 13

Karya monumental umat

Islam dalam IPTEKS


KELOMPOK
1
SI 2.1
FARHAN ZULFA M. (12119008)

NADIA AZIJAHTUR R. (12119018)

NIKEN KAVILAH (12119021)

SITI ARIELA R. (12119030)


Zaman kejayaan Islam di bidang IPTEKS
Sebagai umat Islam yang taat dalam memenuhi perintah agama Islam sesuai dengan Al-quran dan hadist,
maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya baik itu ilmu pengetahuan
dalam teknologi, sosial, dan agama. Ilmu pengetahuan dianggap dapat menunjukkan jalan menuju
kesejahteraan dan juga menerangi kehidupan umat manusia, yang jika Berjaya ilmu pengetahuannya maka,
sejahteralah kehidupan pada saat itu, apabila ilmu pengetahuan tidak berkembang maka kehidupan akan
menjadi tertutup, primitif dan tidak berkembang pula.

Pada peradaban kejayaannya Islam masuk ke Eropa, dan bangsa-bangsa Eropa yang pada waktu itu sangat
primitif, kemudian tertolong dengan kedatangan tokoh-tokoh Islam tersebut. Itulah bukti kekuatan ilmu
pengetahuan terhadap kesejahteraan umat. Pada masa Napoleon Bonaparte ke Mesir agama Islam mulai
jatuh, dan ilmu pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya ditemukan oleh tokoh-tokoh Islam dilanjutkan
oleh bangsa-bangsa Eropa, sehingga yang terkenal sebagai para penemu adalah bangsa Eropa. Dan hal ini
menandai kemunduran pengembangan ilmu pengetahuan dalam umat islam.
Tokoh – tokoh Kejayaan Islam di bidang
IPTEKS

Ibnu Sina Ibnu Khaldun Al Khawarizmi


(980-1037) (1332-1406) (780-850)
Sebab - sebab kemajuan umat Islam di bidang IPTEKS

Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi
trendsenter sebuah peradaban modern. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan
pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-
Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery
Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak
mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama.

Andalusia yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan
ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang
dibangun kaum muslimin. Terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan
hampir menjadi satu-satunya sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa
selama lima atau enam abad.
Fakta sejarah menjelaskan bahwa, pada waktu pertama kalinya Islam memiliki kejayaan
dalam bidang IPTEKS, umat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang
filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll.
Islam telah datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti
ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang
lain lagi.

Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang menguasai daulat (negara)
Islamiah pada masa klasik dan pertengahan Islam. Daulat Islamiah ketika berada di bawah
kekuasaan dinasti ini disebut juga dengan Daulat Abbasiyah. Dalam zaman Daulah
Abbasiyah, masa kejayaan kesusasteraan dan ilmu pengetahuan, disalin ke dalam bahasa
Arab, ilmu-ilmu purbakala dan lain sebagainya. Lahirlah pada masa itu sekian banyak
penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir, ahli hadits, ahli
filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya. Zaman ini adalah zaman keemasan Islam.
Para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima
periode:

1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia
Pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 234 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki
Pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M, masa kekuasaan Dinasti Buwaih
dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh
Persia Kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M/ - 590 H/1194 M), masa kekuasaan Dinasti Saljuk
dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa
pengaruh Turki Kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa Khalifah bebas dari
pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.
Sebab-Sebab Kemunduran Umat Islam dalam
IPTEKS
Saat ini, perkembangan teknologi terus maju dengan pesat. Perkembangan teknologi sudah masuk ke
era digital. Segala hal bisa menjadi lebih mudah dengan digitalisasi. Seperti yang tertulis pada
Wikipedia, digitalisasi (bahasa Inggris : digitizing), merupakan sebuah terminology untuk menjelaskan
proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital.

Penemu-penemu peralatan pendukung digitalisasi ini, bukanlah orang-orang muslim. Sebut saja,
penemu komputer adalah seorang laki-laki Eropa, bernama Charles Babbage. Ia adalah seorang
matematikawan dari Inggris yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang komputer yang dapat
diporgram (charlesbabbage.net). Selain itu, bentuk praktis dari komputer, yakni komputer jinjing atau
laptop, juga ditemukan oleh warga Inggris. Adam Osborne, penemu laptop, adalah keturunan Inggris
yang lahir di Thailand.
Berdasarkan dua contoh di atas, dapat kita ketahui bahwa penemu alat pendukung era digital,
bukanlah orang-orang muslim. Orang-orang muslim tak lagi menjadi pelopor dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, tidak seperti pada zaman sebelumnya.

Menurut Arsalan (1869-1946), terdapat dua penyebab kemunduran umat Islam dalam bidang
IPTEKS, yakni yang pertama bangsa-bangsa non-Muslim maju karena mereka tetap berpegang
pada tradisi keagamaan mereka sendiri. Yang kedua, bangsa-bangsa itu maju karena kerja keras
untuk meraih kemajuan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. kemajuan bangsa-bangsa Islam
hanya bisa dicapai melalui jalan yang sama yang ditempuh oleh bangsa-bangsa non-Islam, yakni
berpegang pada tradisi, serta kerja keras.

terdapat satu lagi penyebab kemunduran umat Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yakni umat Islam saat ini telah jauh dari Kitab Al-quran dan As-sunah. Hanya dengan
bersikap demikianlah kita tidak akan menjadi tersesat dari jalan lurus yang telah Allah berikan bagi
orang-orang beriman.
Sebagaimana Rasulullah SAW meriwayatkan pada hadis berikut,

“Rasulullah bersabda, "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian
tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan
Sunnah Nabi-Nya." (HR. Malik 1395)

Semestinya kedua perkara ini menjadi rujukan utama kaum muslimin, baik dalam urusan
kecil maupun besar, baik urusan pribadi maupun bermasyarakat.
Upaya-Upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam
dalam IPTEKS
kholil ridwan menjelaskan ada 3 upaya konkret yang bisa dilakukan umat untuk
mengembalikan kejayaan islam dimasa lampau.

1.Merapatkan barisan, allah berfirman dalam QS Al Imran ayat 103 yg isinya "dan berpeganglah
kalian semuanya dengan tali (agama) Allah dan janganlah kalian bercerai berai".

2.kembali kepada tradisi keilmuan dalam agama islam. Jelasnya, ada 2 jenis ilmu yaitu ilmu
fardhu'ain dan fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu'ain adalah al-quran hadist,
fiqih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya, sedangkan yg masuk ilmu fardhu qifayah
adalah matematika, kedokteran, fisikologi, dan cabang sains lainnya.

3. Dengan mewujudkan sistem yang berdasarkan syariah islam.


Daftar pustaka
- Baiquni, A. 1996. Al Qur’an, Ilmu Pengetahuan, dan
Teknologi. Yogyakarta : PT Dana Bhakti Prima Yasa.

- Farhana.2000. Peradaban Islam Masa Dinasti


Abbasiyah; Kebangkitan dan Kemajuan. Jakarta :
Media ilmu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai