Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidahyah-Nya, terutama kesehatan dan kesempatan,
sehingga saya dapat menyelesaikan “Laporan Kuliah Lapangan Batubara” sesuai
waktu yang telah diberikan. Saya merasa pembuatan laporan praktikum lapangan
yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu diharapkan kritik dan
sarannya yang dapat menjadi acuan pembuatan laporan praktikum dikemudian
harinya.

Ucapan terimah kasih juga saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu,terutama kepada Bapak Heri prabowo selaku dosen mata kuliah
Batubara yang telah membimbing kami sehingga “Laporan Praktikum Kuliah
Lapangan Batubara” ini dapat terselesaikan.

Laporan ini berisi semua hal-hal yang kami lakukan di lapangan semoga
bermanfaat bagi yang membacanya.

Padang, 7 Desember 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik seperti diketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling


praktis digunakan oleh manusia, pada dasarnya listrik dihasilkan dari proses
konversi dari bahan baku seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi,
potensial air dan angin. Sistem pembangkitan listrik, umumnya digunakan
adalah mesin generator tegangan AC, yang digerakan oleh mesin-mesin
utama, seperti: mesin turbin, mesin diesel atau mesin balingbaling. Dalam
pengoperasiannya generator, sering terjadi fluktuasi frekuensi akibat jumlah
beban yang berbeda, sehingga umumnya disediakan dua atau lebih generator
untuk dioperasikan secara terus-menerus.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik wilayah Sumbar-Riau maka dibangun
suatu unit pembangkit Sektor Ombilin yang bernaung di bawah PT. PLN
(Persero) Pembangkit Sumatera Bagian Selatan. Pembangkit ini terletak di
daerah Talawi Sawahlunto yang berjarak 120 km dari kota Padang ke arah
Utara. Sesuai dengan adanya pembentukan unit organisasi Pembangkitan dan
Penyaluran di Sumatera maka berdsarkan keputusan Direksi PT. PLN
(Persero) nomor:112.K/023/DIR/1990 tanggal 18 November 1996 maka PT.
PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Bagian Selatan terhitung mulai tanggal
1 Januari 1997 membawahi beberapa unit antara lain PT. PLN (Persero)
Sektor Ombilin.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos
dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering.
Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar
terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Salah
satu PLTU Ombilin.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:\

Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.

Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.

Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut:

Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Di dalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.

Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar


menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal output generator

Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan


dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler.

Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.


1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pemanfaatan batubara di PT.PLN Ombilin
2. Untuk mengetahui sisterem kerja dari pembangkit listrik tenaga uap
3. Untuk mengetahui proses konversi energi di Pembangkit listrik tenaga uap

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat dari kunjungan praktikum ke PT.PLN agar mahasiswa dapat
mengamati dan mengetahui pemanfaatan batubara pada pembangkit listrik
dan mengetahui konversi energi pada pembangkit listrik tenaga uap, dan
dapat mengetahui bagian-bagian dari tahapan pekerjaan pada PLTU Ombilin.
BAB II
TINJAUAN UMUM PLTU OMBILIN

2.1 Sejarah singkat PLTU Ombilin

Pembangunan PLTU Ombilin merupakan upaya pemerintah dalam


rangka memenuhi kebutuhan akan pasokan daya listrik yang terus meningkat.
Pembangunan PLTU Ombilin juga merupakan perwujudan program
pemerintah yang tertuang dalam GBHN guna menunjang diversifikasi dan
konversi energi dengan memanfaatkan sumber daya batu bara.

Berdasarkan surat keputusan 080.K/ 023/ DIR/ 1995, PT PLN (persero)


Sektor Ombilin adalah salah satu unit organisasi yang berada didaerah
Talawi- Sawah Lunto yang berjarak kurang lebih 120 Km dari kota Padang
kearah utara.

PT. PLN (persero) pembangkitan sumbagsel sistem interkoneksi


kelistrikan sumbagsel – sumbagteng merupakan sistem kelistrikan antara
Sumatera Bagian Selatan – Lampung dengan Sumatera Bagian Tengah –
Sumatera Bagian Barat – Riau.Konstribusi kelistrikan yang disalurkan sektor
pembangkitan Ombilin ke sistem interkoneksi sebesar 29,64 % dari total
keseluruhan pembangkit yang ada di sistem interkoneksi Sumatera Bagian
Barat dan Riau.

Kotamadya Sawalunto Propinsi Sumatera Barat merupakan daerah


penghasil pemanfaatan potensi batubara sebagai sumber energi listrik
semakin penting mengingat keterbatasan sumber energi primer.Pembangunan
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin – sijantang dengan menggunakan
bahan bakar batubara merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi
batubara di daerah Sawalunto dan sekitarnya.
PLTU Ombilin merupakan PLTU mulut tambang yang tersedia
direncanakan beroperasi tahun 1986 dengan batubara Ombilin dari PT
AICdan PT BA UPO. Namun realisasinya PLTU Ombilin baru memulai
beroperasi sejak akhir tahun 1996.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin dibentuk berdasarkan


surat direksi PT. PLN (Persero) No. 080. K/023/DIR/1995, tanggal 18
September 1995 tentang pembuatan dan penetapan tingkat unit Sektor
Pembangkitan Ombilin pada PT. PLN (Persero) Wilayah III Sektor
Pembangkitan Ombilin yang membawahi daerah kerja Pusat Listrik Tenaga
Uap (PLTU) Ombilin dengan kapasitas terpasang 2 x 100 MW .

Pada saat awal PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin


berdiri berdasarkan surat Direksi No. 112. K/023/DIR 1996, tanggal 18
November 1996 tentang Unit Pelaksana PT. PLN (Persero) Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan pada tanggal 01 Januari 1997,
dibentuk unit Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran
Sumatera Bagian Selatan Sektor Pembangkitan Ombilin.

PLTU Ombilin terdiri dari 2 unit yaitu unit 1 dan unit 2, masing-masing
unit memiliki kapasitas 100 MW. PLTU Ombilin baru beroperasi untuk
pertama kalinya pada tanggal 26 Agustus 1996 untuk unit 1, sedangkan untuk
unit 2 baru beroperasi pada tanggal 15 November 1996. Gardu induk Pada
PLTU Ombilin menggunakan Gas insulated Switchgear ( GIS ) yang
beroperasi lebih awal yakni pada tanggal 1 april 1996.

Pembangunan PLTU Ombilin unit 1 dan unit 2 di daerah Sawahlunto


telah melalui tahapan-tahapan yang standar dan tentunya juga telah
mempertimbangkan beberapa aspek yang menunjang untuk diputuskannya
pembangunan suatu prmbangkit yang sesuai dengan infrastruktur yang ada.
Adapun tahapan pembangunan PLTU Ombilin antara lain dimulai dengan
tahap pasca konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, tahap pasca operasi.
Pada bulan Juli 1993 kunstruksi utama dimulai dan secara bertahap
pembangunan PLTU Ombilin unit 1 dan unit 2 mulai dikerjakan, 3 (tiga)
tahun kemudian yaitu pada bulan Juli 1996,unit 1 beroperasi disusul pada
tahun yang sama yaitu pada bulan November 1996 PLTU unit 2 kemudian
beroperasi, sedangkan PLTU itu sendiri dimungkinkan dapat beroperasi
selama ± 30 tahun.

Tenaga listrik yang dihasilkan PLTU Ombilin melalui generator dengan


tegangan 11,5 kV dinaikan menjadi 150 kV melalui trafo utama. Kemudian
disalurkan melalui taringan tegangan tinggi 150 kV yang terhubung ke sistem
interkoneksi Sumbagsel, Sumbagteng yang dikendalikan oleh Pusat
Penyaluran dan Pengaturan Beban Sumatera (P3BS).

Total energi yang diperoleh PLTU Ombilin pada tahun 2001 adalah :

1. Produksi energi listrik adalah 849.790 MW

2. Pemakaian batu bara adalah 371.895 ton

3. Pemakaian solar adalah 3.663.961 liter

Dengan demikian kapasitas terpasang PLTU Ombilin 2 x 100 MW yang


akan melayani sistem kelistrikan Sumbar Riau melalui sistem interkoneksi
(sistem ring) 150 KV.

2.2 Peralatan Utama PLTU Sektor Ombilin


Peralatan utama PLTU Ombilin secara umum dibagi beberapa bagian, yaitu:
1. Boiler
Boiler adalah station untuk melakukan proses pemanasan yang akan
merubah air menjadi uap. Boiler memiliki beberapa peralatan bantu,
yaitu :
Economizer berfungsi untuk meningkatkan temperatur air ( pemanasan
awal) sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya di alirkan ke steam
drum, komponen ini berada dalam boiler yang terdiri dari rangkaian pipa-
pipa (tubes) yang menerima air dari inlet.
Sumber panas yang diperlukan oleh alat tersebut berasal dari gas buang
dalam boiler. Air mengalir dalam pipa–pipa, sementara di luar mengalir
gas panas yang berasal dari hasil p embakaran boiler. Selanjutnya steam
panas tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan air sehingga
temperaturnya meningkat.
2. Precipitator, stack
Batubara yang dibakar akan menghasilkan Burning carbon dioxide
(CO2), sulphur dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx). Gas – gas ini
dikeluarkan dari Boiler. Bottom ash atau abu yang lebih tebal / berat yang
terbuat dari serpihan coarse dijatuhkan ke bawah Boiler dan masuk ke silo
untuk dibuang. Fly ash atau abu yang sangat ringan terbawa oleh gas
panas di dalam Boiler. Fly Ash ini dtangkap oleh electrostatic precipitator
( ESP ) sebelum gas buang terbang ke udara melalui cerobong asap (
Stack / Chimney ). ESP berfungsi sebagai filter udara yang menyaring
atau menangkap 99.4% fly ash.
3. Turbin
Turbin adalah alat yang berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi
energi mekanik. Pada PLTU Ombilin yang digunakan adalah turbin uap
(steam turbin), memiliki sudu-sudu 20 tingkat. Sudu-sudu pada turbin ini
terdiri dari sudu tetap dan sudu gerak. Turbin uap ini juga dilengkapi
dengan 2 (dua) Main Stop Valve dan 4 (empat) Governor Valve.
Spesifikasi Steam Turbin di PLTU Ombilin adalah sebagai berikut :
Jenis : Condensing turbin, silinder tunggal, poros tunggal,
non reheat dan mempunyai kemampuan operasi dengan 5 jenis
pemanasan pendahuluan (Regenerative Feed Heating System).
Type/tingkat : impuls/ 20 tingkat
Daya : 100 MW
Daya maksimum : 110 MW dalam kondisi throttle valve terbuka
lebar (VWO ) dan 5% over pressure.
Data kondisi guarantee output :
Tekanan uap : 100 bar
Suhu uap : 510oC
Enthalpy : 3400 KJ/ Kg
Jumlah uap : 373,4 T/ hr
Tekanan condenser : 0,091 bar
Kecepatan putar poros : 3000 rpm
Pabrik : GEC ALSTHOM Rateu La Courneuve
Tipe : TC 114 MV 140
Tekanan uap keluar : 96 mbar
4. Generator
Generator merupakan peralatan yang dapat mengubah energi mekanik
menjadi energi elektrik. Pada PLTU Ombilin ini generator yang
digunakan adalah generator sinkron yang mempunyai 2 buah kutub.
5. Kondensator
Air pendingin dialirkan ke dalam pembangkit dan disirkulasikan melalui
pipa – pipa di dalam kondensor, yang digunakan untuk mendinginkan uap
yang berasal dari turbin. Air pendingin yang bisa diambil dari air laut
akan mendinginkan uap panas sehingga berubah menjadi air murni
kembali dan disirkulasikan kembali ke Boiler untuk dipanaskan menjadi
uap dan memutar turbin. Air pendingin yang diambil dari laut sekarang
menjadi hangat karena adanya pertukaran panas di dalam kondensor,
dibuang kembali ke sungai.
6. Subtation, Transformer
Listrik yang dihasilkan oleh generator biasanya mempunyai tegangan
6,000 Volt atau 11,000 Volt akan dinaikan tegangannya menjadi 150,000
Volt ( 150kV ) atau 500,000 Volt ( 500kV ) melalui transformer sesuai
system kelistrikan di Indonesia dan dialirkan ke Gardu Induk ( substation
) untuk didistribusikan. Kenaikan tegangan tersebut diperlukan untuk
keperluan pendistribusian hingga ratusan kilometer ke wilayah lain
melalui jaringan transmisi. Untuk penggunaan sehari – hari ataupun
industri, tegangan tinggi tersebut akan diturunkan kembali melalui
transformer menjadi 380 Volt ( phasa ke phasa ) atau lebih dikenal 220
Volt ( phasa ke netral ).
7. Sistem kelistrikan
PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin
mempunyai dua unit pembangkit dengan kapasitas terpasang 2 x 100 Mw.
Sistem kelistrikan di PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor
Pembangkitan Ombilin menurut tegangan yang digunakan, yaitu :
1. Sistem 150 KV
2. Sistem 6 KV
3. Sistem 380 V
4. Sistem 220 V
5. Sistem Uninteruptable power suply (UPS) 220 V
6. Sistem 48 V DC
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proses Konversi Energi di PLTU OMBILIN


Pada proses konversi eneergi di PLTU Ombilin terdapat beberapa proses
yang menjadi pekerjaan karyawan perusahaan. PLTU Ombilin ini
menghasilkan listrik sebesar 2 x 100 MW. Untuk disalurkan ke konsumen
seperti perusahaan industri dan perumahan melalui beberapa rangkaian
pekerjaan, yaitu:
1. Batubara pada stockpile di angkut menggunakan belt conveyor menuju
crusher dam menjadi ukuran 200 mesh.
2. Batubara yang telah menjadi ukuran 200 mesh di hembuskan ke dalam
boiler untuk di bakar dan memanaskan air dalam Boiler drump
3. Air yang terdapat di dalam boiler drump di panaskan dan menjadi uap
yang di arahkan ke dalam turbin,
4. Dalam turbin uap akan menghasilkan energi panas yang akan di ubah
menjadi energi mekanik untuk menggerakkan poros pada generator, lalu
uap itu akan mejadi Air kembali melalui proses kondensasi dan air itu
akan tertampung ke condisioner.
5. Generator yang berputar akan menghasilkan energi mekanik yang akan di
ubah menjadi energi listrik bertegangan tinggi dan akan di sesuaikan oleh
travo yang tersedia dan mengatur watt sesuai kebutuhan industri dan
perumahan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari kehiatan kuliah lapangan yang telah dijalani mahasiswa dapat
banyak mempelajari banyak ilmu yang berada di PT.PLN. dengan mengambil
data yang di tugaskan untuk memenuhi syarat dari kunjungan lapangan.
Mahasiswa dapat mengetahui pemanfaatan batubara pada kinerja listrik yang
di gunakan pada rumah-rumah, lalu mahasiswa dapat mencari dan mengalli
ilu tentang konversi tenaga listrik dari awalnya batu bara menadi listrik.
semua data yang didapatkan pada saat kuliah lapangan tercantum dalam
laporan ini. Semoga pembaca dapat memanfaatkan laporan ini sebagai bahan
ajar dan ilmu yang didapat, dapat di gunakan didalam dunia kerja.

5.2 Saran
Dari kujungan lapangan di PT.PLN Ombilin terdapat kejangalan dari
sistem lingkungan yang terlihat di sekeliling perusahaan yaitu abu batubara
yang kurang pemanfaatannya untuk di industrilainnya, seharunya agar tidak
mencemarkan lingkungan abu batubara di manfaatkan untuk industrilainnya
seperti pembuatan semen dan di jual ke prusahaan yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Alsthom, Gec. 1995. ”Excitation Regulation Cubicle”. PT. PLN (PERSERO)


Pembangkitan Ombilin.

Alsthom, Gec. 1995. ”Generator”. PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Ombilin.

Arismunandar, A dan Kuwahara. 1991. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik.


Jakarta : Pradnya Paramita.

Kadir, Abdul. 1999. Mesin Sinkron. Jakarta: Djambatan.

Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga

Rici Afrianto. 2012. LAPORAN KERJA PRAKTEK di PT. PLN (Persero)


SEKTOR PEMBANGKITAN OMBILINSISTEM EKSITASI
GENERATOR

Rijono, Yon. 1997. Dasar Teknik Tenaga Listrik. Yogyakarta: Andi Offset.

Sumanto. 1992. Mesin-Mesin Sinkron. Yogyakarta: Andi Offset.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai