Anda di halaman 1dari 15

MISIONARIS DI

BANTEN
Pasca Kemerdekaan1945-2000
Pengertian Misionaris
Misionaris /mi·si·o·na·ris/ n Kris
 
1. Orang yang melakukan penyebaran warta Injil
kepada orang lain yang belum mengenal Kristus; 

2. Imam Kristen (Katolik) yang melakukan kegiatan misi.

Secara singkat misionaris adalah sebutan bagi siapa saja


yang bertanggung jawab dalam hal pemberitaan dan
pewartaan Injil akan Kristus atau Zending (dalam bahas
Belanda)

2
Latar Belakang Sejarah
o Pada bulan Juni 1642, daerah Banten kedatangan beberapa Pastur untuk pertama
kali. Mereka adalah lima orang pater Yesuit. Sambil menunggu kesempatan berlayar
menuju Maluku, daerah Indonesia Timur, mereka menetap di Banten selama satu
tahun.

o Tahun 1672, Mgr. Pallu, MEP tinggal di Banten hampir setengah tahun. Pada waktu
itu, sudah ada beberapa Imam, Bruder, Suster, dan dokter misi yang sedang
singgah dalam perjalanan dari Tonkin menuju Madras di India.

o Pada jaman pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, banyak orang Katolik tinggal di
Banten. Mereka adalah orang Eropa, India, Cina, Maluku, Pilipina, bahkan sudah
ada pastor-pastor dari Konggregasi MEP dari Perancis. Selain Mgr. Pallu MEP, ada3
juga Mgr. de la Chiesa OFM yang merupakan Uskup terakhir yang tinggal di Banten.
Latar Belakang Sejarah
o Pada Tahun 1672, Perkembangan Gereja Serang belum menggembirakan. Di antara
mereka yang masuk katolik kebanyakan tentara Belanda atau Ambtenaar atau
orang “Onderneming”. Pada masa ini, Serang dilayani langsung dari Batavia, belum
ada seorang pater yang menetap.

o Baru pada tahun 1931, Pater Heitkonig OFM datang secara tetap dari
Rangkasbitung. Beliau membeli rumah dekat alun-alun Barat Serang, dan juga
membeli tanah kebun yang rindang yang sekarang kita kenal sebagai komplek
Mardi Yuana. Selain Pater Heitkonig OFM, ada tiga pater yang tinggal menetap
yaitu Pater Lunter SY, Pater Teepe OFM, dan Pater van der Hooge yang mulai
merintis Sekolah Misi Katolik, yang pengelolaannya dipercayakan kepada suster-
4

suster FMM.
Awal Pembaptisan Umat Katolik
✘ Tahun 1931-1939 sebelum kedatangan Jepang, di Serang mulai ada pembaptisan.
Mereka adalah anak-anak dari keluarga Belanda, Maluku maupun Jawa. Jumlah
orang yang di baptis ada 31 jiwa dan semua dicatat dalam buku pembaptisan di
Batavia, karena Serang masih dibawah Prefektur Batavia.

✘ Ketika Jepang masuk ke Indonesia melalui Merak, para Suster dan Pater yang mulai
berkarya di Serang terpaksa kembali ke Bogor dan ada yang menjadi tawanan Jepang.
Umat Katolik Serang yang masih sedikit itu menjadi tidak menentu nasibnya. Ada
yang ditawan, dan ada yang meninggalkan Serang.

5
Masa Baru Perkembangan Paroki

Kegerejaan
03 Serang III

Pada tahun 1949 - sekarang


Kegerejaan I

Pada jaman Kerajaan


banten (1550-1784) 01 02
Kegerejaan
Serang I I
Pada jaman “Kebebasan memeluk agama” tahun
6
1808 hingga perang dunia II
Masa Baru Perkembangan Paroki
o Tahun kegerejaan III ini dimulai ketika Pater Koesnen OFM datang ke Serang sekitar
bulan Oktober 1949. Beliau meminta sebuah rumah pastor yang dahulu dirampas
Jepang dan kemudian dipakai oleh tentara Belanda. Hal ini baru terlaksana pada
November 1949.

o Setelah semua siap, pada tanggal 15 Agustus 1955, rumah dan kapel diberkati dan
hari itu juga seluruh keperluan Gereja beserta para pastornya diboyong ke Jl.
Abdullah nomor 2 (dahulu Jalan Masigit 2). Tanggal itu jugacdijadikanlah sebuah
momentum bersejarah, yaitu hari lahirnya Gereja di Serang, dengan nama “Kristus
Salvator”, atau kemudian “Kristus Raja”.
7
Masa Baru Perkembangan Paroki
o Tanggal 15 Oktober 1983, dimulai peletakan batu pertama untuk membangun
Gereja Baru. Gereja lama dengan seluruh bangunan dan isinya disingkirkan,
karena dirasa terlalu sempit dan kurang layak untuk menyambut tahun 2000-an.
Dengann dipelopori oleh Dewan Paroki masa kepengurusan Bpk. Sunyoto,
beserta Panitia Pembangunan

o Akhirnya berdirilah gedung Pastoran yang megah dan diresmikan oleh Mgr.
Michael Cosmas Angkur OFM pada tanggal 12 Februari 1995.

8
Penduduk Serang
✘ Paroki Kristus Raja Serang terletak di ujung barat pulau Jawa. Paroki Kristus Raja Serang
meliputi daerah tingkat II Kabupaten Serang dengan batasan-batasan daerah, bagian
barat berbatasan dengan Selat Sunda, utara berbatasan dengan Laut Jawa, selatan
berbatasan Kabupaten Pandeglang dan timur berbatasan denang Kabupaten
Tangerang.
✘ Penduduk daerah tingkat II Kabupaten Serang sangat majemuk. Berbagai macam suku
bangsa terdapat di wilayah Serang ini. Mayoritas adalah suku bangsa Jawa atau “Sunda
Banten”, para pendatang dari berbagai penjuru nusantara dari Sabang sampai Merauke.

9
✘ Ada pula sejumlah besar orang-orang Cina tinggal di kota Serang dan Cilegon, dan ada lagi
beberapa pendatang dari luar negeri yang bekerja di pusat-pusat industri. Mereka adalah orang-
orang dari Taiwan, Korea, Amerika, Philipina, Mexico dan lain-lain. Penduduk setempat mayoritas
memeluk agama Islam, sedangkan para pendatang memeluk aneka macam agama atau
kepercayaan lainnya, misalnya Agama Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu, dan Kepercayaan
atau kebatinan.

✘ Untuk urusan pendidikan sudah terdapat banyak dari tingkat TK, SD, SLTP, SMU sampai dengan
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, yang diperkaya lagi oleh hadirnya pusat-pusat
pendidikan Islam atau pesantren, akan tetapi untuk lebih maju di bidang pendidikan, banyak
orang Serang belajar keluar kota, misalnya: Jakarta, Bogor, Bandung, Lampung dan bahkan ke luar
negeri.

10
✘ Belum meratanya sentuhan pendidikan formal di wilayah Serang berakibat masih sangat banyaklah anggota
masyarakat yang miskin di bidang ilmu pengetahuan dan di bidang penghidupan. Masih ada banyak desa atau
anggota masyarakat hidup pada tingkat pra-sejahtera dan di bawah garis kemiskinan.

✘ Keadaan seperti inilah yang senantiasa memanggil, mengetuk dan menantang karya pelayanan Gereja untuk
terlibat ke dalamnya.

✘ Sampai hari ini belum ada penduduk di Serang yang menjadi anggota Gereja Serang. Pertambahan jumlah umat
di sini umumnya karena kelahiran anggota keluarga itu sendiri, ditambah warga pendatang dari luar Serang
yang bekerja di daerah Serang ini. Keadaan tempat tinggal yang berjauhan inilah yang menjadi salah satu
kendala bagi umat Paroki Serang yang belum mampu mendirikan Gereja Stasi di luar kota Serang, yang dapat
meringankan umat untuk beribadah. Jumlah umat Katolik pada akhir Desember 1997 adalah 3.678 orang.

11
Umat Paroki di Banten
Umat Paroki terbagi dalam 5 Wilayah dengan 14
Lingkungan. Kelima wilayah tersebut terdiri atas:

Wilayah cilegon dengan Wilayah Merak dengan


7 lingkungan 1 lingkungan

1 2 3 4 5

Wilayah serang Wilayah anyer dengan 1 Wilayah Kragilan dan


dengan 4 lingkunganlingkungan Cikande
12
Meskipun upaya kristenisasi terhadap masyarakat Banten
saat itu tidak membuahkan hasil yang diharapkan, karena
kuatnya resistensi masyarakat Banten, tetapi upaya itu
ternyata dalam dinamikanya menorehkan lembaran catatan
sejarah yang unik.

13
Umat kristiani dari Banten menjadi anggota jemaat
Kristen di beberapa daerah di luar Banten, seperti di
Pangharepan (Sukabumi), Cikembar (Sukabumi) , dan
Rawa Selang (Cianjur). Gereja di Kampung Sawah
(Bekasi), Gunung Puteri, Jatinegara, Cigelam, Kwitang,
Cideres (Bandung), dan hampir seluruh Gereja
Pasundan yang tersebar di Banten, DKI, dan Jawa
Barat, memiliki kaitan historis dengan jemaat Kristiani
Banten abad ke-19.
Terima kasih
Matur nuwun
Makase’
Hatur nuhun
Matur suksema
Tarimo kasi

15

Anda mungkin juga menyukai