Anda di halaman 1dari 7

Lika-liku, belokan tajam, kanan atau kiri jurang, naik menyisir punggung bukit, hingga hampir ke

puncak. Seperti itu gambaran jalan yang akan dilalui hingga tujuan akhir. Hanya warna alam yang
tampak sepanjang jalan. Sejuk dan tenang, beberapa bagian jalan sedikit mencekam karena terlalu
sunyi-senyap atau sedikit was-was tebing bisa longsor.

Inilah tempat yang dituju. Bendungan dan PLTA Sipan Sihaporas. Salah satu pembangkit listrik
yang ada di Tapanuli Tengah. Deskripsi PLTA ini tidak perlulah dijelaskan, latar belakang, daya,
maksud dan tujuan, dll. Nanti jadi belajar Fisika lagi.
Begini kondisi aliran buangan bendungan ketika sedang off alias bendungan sedang ditutup. Namun
jika pintu bendungan air dibuka, akan tampak seperti air bah yang mengamuk. Apalagi ketika debit
air sangat tinggi setelah terjadi hujan panjang. Pintu air ada empat, ukuran masing-masing
perkiraanku lebar 5 meter tinggi 15 meter-an.

Info, tidak akan mungkin semua pintu dibuka bersamaan. Jika itu dilakukan bisa berbahaya pada
pemukiman terdekat dengan aliran sungai. Pernah suatu ketika karena kondisi air sangat meluap
sehingga mau tidak mau tiga pintu dibuka demi kebaikan bendungan, resikonya air sungai meluap
diluar kendali. Meski tidak berlangsung lama, namun masyarakat sempat khawatir, apalagi hujan
masih terus turun.

Satu hal yang kusuka adalah melakukan perjalanan ke tempat ini. Seperti berpetualang saja karena
kondisi sepanjang perjalanan yang menyenangkan. Sepi, tenang, mendaki, sedikit seram, jauh dari
pemukiman. Tujuan akhirnya berada di puncak perbukitan. Dari beberapa sisi jalan kita bisa
memandang jauh ke samudera.

Akan tetapi, tidak semua orang bisa berkunjung ke tempat ini. Masih lokasi yang tertutup untuk
umum. Harus punya akses orang dalam. Mungkin aku sedikit beruntung ketika berhasil melewati
tiga pos penjagaan. Anggap itu rezeki di bulan puasa. Aku bergerak ketika para petugas jaga
sedang istirahat dalam mimpi tidur siang.

PLTA Sipan Sihaporas berada sekitar 8-15 kilometer dari Kota Pandan. Akses bisa dari beberapa
rute. Persimpangan utama menuju lokasi berada di pertengahan jalan alternatif penghubung Kota
Pandan dan Tugu Ikan-Sibuluan.
LTA SIPANSIHAPORAS
PENDAHULUAN :
PLTA sipansihaporas dibangun untuk menunjang sistem kelistrikan yang ada di
sumatera utara dan aceh yang juga mempunyai arti khusus didalam pertumbuhan kegiatan
usaha ketenaga listrikan Indonesia saat ini.
PLTA sipansihaporas berlokasi didesa HUSOR,Sibuluan dan Sihaporas Kecamatan Sibolga
,Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara, mempunyai kapasitas 50 MW (33
MW + 17 MW) dan diharapkan mampu memproduksi energi sebesar 203,6 GWh per tahun.
Adapun Pusat listrik yang ada di SIPANSIHAPORAS, terdiri dari dua power stasion dan
satu Dam site. Antara power station 1 (PS1) dan Power Stasion 2 (PS2) letak nya tidak pada
satu elevasi, tapi bertingkat yaitu : -
- PS 2 terletak pada elevasi 36,8 mtr dari atas laut. Operation Komersial pada September
thn 2002 dgn daya terpasang 17 MW.
- PS1 terletak pada elevasi 107 mtr dari atas laut .Operation komersial pada September thn
2004 dengan daya terpasang 33 MW.
- Serta Dam Site terletak pada elevasi 239 mtr dari atas laut. yang berfungsi sebagai
regulator untuk pasokan air ke PLTA PS1.

LATAR BELAKANG .
Pembangunan Proyek PLTA Sipansihaporas bertujuan untuk menunjang kebutuhan akan
tenaga listrik didaerah Propinsi Sumatera Utara yang semakin meningkat serta mengurangi
ketergantungan akan pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak.
Pelaksanaan pembangunan Pusat Pembangkit Listrik dan Jaringan Transmisi 150 kV di
Sumatera Utara dan Aceh dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Pembangkit dan Jaringan
Sumatera Utara dan Aceh disingkat PIKITRING SUAR.
Setelah Proyek Pembangunan selesai PIKITRING SUAR menyerahkan kepada PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara disingkat KITSU dalam pengelolaan
operasionalnya.

DISKRIPSI PROYEK.
PLTA Sipansihaporas merupakan pembangkit listrik tenaga air yang dapat membangkitkan
daya sebesar 50 MW. Bersumber dari dua Power Station yaitu : Power Station 1 (PS 1) di
Upstream, merupakan Pembangkit listrik tenaga air tipe kolam (pondage) dengan
konstruksi Regulating Dam dari pertemuan tiga aliran sungai yaitu , Aek Sarumanggita,
Aek Natolbak, Aek Bargot.
Power Station 2 (PS2) terletak di Downstream merupakan Pembangkit listrik tenaga air tipe
Run of River, yaitu memanfaatkan air keluaran (TailRase) dari PS1.
Kedua Power House pembangkit ini menggunakan tipe semi bawah tanah ( Ground Type )
.
Luas DAS Sipansihaporas dihulu PS1 dan PS2 berturut-turut sekitar 196 km² dan 210
km². Air dari Regulating Dam dialirkan melalui terowongan bawah tanah sepanjang 1.502
m dan pipa pesat sepanjang 272 m menuju PS1 didesa Husor. Kemudian air dari PS1
dibendung lagi dengan Dam beton setinggi 14,8 m dan dialirkan melalui terowongan/Tunel
sepanjang 115,9 m ke PS2 di desa Sihaporas.
Luas genangan untuk Regulating Dam sekitar 18,4 ha dengan kapasitas tampung air
sebesar 2,288 juta m³. Luas lahan yang diperlukan untuk pembangunan PLTA sendiri
sebesar 191 ha, yang sebagian besar merupakan kawasan hutan.
Kapasitas terpasang dari PLTA Sipansihaporas sebesar 50 Mw, diharapkan mampu
memproduksi energi sebesar 203,6 GWh pertahun. Produk Listrik yang dihasilkan masuk
kedalam sistim jaringan 150 kV double sirkit sepanjang 8,9 km ke Gardu Induk
Sibolga. Gbr no.1 dan Gbr no.2.

Maksud and Tujuan .


Pelaksanaan pembangunan Proyek PLTA Sipansihaporas yang nantinya merupakan pusat
pembangkit tenaga air mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut : -
1. Menambah keandalan sistim kelistrikan di Sumatera Utara dan Aceh.
2. Meningkatkan mutu penyaluran tenaga listrik ke konsumen terutama Tapanuli
Tengah dan kota Sibolga.
3. Mengurangi pusat-pusat pembangkit yang memiliki biaya operasional per kWh yang
tinggi diantaranya PLTD dan PLTG, karena biaya operasional PLTA relative lebih
rendah.
4. Memperbanyak pembangkit yang memakai b.bakar terbarukan.
5. Membangun daerah parawisata di desa Sibuluan, kecamatan Sibolga, Kabupaten
Tapanuli Tengah yang akan menambah pendapatan daerah setempat.
Aspek Lingkungan :
Pembangunan Proyek PLTA Sipansihaporas memerlukan lahan untuk konstruksi yang
relative kecil seluas kurang lebih 196,5 Ha, karena sebagian kostruksi terletak dibawah
tanah.
Untuk mencegah kerusakan ekosistem didaerah tapak proyek dan sekitarnya telah
dilakukan studi AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan) dalam rangka penyusunan RKL
(Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL ( Rencana Pemantauan Lingkungan) .
Oleh komisi AMDAL Pusat Departemen Pertambangan dan Energi untuk mengevaluasi
dampak penting yang bersifat positif maupun negative yang diperkirakan akan terjadi. Hasil
evaluasi persetujuan AMDAL, RKL dan RPL ini terluang didalam suratpersetujuan
No.2694/0155/SJ.T/1996 tgl 3 Juli 1996.
Manfaat penting yang diperkirakan akan timbul antara lain :
Dampak Positif :
1. Membangkitkan tenaga listrik sebesar 50 MW setara dengan 203,6 GWh per tahun.
2. Memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
3. Meningkatkan kesempatan kerja dan alih keterampilan.
4. Mengembangkan obyek wisata alam.
5. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum.

ISO yang ada di PLTA Sipansihaporas :


ISO merupakan kepanjangan dari International Standard Organization , yaitu organisasi dunia
yang berpusat di SWISS dan berfungsi menetapkan standard suatu kegiatan yang diakui didunia
Internasional.
PT (PERSERO) SEKTOR PANDAN dan Unit PLTA Sipansihaporas telah berhasil menerapkan
dilingkungannya seperti : ISO 14001 sejak thn 2005 , ISO 9001 sejak tahun 2006 dan SMK3 sejak
tahun 2005.
Adapun ISO 14001 adalah suatu penilaian yang berkaitan dengan sistim manajemen lingkungan
atau dengan kata lain merupakan bentuk pengakuan tertinggi atas keberhasilan sebuah perusahaan
dalam mengelola lingkungan.
ISO 9001 berkaitan dengan proses kegiatan yang berisi standarnisasi dan penilaian dalam hal
kwalitas atau mutu produk, atau lazim juga disebut sebagai Sistim Manejemen Mutu.
Sedangkan SMK3 adalah salah satu bentuk pengakuan dari suatu badan Internasional yang
menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Implentasinya di PT PLN (Persero) Sektor PANDAN dan Unit PLTA Sipansihaporas, ketiga
system tersebut sudah terintegrasi, meliputi kebijakan perusahaan,perencanaan,
penerapan,tindakan koreksi, pengkajian dan tinjauan manajemen yang akan ditindak lanjuti
dengan penyempurnaan berkelanjutan.
Di Indonesia ada beberapa lembaga resmi yang diberi izin dan terdaftar untuk melakukan
penilaian (audit) sertifikasi. Dan PT PLN (Persero) Sektor PANDAN dan Unit PLTA
Sipansihaporas memakai badan sertifikasi dari TÜV Reinland Group.

Anda mungkin juga menyukai